Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG
PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
BIAS KALISWA SEMBIRING 100502166
PROGRAM STUDI STRATA – 1 MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(2)
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari faktor-faktor se perti struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dengan menggunakan sampel sebanyak 12 perusahaan dari 16 populasi perusahaan makanan dan minuman selama periode 2010-2013. Variabel penelitian ini terdiri dari kebijakan hutang sebagai variabel terikat dan struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang.
Kata Kunci: Struktur Aset, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Kebijakan Hutang
(3)
ABSTRACT
DETERMINANTS OF FACTORS TO FINANCIAL LEVERAGE IN FOOD AND BEVERAGES INDUSTRY COMPANIES
IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to identify and analyze factors likes asset tangibility, profitability, firm size, and firm age to financial leverage in food and beverage firm in Indonesia Stock Exchange. This study used the secondary data from website of the Indonesia Stock Exchange, www.idx.co.id using 12 of 16 companies in food and beverage during 2010-2013. The variables of this study consisted of financial leverage as dependent variable and asset tangibility, profitability, firm size, and firm age as independent variables. This research used multiple linear regression analysis. The result showed that asset tangibility, profitability, firm size, and firm age simultaneously have significant effect to financial leverage in food and beverage in Indonesia Stock Exchange. The partial test showed that asset tangibility has negative and not significant effect to financial leverage. Profitability has negative and significant effect to financial leverage. Firm size and firm age have positive and not significant effect to financial leverage in food and beverage companies in Indonesia Stock Exchange
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya yang berlimpah
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini peneliti
persembahkan untuk ayahanda Ir. Detny Sembiring, Aht, QIA dan ibunda tercinta Dra. Junita Ginting yang tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non materi dalam
proses pembuatan skripsi ini.
Penulis sadar selama proses penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah
membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti sampaikan rasa hormat dan dengan setulus hati
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof . Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas
(5)
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua
dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univesitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si.,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan
motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Lisa Marlina M.Si., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
7. Abangku tersayang Sony Arapen Sembiring, ST, yang telah banyak membantu
dalam masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
8. Sepupu-sepupuku tersayang Ardiana Pinem, SE., Dedy Ferimon Pinem, ST., Isa
Rimenda Sembiring, ST., dan Patricia Ameta Depari, SE, yang telah memberikan
semangat dan bantuan dalam membuat skripsi ini dan dalam masa perkuliahan.
9. Sahabat-sahabatku tercinta semasa kuliah, Andhika Perangin-angin, Jessica
Sondang Siregar, Lis Sundari, Nur Aisyah Fitri, SE., Purnama Sari Sukatendel,
SE., dan Raissa Nur Verina yang telah banyak membantu, memberi semangat
(6)
10. Teman-Teman Manajemen 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas segala kebaikannya selama masa perkuliahan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan, 27 November 2014
Penulis
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... .... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 9
1.2 Perumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1 Uraian Teoritis ……… 12
2.1.1 Hutang………... 12
2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Hutang……… 14
2.1.3 Kebijakan Hutang……….. 15
2.1.4 Struktur Aset……….. 16
2.1.5 Rasio Profitabilitas………... 17
2.1.6 Ukuran Perusahaan………... 17
2.1.7 Umur Perusahaan………... 18
2.1.8 Teori Kebijakan Hutang……….... 18
2.2 Penelitian Terdahulu……… 21
2.3 Kerangka Konseptual………... 29
2.4 Hipotesis Penelitian………. 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Jenis Penelitian……… 33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian………... 33
3.3 Batasan Operasional………... 33
3.4 Definisi Operasional Variabel………... 34
3.5 Populasi dan Sampel………... . 36
3.6 Jenis Data………... 37
3.7 Metode Pengumpulan Data………. 38
3.8 Teknik Analisis Data………. 38
3.9 Pengujian Hipotesis……….... 39
(8)
3.9.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)……….. 39
3.10 Uji Asumsi Klasik……….. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….. 44
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ……… 44
4.2 Hasil Penelitian ………. 51
4.2.1 Analisis Deskriptif ……….. 51
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ………... 53
4.2.2.1 Uji Normalitas ………... 53
4.2.2.2 Uji Heterokedasitas ………... 55
4.2.2.3 Uji Autokorelasi ……….... 57
4.2.2.4 Uji Multikolinearitas ………. 58
4.2.3 Analisis Persamaan Regresi ………... 59
4.2.4 Pengujian Hipotesis ………... 60
4.2.4.1 Uji Secara Serempak ……….... 60
4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial ………. 62
4.2.4.3 Koefisien Determinasi ……….. 65
4.3 Pembahasan ………... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 69
5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Saran ... 69
(9)
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Halaman
1.1 Total Hutang Perusahaan Makanan dan Minuman
di Bursa Efek 2010 –2012………. 2
1.2 Debt to Equity Ratio, Struktur Aset, Rasio Profitabilitas (BEP),Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Periode 2010 –2012……… 6
2.1 Penelitian Terdahulu……….. 25
3.1 Jumlah Populasi dan Sampel………. 36
3.2 Daftar Sampel Penelitian………... 37
3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan………... 42
4.1 Deskripsi Data Penelitian ………. 52 4.2 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test ………. 55 4.3 Hasil Uji Glejser ………... 56
4.4 Hasil Durbin-Watson Test ………... 57
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ……….. 58
4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ………….. 59 4.7 Hasil Uji F ……….... 61 4.8 Hasil Uji t ………. 62 4.9 Hasil Koefisien Determinasi ……… 64
(10)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual………. 28
4.1 Grafik Histrogram ………. 54 4.2 Normal P-P Plot ……… 54 4.3 Grafik Scatterplot ……… 56
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Judul Halaman
1. Penentuan Target Populasi ... 73
2. Data Variabel Struktur Aset, Profitabilitas Ukuran, Umur Perusahaan, dan Kebijakan Hutang... 74
3. Hasil Statistik Deskriptif ... 77
4. Pengujian Hipotesis ... 78
(12)
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari faktor-faktor se perti struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dengan menggunakan sampel sebanyak 12 perusahaan dari 16 populasi perusahaan makanan dan minuman selama periode 2010-2013. Variabel penelitian ini terdiri dari kebijakan hutang sebagai variabel terikat dan struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang.
