Pengawasan Internal Gaji Dan Upah Pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Kisaran

(1)

TUGAS AKHIR

PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG KISARAN

OLEH : MAYA SEPTIANA

062102087

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmad dan hidayah-Nya serta shalawat beriring salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan meneliti “ PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG KISARAN”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Peneliti dengan tulus ikhlas mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga selesainya Tugas Akhir ini. Karena tanpa adanya bantuan dari semua pihak mungkin peneliti akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Melalui lembaran ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak, selaku pembimbing yang telah

membantu peneliti dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penelitian Tugas Akhir ini.


(5)

4. Bapak Ahnudin selaku Pimpinan Cabang AJB Bumiputera 1912 Cab Kisaran dan Bapak H. Sudartoyo yang telah memberikan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Ucapan terima kasih peneliti ucapkan untuk (Alm) Ayahanda H.Ismail yang semasa hidupnya telah memberikan kasih sayang serta dorongan yang sangat berarti bagi peneliti, juga untuk Ibunda tercinta Hj.Yusriana yang dengan kesabaran dan kasih sayangnya telah mengobarkan semangat peneliti mulai dari persiapan hingga selesainya Tugas Akhir ini. Semoga Allah SWT melimpahkan taufik dan hidayahnya-Nya, kepada kita semua, amin.

Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian Tugas Akhir ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan penelitian ini, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2009

Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………....i

DAFTAR ISI………...….…….iii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...……….1

B. Permasalahan ...……….3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...………....3

D. Sistematika Penelitian ………..………4

1. Jadwal Penelitian 2. Laporan Penelitian BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ...………..6

B. Struktur Organisasi dan Personalia ...………....8

C. Job Description ...………..9

D. Jaringan Usaha / Kegiatan ………...12

E. Kinerja Usaha Terkini………..15

F. Rencana Kegiatan ...16

BAB III : PEMBAHASAN A. Pengertian Gaji dan Upah………17

B. Unsur-unsur Gaji dan Upah……….19

C. Prosedur Perhitungan Gaji dan Upah………...20


(7)

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan..………34

B. Saran………....36

DAFTAR PUSTAKA………...…..v


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap perusahaan menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin. Bagi perusahaan yang kecil, segala kegiatan dan aktivitasnya dilakukan oleh tenaga kerja yang masih dapat secara langsung dikoordinir oleh pimpinan perusahaan. Pada hal ini pimpinan perusahaan masih mampu mengkoordinasikan seluruh aktivitas individu yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung pada operasi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Namun apabila perusahaan semakin berkembang maka jumlah tenaga kerja semakin bertambah begitu juga dengan kegiatan atau transaksi perusahaan yang juga akan bertambah dengan demikian penggajian dan pengupahan akan semakin bertambah pula. Seorang pimpinan yang bijaksana dipada suatu perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatan pada usaha dan memperkecil atau menekan biaya baik bagi gaji maupun upah untuk memperoleh laba yang maksimum. Sebagaimana diketahui bahwa jumlah laba yang diperoleh merupakan alat ukur pada perkembangan dari perusahanan.

Pada hakekatnya tenaga kerja atau karyawan akan lebih produktif jika karyawan tersebut menerima gaji dan upah yang seimbang dengan kontribusinya terhadap perusahaan, sebaliknya apabila karyawan tersebut merasa bahwa gaji dan upah yang diterimanya tidak sesuai, maka karyawan tersebut kemungkinan akan


(9)

mengambil berbagai sikap seperti pemogokan kerja atau berdemonstrasi untuk mengajukan tuntutannya. Masalah penggajian itu sendiri adalah masalah yang pelik, sebab masalah ini tidak saja menyangkut berapa jumlah uang yang diterima seorang karyawan atau manajer yang harus digaji atas pekerjaannya, melainkan juga mempunyai implikasi yang sangat luas baik pada rangka sistem kepegawaian yang berlaku, bobot pekerjaan yang diemban, maupun kaitan moral dan tanggungjawab social organisasi atas hidup karyawan dan keluarganya, oleh karena itu tidak mengherankan bila sistem penggajian dan pengupahan yang berlaku diperusahaan-perusahaan hampir tidak pernah ditemukan seragam sebab memang sangat kondisional.

Di Indonesia masing-masing perusahaan atau organisasi mempunyai sistem penggajian yang berbeda-beda, sebagian mencoba menerapkan sistem perusahaan induk (yang acapkali adalah perusahaan multinasional luar negeri), sebagian lagi mencoba menyusun tingkatan dan sistem penggajian yang dianggap cocok dengan perusahaannya yang terakhir ini sering tidak dilandasi dengan pertimbangan yang multidimensional, sehingga lebih banyak bersifat kira-kira, bahkan dikaitkan dengan indeks standart pun tidak, akibatnya karyawan dirugikann namun dengan telah adanya peraturan pemerintah mengenai pembayaran gaji dan upah yang standart atau dikenal dengan Upah Minimum Regional (UMR) maka perusahaan tidak dapat semena-mena terhadap pembayaran gaji dan upah, untuk itulah perusahaan memerlukan suatu sistem pengendalian yang baik terhadap sistem penggajian dan pengupahan yang berguna untuk pengendalian intern, dimana gaji dari perusahaan itu sendiri juga untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan


(10)

diperusahaan itu sendiri, sehingga dengan adanya sistem pengawasan intern terhadap gaji dan upah yang baik akan mempermudah untuk pencapaian tujuan perusahaan dan karyawan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk membahas masalah gaji dan upah pada Tugas Akhir ini dengan meneliti Pengendalian Internal Gaji Dan Upah Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Kisaran.

