Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

(1)

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Adrian, Sutedi. 2012. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika. Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Chalil, Diana dan Rianti Barus.2014. Analisis Data Kualitatif. Medan: USU Press. Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sutojo, Siswanto dan E. Jhon Aldridge. 2005. Good Corporate Governance. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.

Tangkilisan, Hessel Nogi. 2003. Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate

Governance. Yogyakarta: Penerbit Balairung & Co.

Tjager, I Nyoman, dkk. 2003. Corporate Governance: Tantangan dan

Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta: Komite Nasional

Kebijakan Corporate Governance.

________, F Antonius Alijoyo, Humphrey Djimat, dan Bambang Soembono. 2003.

Corporate Governance. Jakarta: PT Prenhalindo

Jurnal:

Lukviarman, Niki. 2005. Perspektif Shareholding versus Stakeholding di Dalam

Memahami Fenomena Corporate Governance. JSB No. 10 Vol 2

Thomas S, Kaihatu. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di

Indonesia. Jurnal Manejemen dan Kewirausahaan, VOL.8, No. 1.

Skripsi:

Andira, Ayu. 2012. Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance (GCG) dan Hubungannya Terhadap Kinerja PT. United Tractors Tbk, Cabang Makasar. Skripsi. Makasar: Fakultas Ekonomi

Universitas Hasanuddin.

Fajarwati, Diana. 2011. Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance di Lingkungan Internal Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan


(2)

Juliana, Rebeqca. 2015. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance

Terhadap profitabilitas Perusahaan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

Trys, Desyana Nataly. 2016. Implementasi Prinsip-Prinsip Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (GCG) di Lingkungan Internal PT. PGN (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III Sumatera Utara. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Situs Internet:

diakses pada 12 Januari 2016

diakses pada 20 Januari 2016

diakses pada 20 Januari 2016

diakses pada 20

Januari 2016

diakses

pada 4 Mei 2016


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena peneliti akan mengkaji bagaimana pengimplementasian prinsip-prinsip GCG pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan. Penelitian kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas,yang holistis, kompleks dan rinci (Erlina, 2011:14).

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasional, industri, atau perpektif yang lain. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang: siapa, apa, kapan, dimana dan bagaimana yang berkaitan dengan karakteristik fenomena tersebut (Erlina, 2011:20). Tujuan dari metode penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian (Saifuddin Azwar, 2004:7).

Dalam penelitian ini, seluruh data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui kerja lapangan yang meliputi pengambilan data lewat wawancara. Data dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.


(4)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No 220, Medan.

3.3 Narasumber/Informan Penelitian

Narasumber/informan adalah beberapa pihak yang peneliti anggap mempunyai kompetensi untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan judul penelitian melalui wawancara. Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber/informan adalah:

1. Informan kunci: PGA (Personalia dan General Affair) dan CRC (Customer Relation Coordinator) PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto No 220, Medan.

2. Informan utama: Karyawan PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto No 220, Medan.

3.4 Metode Pengumpuan Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan sumber data. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak-pihak lain sebelumnya (Erlina, 2011:31).

Metode pengumpulan data primer yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:


(5)

a. Wawancara

Wawancara merupakan cara untuk mengumpulkan data atau informasi dalam penelitian kualitatif, dimana peneliti ingin medapatkan secara lisan dari responden. Wawancara dilakukan kepada sejumlah informan/narasumber yang berkaitan dengan penelitian.

b. Observasi/Pengamatan

Observasi adalah metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Ngalim Purwanto dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:93). Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian (Burns dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:93). Semua yang dilihat dan didengar, yang sesuai dengan tema penelitian, dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka.

Sedangkan, metode pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.


(6)

3.5 Definisi Konsep

Dalam definisi konsep, peneliti akan mendefinisikan pengertian dari variabel yang ada, yaitu Good Corporate Governance. Komite Nasional Kebijakan Governance Indonesia (KNKGI) mendefinisikan GCG adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh perusahaan guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. Terdapat 5 (lima) prinsip dasar GCG, yaitu:

a. Transparansi (Transparency)

Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungangkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Responsibilitas adalah kesesuaian di dalam pengelolaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. d. Independen (Independency)

Independen adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari


(7)

pihak manapun yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Adalah perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak

stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan

perundangan yang berlaku.