Kata Kunci: Struktur Aset, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Kebijakan Hutang
(13)
ABSTRACT
DETERMINANTS OF FACTORS TO FINANCIAL LEVERAGE IN FOOD AND BEVERAGES INDUSTRY COMPANIES
IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to identify and analyze factors likes asset tangibility, profitability, firm size, and firm age to financial leverage in food and beverage firm in Indonesia Stock Exchange. This study used the secondary data from website of the Indonesia Stock Exchange, www.idx.co.id using 12 of 16 companies in food and beverage during 2010-2013. The variables of this study consisted of financial leverage as dependent variable and asset tangibility, profitability, firm size, and firm age as independent variables. This research used multiple linear regression analysis. The result showed that asset tangibility, profitability, firm size, and firm age simultaneously have significant effect to financial leverage in food and beverage in Indonesia Stock Exchange. The partial test showed that asset tangibility has negative and not significant effect to financial leverage. Profitability has negative and significant effect to financial leverage. Firm size and firm age have positive and not significant effect to financial leverage in food and beverage companies in Indonesia Stock Exchange
(14)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menimbulkan persaingan yang
ketat antar perusahaan. Perusahaan berlomba-lomba untuk melakukan inovasi
produk, teknologi dan sumber daya manusia agar memiliki keunggulan untuk dapat
bersaing di dunia bisnis. Untuk memiliki keunggulan bersaing tersebut, perusahaan
harus memiliki modal yang cukup besar agar dapat membiayai kegiatan operasional
perusahaan tersebut yaitu dengan cara memperoleh pendanaan tambahan. Kebijakan
pendanaan tersebut dapat diperoleh dari sumber internal dan eksternal. Sumber
modal internal dapat diperoleh dari laba yang ditahan sedangkan modal eksternal
dapat diperoleh dari hutang. Salah satu sumber modal yang sering digunakan oleh
perusahaan adalah hutang. Hutang merupakan tambahan dana yang dipinjam dari
pihak ke tiga atau investor.
Kebijakan hutang adalah salah satu keputusan dari manajer untuk mendapatkan
tambahan pendanaan yang berasal dari pihak bank atau investor guna membiayai
kegiatan operasional perusahaan agar dapat berjalan sesuai rencana bisnis
perusahaan. Para kreditur atau pemberi pinjaman dapat memberikan pinjaman kepada
perusahaan dengan dua pilihan hutang antara lain: hutang jangka pendek dan hutang
(15)
kurang satu tahun oleh peminjam sedangkan hutang jangka panjang merupakan
hutang dengan jangka waktu pelunasan lebih dari satu tahun.
Keputusan dari pemilihan jenis hutang tergantung dari kemampuan perusahaan
sendiri. Semakin lama jangka waktu hutang yang digunakan dan jumlah hutang yang
besar maka akan semakin banyak juga risiko yang terjadi seperti kenaikan tingkat
bunga, kenaikan kurs bunga dan sebagainya sehingga dapat mengakibatkan semakin
banyaknya jumlah hutang harus dibayar kepada kreditur dan juga bisa mengakibatkan
perusahaan masuk ke dalam krisis (financial distress).
Beberapa perusahaan yang termasuk dalam kelompok perusahaan makanan dan
minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010–2012 menggunakan hutang sebagai dana tambahan perusahaan. Jumlah hutang yang digunakan perusahaan
berbeda–beda setiap tahunnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1
Total Hutang Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2010–2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
No. Nama Perusahaan
2010 2011 2012
Hutang Ekuitas Hutang Ekuitas Hutang Ekuitas
1 ADES 224.615 99.878 190.302 125.746 179.972 209.192
2 SKLT 81.070 118.301 91.337 122.900 120.263 129.482
3 MYOR 2.358.692 1.991.294 4.175.176 2.424.669 5.234.655 3.067.850
4 CEKA 201.933 444.140 444.700 490.065 670.149 570.691
5 MLBI 541.717 308.752 418.302 405.058 564.289 463.402
6 STTP 665.714 471.221 690.545 530.268 822.195 329.853
(16)
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perusahaan Akasha Wira Tbk (ADES)
pada tahun 2010 menggunakan hutang sebanyak Rp. 224.615 juta dan ekuitasnya
berjumlahRp. 99.878 juta. Pada tahun 2011 jumlah hutang menurun menjadi 190.302
juta dan jumlah ekuitas meningkat menjadi Rp. 125.746 juta.Tahun 2012 penggunaan
hutang menurun kembali menjadi Rp 179.972 juta dan ekuitas Rp 209.142 juta.
Dapat disimpulkan bahwa jumlah penggunaan hutang dan pertumbuhan ekuitas di
perusahaan ini berfluktuasi.
Pada tahun 2010 penggunaan hutang di perusahaan Sekar Laut Tbk (SKLT)
sebanyak Rp. 81.070 juta dan ekuitasnya sebesar Rp. 118.301 juta. Pada tahun 2011
jumlah hutang meningkat menjadi Rp. 91.337 juta dan jumlah ekuitas meningkat
menjadi Rp. 122.900 juta. Pada tahun 2012 jumlah hutang meningkat kembali
menjadi Rp. 120.263 juta dan ekuitas yang meningkat menjadi Rp. 129.482 juta.
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini lebih banyak menggunakan modal sendiri
daripada hutang dapat dilihat dari pertumbuhan modal yang lebih besar jumlahnya
daripada penggunaan hutang.
Pada tahun 2010 perusahaan Mayora Indah Tbk (MYOR) menggunakan
hutang sebanyak Rp. 2.358.692 juta dan ekuitas sebanyak Rp. 1.991.924 juta. Pada
tahun 2011 penggunaan hutang meningkat menjadi Rp 4.175.176 juta dan ekuitas
yang meningkat menjadi Rp. 2.424.669 juta. Tahun 2012 jumlah hutang meningkat
menjadi Rp. 5.234.655 juta dan ekuitas yang meningkat menjadi Rp. 3.067.850
juta.Dapat disimpulkan bahwa perusahaan Mayora Indah Tbk menggunakan lebih
(17)
Pada tahun 2010 perusahaan Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) menggunakan hutang
sebanyak Rp. 541.717 juta dan ekuitas sebanyak Rp. 308.752 juta. Pada tahun 2011
mengalami penurunan penggunaan hutang menjadi Rp. 418.302 juta dan peningkatan
pada ekuitas menjadi Rp. 405.058 juta.Tahun 2012 mengalami peningkatan hutang
menjadi Rp. 564.289 juta dan ekuitas meningkat menjadi Rp. 463.402 juta.Dapat
disimpulkan bahwa perusahaan ini menggunakan lebih banyak hutang daripada
ekuitas.
Pada tahun 2010 perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
menggunakan hutang sebanyak Rp. 665.714 juta dan ekuitas sebanyak Rp. 471.221
juta. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan pada hutang menjadiRp 690.545 juta
dan ekuitas meningkat menjadi Rp. 530.268 juta.Tahun 2012 mengalami peningkatan
menjadi Rp. 822.195 juta dan ekuitas menurun menjadi Rp. 329.853 juta.Dapat
disimpulkan bahwa perusahaan ini menggunakan hutang lebih banyak dari ekuitas
dilihat dari penggunaan hutang yang semakin meningkat tiap tahunnya.
Pada tahun 2010 perusahaan Siantar Top Tbk (STTP) menggunakan hutang
sebanyak Rp. 201.933 juta dan ekuitas sebanyak Rp. 444.140 juta. Pada tahun 2011
penggunaan hutang meningkat menjadi Rp. 444.700 juta dan ekuitas yang meningkat
menjadi Rp. 444.700 juta.Tahun 2012 penggunaan hutang meningkat menjadi Rp.
670.149 juta dan ekuitas meningkat menjadi Rp. 570.691 juta. Dapat disimpulkan
bahwa perusahaan ini menggunakan lebih banyak hutang daripada ekuitas.