B. Permasalahan

Pada perusahaan perlu dilaksanakannya sistem pengendalian intern gaji dan upah, agar masalah gaji dan upah dapat ditangani dengan baik, sehubungan dengan hal diatas, peneliti merumuskan permasalahan apakah unsur-unsur sistem pengendalian intern gaji dan upah yang terdapat pada perusahaan telah memenuhi syarat untuk terciptanya pengendalian intern yang baik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penanganan sistem pengendalian intern gaji dan upah yang diterapkan pada Asuransi Bumiputera 1912 Cabang Kisaran,

Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti dalam mengadakan penelitian ini adalah


(11)

1. bagi peneliti, untuk memperoleh pengetahuan praktis mengenai sistem akuntansi penggajian dan pengupahan serta prosedur pengendalian intern gaji dan upah,

2. bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan kebijaksanaan pada masa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

D. Sistematika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti menyiapkan sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian dengan kriteria antara lain :

1. Jadwal Penelitian

Peneliti akan menguraikan urutan jadwal penelitian seperti yang tertera pada table dibawah ini.

Maret April Mei Juni

no Urutan Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Study Pendahuluan x

2 Pengajuan Judul x

3 Pengajuan Proposal Dosen Pembimbing

x

4 Pengajuan Izin Penelitian

x

5 Pengumpulan Data x

6 Pengolahan Data x x

7 Analisa Data x

8 Penyusunan Tugas Akhir x


(12)

2. Laporan Penelitian

Peneliti akan memberikan gambaran rencana isi yang membuat lebih terarahnya penulisan tugas akhir ini, maka dari itu peneliti membagi kedalam IV Bab.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini diuraikan tentang gambaran perumusan yang meliputi sejarah singkat, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan usaha / kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti membandingkan teori dengan prakteknya pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cab Kisaran yang menjadi penelitian. Selanjutnya dari hasil perbandingan akan diuraikan pembahasan mengenai pengendalian intern gaji dan upah, unsur-unsur gaji dan upah, prosedur perhitungan gaji dan upah, serta sistem pengendalian intern gaji dan upah. BAB IV : PENUTUP

Pada bab penutup ini peneliti akan membuat kesimpulan dari seluruh pembahasan penelitian dan memberikan saran yang dianggap berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 adalah perusahaan Asuransi Jiwa Nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Didirikan pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang, Jawa Tengah dengan nama “Onderlingen Levensverzekenring Maatschappij Persatoean Goeroe-goeroe Hindia Belanda” atau disingkat O.L.MD.PGHB. Perusahaan ini digagas dan didirikan oleh para pengurus Gerakan Nasional Budi Utomo dengan misi meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki mutu kehidupan guru Bumi Putera (Pribumi) serta meningkatkan hak dan martabat bangsa Indonesia.

Para Pendiri, yaitu R.W.Dwidjosewojo, M.K.H.Soebroto dan M.Asdimidjoyo ditambah dua orang guru serkolah rakyat, masing-masing R.Soepatmo dan M.darma Widjoyo, merupakan pemegang polis pertama pada perusahaan yang berlandaskan idealisme, integritas dan semangat nasionalisme. Bumiputera saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang tangguh, tahan menghadapi berbagai perubahan dan tantangan zaman, serta berhasil mengatasi krisis dan ujian. Berdasarkan pengalaman Bumiputera kini kokoh berkembang menjadi salah satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di Indonesia. Sejak berdirinya, Bumiputera menganut falsafah “mutual” (usaha bersama), dimana pemegang polis adalah pemilik perusahaan.


(14)

Melalui perjalanan hampir 10 dasawarsa, Bumiputera telah berhasil mendidik, menumbuhkan dan menggalang kepercayaan masyarakat terhadap asuransi jiwa. Kini dengan jaringan distribusi yang luas menjangkau seluruh wilayah nusantara, perusahaan yang berpusat di Jakarta ini telah melayani lebih dari 9 juta pemegang polis. Bumiputera telah memiliki 32 kantor cabang, lebih dari 610 kantor operasional / kantor pelayanan, mempekerjakan sekitar 2.900 karyawan dan 18.000 agen, dalam menjalankan perusahaan, manajemen dan karyawan Bumiputera mengacu kepada falsafah, visi dan misi perusahaan.

Falsafah

Pada falsafah ini peneliti menguraikan tiga pembahasan yakni idealisme, mutualisme, profesionalisme.

1. Idealisme, senantiasa memelihara nilai-nilai perjuangan dalam mengangkat harkat dan martabat anak bangsa sesuai sejarah pendirian Bumiputera sebagai perusahaan.

2. Mutualisme (kebersamaan), mengedepankan sistem kebersamaan dalam pengolahan perusahaan dengan memberdayakan potensi komunitas Bumiputera dari, oleh dan untuk komunitas Bumiputera sebagai menifestasi perusahaan rakyat.

3. Profesionalisme, memiliki komitmen dalam pengolahan perusahaan dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Govermance dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap tuntutan perusahaan lingkungan).


(15)

Visi

AJB Bumiputera 1912 Cabang Kisaran mempunyai visi menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh sumber daya manusia profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.

Misi

AJB Bumiputera 1912 Cabang Kisaran mempunyai misi untuk memberikan manfaat optimal bagi komunitas Bumiputera dan mewujudkan perusahaan yang berhasil secara ekonomi dan sosial serta memberikan layanan dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, menjadikan AJB Bumiputera 1912 senantiasa berada dibenak dan hati masyarakat Indonesia, memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan, serta mengembangkan koperasi yang menerapkan prinsip dasar gotong royong.

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur organisasi perusahaan dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian pada posisi dalam suatu perusahaan. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi, atau desentralisasi dalampembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Suatu dasar yang berguna dalam menyusun struktur organisasi perusahaan adalah pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel, dalam arti


(16)

memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total. Selain itu organisasi yang disusun harus dapat menunjukkan garis-garis wewenang dan tanggungjawab yang jelas dalam arti jangan sampai terjadi overlap fungsi masing-masing bagian. Pengawasan yang baik hendaknya dapat memenuhi syarat-syarat, antara lain dapat memisahkan fungsi masing-masing bagian yang diharapkan dapat mengurangi kecurangan dalam perusahaan.

C. Job Description

Tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan dimana setiap individu dalam perusahaan melakukan tugas dan tanggungjawabnya sebagaimana yang telah digariskan dan membantu individu berinisiatif dan berdedikasi tinggi dalam melakukan pekerjaan dibidangnya, maka Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 cabang Kisaran menyusun suatu struktur organisasi perusahaan dengan menguraikan beberapa tugas tiap-tiap bagian.