3.6 Teknik Analisis Data

Pada prinsipnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Terdapat 3 (tiga) proses data kualitatif menurut Miles dan Huberman (dalam Basrowi dan Suwandi, 2014:209):

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik.

2. Penyajian Data

Adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Penyajian data juga merupakan


(8)

bagian dari analisis, bahkan mencakup pula reduksi data. Dalam proses ini, data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti.

3. Menarik Kesimpulan

Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait denga prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan.


(9)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Profil Singkat PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000)

PT. Astra International, Tbk adalah perusahaan swasta nasional yang berfungsi sebagai dealer kendaraan merek Toyota, yang berdiri pada tanggal 20 Februari 1957 di Bandung dan dikelola serta dipimpin oleh William Soeryadjaja, Tjian Kian Tie dan Liem Peng Hong. Pada tahun 1965, PT. Astra International, Tbk memusatkan kantor pusatnya di Jakarta dan kantor Bandung dijadikan sebagai cabang pertama.

Untuk memperlancar jalannya distribusi maka dibentuk beberapa cabang, perwakilan dan pengangkatan dealer di kota-kota yang dianggap penting. Sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian dan pembangunan di Indonesia, yang tadinya memasarkan beraneka ragam produk, satu demi satu melepaskan diri dan berkembang menjadi perusahaan baru yang mempunyai cabang di berbagai kota.

Pada tanggal 11 Juli 1969, PT. Astra International, Tbk mendapat pengakuan resmi dari Pemerintah Indonesia sebagai agen tunggal kendaraan bermotor merek Toyota untuk seluruh Indonesia. Pada pertengahan tahun 1970 PT. Astra International, Tbk membentuk divisi baru dalam perusahaan dengan nama Toyota Division yang khusus menangani distribusi dan pemasaran kendaraan merek Toyota.


(10)

Pada tanggal 13 April 1971 didirikan sebuah perusahaan baru dengan nama PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM) yang merupakan perusahaan patungan antara PT. Astra International, Tbk dengan PT. Gaya Motor Indonesia yang bergerak dibidang perakitan kendaraan bermotor dari berbagai jenis dan merek PT. Toyota Astra Motor. Setelah PT. Toyota Astra Motor berdiri maka sistem agen tunggal kendaraan bermotor merek Toyota wilayah Indonesia mengalami perubahan yang sebelumnya ditangani oleh PT. Astra International, Tbk dan sekarang dialihkan pada PT. Toyota Astra Motor (PT. TAM) yang berdiri pada tanggal 1 Januari 1976 yang berpusat di Jakarta.

PT. Astra International Tbk, Toyota Sales Operation atau yang lebih dikenal dengan nama Auto 2000, pertama kali didirikan pada tahun 1975 dengan nama PT. Astra Motor Sales yang berkantor pusat di Jl. Gaya motor No. 3 Sunter II Jakarta Utara. Pada tahun 1989 karena PT. Astra International Tbk akan go

public, maka diadakan efisiensi. PT. Astra Motor merger dengan PT. Astra

International Tbk pada tanggal 1 September 1989. PT. Toyota Astra Motor menjadi satu divisi Toyota Sales Operation yang dikenal dengan Auto 2000.

Saat ini Auto 2000 adalah main dealer Toyota terbesar di Indonesia, yang menguasai antara 70-80 % dari total penjualan Toyota. Auto 2000 berkembang pesat karena memberikan berbagai layanan yang sangat memudahkan bagi calon pembeli maupun pengguna Toyota. Dengan slogan “Urusan Toyota jadi mudah!” Auto 2000 selalu mencoba menjadi yang terdepan dalam pelayanan. Produk-produk Auto 2000 yang inovatif seperti THS (Toyota Home Service) dan Booking


(11)