Bagi perusahaan sendiri penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
(18)
pendanaan dan kemampuan dalam melaksanakan kewajibannya. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah struktur aset. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Steven dan Lina (2011), struktur aset memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan manufaktur. Struktur aset dapat dijadikan faktor karena dapat
membuktikan bahwa sebuah perusahaan mempunyai aset yang cukup untuk
melaksanakan kewajibannya.
Selain itu, profitabilitas perusahaan bisa dijadikan sebagai salah satu faktor.
Menurut penelitian Steven dan Lina (2011), profitabilitas mempunyai pengaruh
terhadap kebijakan hutang di perusahaan manufaktur. Karena semakin rendah
profitabilitas yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan akan mengalami kesulitan
dan membutuhkan dana eksternal seperti hutang. Sebab biaya-biaya tetap yang terjadi
dalam perusahaan akan terus berjalan, sehingga perusahaan tersebut membutuhkan
dana eksternal untuk membiayai biaya–biaya tersebut.
Demikian juga ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Surya dan Rahayuningsih (2012) ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang di perusahaan non
keuangan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena semakin besar perusahaan
maka penggunaan hutang juga akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan, karena
semakin besar perusahaan maka akses ke pasar modal akan semakin mudah serta
didukung kemudahan kreditur dalam mengakses data internal perusahaan.
Umur perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu faktor.Menurut penelitian
(19)
kebijakan hutang. Semakin rendahnya usia perusahaan maka, perusahaan akan
membutuhkan dana tambahan agar perusahaan mereka dapat berkembang dan dapat
bertahan lama.
Berikut ini adalah data rasio faktor–faktor kebijakan hutang pada perusahaan makanan dan minuman periode 2010 –2012 dapat dilihat pada Tabel 1.2
Tabel 1.2
Debt to Equity Ratio, Struktur Aset, Rasio Profitabilitas (BEP) dan Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Periode 2010 – 2012
No Nama
Perusahaan Periode
DEBT (%) Struktur Aset (%) BEP (%) Ukuran Perusahaan (Rp juta) Umur Perusahaan (Tahun)
1 ADES
2010 69.22 31.10 71.97 324.493 25
2011 60.21 32.46 9.37 299.409 26
2012 46.25 28.16 19.69 476.638 27
2 SKLT
2010 40.66 48.65 30.96 314.145 25
2011 42.63 46.83 3.74 344.435 26
2012 48.15 40.73 4.67 401.724 27
3 MYOR
2010 53.62 33.86 14.97 7.224.164 33
2011 63.26 30.89 9.49 9.453.865 34
2012 63.05 34.42 11.56 1.510.625 35
4 CEKA
2010 63.70 23.19 4.74 718.204 42
2011 50.80 24.64 15.82 1.238.169 43
2012 54.91 19.74 8.15 1.123.519 44
5 MLBI
2010 58.56 46.51 52.25 1.790.164 81
2011 56.56 44.82 55.74 1.858.750 82
2012 71.37 56.67 52.74 1.566.984 83
6 STTP
2010 31,44 49.14 7.00 649.273 23
2011 47,50 62.03 6.45 934.765 24
2012 53,60 52.11 7.45 1.249.840 25
Sumber: IDX (Data Diolah)
Dilihat dari sisi debt to equity ratio perusahaan Akasha Wira Tbk (ADES)
(20)
(SKLT) mengalami fluktuasi, dapat dilihat dari periode 2010-2011 yang mengalami
penurunan tetapi pada tahun 2012 mengalami peningkatan. Perusahaan Mayora Indah
Tbk (MYOR) debt to equity ratio mengalami penuruan pada tahun 2010-2011 dan
tahun 2011-2012 rasionya stabil. Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) mengalami
fluktuasi, pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan dan tahun 2011-2012
mengalami peningkatan. Perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
mengalami fluktuasi, pada tahun 2010-2011 debt to equity ratio mengalami
penurunan dan tahun 2011-2012 mengalami peningkatan. Perusahaan Siantar Top
Tbk (STTP) mengalami kenaikan rasio debt to equity ratio setiap tahunnya.
Dari sisi struktur aset, perusahaan Akasha Wira Tbk mengalami fluktuasi pada
periode 2010-2012.Perusahaan Sekar Laut Tbk mengalami fluktuasi pada struktur
aset periode 2010-2012.Pada periode 2010-2012, perusahaan Mayora Indah Tbk
mengalami fluktuasi. Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk mengalami fluktuasi pada
periode yang sama hal yang sama seperti perusahaan yang lain. Perusahaan Multi
Bintang Indonesia Tbk juga mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012.Struktur
aset perusahaan Siantar Top Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012.
Dari sisi basic earning power, perusahaan Akasha Wira Tbk mengalami
penurunan pada tahun 2010-2012 dan mengalami kenaikan ditahun 2012. Hal yang
sama terjadi juga pada perusahaan Sekar Laut Tbk pada tahun 2010-2012. Perusahaan
Mayora Indah Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Perusahaan Cahaya
(21)
Indonesia Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Perusahaan Siantar Top
Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total penjualan tiap tahunnya. Dari sisi
ukuran perusahaan, perusahaan Akasha Wira Tbk mengalami fluktuasi pada periode
2010-2012.Perusahaan Sekar Laut Tbk mengalami peningkatan penjualan setiap
tahunnya pada periode 2010-2012.Perusahaan Mayora Indah Tbk mengalami
kenaikan penjualan setiap tahunnya pada periode 2010-2012. Perusahaan Cahaya
Kalbar Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Perusahaan Multi Bintang
Indonesia Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Perusahaan Siantar Top
Tbk mengalami kenaikan penjualan pada periode 2010-2012.
Umur perusahaan dapat dilihat dari tahun didirikannya perusahaan tersebut.dari
sisi umur perusahaan, Perusahaan Multi Bintang Indonesia merupakan perusahaan
yang tertua diantara ke enam perusahaan ini. Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk berada
pada posisi ke dua tertua.Perusahaan Mayora Indah Tbk berada pada posisi ke tiga
tertua. Perusahaan Akasha Wira Tbk dan Sekar Laut Tbk berada pada posisi ke empat
dan ke lima. Sedangkan umur perusahaan yang paling muda adalah perusahaan
Siantar Top Tbk.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang kebijakan hutang di perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013 dengan
menggunakan variabel yaitu, struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan
(22)
pengaruh terhadap kebijakan hutang di perusahaan sektor makanan dan minuman.
Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI menjadi
objek penelitian karena makanan dan minuman menjadi suatu kebutuhan pokok untuk
masyarakat luas. Masyarakat membutuhkan makanan dan minuman olahan untuk
menunjang aktivitas sehari–hari mereka. Semakin berkembangnya waktu, teknologi, gaya hidup dan pertumbuhan masyarakat, makanan dan minuman juga mengalami
inovasi yang dibuat guna memudahkan dan memenuhi konsumsi masyarakat.
Perusahaan harus bisa membuat suatu produk makanan dan minuman sehingga
mempunyai nilai dan berguna untuk masyarakat luas, selain itu perusahaan harus
mampu untuk memenuhi permintaan kebutuhan dari konsumennya. Oleh sebab itu,
perusahaan membutuhkan jumlah modal yang besar untuk dapat memenuhinya
antara lain dengan menggunakan hutang sebagai tambahan modal untuk
melaksanakan kegiatan operasionalnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
penulis ingin melakukan penelitiandengan judul “Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kebijakan Hutang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan
masalahnya adalah apakah struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur
perusahaan dapat berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan sektor
(23)
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari
faktor-faktor seperti struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur
perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi perusahaan sektor makanan dan minuman untuk membantu
perusahaan dalam mengambil keputusan kebijakan hutang perusahaan.