1. Kepala Cabang asuransi standar, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. menyusun program kerja kantor operasional utama untuk jangka pendek, b. melaksanakan pemenuhan kebutuhan dan pengembangan keagenan utama, c. melaksanakan trilogy operasional asuransi jiwa,


(17)

2. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK), memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. menyusun rencana kerja, anggaran penerimaan dan pengeluaran kantor rayon / kantor operasional utama,

b. melaksanakan dan mengawasi kegiatan administrasi dan keuangan kantor rayon / kantor operasional utama,

c. membina dan mengembangkan SDM manusia kantor rayon / kantor operasional utama,

d. mengamankan asset kantor rayon / kantor operasioanal utama, e. melakukan kegiatan pelayanan kepada pemegang polis dan agen,

f. menyajikan data dan kepala cabang informasi bisnis secara berkala kepada kepala cabang,

g. melaksanakan kegiatan pelaporan secara berkala ke kantor atasan. 3. Dinas Dalam, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. sebagai pembantu administrasi dinas luar,

b. melaksanakan penerimaan uang masuk dan uang keluar, c. penerimaan dan pengeluaran dana keuangan.

4. Kasir, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. bertindak sebagai pemegang kas, meliputi:

- menerima dan mengeluarkan uang setelah adanya persetujuan dari pejabat yang berwenang,

- membuat dan mempertanggungjawabkan rincian sisa kas harian, - ikut mengatur likuiditas kas, terutama kewajiban pada pemegang polis,


(18)

- menyelenggarakan catatan yang meliputi lembaran buku kas. b. menyelenggarakan administrasi inventaris

c. menyelenggarakan administrasi barang cetak, d. menyelenggarakan administrasi produksi, meliputi:

- pemeriksaan surat pemeriksaan serta kelengkapannya, - pengiriman berkas-berkas surat permintaan baru,

- penerimaan dan pendistribusian polis-polis yang telah jadi, untuk diserahkan kepada pemegang polis melalui supervisor.

5. Supervisor Standar, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. memberikan pengarahan kepada agen mengenai lokasi yang akan didatangi untuk menarik nasabah,

b. mengkoordinir agen standar,

c. membantu Kepala Cabang dalam perekrutan agen, d. memberikan laporan kegiatan kepada kepala cabang.

F. Agen Standar, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. menutup produksi baru,

b. menagih premi-premi,

c. merawat polis yang ada dengan cara melakukan penagihan tepat waktu dan berupaya melakukan polis-polis “ lapse.“


(19)

D. Jaringan Usaha / Kegiatan

AJB Bumiputera 1912 mempunyai aktifitas kegiatan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yakni asuransi yang berfungsi sebagai suatu system proteksi terhadap manusia atau suatu barang. Asuransi atau pertanggungan merupakan suatu perjanjian yang mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tak tentu. (Djoko Prakoso, 1990) Pihak tertanggung mempunyai kewajiban membayar uang premi sekaligus atau berangsur-angsur, pihak penanggung mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah uang kepada pihak tertanggung sekaligus atau berangsur-angsur pada suatu kejadian yang semula belum jelas akan terjadi. Dari kesimpulan diatas jelas bahwa asuransi itu merupakan pengalihan segala resiko yang ditimbulkan karena suatu peristiwa yang tidak diharapkan terjadi dialihkan kepada orang lain yang mengambil resiko itu untuk mengganti kerugian dengan adanya suatu perjanjian asuransi. Pihak yang mengambil alih resiko tersebut dalam asuransi dinamakan pihak penanggung.

Perjanjian asuransi itu mempunyai tujuan untuk megganti kerugian pada tertanggung, jadi tertanggung harus dapat menunjukkan bahwa dia menderita kerugian. Didalam asuransi itu setiap waktu selalu dijaga supaya jangan sampai seorang tertanggung yang hanya bermaksud menyingkirkan suatu kerugian saja dan mengharapkan suatu keuntungan dan menikmati asuransi itu dengan cara memanipulasi.


(20)

Jenis-Jenis Asuransi Jiwa :

1. program asuransi standar, terdiri dari beberapa produk asuransi : a. asuransi eka waktu ideal

Penanggulangan resiko keuangan sebagai akibat meninggalnya tertanggung dan pengembalian premi,

b. asuransi dana bahagia

Untuk uang pertanggungan yang meningkat 10% setiap tahun, c. asuransi mitra beasiswa bersama

Memberikan biaya pendidikan putra putri tertanggung sesuai dengan program pendidikannya,

d. asuransi dwiguna

Menanggulangi resiko akibat meninggal dunia, penyediaan dana tabungan dan perlindungan kesejahteraan keluarga,

e. asuransi tahapan prima

Bagi masyarakat yang ingin menyediakan dana secara terencana atau warisan keluarga yang nilainya meningkat sesuai masa asuransi,

2. program asuransi eksekutif. a. endowment excellent

Program ini dirancang secara khusus bagi yang menginginkan perlindungan asuransi dengan unsure tabungan dan investasi yang tinggi, b. whole life excellent

Program ini dirancang bagi yang menginginkan perlindungan asuransi jiwa jangka panjang dan pembayaran premi terbatas,


(21)

c. tern insurance excellent

Perlindungan kesejahteraan keluarga dan jaminan pasti akan kekayaan dan asset,

d. endowment excellent cash plan

Membantu menempatkan pengeluaran tak terduga buka pada urutan terakhir dengan fasilitas rawat inap 1.350 hari dan dana segar pada akhir kontrak.

3. program asuransi kumpulan a. asuransi kredit

1) asuransi kredit ekawaktu,

2) asuransi kredit cicilan bulanan / tahunan, 3) asuransi kredit annuitas.

b. asuransi ekawaktu

Sama dengan benefit asuransi ekawarsa hanya masa asuransinya (jangka waktu tertentu) jenis asuransi ini bersifat non saving,

c. asuransi kecelakaan

Asuransi kumpulan yang memberikan benefit kepada peserta melalui pemegang polis akibat terjadinya resiko kecelakaan pada diri peserta dalam masa asuransi,

d. asuransi progaram kesejateraan karyawan

Memberikan benefit bagi karyawan / peserta yang berusia 55 tahun atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memberikan proteksi jika peserta mengalami cacat tetap, total, atau tidak mampu bekerja,


(22)

e. asuransi iuran dana mantap

Program asuransi jiwa ini memberi benefit berupa proteksi jika terjadi resiko, sebesar UP dan nilai tunai, dan jika peserta berhenti ddari kepesertaannya akan dibayar sebesar nilai tunai.

