Uji Statistik t Pengujian Hipotesis

akan semakin besar pula aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan semakin transparan dalam mengungkapkan kinerja perusahaan kepada pihak luar, dengan demikian perusahaan semakin mudah mendapatkan pinjaman karena semakin dipercaya oleh kreditur. Hasil penelitian yang dilakukan Lopez dan Francisco 2008 menunjukkan hasil yang seragam dimana ukuran perusahaan berpengaruh secara positif signifikan terhadap tingkat hutang perusahaan. Tabel 4.10. Kesimpulan Pengujian Hipotesis Hipotesis Uraian Nilai sig. Kesimpulan B Ha1 Risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan 0,046 Ha1 ditolak 0,016 Ha2 Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan 0,943 Ha2 ditolak -0,019 Ha3 Struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan 0,001 Ha3 ditolak -0,302 Ha4 Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan 0,816 Ha4 ditolak 0,001 Ha1 : Risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hipotesis 1 bertujuan untuk mengetahui apakah risiko bisnis business risk mempengaruhi hutang perusahaan. Pada tabel 4.9. dapat dilihat bahwa resiko bisnis Brisk mempunyai nilai signifikan sebesar 0,046 dengan nilai kofisien berpengaruh positif sebesar 0,016. Hasil ini berbeda dengan bangunan hipotesis yang mana resiko bisnis berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 yang menyatakan resiko bisnis berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan ditolak. Risiko bisnis menggambarkan adanya ketidakpastian atas proyeksi pendapatan di masa mendatang jika perusahaan menggunakan hutang. Semakin tinggi risiko bisnis, maka probabilitas terjadinya financial distress juga semakin tinggi. Ini dikarenakan earning yang tidak menentu akan menyebabkan arus kas masuk yang juga tidak menentu. Dan jika ternyata perusahaan rugi atau arus kas yang masuk tidak mencukupi untuk membayar beban bunga, maka perusahaan dapat bangkrut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulianti 2010 mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hasil penelitian ini menjelaskan ke arah positif signifikan yang mana artinya semakin tinggi risiko yang dihadapi maka perusahaan akan cenderung untuk menggunakan hutang yang besar. Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan. Penelitian ini menggunakan teori “High Risk High Return” yang artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada resiko yang lebih besar pula. Volatilitas atau pergerakan naik-turun nilai hutang secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika nilai hutang bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar. Hasil penelitian ini sejalan dengan Eugene F. Fama dan Kenneth R. French,1993. Ha2 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hipotesis 2 bertujuan untuk mengetahui apakah profitabilitas mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan. Pada tabel 4.9. dapat dilihat bahwa Profitabilitas ROA mempunyai nilai signifikan sebesar 0,943 dengan nilai kofisien berpengaruh negatif sebesar -0,019. Hasil ini sama dengan bangunan hipotesis yang mana resiko bisnis berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 yang menyatakan Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan ditolak. “Semakin tinggi hasil persentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham” Agnes Sawir, 2001:13. Semakin tinggi persentase Debts Ratio maka hal tersebut akan berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membayar pinjaman pokok dan bunga pinjaman yang tentunya juga tinggi. Profitabilitas merefleksikan laba untuk pendanaan investasi. Berdasarkan pecking order theory, pilihan pertama dalam pendanaan adalah dengan menggunakan laba ditahan, baru kemudian menggunakan hutang dan ekuitas. Oleh karena itu terdapat hubungan negatif antara profitabilitas perusahaan dengan hutang Masdupi, 2005 dalam Yeniatie dan Destriana, 2010. Hasil ini konsisten juga konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harjanti dan Tandelilin, 2007. Ha3 : Struktur Aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hipotesis 3 bertujuan untuk mengetahui apakah struktur aset mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan. Pada tabel 4.9. dapat dilihat bahwa struktur aset TA mempunyai nilai signifikan sebesar 0,001 dengan nilai kofisien berpengaruh negatif sebesar -0,302. Hasil ini berbeda dengan bangunan hipotesis yang mana struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 yang menyatakan struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan ditolak. Stuktur aset berhubungan dengan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan jaminan yang lebih fleksibel akan cenderung menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan yang struktur asetnya tidak fleksibel. Menurut Adrianto dan Wibowo 2007, aset tetap yang semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan akan meningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan utang. Hasil penelitian ini menjelaskan ke arah negatif signifikan yang mana artinya aset tetap yang besar menunjukan kemampuan perusahaan memberikan jaminan yang lebih tinggi namun akan menurunkan penggunaan hutang, hal ini menunjukkan bukti hubungan negatif dengan utang jangka pendek. Sementara itu, perusahaan yang sebagian besar dari aktiva nya adalah aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya melalui utang jangka pendek, hasil penelitian ini sejalan dengan Cassar and Holmas, 2003 dan Van Der Wijst and Thurik, 1993. Ha4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang Hipotesis 4 bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran perusahaaan size mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan. Pada tabel 4.9. dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan SIZE mempunyai nilai signifikan sebesar 0,816 dengan nilai kofisien berpengaruh positif sebesar 0,001. Hasil ini sama dengan bangunan hipotesis yang mana ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 yang menyatakan struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan ditolak. Semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan semakin transparan dalam mengungkapkan kinerja perusahaan kepada pihak luar, dengan demikian perusahaan semakin mudah mendapatkan pinjaman karena semakin dipercaya oleh kreditur. Namun kondisi ini belum tentu digunakan perusahaan besar untuk meningkatkan penggunaan hutang sebagai sumber pendanaannya. Ukuran perusahaan yang besar mencerminkan tingginya aktivitas operasi suatu perusahaan yang berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan besar pula. Kondisi ini tentunya akan memberikan keleluasaan bagi perusahaan besar untuk menggunakan pendanaan dari internal yaitu laba ditahan. Hasil penelitian yang dilakukan Homaifar dan Zietz et al 1994, Lopez dan Francisco 2008 menunjukkan hasil yang seragam dimana ukuran perusahaan berpengaruh secara positif signifikan terhadap tingkat hutang perusahaan. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang ada di Indonesia yaitu penelitian Euis dan Taswan, 2002, Nisa Fidyati, 2003, Santika dan Kusuma, 2002 serta Muliyanti, 2010.