2. Bagi Kreditur
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi kreditur untuk memberikan pinjaman atau hutang kepada
perusahaan sektor makanan dan minuman.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan hutang di perusahaan
(24)
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber informasi bagi
calon peneliti yang selanjutnya akan melakukan penelitian yang sama di masa
(25)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Hutang
Menurut Supriyono dan Suparwoto (2000:89) hutang merupakan kewajiban
yang ada pada tanggal neraca untuk meyerahkan sumber–sumber ekonomi, baik berupa kas, aktiva selain kas maupun jasa, pada periode akan datang sebagai akibat
transaksi pada masa lalu.
Utang terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
1. Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek relatif lebih mudah dan cepat diperoleh daripada utang
jangka panjang karena kreditur enggan untuk memberikan pinjaman sebelum
melakukan evaluasi keuangan secara cermat. Penggunaan utang jangka pendek
memiliki beberapa keuntungan: Kecepatan, fleksibilitas, biaya utang yang lebih
rendah (Sartono 2010:395) Jenis-jenis utang jangka pendek antara lain:
a. Beban terutang adalah utang sebagai akibat pengakuan beban pada saat
terjadinya transaksi walaupun belum dibayar. Beban terutang antara lain utang
gaji dan upah, utang bunga, utang pajak, utang sewa dan lain-lain.
b. Wesel Bayar adalah utang wesel yang merupakan kebalikan piutang wesel.
Utang wesel terjadi karena suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan
(26)
pihak tertentu dan pada saat tertentu, biasanya berjangka waktu kurang dari satu
tahun.
c. Kredit Modal Kerja adalah kredit yang diberikan bank untuk keperluan modal
kerja. Keperluan modal kerja mencakup keperluan membayar gaji, membeli
bahan baku, membayar utang usaha, dan lain-lain (Nafirin 2007:342).
2. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang merupakan suatu bentuk perjanjian antara peminjam
dengan kreditur di mana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah tertentu
dan peminjam bersedia untuk membayar secara periodik yang mencakup bunga dan
pokok pinjaman. Utang jangka panjang ini mempunyai tiga karakteristik yaitu: cepat,
fleksibel dan biaya rendah. Ini disebabkan karena pinjaman ini dinegosiasikan
langsung antara peminjam dengan kreditur.Jenis–jenis utang jangka panjang yaitu: a. Utang Obligasi
Utang Obligasi adalah Surat tanda utang yang dikeluarkan oleh
perusahaan sejumlah tertentu dan akan jatuh tempo pada waktu tertentu dan
memberikan pendapatan sebesar bunga tertentu. Jatuh tempo obligasi umumnya
antara 10 sampai 30 tahun, ada juga obligasi yang jatuh tempo antara 7 sampai
10 tahun.
b. Debenture adalah utang jangka panjang tanpa jaminan. Jenis ini tak ubahnya
seperti utang jangka panjang yang diperoleh melalui bank atau perusahaan
(27)
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
Keputusan perusahaan dalam memilih sumber dana selain memerhatikan
dampaknya terhadap profitabilitas, juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain
sebagai berikut (Sudana 2011:162):
1. Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualan relatif tinggi dimungkinkan
untuk dibelanjai dengan menggunakan utang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah, karena keuntungan yang
diperoleh dari peningkatan penjualan tersebut diharapkan masih bisa menutup
biaya bunga utang.
2. Stabilitas Penjualan
Perusahaan yang penjualannya stabil dapat menggunakan utang yang jumlahnya
lebih banyak daripada perusahaan yang penjualannya berfluktuasi. Karena jika
perusahaan yang penjualannya berfluktuasi menggunakan utang yang besar,
maka perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan keuangan.
3. Karakteristik Industri
Karakteristik industri dapat dilihat dari berbagai aspek, misalnya apakah
perusahaan termasuk dalam industri yang padat karya atau industri yang bersifat
padat modal. Perusahaan yang termasuk dalam industry yang tergolong padat
modal sebaiknya lebih banyak menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan
utang, mengingat investasi dalam barang modal membutuhkan waktu yang lebih
(28)
4. Struktur Aktiva
Perusahaan dengan komposisi aktiva lancar yang lebih besar daripada komposisi
aktiva tetap terhadap total aktiva dapat menggunakan utang lebih besar untuk
mendanai investasinya dibandingkan dengan perusahaan yang komposisi aktiva
tetapnya lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar.
5. Sikap Manajemen Perusahaan
Manajer perusahaan yang berani menanggung risiko (agresif) cenderung
mendanai investasi perusahaannya dengan utang yang lebih banyak
dibandingkan dengan manajer perusahaan yang tidak menanggung risiko.
6. Sikap Pemberi Pinjaman
Dewasa ini bank dituntut untuk lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit
kepada nasabah atau lebih dikenal dengan sikap prudential. Hal ini akan
berdampak pada penyaluran kredit yang lebih selektif oleh pihak bank kepada
nasabah, sehingga akan mengurangi kesempatan perusahaan dalam memperoleh
pinjaman dari bank.
2.1.3 Kebijakan Hutang
Kebijakan Hutang adalah Kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaan
untuk mendapatkan pendanaan dari pihak ketiga untuk mendanai operasional
perusahaan. Untuk memperoleh sumber pembiayaan tersebut, perusahaan cenderung
menggunakan hutang sebagai sumber pendanaannya, karena dengan menggunakan
(29)
Menurut Sultera, et al.,(2010) Kebijakan hutang penting bagi perusahaan untuk
mendukung pembentukan struktur modal yang optimal melalui pemilihan komposisi
ketepatan sumber pendanaan. Perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki porsi
hutang besar dalam struktur modal, namun sebaliknya apabila perusahaan
mengunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali maka perusahaan dinilai tidak
dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang dapat meningkatkan operasional
perusahaan (Mamduh,2004) di dalam (Sultera, et al.,2010).
Kebijakan hutang biasanya diukur dengan menggunakan rasio utang (debt
ratio).Rasio utang adalah perbandingan antara utang total dengan aktiva total
(Warsono 2003:239). Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena
semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian
kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan
leverage dalam kondisi lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang
diharapkan. (Brigham and Houston, 2011:143).