E. Kinerja Usaha Terkini

1. AJB Buniputera 1912 meraih Top Brand 2009 kategori asuransi jiwa pada tanggal 10 februari 2009, merupakan Top Brand yang ketiga untuk AJB Bumiputera 1912,

2. AJB Bumiputera 1912 menjadi pelopor industri asuransi dalam negeri, 3. AJB Bumiputera 1912 meraih Platinum Brand 2008 untuk kategori

asuransi jiwa dan Golden Brand untuk kategori asuransi pendidikan,

4. AJB Bumiputera 1912 meraih penghargaan The Biggest And The Most Active Costumer Base For Islamic Life Insurance, pemegang polis Bumiputera syariah paling banyak dibanding perusahaan asuransi lain di Indonesia,

5. AJB Bumiputera luncurkan Asuransi Kesehatan (Askes) Kumpulan sebagai pelayanan kesehatan bagi pemegang polis,

6. AJB Bumiputera meraih Top Brand 2008 sekaligus mengukuhkan Bumiputera sebagai Top of Mind (TOM) merek yang pertama kali muncul dibenak konsumen, kategori asuransi jiwa,

7. AJB Bumiputera merajai Top Agen Award (TAA) 2007, dari 11 kategori penghargaan yang diperebutkan, bumiputera mendominasi 6 kategori,


(23)

8. Keperkasaan merek AJB Bumiputera 1912 terlihat dari hasil survey Frontier Consulting Group yang menempatkan Bumiputera sebagai Top Brand kategori asuransi jiwa. Hebatnya lagi, predikat ini diraih selama bertahun-tahun. Survey untuk menetapkan Top Brand sendiri dilakukan selama 8 tahun (khusus kategori asuransi jiwa bari di-survey 5 tahun terakhir),

F. Rencana Kegiatan

AJB Bumiputera 1912 menargetkan perolehan premi di 2009 mencapai Rp. 5,27 triliun. Target tahun ini naik Rp. 1,07 triliun atau sekitar 25,5% dari perolehan premi 2008 yang sebesar Rp. 4,2 triliun.perolehan premi 2008 tersebut sebenarnya meleset Rp. 500 miliar dari target yang ditetapkan Bumiputera. Pada awal kuartal keempat 2008 , direktur utama Bumiputera I Dewa Putu Bagus Supratman pernah mengungkap, target premi mereka sepanjang 2008 sebesar Rp. 4,7 triliun. Karena itu Bumiputera bertekat bekerja lebih keras untuk menguber target. Kepala Hubungan Masyarakat Bumiputera Ana Mustamin menyatakan, Bumiputera akan mengenjot kinerja pemasaran. “Karena pasar asuransi jiwa masih sangat luas.”


(24)

BAB III PEMBAHASAN

Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan memperkerjakan orang yang disebut pegawai atau buruh, secara umum disebut karyawan. Dalam hal ini pegawai, buruh ataupun karyawan tersebut menjual jasa tenaga yang dipunyainya untuk mendapatkan imbalan yang disebut gaji atau upah. Perusahaan yang memperkerjakan orang-orang tersebut, disebut sebagai majikan atau pemberi kerja. Sebagai Pemberi kerja, maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar gaji atau upah sebagai imbalan atas tenaga kerja yang telah ia manfaatkan, motong gaji atau upah dan menanggung iuran-iuran yang ditetapkan pemerintah sebagai akibat hubungan kerja tersebut, misalnya iuran untuk akses, memotong dari gaji atau upah yang dibayarkan kepada pegawai atau buruhnya, pajak penghasilan yang dikenakan atas gaji dan upah tersebut dan kemudian menyetorkannya ke kas Negara.

A. PENGERTIAN GAJI DAN UPAH

Menurut Peneliti, istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas-tugas administrative dan para pimpinan. Pada umumnya, jumlah gaji ditetapkan secara harian maupun bulanan. Imbalan yang diberikan kepada buruh-buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik biasanya disebut upah.

Jumlah upah ditetapkan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan. Disamping gaji dan upah, karyawan atau buruh mungkin


(25)

memperoleh manfaat-manfaat lain yang diberikan dalan bentuk tunjangan misalnya tunjangan jabatan, tunjangan perumahan, tunjangan pengobatan, tunjangan hari raya, tunjangan transport, uang makan, dll.

Upah itu sendiri mempunyai arti sebagai jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja meliputi massa atau syarat tertentu. Jika upah itu diperhitungkan meliputi massa seminggu dinamakan upah mingguan, dan jika diperhitungkan meliputi masa sehari disebut upah harian. Sedangkan Gaji merupakan pengganti jasa tenaga kerja dengan tugas yang sifatnya lebih konstan. Ditetapkan dengan multi perhitungan yang lebih panjang misalnya bulanan, triwulan, bahkan tahunan. (Hadi Poernomo, 1971) Menurut perusahaan gaji merupakan pembayaran yang dibayarkan kepada pimpinan, pengawas, pegawai tata usaha atau lainnya. Sedangkan upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pegawai ataupun pekerja berdasarkan atas hasil kerja ataupun ukuran lainnya yang bersifat pekerjaan borongan.

Maka dapat disimpulkan bahwa istilah gaji (salary) biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa manajemen, administrative, atau jasa-jasa yang serupa. Sedangkan imbalan kepada karyawan lapangan (tenaga kerja kasar), baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik, biasanya disebut upah (wages) yang didasarkan atas jumlah jam kerja mingguan / borongan. Dengan demikian upah yang diterima setiap karyawan dapat berubah-ubah dari satu periode ke periode lainnya tergantung hasil kerja mereka masing-masing.