Auto 2000 saat ini memiliki 96 outlet (terdiri dari 14 outlet V - hanya melayani jual beli kendaraan, 67 outlet VSP - melayani jual beli & service kendaraan, & 15 outlet VSPBP - melayani jual beli, service, perbaikan & pengecatan bodi kendaraan) yang tersebar di hampir seluruh Indonesia (kecuali Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Jambi, Riau, Bengkulu, Jawa Tengah dan D.I.Y). Di samping itu, Auto 2000 pun bekerjasama dengan 840 partshop yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia, untuk menjamin keaslian suku cadang produk Toyota. Auto 2000 Cabang Medan mulai beroperasi pada tanggal 1 Februari 1979, salah satunya adalah PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (Auto 2000) cabang Gatot Subroto Medan (disingkat menjadi PT. AI – TSO Cabang Medan Gatsu), yang berlokasi di Jend. Gatot Subroto No. 220 Medan.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000)

Adapun visi dan misi dari PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) yakni:

Visi

Menjadi dealer Toyota terbaik dan terhandal di Indonesia, melalui proses bisnis berkelas dunia

Misi

1. Melayani pelanggan melalui pengalaman kepemilikan yang paling memuaskan


(12)

2. Menjadi share contributor terbaik bagi Toyota di seluruh kota dan kabupaten

3. Menciptakan pertumbuhan yang berkesinambungan bagi seluruh

stakeholders

4. Senantiasa berkomitmen untuk menjalankan bisnis sesuai Kaidah Good

Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000)

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar yang menunjukkan hubungan satuan organisasi dengan individu yang berada di dalam organisasi tersebut. Pada struktur organisasi digambarkan dengan jelas pemisahan tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga diharapkan setiap satuan organisasi dapat bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan perusahaan.

PT. Toyota International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan dipimpin oleh seorang kepala cabang (Branch

Manager). Kepala Cabang tersebut bertanggung jawab kepada pimpinan di

Kantor Pusat Jakarta. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Cabang dibantu oleh beberapa kepala departemen.


(13)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Astra International Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000)

Sumber: PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan


(14)

4.1.4 Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab

Berikut ini adalah uraian mengenai wewenang dan tanggung jawab dari masing – masing posisi dalam struktur organisasi PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000):

1. Kepala Cabang

a. Menerapkan, mengatur, dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan disetiap departemen

b. Mengambil kebijakan-kebijakan tertentu sehubungan dengan kelancaran usaha

c. Membina hubungan baik dengan berbagai mitra usaha, baik di instansi pemerintahan maupun swasta

2. CRC (Customer Relation Coordinator)

Tugas dan fungsi CRC adalah mengelola segala aktivitas yang behubungan dengan informasi perusahaan dan menangani langsung hubungan perusahaan dengan customer, baik itu tentang informasi produk, keluhan dan juga permasalahan yang lain yang mengurangi kepuasan pelanggan.

3. Kepala Penjualan

a. Merencanakan, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan penjualan.

b. Bertanggungjawab untuk meningkatkan jumlah unit barang yang dijual c. Mempersiapkan perkiraan anggaran penjualan

d. Mengoptimalkan ketersediaan barang yang dijual e. Menyusun anggaran produksi tahunan


(15)

f. Berusaha memperbaiki kinerja penjualan 4. Kepala Administrasi

a. Mengawasi pelaksanaan kegiatan administrasi dan keuangan perusahaan

b. Membuat perkiraan dana yang dibutuhkan dan mendukung seluruh aktivitas perusahaan

c. Melakukan pembinaan dan pengembangan serta memberikan motivasi kepada bawahannya agar berkembang sesuai dengan kebutuhan perusahaan

d. Menjaga dan memonitor penggunaan dan guna untuk menghindari penyalahgunaan

5. Kepala Bengkel

a. Merencanakan dan mengatur jalannya operasional bengkel

b. Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kegiatan bengkel misalnya dalam kegiatan perbaikan dan service.

c. Meningkatkan mutu perbaikan dan service. 6. Kepala Sparepart

Tugas dari Kepala Sparepart adalah mengelola dan mengawasi operasional dari berbagai sparepart, baik penjualan atau pendistribusian

sparepart ke mekanik.