2.1.4 Struktur Aset
Struktur aktiva mencerninkan dua komponen aktiva dalam komposisinya yaitu
aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva tetap dalam perusahaan manufaktur digunakan
dalam produksi untuk memperoleh laba. Struktur aktiva menggambarkan jumlah
aktiva tetap sehingga dapat dijadikan jaminan pinjaman jangka panjang (collateral
value of assets). Bila perusahaan yang memiliki proporsi aktiva berwujud lebih
(30)
lebih rendah. Perusahaan akan mengurangi penggunaan hutangnya ketika proporsi
aktiva berwujud meningkat (Sultera et al.,:2010). Struktur aset dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini (Ezoha:2008):
Struktur Aset AsetTotalTetapAset
2.1.5 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan ukuran dalam menghitung kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba. Perusahaan dengan tingkat keuntungan besar memiliki
sumber pendanaan internal yang besar. Profitabilitas yang sering digunakan adalah
profit margin on sales, basic earning power ratio, return on Asset (ROA) dan return on equity( ROE). Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan basic earning power
ratio (BEP) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Aktiva Total
EBIT BEP
2.1.6 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan dan dapat
ditinjau dari jumlah jenis usaha atau skala usaha yang dijalankan. Perusahaan besar
akan membutuhkan dana relatif besar. Oleh karena itu, perusahaan lebih berani
berekspansi dengan menggunakan modal dari pinjaman yang mempunyai beban
tetap (Sultera, et al :2010).Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi
(31)
perusahaan maka akan semakin besar pula aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran
pe-rusahaan juga dapat dikaitkan dengan total penjualan yang dimiliki oleh pepe-rusahaan.
2.1.7 Umur Perusahaan
Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan didirikan.
Perusahaan tua akan lebih dipercayai untuk mendapatkan pinjaman dari pihak ke tiga
(Ezoha:2008). Semakin tua umur perusahaan maka pihak ke tiga akan lebih
mempercayai perusahaan tersebut.
2.1.8 Teori Kebijakan Hutang 1. Pecking Order Theory
Menurut Myers (1984) di dalam Syahyunan (2013:228), pecking order theory
menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan dengan profitabilitas tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah”. Menurut Myers yang dikutip oleh Smart, Megginson, dan Gitman (2004), terdapat skenario urutan dalam memilih
sumber pendanaan, yaitu:
a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau
pendanaan internal daripada pendanaan eksternal.
b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama
kali mulai dari sekuritas yang paling aman.
(32)
d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan
dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan
investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar
tersedia.
Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal.Pecking
order theory menjelaskan urutan pendanaan.Dimana kebutuhan dana ditentukan oleh
investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang
mempunyai tingkat keuntungan tinggi justru mempunyai tingkat hutang relatif kecil.
(Syahyunan, 2013:228).
2. Trade off Theory
Teori trade-off merupakan teori penjelasan struktur modal ditentukan
berdasarkan keseimbangan antara manfaat dan biaya yang ditimbulkan oleh
kebijakan hutang (Laksana: 2009) dalam (Surya dan Rahayuningsih : 2012).Trade
off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa
faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan
(financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efesiensi pasar dan
symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Trade off
theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-off
antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur
(33)
3. Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih principal
(pemilik) menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa untuk
kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa wewenang untuk membuat
keputusan agen. Dalam teori ini Jensen dan Meckling ingin menunjukkan bahwa,
siapa pun yang mengeluarkan biaya pengawasan, biaya tersebut pada akhirnya
ditanggung oleh pemegang saham. Semakin besar kemungkinan biaya pengawasan,
semakin tinggi biaya bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi para
pemegang sahamnya, jika semua hal lainnya dianggap tetap (Horne dan Wachowicz,
2007:244) . Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham adalah dalam
hal pengambilan keputusan pendanaan. Para pemegang saham hanya peduli terhadap
risiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada
portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Sedangkan manajer sebaiknya lebih
peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan (Yeniatie &Destriana, 2010).
4. Asymetric Information Theory
Asymetric Information Theory terjadi karena manajer badan usaha mempunyai
informasi yang lebih tentang kegiatan operasi dan prospek usaha dibandingkan
investor (Sadalia, 2010:138). Implikasi dari teori ini adalah manajer lebih leluasa
(34)
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang faktor–faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan hutang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian tersebut antara lain:
Steven dan Lina (2011) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur”. Dengan menggunakan teknik analisis linier berganda.Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan
hutang (debt ratio).Variabel independen yang digunakan adalah kebijakan dividen,
investasi perusahaan, kepemilikan manajerial, pertumbuhan perusahaan, struktur aset,
ukuran perusahaan, profitabilitas. Hasil dari penelitian ini adalah variabel kebijakan
dividen, struktur aset, dan profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap variabel
kebijakan hutang. Sedangkan variabel investasi perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, ukuran perusahaan dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap kebijakan hutang.
Surya dan Rahayuningsih (2012) melakukan penelitian dengan judul “Faktor– faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Non Keuangan yang
Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia”. Dengan menggunakan teknik analisis linier berganda.Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan hutang. Variabel
independen yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, kebijakan dividen, struktur aset, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan,
risiko bisnis, ukuran perusahaan dan set peluang investasi. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa variabel struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan set
(35)
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, pertumbuhan
perusahaan dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Yeniatie dan Destriana (2010) melakukan penelitian dengan judul “Faktor -faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan uji regresi berganda. Dengan menggunakan kebijakan hutang (debt) sebagai variabel dependen.
Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, struktur aset,
profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan risiko bisnis sebagai variabel independen.
Hasil dari penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
kebijakan dividen, profitabilitas dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap
kebijakan hutang, sedangkan struktur aset dan pertumbuhan perusahaan mempunyai
pengaruh terhadap kebijakan hutang (debt).
Amirya dan Atmini (2008) melakukan penelitian dengan judul “Determinan Tingkat Hutang Serta Hubungan Tingkat Hutang Terhadap Nilai Perusahaan: Perspektif Pecking Order Theory”. Penelitian ini menggunakan metode analisis linier berganda.Variabel dependennya adalah kebijakan hutang dan nilai perusahaan.
Kebijakan dividen, profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan total
aktiva sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas,
kebijakan dividen, pertumbuhan total aktiva mempunyai pengaruh terhadap kebijakan
hutang sedangkan pertumbuhan penjualan tidak mempunyai pengaruh terhadap
(36)
Paydar dan Bardai melakukan penelitian dengan judul “Leverage Behavior of Malaysian Manufacturing Companies a Case Observation of the Industrial Sector’s Companies in Bursa Malaysia”. Penelitian ini menggunakan analisis linier berganda.Variabel dependen yang digunakan adalah debt ratio.menggunakan variabel
tangibility, profitability, liquidity, size, growth and risk variables sebagai variabel
independen. Hasil penelitiannya adalah tangibility berhubungan positif dengan
kebijakan hutang.profitability, dan liquidity signifikan dan berhubungan
negatifterhadap kebijakan hutang. Sedangkan size, growth dan risk variables tidak
signifikan dan berhubungan negatif terhadap kebijakan hutang.
Narita (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kebijakan Hutang”. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Variabel dependen yang
digunakan adalah kebijakan hutang (DER). Variabel independen yang digunakan
adalah ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, return on asset, free cash flow,
dan likuiditas. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
kepemilikan institusional dan free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan
hutang. Return on asset dan likuiditas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Mahvish dan Malik (2012) melakukan penelitian dengan judul “Determinants of Capital Structure–A Study of Oil and Gas Sector of Pakistan”. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Variabel dependen yang digunakan
adalah kebijakan hutang. Variabel independen yang digunakan adalah profitability of
(37)
menunjukkan bahwa variabel profitability tidak berpengaruh terhadap kebijakan
hutang sedangka variabel current ratio, firm size and tangibility of firms berpengaruh
terhadap kebijakan hutang.