(26)

B. UNSUR-UNSUR GAJI DAN UPAH

Pada AJB Bumiputera 1912 Cab Kisaran ini pemberian imbalan jasa dilakukan dengan memegang prinsip yakni :

1. equal Pay For Equal Job, yakni kesamaan upah untuk pekerjaan / jabatan yang sama,

2. comparable Worth, yakni kesetaraan upah antara pria dan wanita,

3. contribution and Producitvity, yakni kesetaraan upah dikaitkan dengan

prestasi dan kehadiran.

Didalam gaji dan upah pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 terdapat beberapa unsur yakni :

a. gaji pokok (original salary) adalah gaji atau upah yang dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan kontrak kerja yang wajib diberikan kepada karyawan,

b. premi adalah iuran yang dibayarkan oleh nasabah kepada pihak Penanggung atau perusahaan secara berangsur-angsur atau sekaligus,

c. insentif adalah upah tambahan yang diberikan kepada karyawan karena menunjukkan prestasi yang baik.

Insentif terdiri dari

1) bonus, pendapatan yang diberikan perusahaan kepada karyawan apabila perusahaan mendapatkan keuntungan pada satu tahun fiscal, besarnya pemberian bonus ini ditetapkan sesuai dengan kebijakan perusahaan dengan tujuan untuk memicu semangat kerja dan produktifitas karyawan sehingga para karyawan termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi,


(27)

2) komisi, adalah berupa jenis bonus yang dibayarkan pada pihak yang menghasilkan penjualan yang baik,

3) tunjangan-tunjangan : a) tunjangan Hari Raya, b) jaminan social tenaga kerja.

d. lembur (overtime) adalah upah yang dibayar kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja biasa (jam kerja normal) yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. catu dan lain-lain merupakan upah yang diberikan kepada karyawan dalam bentuk barang-barang misalnya : beras, minyak dan sebagainya. Disamping itu juga diberikan upah kepada karyawannya secara tidak lansung melainkan diterimanya bentuk jasa perusahaan, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan dan lain-lain. (Sinuraya, 1990)

C. PROSEDUR PERHITUNGAN GAJI DAN UPAH

AJB Bumiputera 1912 Cabang Kisaran mempunyai prosedur sistem penggajian yakni penggajian pada bagian dinas dalam disebut gaji pokok / gaji tetap, sedangkan penggajian pada dinas luar disebut insentif, yang mana besarnya insentif tergantung pada produksi atau kinerja dari dinas luar.

Daftar Insentif Penagihan Agen Debet pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Kisaran adalah


(28)

INSENTIF PENAGIHAN AGEN DEBET

BULAN : JANUARI 2008

NO Nama Agen Realisasi Ratio % Insentif (*) PPH Diterima 1 Sudartoyo 46.742.712 97 140.228 7.011 133.217 2 Siti Aminah 20.503.877 91 41.008 2.050 38.957 3 Zulfan 22.064.383 96 66.193 3.310 62.883 4 Suriadi SOS 20.751.940 95 62.256 3.113 59.143 5 M. Sitorus 15.694.345 95 47.083 2.354 44.729 6 Misrin 20.380.974 96 61.143 3.057 58.086

7 Ikhwani 9.688.010 91 19.376 969 18.407

8 Syaiful 59.980.627 95 179.942 8.997 170.945 9 Risma Sari 35.814.059 97 107.442 5.372 102.070 10 Nurchairani 18.753.734 95 56.261 2.813 53.448 11 Supianto Arbi 33.042.101 92 66.084 3.304 62.780 12 K.Manurung 33.892.359 96 101.677 5.084 96.593 13 Erayanti 36.580.478 90 73.161 3.658 69.503 14 Rita Ikhwani 23.210.417 95 69.631 3.482 66.150 Jumlah 309.724.673 1.353.050 67.653 1.285.398

Sumber : Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Kisaran.

(*) Insentif = Ratio 85 % = Realisasi x 1 %o 90 % = Realisasi x 2%o 95 % = Realisasi x 3%o

Prosedur pencatatan absensi karyawan


(29)

mesin pencatat waktu untuk menentukan apakah karyawan dapat memperoleh gaji penuh atau harus dipotong akibat ketidakhadiran mereka.

Prosedur pembuatan daftar gaji

Prosedur pembuatan daftar gaji dimulai dengan mengumpulkan bukti-bukti lembur, slip gaji bulan sebelumnya, surat-surat pengangkatan atau surat pemberhentian jabatan, tunjangan-tunjangan dan bonus-bonus yang diterima karyawan. Informasi mengenai potongan PPh pasal 21 dihitung oleh funsi personalia atas dasar data yang tercantum dalam kartu penghasilan karyawan. Potongan PPh pasal 21 ini dicantumkan dalam daftar gaji dan upah karyawan. Prosedur distribusi biaya gaji dan upah

Prosedur distribusi biaya gaji dan upah merupakan prosedur dimana tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja yang dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk.

Prosedur pembuatan bukti kas keluar

Fungsi akuntansi mengeluarkan bukti kas keluar sebagai bukti bahwa gaji dan upah telah dibayar kepada karyawan.

Prosedur pembayaran gaji dan upah

apabila semua daftar-daftar sudah dikumpulkan, daftar gaji yang telah siap akan dikirimkan ke kantor pusat yang ada di Jakarta. Kantor pusat akan memproses daftar gaji tersebut yang bekerja sama dengan bagian keuangan. Bagian pusat akan mengirim gaji-gaji karyawan langsung ke rekening karyawan. Rekening karyawan yang dimaksud adalah rekening AJB Bumiputera agar karyawan


(30)

mendapat gaji setiap bulannya dengan jelas. Pengendalian intern pada gaji dan upah, struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Unsur-unsur pengendalian intern dalam sistem penggajian dan pengupahan adalah 1. organisasi

a. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi penbayaran gaji dan upah. Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan fungsi personalia bertanggung jawab atas tersedianya berbagai informasi operasi seperti nama karyawan, pangkat, jumlah tanggungan keluar, dll,

b. fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi. Dalam hal ini waktu hadir merupakan waktu yang dipakai sebagai salah satu dasar untuk perhitungan gaji dan upah. Untuk menjamin keandalan data waktu hadir karyawan, pencatatan waktu hadir tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi (seperti fungsi produksi dan fungsi teknik).

