Tugas Pokok dan Fungsi
mempunyai tanggung jawab teknis bagi pengembangan sektor UMKM di Kota Bandar Lampung. Pada akhir tahun 2015, para pelaku UMKM akan menghadapi
pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA dan bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh para pelaku usaha dari negara anggota ASEAN. Penyebaran
informasi MEA pada akhir tahun 2015 mendatang juga menjadi tanggungjawab Diskoperindag Kota Bandar Lampung untuk mensosialisasikan hal tersebut.
Upaya tersebut sudah mulai dilakukan oleh Diskoperindag Kota Bandar Lampung kepada para pelaku UMKM di Kota Bandar Lampung. Hal ini sebagaimana yang
dikemukakan oleh Guntari, S.Sos selaku Kepala Bidang UKM Diskoperindag Kota Bandar Lampung, yakni sebagai berikut:
“sosialisai yang dilakukan diantaranya yaitu pada saat pelatihan-pelatihan dijelaskan bahwasanya sebentar lagi kita akan menghadapi katakanlah
pasar global, kita akan bersaing dengan produk-produk dari luar. Karena kan produk dari luar negeri nantinya akan bebas keluar masuk ke kita,
termasuk pengetahuan, tenaga ahlinya dan ilmu pengetahuan mereka sebagai pengusaha, kalo kita gak mampu bersaing tentunya mulai dari
tenaga kerja, produk dan segala macam kita akan ketinggalan dan hanya akan jadi penonton, nah oleh karena itu kita berupaya selain
meningkatkan kemampuan produksi juga meningkatkan kemampuan individunya sehingga kita berharap usaha kita lebih maju dan tenaganya
lebih terampil”
Pernyataan tersebut senada dengan pendapat dari Huznal Yazid,S.H selaku Kepala Bidang Industri Diskoperindag Kota Bandar Lampung, sebagai berikut:
“memang benar di akhir tahun ini, atau katakanlah di tahun 2016 kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, dimana kita akan
bersaing dengan pasar luar negeri, oleh karena itu mutu dari pelaku usaha harus ditingkatkan. Selama ini sosialisasi tentang pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi ASEAN kita sampaikan pada saat pembinaan UMKM. Kalau untuk penyebaran pamflet atau pemasangan spanduk saya
rasa belum karena hal-hal tersebut harus diagendakan dulu, dimasukkan ke dala
m program kerja baru dilaksanakan”
Pernyataan yang serupa juga dikemukakan dari pihak pelaku usaha kecil, yaitu Tia selaku anak dari pemilik usaha keripik pisang Alinda yang pernah mengikuti
pelatihan yang diberikan oleh Diskoperindag Kota Bandar Lampung, mengatakan bahwa:
“saya memang pernah beberapa kali ikut pelatihan-pelatihan yang diadain pemerintah gitu mbak, jadi tau kok, kan pas pelatihan di kasih tau
juga. Yah yang saya inget sih di tahun 2015 persaingan lebih ketat, negara di ASEAN bisa bebas masa
rin ke kita, begitu pula dengan kita” Pendapat lain dikemukakan oleh Aisyah selaku pemilik usaha keripik Arema
Jaya, sebagai pelaku usaha mikro yang mengaku belum mengetahui adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN:
“Kalau pelatihan yang diberikan oleh Diskoperindag saya belum pernah ikut. Selama ini saya belum tau apa itu Masyarakat Ekonomi ASEAN,
pernah denger namanya aja belum pernah mbak, saya taunya cuma ASEAN pas ngajarin anak saya SD dulu. Kalau kaitannya dengan luar
negeri, biarlah itu jadi urusan pemerintah saja, yang penting mah saya tetep jualan”
Sedangkan dari pendapat pelaku usaha menengah, Nova Astria selaku pemilik usaha Keripik Merry 3 mengatakan bahwa:
“informasi mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN saya ketahui dari internet, kalau sosialisasi dari pemerintah khususnya Kota Bandar
Lampung sendiri kurang tau juga yah, biasanya kalau ada informasi- informasi gitu suka disampaikan pada saat pelatihan mb, namun karena
sekarang ini saya sudah tidak pernah ikut jadi saya tidak tahu. Harusnya kalau memang informasi itu penting sebaiknya dipasangkan reklame gitu
biar para pelaku usaha terutama UMKM seperti saya ini jadi lebih memahami apa itu MEA
” Dari pernyataan yang diungkapkan di atas, dapat diketahui bahwa sebenarnya
sudah ada upaya untuk mensosialisasikan pemberlakuan MEA di akhir tahun 2015, namun sosialisasi tersebut hanya disampaikan pada saat pelatihan-pelatihan,
sedangkan pelaku usaha yang mengikuti pelatihan jumlahnya sangat terbatas. Selain itu, belum ada upaya untuk pemasangan spanduk atau disosialisasikan
lewat media elektronik lain.
Namun, meski minim sosialisasi atas pemberlakuan MEA di akhir tahun 2015 mendatang, dari hasil wawancara dengan pelaku UMKM diketahui bahwa para
pelaku usaha baik mikro, kecil ataupun menengah di Kota Bandar Lampung memiliki kesiapan untuk menghadapi Pasar Bebas tersebut, hal tersebut
sebagaimana dikemukakan oleh pelaku UMKM sendiri. Dari pelaku usaha mikro, Sunadi selaku pemilik usaha keripik Nisa, mengatakan bahwa:
“mau gak mau harus siap.Yah yang penting kita tetap menjaga kualitas mutu, sama membuat kemasan lebih menarik. Kalau khawatir sih enggak
karena kan barang yang mereka pasarkan berbeda dengan yang kita jual, tidak mungkin mereka akan ikut jualan keripik seperti kita. Strategi yang
dipersiapkan sih yang pasti dengan tetap menjaga kualitas mutu
” Pendapat serupa juga dikemukakan oleh pelaku usaha kecil, Tia selaku anak dari
pemilik usaha keripik pisang Alinda, mengatakan bahwa: “Kalo ditanya siap atau gak siap yah siap-siap ajalah mb. Sejauh ini sih
belum ada strategi yang khusus, palingan yah seperti kalo ada pemberitahuan dari Dinas mau mengadakan pelatihan kita lebih sering
ikut.”
Sedangkan dari pelaku usaha menengah, Nova Astria pemilik usaha keripik Merry 3, mengatakan bahwa:
“pastinya harus siap yah mb, dan saya sih setuju-setuju aja karena kana Adanya pasar global tersebut akan lebih merangsang dan memotivasi
untuk meningkatkan produksi. Lagipula bermain dipasaran luar negeri menurut saya lebih enak. Kalau untuk strategi, mungkin memperbanyak
variasi rasa, sebenarnya di sini pun kami yang variasi rasanya paling banyak jika dibandingkan dengan pengusaha keripik lain.”