Seismik Refleksi TEORI DASAR

“Setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber bagi gelombang baru”. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi dengan bertambahnya kedalaman Asparini, 2011.

3.2.3 Asas Fermat

“Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya”. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium yang memilikivariasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah Jamady, 2011.

3.3 Trace Seismik

Setiap trace merupakan hasil konvolusi sederhana dari reflektivitas bumi dengan fungsi sumber seismik ditambah dengan noise Russel, 1996. = + 3.2 Dengan = trace seismik, = wavelet seismik, = reflektivitas bumi, dan = noise.

3.4 Koefisien Refleksi RC dan Acoustic Impedance AI

Koefisien Refleksi merupakan gambaran dari bidang batas media yang memiliki perbedaan harga Acoustic Impedance AI. Untuk koefisien refleksi pada sudut datang nol derajat, dapat diketahui menggunakan rumus sebagai berikut: 3.3 Dengan RC = koefisien refleksi, = nilai AI pada lapisan 1, dan = nilai AI pada lapisan 2. Salah satu sifat akustik yang khas pada batuan adalah Acoustic Impedance AI, perbedaan harga Acoustic Impedance AI yang kita dapatkan karena adanya perpaduan kontras densitas dan kecepatan gelombang seismik. Namun karakterisasi reservoar berdasarkan Acoustic Impedance AI saja memiliki keterbatasan dalam membedakan antara efek litologi dan fluida. Nilai Acoustic Impedance AI rendah akibat kehadiran fluida hidrokarbon terkadang dianggap sebagai Acoustic Impedance AI rendah akibat efek litologi.

3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Gelombang Seismik

Sifat fisis batuan akan mempengaruhi perilaku penjalaran suatu gelombang di dalam batuan.

3.5.1 Litologi

Perbedaan litologi akan mempengaruhi nilai dari kecepatan gelombang sesimik. Secara umum litologi dengan nilai kecepatan gelombang seismik dari yang paling rendah ke yang paling tinggi berturut-turut adalah: batubara, lempung, batupasir, gamping, dan dolomit.