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

a. setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditanda tangani oleh Dirut. Dengan adanya unsur sistem pengendalian intern ini dapat dihindari terjadinya penbayaran gaji dan upah kepada orang yang tidak berhak untuk menerima,


(31)

b. setiap perubahan gaji dan upah karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada Surat Keputusan Direktur Keuangan,

c. setiap potongan atas gaji dan upah karyawan lain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan pada Surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian,

d. kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu,

e. perintah lembur harus diotorisasi kepada departemen karyawan yang bersangkutan. Dengan sistem otorisasi ini, perusahaan dijamin hanya akan membayarkan upah lembur bagi pekerjaan yang memang tidak dapat dikerjakan pada jam kerja regular,

f. daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia yang menunjukkan bahwa

1) karyawan yang tercantum dalam daftar gaji dan upah adalah karyawan yang diangkat munurut surat keputusan pejabat yang berwenang, 2) tarif gaji dan upah yang dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan

upah karyawan adalah tarif yang berlaku sesuai dengan surat keputusan pejabat yang berwenang,

3) data yang dipakai sebagai dasar penghitungan gaji dan upah karyawan telah diotorisasi oleh yang berwenang,

4) perkalian dan penjumlahan yang tercantum dalam daftar gaji dan upah telah dicek ketelitiannya. (Mulyadi, 2001)


(32)

g. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi,

h. perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan,

i. tarif upah yang dicantumkan dengan kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi biaya.

3. Praktik yang Sehat

Untuk menciptakan pengendalian intern dalam perusahaan maka perlu dilakukan praktik yang sehat dalam perusahaan yaitu kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung, pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu, pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran, perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan, catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.


(33)

Kuisioner Pengendalian Internal Gaji dan Upah

1 2 3 4 5

NO PERTANYAAN SANGAT

TIDAK SETUJU

TIDAK

SETUJU RAGU SETUJU

SANGAT SETUJU 1 Fungsi pembuatan

daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan

 2 Fungsi pencatatan

waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi

 3 Setiap orang yang

namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditanda tangani oleh Direktur Utama. 

4 Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji

dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan 

5 Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain


(34)

dari pajak penghasilan

karyawan harus didasarkan atas surat surat potongan gaji dan

upah yang diotorisasi oleh fungsi

kepegawaian.

6 Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu

 7 Perintah lembur

harus diotorisasi oleh Kepala Departemen Karyawan yang bersangkutan. 

8 Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.

 9 Bukti kas keluar

untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi.

 10 Perubahan dalam

catatan penghasilan karyawan

direkonsiliasi

dengan daftar gaji dan upah karyawan

11 Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi

ketelitiannya oleh


(35)

fungsi akuntansi 12 Kartu jam hadir

harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung.

13 Pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi

pencatat waktu.

14 Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran. 

15 Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan.  16 Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji


(36)

Keterangan :

Ragu-Ragu  1 x 3 = 3 Setuju  11x4 = 44 Sangat Setuju  4 x 5 = 20

Interval = (80-16-5) / 5 = 64 / 5 = 11,8  12 16 - 28 = Sangat tidak baik

29 - 41 = Tidak baik 42 - 54 = Cukup baik 55 - 67 = baik

68 - 80 = Sangat baik

Total skor (3+44+20 = 67), berdasarkan total skor kuisioner pengendalian internal gaji dan upah tersebut jelas bahwa perusahaan telah memenuhi syarat untuk terciptanya pengendalian intern yang baik.

D. SISTEM PENGENDALIAN INTERN GAJI DAN UPAH

Gaji dan upah merupakan suatu objek yang dapat diselewengkan. Ada beberapa cara untuk melakukan kecurangan dan penyelewengan terhadap gaji dan upah yang sering ditemui dalam suatu perusahaan.

1. Karyawan yang fiktif yakni penerbitan cek gaji kepada orang lain yang tidak bekerja kepada perusahaan, hal ini sering terjadi akibat keterlanjuran penerbitan cek setelah karyawan diberhentikan.

2. Penyiapan bukti pembayaran gaji dan upah palsu dengan maksud mendapat pembayaran 2 kali.


(37)

3. Menguangkan cek gaji dan upah yang belum ditagih oleh pegawai yang bersangkutan.

4. Membuat kesalahan dalam perhitungan sehingga gaji dan upah yang diterima pegawai / buruh lebih atau kurang dari jumlah yang seharusnya dibayarkan. 5. Pinjaman karyawan yang tidak mendapat persetujuan dicatat sebagai

pengeluaran.

6. Kesalahan dalam pencatatan total gaji dan upah.

7. Adanya karyawan yang melakukan absensi untuk beberapa orang karyawan lainnya.

Sistem pengendalian intern menurut peneliti merupakan alat pengendalian yang sangat membantu manajemen dalam melaksanakan tugas, sehingga mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Sistem pengendalian intern memiliki beberapa pengertian, yakni sistem pengendalian intern dalam arti sempit dan sistem pengendalian intern dalam arti luas. Pengendalian intern merupakan pengecekan, penjumlahan mendatar dan penjumlahan menurun, dalam arti luas pengendalian intern tidak hanya meliputi pengerjaan pengecekan tetapi meliputi semua alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengendalian. Pengendalian intern kebijakan dan prosedur untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan dicapai. (Ikatan Akuntan Indonesia, 1990)

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain yang didesain untuk memberikan


(38)

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini (Mulyadi, 2002)

a. keandalan pelaporan keuangan,

b. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, c. efektifitas dan efisiensi operasi.

Tujuan pengendalian intern gaji dan upah adalah (Alvin Arens, 1999)

1) pembayaran gaji yang dicatat adalah untuk pekerjaan yang secara actual dilaksanakan oleh pegawai non fiktif,

2) transaksi penggajian yang ada telah dicatat (kelengkapan),

3) transaksi penggajian yang dicatat adalah jumlah waktu kerja actual dengan tingkat upah semestinya,

4) transaksi penggajian diklasifikasi dengan memadai.

