Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik.

25 Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Scientific Kegiatan Aktivtas Belaar Mengamati observasing Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak tanpa dan dengan alat. Menanya questioning Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis; diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri menjadi suatu kebiasaan. Pengumpulan Data experimenting Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data benda, dokumen, buku, experimen, mengumpulkan data. Mengasosiasi associating Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data kategori, menyimpulkan dari hasil analisis data; dimulai dari unstructured-uni structure- multistructure sructure. Mengomunikasikan Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainya. Sumber: Hosnan, 2014: 39 Catatan: Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah: a. Menyediakan sumber belajar, b. Mendorong siswa berinteraksi dengan sumber belajar menugaskan, c. Mengajukan pertanyaan agar siswa memikirkan hasil interaksinya, d. Memantau persepsi dan proses berpikir siswa serta memberikan scaffodling, e. Mendorong siswa berdialog berbagi hasil pemikiranya, f. Mengkonfirmasi pemahaman yang diperoleh, dan g. Mendorong siswa untuk merefleksikan pengalaman belajarnya.

2.3.3 Penilaian Autentik dalam Kurikilum 2013

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin: 1 perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, 2 pelaksanaan 26 penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan 3 pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Standar penilaian pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolahmadrasah. Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik authentic assessment. Menurut Kunandar 2013: 35 “penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi SK atau Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD. Dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaiaan melalui tes mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja, menuju penilaian autentik mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Pada penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik berarti keaadaan yang sebenarnya yaitu kemampuan atau keterampilan yaang dimiliki oleh peserta didik. Misalnya peserta didik diberi tugas proyek untuk melihat 27 kompetensi peserta didik. Pada penilaian autentik guru melakukan penilaian tidak hanya pada penilaian level KD, tetapi juga kompetensi inti atau SKL. Ciri-ciri penilaian autentik menurut Kunandar 2013: 38 adalah sebagai berikut: 1 Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja performance dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik. 2 Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. 3 Menggunakan berbagai cara dan sumber. 4 Tes hanya salah satu alat pengumpul data. 5 Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. 6 Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya kuantitas. Sedangkan karakteristiknya authentic assessment menurut Kunandar 2013: 39 adalah sebagai berikut: 1 Bisa digunakan untuk formatif atau sumatif. 2 Mengukur keterampilan dan performansi, bukan fakta. 3 Berkesinambungan bukan terintegrasi. 4 Dapat digunakan sebagai feedback. Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi didik dalam penilaian autentik adalah Proyek atau Penugasan dan Laporannya, Hasil Tes Tertulis, Portofolio, Pekerjaan Rumah, Kuis, Karya Peserta Didik, Presentasi, Demonstrasi, Laporan, Jurnal, Karya Tulis, Kelompok Diskusi dan Wawancara. 28

2.4 Bahan Ajar

2.4.1 Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan pendidikinstruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan pendidikinstruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis mau pun tidak tertulis National Center for Competency Based Training dalam Majid, 2007: 174. Menurut Depdiknas 2008: 6, “bahan ajar merupakan seperangkat materisubstansi pembelajaran teaching material yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peran bahan ajar dalam pembelajaran menurut Cunningsworth 2001: 7 adalah penyajian bahan belajar, sumber kegiatan bagi Peserta didikuntuk berlatih berkomunikasi secara interaktif, rujukan informasi kebahasaan, sumber stimulan, gagasan suatu kegiatan kelas, silabus dan bantuan bagi pendidik yang kurang berpengalaman untuk menambahkan kepercayaan diri. Sedangkan menurut Sudjana 2005: 35, bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada peserta didik pada saat berlangsungnya proses belajar mangajar. Melalui bahan ajar ini peserta didik diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain tujuan yang akan dicapai peserta didik diwarnai dan dibentuk oleh bahan ajar. Bahan ajar pada hakekatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. Penggunaan bahan ajar memungkinkan peserta didik dapat