4.3.3. Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah permodelan yang dibangun memenuhi kriteria fit atau tidak. Uji F dapat mendeteksi bagaimana pengaruh regresi antara variabel dependen dengan seperangkat variabel independen.Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen risiko bisnis, profitabilitas, Struktur Aset dan ukuran perusahaan secara bersama-sama simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen kebijakan hutang. Jika nilai signifikan α 5 berarti secara bersama-sama variabel independent tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan α 5 berarti secara bersama-sama variabel dependen mempunyai pengaruh terhadap variabel independen. Tabel 4.10. Hasil F Test ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,282 4 ,071 3,377 ,012 a Residual 2,027 97 ,021 Total 2,309 101 a. Predictors: Constant, SIZE, BRISK, ROA, TA b. Dependent Variable: DAR Uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 3,377 dengan tingkat sig 0,012. Maka signifikansi 0,012 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen Resiko bisnis, Profitabilitas, Struktur aset dan Ukuran perusahan terhadap variabel dependen kebijakan hutang. ✁

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh terhadap risiko bisnis business risk, profitabilitas, struktur aset dan ukuran perusahaan firm size terhadap kebijakan hutang perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, penelitian ini menyimpulkan nilai signifikan Resiko Bisnis Brisk yang memiliki pengaruh. 2. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai signifikan Profitabilitas ROA yang tidak memiliki pengaruh. 3. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai signifikan Struktur Aset TA yang memiliki pengaruh. 4. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai signifikan Ukuran Perusahaan Size yang tidak memiliki pengaruh. ✂

5.2. Keterbatasan

Terdapat beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian ini, yaitu: 1. Sampel yang digunakan sedikit, karena sedikitnya rentang waktu periode pengamatan, yaitu dari tahun 2011 hingga 2013. 2. Pemilihan sampel penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang bergerak pada sektor Property and Realestate saja sehingga belum dapat digunakan untuk menggeneralisasi hasil penelitian untuk sektor selain sektor tersebut 3. Untuk variabel yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan hanya menggunakan 4 variabel, yaitu risiko bisnis, profitabilitas, struktur aset dan ukuran perusahaan. Padahal masih banyak variabel yang dapat digunakan dan mempengaruhi kebijakan hutang, dan dimana hal ini akan digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagi investor and kreditur.

5.3. Saran

Bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan sebaiknya mempertimbangkan beberapa saran di bawah ini demi hasil penelitian yang lebih baik dan lebih akurat, yaitu: 1. Penelitian selanjutnya hendaknya memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun amatan dan juga memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian yang akan datang. 2. Variabel-variabel yang diteliti untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih bervariasi lagi sehingga lebih membantu para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan. Beberapa variabel yang tidak