Pertanggung jawaban pengelolaan kekayaan perusahaan ini disajikan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakn pertanggung jawaban manajemen puncak atas hasil pengelolaan terhadap kekayaan yang dipercayakan kepadanya oleh pemilik perusahaan. Keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sangat ditentukan oleh baik atau tidaknya pengendalian intern akuntansi yang berlaku dalam perusahaan, jika pengendalian intern akuntansi dirancang dan diterapkan dengan baik oleh manajemen di dalam pengelolaan perusahaannya, maka laporan keuangan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan akan terjamin ketelitian dan keandalannya. Sistem pengendalian intern yang lemah akn mengakibatkan tidak terjamin keamanannya, informasi akuntansi tidak teliti dan


(39)

tidak andal, efisiensi tidak terjamin dan kebijakan manajemen tidak dapat dipatuhi.

Prosedur pembayaran gaji pada perusahaan ini dapat dilihat dari daftar identitas diri masing-masing karyawan apakah benar-benar bekerja pada perusahaan itu. Identitas diri misalnya kartu kehadiran karyawan. Perusahaan juga membuat pengendalian yang lebih ketat lagi dengan cara memberikan potongan-potongan bagi karyawan yang melanggar budaya disiplin dan etos kerja yang berlaku diperusahaan ini seperti penyalahguanaan wewenang, tidak masuk kerja tanpa izin selama 5 hari kerja dalam 1 bulan, melakukan penipuan atau kejahatan lainnya yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan atau pihak lain yang terkait dalam perusahaan, dan pelanggaran-pelanggaran disiplin berat lainnya yang telah ditentukan oleh perusahaan, bagi karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin berat ini akan dikenakan sanksi yakni berupa penurunan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat, tidak atas permintaan sendiri, pemberhentian dengan tidak hormat.

Prosedur pembayaran gaji pada AJB Bumiputera 1912 Cab Kisaran dilakukan langsung oleh Regional Office. Sehingga branch office hanya memprosesnya melalui computer yang telah terprogram. Pembayaran gaji diberikan secara tunai kepada masing-masing karyawan. Penentuan untuk menerima gaji secara langsung ataupun tidak langsung ini tergantung pada kebijakan perusahaan apakah perusahaan menginginkan secara tunai atau dapat diambil melalui bank yang dipercaya untuk memasukkan besarnya gaji yang diterima kedalam rekening karyawannya.


(40)

Perusahaan telah memenuhi unsur-unsur pengendalian intern gaji yang baik dan dalam hal ini terbukti dengan jelasnya struktur organisasi dan garis wewenangnya serta adanya pemisahan fungsi-fungsi yang terkait dengan penentuan gaji dan upah ini, seperti fungsi pencatat waktu dengan fungsi keuangan ataupun sumber daya manusia dengan fungsi kesejahteraan pegawai. Begitu juga halnya dengan unsur-unsur gaji dan upah yang terdapat diperusahaan ini. Pemberian insentif kepada para karyawan yang memiliki performance skill yang bagus sehingga dapat memajukan perusahaan, ditambah lagi dengan pemberian benefit perusahaan, perlindungan (security, safety, and health) dan tunjangan-tunjangan lain yang tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai mulai dari pegawai tersebut diterima bekerja sampai pegawai tersebut menghadapi masa pensiunnya.

Telah terciptanya praktik yang sehat dalam perusahaan seperti kartu jam kerja digunakan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan waktu hadir karyawan, pengendalian terhadap pemasukan kartu jam hadir karyawan oleh fungsi pencatat waktu, melakukan verifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungan gaji dan upah, melakukan rekonsiliasi perhitungan pajak penghasilan setiap karyawan, penyimpanan catatan penghasilan karyawan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. Dengan adanya praktik yang sehat ini maka perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Hal inilah yang membuat Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Kisaran ini dapat terus bertahan sampai saat ini.


(41)

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa peneliti, sistem pengendalian intern gaji dan upah yang dilaksanakan pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cab Kisaran, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dan mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin nantinya berguna bagi perusahaan pada khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.

KESIMPULAN

Berdasakan hasil penelitian, maka peneliti dapat menarik kesimpulan berdasarkan total skor kuisioner, waktu pencatatan, dan kesalahan konsep yang dilakukan oleh manajemen puncak.

1. Berdasarkan total skor kuisioner pengendalian internal gaji dan upah yang terangkum dalam bab tiga telah dijelaskan bahwa perusahaan sudah memenuhi syarat untuk terciptanya pengendalian intern yang baik.

2. Ada dua waktu yang dicatat untuk tenaga kerja langsung yaitu waktu hadir yang merupakan jumlah waktu karyawan berada diperusahaan dan waktu kerja yang merupakan waktu yang digunakan oleh tenaga kerja langsung untuk mengerjakan pesanan tertentu,

3. Manajemen puncak seringkali mempunyai konsep yang salah mengenai sistem pengendalian intern yakni sistem pengendalian intern dikira merupakan tanggung jawab Direktur Keuangan saja sehingga direksi


(42)

umumnya menyerahkan pengembangannya kepada Direktur Keuangan, tanpa dukungan penuh dari anggota direksi lainnya, manajemen puncak memiliki persepsi bahwa sistem pengendalian intern dapat menggantikan kekurang-ahliannya dalam mengelola perusahaan, sistem pengendalian intern seringkali disamakan dengan unit organisasi yang disebut dengan satuan pengawas intern dalam perusahaan.

SARAN

Dengan berbekal kemampuan yang diperoleh selama mengikuti kegiatan akademis, peneliti mencoba untuk memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang.

1. Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka struktur organisasi harus memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas yakni dengan menggunakan prinsip-prinsip pemisahan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi, suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan seluruh tahap suatu transaksi, pengaturan pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi, seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, mutu karyawan harus sesuai dengan tanggung jawabnya.

2. Untuk mencatat waktu hadir harus digunakan kartu hadir atau daftar hadir, sedangkan untuk mencatat waktu kerja tenaga kerja langsung digunakan kartu


(43)

jam kerja. Dokumen terakhir ini digunakan untuk mendistribusikan upah langsung kepada pesanan yang bersangkutan.