Ezeoha (2008) melakukan penelitian dengan judul “Firm Size and Corporate Financial Leverage Choice in A Developing Economy” dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.Variabel dependen yang digunakan adalah firm size,
asset tangibility, profitability and firm age.Variabel independen yang digunakan
adalah financial leverage (total liabilities, long-term debts, and short-term).Variabel
independen yang digunakan adalah firm size, asset tangibility, profitability, and firm
age. Hasil dari penelitian ini adalah perusahaan di Nigerian kebanyakan
menggunakan utang jangka pendek sebagai pendanaan tambahan mereka.Variabel
size, profitability, firm age negatif signifikan terhadap financial leverage. Sedangkan
asset tangibility postif tidak signifikanterhadap financial leverage.
Sultera, et al., (2010) melakukan penelitian dengan judul dengan menggunakan
analisis linier berganda.Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan hutang.
Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, struktur aktiva,
return on asset, current ratio, dan risiko bisnis. Hasil dari penelitian ini adalah
ukuran perusahaan positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel.Struktur
aktiva dan risiko bisnis berpengaruh negativ signifikan terhadap kebijakan
hutang.Return on asset negativ dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
(38)
Ali (2011) melakukan penelitian dengan judul The Determinants of Leverage of
the Listed-Textile Companies in India dengan menggunakan analisis linier
berganda.Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan hutang.Variabel
independen size, growth, NDTS, profitability, and tangibility.Hasil dari penelitian ini
adalah ukuran perusahaan, NDTS, dan tangibility positif signifikan terhadap
leverage. Sedangkan pertumbuhan total aset, dan profitabilitas negatif signifikan
terhadap leverage.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti / Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian 1. Steven dan
Lina / 2011
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur Variabel terikat:Kebijakan hutang (debt ratio) Variabel independen: 1.Kebijakan dividen 2.Investasi perusahaan 3.Kepemilikan manajerial 4.Pertumbuhan perusahaan 5. Struktur aset 6. Ukuran perusahaan 7.Profitabilitas
Analisis linier berganda
1.Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang 2.Struktur aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. 3.Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan hutang.
(39)
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti /
Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Teknik
Analisis Hasil Penelitian 2 Surya dan
Rahayunings ih / 2012
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Variabel dependen yang digunakan adalah : 1. Kebijakan hutang 2. Kepemilikan institusional 3. Kebijakan
dividen 4.Struktur aset 5. Profitabilitas 6.Pertumbuhan perusahaan 7.Profitabilitas 8.Ukuran
perusahaan. 9.Set peluang
investasi
Analisis Linier Berganda
1. Struktur aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. 2.Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang 3. Ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang 4. Set peluang
investasi berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan hutang 3 Yeniatie dan
Destriana / 2010
Faktor - faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel dependen : 1.Kebijakan hutang (debt)
Variabel independen 1. Kepemilikan manajerial 2. Kepemilikan institusional 3.Kebijakan dividen. 4. Struktur aset. 5. Profitabilitas. 6. Pertumbuhan perusahaan 7.Risiko bisnis Analisis linier berganda 1. Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. 2. Struktur aset
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. 3.Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang
(40)
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti / Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian 4 Amirya dan
Atmini (2008 Determinan Tingkat Hutang Serta Hubungan Tingkat Hutang Terhadap Nilai Perusahaan : Perspektif Pecking Order Theory Variabel dependennya adalah 1. Kebijakan hutang dan Nilai perusahaan. Variabel independen : 1. Kebijakan
dividen 2.Profitabilitas 3.Pertumbuhan penjualan 4.Pertumbuhan total aktiva. Analisis linier berganda 1.Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang. 2.Pertumbuhan total aktiva mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang.
5 Paydar dan Bardar
Leverage Behavior of Malaysian Manufacturing Companies a Case
Observation of the Industrial Sector’s Companies in Bursa Malaysia
Variabel dependen yang digunakan adalah 1.Debt ratio.
variabel independen 1.Tangibility, 2Pprofitability, 3.Liquidity, 4.Size, 5.Growth. 6. Risk Analisis linier berganda 1.Tangibility mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang. 2.Profitability mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang. 3.Liquidity mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang.
(41)
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti / Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian 6 Rona Mersi
Narita (2012
Analisis Kebijakan Hutang
Variabel dependen yang digunakan adalah 1.Kebijakan hutang (DER). Variabel
independen yang digunakan adalah
1.Ukuran perusahaan, 2.Kepemilikan institusional. 3.Return on asset.
4.Free cash flow.
5.Likuiditas
Analisis linier berganda
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa :
1.Return on asset
likuiditas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang.
7 Sabir dan
Malik (2012)
Determinants of Capital
Structure – A Study of Oil and Gas Sector of Pakistan
Variabel dependen yang digunakan adalah : 1. leverage of firms.Variabel independen yang digunakan adalah
1.Profitability of firms. 2.Current ratio. 3.Firm size. 4.Tangibility of firms Analisis regresi linier berganda
1.Current ratio
berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
2.Firm size
berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
3.Tangibility of firms
berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
(42)
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti /
Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Teknik
Analisis Hasil Penelitian
8 Abel Ebel
Ezeoha (2008)
Firm Size and Corporate Financial Leverage Choice in A Developing Economy
Variabel dependen yang digunakan : 1.financial leverage ( total liabilities, long-term debts, and short-term). Variabel independen : 1.firm size .2.Asset
tangibility. 3.Profitability. 4 .Firm age
Analisis regresi linier berganda
Hasil dari penelitian ini adalah :
1.Perusahaan di Nigerian kebanyakan menggunakan hutang jangka pendek sebagai pendanaan tambahan mereka. 2.Size negatif
signifikan terhadap
financial leverage.
9 Sultera et al., (2010) Pengaruh Aspek Fundamental dan Risiko Bisnis terhadap Financial Leverage Variabel dependen : 1.Kebijakan Hutang. Variabel independen : 1.Ukuran perusahaan 2. Struktur aktiva 3. Return on
asset. 4. Current ratio.
5. Risiko bisnis
Analisis regresi linier berganda
1.Ukuran perusahaan positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel. 2. Return on asset
negativ dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang.
3. Current ratio
berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan hutang.
10. Ali (2011) The
Determinants of Leverage of the Listed-Textile Companies in India
Variabel dependen : 1.Kebijakan hutang. Variabel independen : 1. Size 2. Growth
3. NDTS,
4. Profitability,
5. Tangibility
Analisi linier berganda
1. Ukuran
perusahaan positif signifikan terhadap leverage.
2. NDTS positif signifikan terhadap leverage.
3. Tangibility positif signifikan
(43)
2.3 Kerangka Konseptual
Struktur aset menggambarkan jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan untuk
dapat dijadikan sebagai jaminan ketika perusahaan ingin menggunakan hutang.
Menurut Brigham dan Houston (2011:188) Perusahaan dimana asetnya memadai
untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak
menggunakan utang. Aset umum dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat
menjadi jaminan yang baik, sementara tidak untuk aset dengan tujuan khusus.