3. Kelemahan sistem pengendalian intern dalam perusahaan hanya dapat dipecahkan dengan pengembangan berbagai unsur sistem pengendalian intern. Pekerjan perancangan unsur pengendalian intern dapat dilaksanakan oleh suatu unit organisasi yang disebut departemen pengembangan sistem informasi, yang terpisah dari satuan pengendalian intern. Perancangan sistem pengendalian intern dapat pula diserahkan kepada akuntan public atau konsultan luar dengan partisipasi dan dukungan serta komitmen dari manajemen puncak.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, Edisi Lengkap, Cetakan Pertama, Jakarta ; Penerbit Rineka Cipta, 1990, hal. 1.

Mulyadi, Auditing, Buku 1, Edisi keenam, Cetakan Kesatu, Jakarta ; Penerbit Salemba Empat, 2002.

Sawyer, B Lawrence, Audit Internal, buku 1, Edisi Kelima, Jakarta ; Penerbit Salemba Empat, 2005.

Moekijat, Manajemen Kepegawaian, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, Bandung, Penerbit Alumni Bandung, 1983.

Poernomo Hadi, Tata Personalia, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1991.

Ikatan Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002

.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(45)

STRUKTUR ORGANISASI

Komisaris Badan Pengawas

Direksi Pelaksana

Sekretaris Perusahaan

Kantor Wilayah

Askum Kantor

Rayon Kantor Cabang

Asper

Kantor Cabang Askum

BPA

(Badan Perwakilan Anggaran)

Divisi Syariah

Divisi Asper

Kantor Cabang Syariah

Divisi Askum

Dep.Keu Dep. Umum


(46)

KANTOR OPERASIONAL ASURANSI STANDAR

Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK)

Dinas Dalam

Asisten dan Staf

Kasir

Agen Standar Agen Standar Agen Standar Agen Standar Agen Standar Agen Standar

Supervisor Standar

Supervisor Standar Supervisor Standar


(1)

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa peneliti, sistem pengendalian intern gaji dan upah yang dilaksanakan pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cab Kisaran, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dan mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin nantinya berguna bagi perusahaan pada khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.

KESIMPULAN

Berdasakan hasil penelitian, maka peneliti dapat menarik kesimpulan berdasarkan total skor kuisioner, waktu pencatatan, dan kesalahan konsep yang dilakukan oleh manajemen puncak.

1. Berdasarkan total skor kuisioner pengendalian internal gaji dan upah yang terangkum dalam bab tiga telah dijelaskan bahwa perusahaan sudah memenuhi syarat untuk terciptanya pengendalian intern yang baik.

2. Ada dua waktu yang dicatat untuk tenaga kerja langsung yaitu waktu hadir yang merupakan jumlah waktu karyawan berada diperusahaan dan waktu kerja yang merupakan waktu yang digunakan oleh tenaga kerja langsung untuk mengerjakan pesanan tertentu,

3. Manajemen puncak seringkali mempunyai konsep yang salah mengenai sistem pengendalian intern yakni sistem pengendalian intern dikira merupakan tanggung jawab Direktur Keuangan saja sehingga direksi


(2)

umumnya menyerahkan pengembangannya kepada Direktur Keuangan, tanpa dukungan penuh dari anggota direksi lainnya, manajemen puncak memiliki persepsi bahwa sistem pengendalian intern dapat menggantikan kekurang-ahliannya dalam mengelola perusahaan, sistem pengendalian intern seringkali disamakan dengan unit organisasi yang disebut dengan satuan pengawas intern dalam perusahaan.

SARAN

Dengan berbekal kemampuan yang diperoleh selama mengikuti kegiatan akademis, peneliti mencoba untuk memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang.

1. Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka struktur organisasi harus memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas yakni dengan menggunakan prinsip-prinsip pemisahan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi, suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan seluruh tahap suatu transaksi, pengaturan pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi, seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, mutu karyawan harus sesuai dengan tanggung jawabnya.

2. Untuk mencatat waktu hadir harus digunakan kartu hadir atau daftar hadir, sedangkan untuk mencatat waktu kerja tenaga kerja langsung digunakan kartu


(3)

jam kerja. Dokumen terakhir ini digunakan untuk mendistribusikan upah langsung kepada pesanan yang bersangkutan.

3. Kelemahan sistem pengendalian intern dalam perusahaan hanya dapat dipecahkan dengan pengembangan berbagai unsur sistem pengendalian intern. Pekerjan perancangan unsur pengendalian intern dapat dilaksanakan oleh suatu unit organisasi yang disebut departemen pengembangan sistem informasi, yang terpisah dari satuan pengendalian intern. Perancangan sistem pengendalian intern dapat pula diserahkan kepada akuntan public atau konsultan luar dengan partisipasi dan dukungan serta komitmen dari manajemen puncak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Hukum Asuransi Indonesia, Edisi Lengkap, Cetakan Pertama, Jakarta ; Penerbit Rineka Cipta, 1990, hal. 1.

Mulyadi, Auditing, Buku 1, Edisi keenam, Cetakan Kesatu, Jakarta ; Penerbit Salemba Empat, 2002.

Sawyer, B Lawrence, Audit Internal, buku 1, Edisi Kelima, Jakarta ; Penerbit Salemba Empat, 2005.

Moekijat, Manajemen Kepegawaian, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, Bandung, Penerbit Alumni Bandung, 1983.

Poernomo Hadi, Tata Personalia, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1991.

Ikatan Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002

.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(5)

STRUKTUR ORGANISASI Komisaris Badan Pengawas Direksi Pelaksana Sekretaris Perusahaan Kantor Wilayah Askum Kantor Rayon Kantor Cabang Asper Kantor Cabang Askum BPA

(Badan Perwakilan Anggaran)

Divisi Syariah Divisi Asper Kantor Cabang Syariah Divisi Askum

Dep.Keu Dep. Umum


(6)

KANTOR OPERASIONAL ASURANSI STANDAR

Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK)

Dinas Dalam

Asisten dan Staf

Kasir

Agen Standar Agen Standar Agen Standar Agen Standar Agen Standar Agen Standar

Supervisor Standar

Supervisor Standar Supervisor Standar