Struktur aset perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan hutang
perusahaan terutama bagi perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah
yang besar. Aktiva tetap tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan oleh manajer
kepada kreditor sehingga manajer dapat memperoleh pinjaman dengan
mudah.Penelitian yang dilakukan oleh Yeniatie dan Destriana (2010) mengatakan
bahwa struktur aset mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan hutang.
Penelitian yang dilakukan oleh Surya dan Rahayuningsih (2012) juga mengatakan
bahwa struktur aset mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Sultera,
et al.,(2010) juga menyatakan bahwa struktur aset mempunyai pengaruh positif
terhadap kebijakan hutang. Steven dan Lina (2011) juga menyatakan hal yang sama.
Dengan demikian struktur aset berpengaruh kebijakan hutang.
Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen
(Syahyunan, 2013:92). Basic Earning Power (BEP) termasuk di dalam rasio
(44)
aset perusahaan, sebelum pengaruh pajak dan leverage. Semakin tinggi profit
diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil penggunaan hutang yang digunakan
dalam pendanaan perusahaan karena perusahaan dapat menggunakan internal equity
yang diperoleh dari laba ditahan terlebih dahulu (Brigham dan Houston, 2012:148).
Apabila kebutuhan dana belum tercukupi, perusahaan dapat menggunakan hutang.
(Yeniatie dan Destriana 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Surya dan
Rahayunungsih pada tahun 2012 mengatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh
terhadap kebijakan hutang. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang.
Besar kecilnya perusahaan sangat berkaitan dengan kemampuan untuk
memperoleh pinjaman dari pihak ketiga. Perusahaan besar yang telah terdiversifikasi,
lebih mudah untuk memasuki pasar modal. Menerima penilaian kredit lebih tinggi
dari bank komersial untuk hutang–hutang yang diterbitkan dan membayar tingkat bunga lebih rendah pada hutangnya. Salah satu alasannya adalah perusahaan lebih
mudah menerima pinjaman karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar
serta tingkat kepercayaan bank juga lebih tinggi Soesetio (2012) di dalam Dennys
Surya dan Deasy Ariyanti Rahayuningsih (2012). Pada penelitianNarita (2012),
mengatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan
hutang.Maka dengan demikian ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Umur perusahaan digunakan untuk mengetahui seberapa lama perusahaan telah
(45)
pihak ke tiga. Jika perusahaan yang telah lama berdiri ingin meminjam, maka pihak
ke tiga akan merasa lebih yakin karena perusahaan tersebut kemungkinan dapat
membayar pinjaman tepat waktu dan aset perusahaan yang dimiliki juga besar. Pada
penelitian Ezoha (2008) bahwa umur perusahaan mempunyai pengaruh terhadap
kebijakan hutang.Maka dengan demikian umur perusahaan berpengaruh terhadap
kebijakan hutang.
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka kerangka
konseptual dari penelitian ini adalah:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka hipotesis penelitiannya adalah : “Struktur aset, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI”.
Struktur Aset (X1)
Profitabilitas (X2) Kebijakan Hutang (Y)
Ukuran Perusahaan (X3)
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif yang berguna untuk mengetahui
pengaruh antara variabel satu dengan variabel lain atau mencari hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan
alamat website www.idx.co.id. 2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai dengan bulan Nopember
2014.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua) jenis, yaitu:
a. Variabel bebas yang terdiri dari: Struktur Aset, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, dan Umur Perusahaan.
b. Variabel terikat yaitu: Kebijakan Hutang.
(47)
a. Data laporan keuangan yang telah diaudit sebelumnya pada perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010– 2013.
b. Data yang terdapat di fact book periode 2010-2013.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat.
Adapun penggunaan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Struktur Aset (X1)
Struktur Aset adalah perbandingan antara aktiva terhadap total aktiva
perusahaan pada akhir periode tertentu. Struktur Aset dihitung dengan
menggunakan rumus (Sultera et al.,2010):
Total Aset Tetap Aset Aset
Struktur
b.
Profitabilitas (X2)Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan,
dengan perhitungan menggunakan salah satu dari rasio profitabilitas yaitu basic
earning power (BEP) untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
(48)
Dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini (Brigham Houston,
2012:148):
TotalAktiva EBIT BEP
c. Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang diukur
dengan skala rasio log total penjualan (Djabid (2007) didalam Surya dan
Ariyanti,2012). Dengan rumus berikut ini:
Size =Log Penjualan
d. Umur perusahaan (X4)
Umur perusahaan menunjukka seberapa lama perusahaan telah berdiriyang
diukur dengan skala rasio log umur (Ezoha:2008). Dengan rumus berikut ini:
Umur Perusahaan = Log Umur
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.Variabel
terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang. Kebijakan
hutang adalah Kebijakan manajemen perusahaan untuk mendapatkan pendanaan
dari pihak ketiga dalam rangka mendanai operasional perusahaan. Variabel
terikat dapat dihitung menggunakan debt ratio, dengan menggunakan rumus
berikut ini (Syahyunan 2013;93):
(49)
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
bergerak di sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia
berjumlah 16 perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa kriteria
dalam pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Kriterianya adalah
seperti berikut ini:
1. Perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor makanan dan minuman telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang
telah diaudit dan memiliki data lengkap selama periode 2010–2013. 3. Perusahaan tidak mengalami kerugian.
4. Perusahaan memperoleh laba periode 2010-2013.
Tabel 3.1
Jumlah Populasi dan Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah Populasi 16
Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap
(4)
Jumlah Sampel 12
Daftar perusahaan di sektor makanan dan minuman yang dijadikan sampel
(50)
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 Akasha Wira International Tbk ADES
2 Cahaya Kalbar Tbk CEKA
3 Delta Djakarta Tbk DLTA
4 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
5 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
6 Mayora Indah Tbk MYOR
7 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
8 Sekar Laut Tbk SKTL
9 Siantar Top Tbk STTP
10 Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk ULTJ
11 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
12 Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, dimana penggunaan data
dalam bentuk angka. Sumber data menurut cara memperoleh datanya menggunakan
data sekunder dan merupakan kumpulan hasil data dari Bursa Efek Indonesia, jurnal,
buku–buku referensi dan internet berhubungan dengan variabel–variabel yang ada di dalam penelitian ini.
(51)
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu dengan
mencari dan mengumpulkan jurnal, buku–buku referensi, informasi lain sesuai dengan penelitian ini, dan data sekunder dari laporan keuangan yang dapat diunduh
dari situs Bursa Efek Indonesia.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier
berganda karena pada penelitian ini peneliti akan melihat ada atau tidak pengaruh dari
setiap variabel bebas terhadap variabel terikat, dan karena menggunakan empat
variabel bebas dan satu variabel terikat dengan menggunakan program software SPSS
(Statistical Product and Service Solutions).
Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + e
Keterangan:
Y = Kebijakan Hutang a = Konstanta
X1 = Struktur Aset
X2 = Profitabilitas (Basic Earning Power) X3 = Ukuran Perusahaan
X4 = Umur Perusahaan
b1 = Koefisien regresi variabel X1 b2 = Koefisien regresi variabel X2
(52)
b3 = Koefisien regresi variabel X3 b4 = Koefisien regresi variabel X4 e = error (tingkat kesalahan)
3.9 Pengujian Hipotesis
3.9.1 Uji secara serempak/simultan (F-test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel–variabel bebas seperti struktur aset, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan
secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu,
kebijakan hutang. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5%
atau 0,05.
Adapun bentuk pengujian sebagai berikut:
a. H0 : b1 =b2 =b3= b4= 0, artinya secara serempak struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap
kebijakan hutang.
b. Ha : minimal satu bi≠ 0, artinya secara serempak struktur aset,profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan hutang.
Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara melihat Fhitung dan Ftabel dengan menggunakan ketentuan berikut ini (Situmorang dan lutfi 2012:156):
Jika Fhitung< Ftabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
(53)
3.9.2 Uji Secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas seperti
struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan secara parsial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu kebijakan hutang.
Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05.
Dengan bentuk pengujian sebagai berikut:
a. H0 : bi = 0, artinya secara parsial struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan hutang.
b. Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima atau Ha ditolak. Jika thitung > ttabel maka Ha diterima atau H0 ditolak.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinieritas.
1. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah distribusi
(54)
bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan..
Uji normalitas memiliki beberapa pendekatan, antara lain : histogram, grafik,
kolmogorv–smirnov.Dengan adanya uji normalitas, hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama
maka disebut dengan homoskedastisitas sedangkan jika varians tidak sama dikatakan
terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dan Lutfi 2012:108). Uji ini dapat dilakukan
dengan cara pendekatan grafik scatterplot, apabila pada grafik scatterplot terdapat
titik–titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk pola dan tersebar dengan baik di atas atau di bawah angka nol maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Situmorang dan Lutfi, 2012:111).
3. Uji Autokorelasi.
Uji Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota
serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deret
waktu) atau ruang (seperti dalam data cross–section). Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode sebelumnya.
(55)
sama lainnya dan juga timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya.Untuk mencari adanya autokorelasi bisa
menggunakan percobaan d dari DurbinWatson dengan kriteria pengambilan
keputusan seperti berikut ini:
Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Keputusan
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du < d < 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif
atau negatif
Tidak ditolak du < d < 4 - du
Sumber : Situmorang dan Lufti (2012 : 126)
4. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas digunakan untuk meneliti adanya hubungan linear yang
sempurna atau eksak diantara variabel–variabel bebas dalam model regresi. Multikolinieritas menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang
sempurna. Jika terdapat kolerasi antara variabel bebas, maka tidak terjadi
multikolinieritas. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF) kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
(56)
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
(57)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
1. Akasha Wira International Tbk (ADES)
PT Akasha Wira International Tbk (dahulu PT Ades Waters Indonesia Tbk) (ADES)
didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Saat ini kegiatan utama ADES adalah bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan serta perdagangan besar produk-produk kosmetika. Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, sedangkan perdagangan produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun 2012. Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran perdana Rp 3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994.
2. Cahaya Kalbar Tbk (CEKA)
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya PT Cahaya Kalbar Tbk) (CEKA) didirikan 03 Februaru 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Induk usaha CEKA adalah Tradesound Investments Limited, sedangkan induk usaha utama CEKA adalah Wilmar
(58)
International Limited, merupakan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan CEKA meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati dan minyak nabati spesialitas, termasuk perdagangan umum, impor dan ekspor. Saat ini produk utama yang dihasilkan CEKA adalah Crude Palm Oil dan Palm Kernel. Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CEKA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juli 1996.
3. Delta Djakarta Tbk (DLTA)
PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tahun 1933. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan hingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. DLTA merupakan salah satu anggota dari San Miguel Group, Filipina. Induk usaha DLTA adalah San Miguel Malaysia (L) Private Limited, Malaysia. Sedangkan Induk usaha utama DLTA adalah Top Frontier Investment Holdings, Inc, berkedudukan di Filipina. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan DLTA yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light” dan “Kuda Putih”. DLTA juga memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku”. Pada tahun 1984, DLTA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DLTA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 347.400 dengan nilai nominal Rp1.000,- per
(59)
saham dengan harga penawaran Rp2.950,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Februari 1984.
4. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02 September 2009 dan
mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Induk usaha dari Perusahaan adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk,
Indonesia, sedangkan induk usaha terakhir dari Perusahaan adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong. Berdasarkan anggaran sasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran Umum Perdana Saham ICBP (IPO)kepada masyarakat sebanyak
1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober 2010.
5. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan
nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Induk usaha dari Perusahaan adalah CAB Holding Limited, Seychelles, sedangkan induk usaha terakhir dari perusahaan adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong. Saat ini, perusahaan memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara
(60)
lain: PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu. Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.
6. Mayora Indah Tbk
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi
secara komersial pada bulan Mei 1978. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan MYOR adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, MYOR menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit serta menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Pada tanggal 25 Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) MYOR kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 1990.
7. Multi Bintang Indonesia (MLBI)
PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 Juni 1929 dengan nama N.V.
(1)
Pengujian Hipotesis
Hasil Uji F (
Anova Test
)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression
491787,429
4
122946,857
4,433
,004
bResidual
1192460,384
43
27731,637
Total
1684247,813
47
a. Dependent Variable: KEBIJAKAN HUTANG
b. Predictors: (Constant), UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET
Hasil Koefisien Determinasi
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.540
a.292
.226
166,52819
a. Predictors: (Constant), UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
STRUKTUR ASET
(2)
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
Grafik Histogram
(3)
Hasil Uji
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
48
Normal Parametersa,b Mean
0E-7
Std. Deviation159,28432920
Most Extreme Differences Absolute,081
Positive
,081
Negative
-,080
Kolmogorov-Smirnov Z
,562
Asymp. Sig. (2-tailed)
,910
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2.
Uji Multikolinearitas
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant)
446,930
119,709
3,733
,001
STRUKTUR ASET
-,153
,121
-,168
-1,270
,211
,941
1,062
PROFITABILITAS-1,031
,271
-,491
-3,812
,000
,992
1,008
UKURAN PERUSAHAAN,006
,013
,064
,481
,633
,943
1,061
UMUR PERUSAHAAN,067
,046
,185
1,431
,160
,986
1,014
b. Dependent Variable: KEBIJAKAN HUTANG(4)
3.
Uji Autokorelasi
Hasil
Durbin-watson Test
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
,540
a,292
,226
166,52819
2,208
a. Predictors: (Constant), UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET b. Dependent Variable: KEBIJAKAN HUTANG
4.
Uji Heterokedastisitas
(5)
Hasil Uji
Glejser
Coefficients
a Model UnstandardizedCoefficients
Standardize
d Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant)
52,258
70,557
,741
,463
STRUKTUR ASET
,080
,071
,170
1,126
,266
,941
1,062
PROFITABILITAS-,138
,159
-,127
-,865
,392
,992
1,008
UKURAN PERUSAHAAN,011
,008
,227
1,508
,139
,943
1,061
UMUR PERUSAHAAN-,001
,027
-,003
-,024
,981
,986
1,014
(6)