7. Instruktur Bengkel

Tugas dan fungsi instruktur bengkel adalah mengelola urusan bengkel secara intern


(16)

8. Foreman

a. Mengatur pembagian tugas dan memberikan order pekerjaan kepada mekanik

b. Membantu Service Advisor (S/A) dalam melakukan kontrol awal, melakukan kontrol pekerjaan mekanik dan penggantian spareparts 9. Mekanik

a. Memperbaiki kerusakan pada kendaraan pelanggan sesuai dengan petunjuk foreman.

b. Konfirmasi kepada foreman apabila ada tambahan penggantian

spareparts maupun ada keluhan komponen yang lain diluar order

perbaikan dan melporkan hasil pekerjaan 10. Service Advisor

a. Menerima customer yang akan meperbaiki kendaraan. b. Memberikan penjelasan atas pertanyaan pelanggan

c. Memberikan estimasi biaya perbaikan kendaraan pelanggan d. Melakukan pengecekan dan serah terima kendaraan service 11. PDC

Tugas dari PDC adalah menerima yang dipesan dari gudang besar dan mengeluarkan mobil yang dipesan oleh customer

12. Counter Sales

Tugas dari Counter Sales adalah memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, baik pada saat berkunjung ke outlet maupun pada saat even-even khusus seperti seminar-seminar dan pameran untuk pemahaman produk.


(17)

13. Kasir

a. Menerima pembayaran dari pelanggan

b. Menghimpun seluruh tanda bukti secara teratur

c. Menyampaikan bukti-bukti pembayaran pada pencatatan pembukuan d. Membuat laporan mengenai uang kas yang diterima dan dipegang e. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas yang

dilakukan, serta bertanggung jawab atas hal apabila terjadi kerugian yang ditimbulkan akibat kelalaian

14. Salesman

a. Menjual produk-produk Toyota b. Melayani customer

c. Menjalankan aktifitas customer retention dan prospecting yang sudah ditentukan oleh cabang dari aplikasi BRM secara konsisten dan kontinyu

d. Melakukan validasi data pelanggan yang di follow up

e. Melaporkan perubahan data pelanggan dari aktifitas customer retention dan prospecting kepada CRC

f. Memberikan hasil dan rencana aktifitas follow up terhadap existing pelanggan yang sudah ada dalam generator/flexible list BRM kepada CRC

g. Melaporkan adanya new prospect dari aktifitas follow up list BRM,

canvassing dan pelanggan walk in kepada sales supervisor


(18)

4.2 Penyajian Data

Pada bagian penyajian data, peneliti akan menyajikan data yang diperoleh dari lapangan pada saat melaksanakan penelitian. Berdasarkan metode yang telah ditentukan sebelumnya, bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Wawancara dan observasi dilakukan sebagai cara untuk memperoleh data primer. Maka hasil penelitian (data) diperoleh dari hasil wawancara kepada 2 informan kunci dan 2 informan utama untuk menjawab pengimplementasian prinsip-prinsip GCG pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan, serta hasil observasi yang dijabarkan dalam bentuk narasi.

4.2.1 Karakteristik Informan

a. Jenis kelamin Informan

Dalam penelitian ini, terdapat 3 orang informan yang berjenis kelamin pria dan 1 orang informan yang berjenis kelamin wanita. Informan yang berjenis kelamin pria terdiri dari 1 orang PGA (Personalia dan General Affair) dan 2 orang karyawan AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan. Peneliti hanya memilih 2 orang karyawan sebagai informan, karena informasi mengenai pengimplementasian prinsip-prinsip GCG lebih banyak diketahui oleh orang-orang yang berada pada level top

management. Sedangkan informan wanita adalah 1 orang CRC (Customer Relation Coornidator) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan.


(19)

b. Tingkat Pendidikan

Rentang pendidikan yang dimiliki oleh informan pada penelitian ini berada pada tamatan diploma 3 (D3) hingga strata 1 (S1). Informan yang memiliki latar belakang diploma 3 (D3) berjumlah 2 orang yaitu karyawan, dan informan yang memiliki latar belakang strata 1 (S1) juga berjumlah 2 orang yaitu PGA dan CRC.

Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian

No Nama Jabatan Tingkat Status

Pendidikan

1

Bapak Mhd Noor Juzli

PGA

(Personalia S1

Informan

dan General Affair

Utama 2. Ibu Yoenda Customer S1 Informan

Pertama Relation Utama

Coordinator

3. Bapak Diego Karyawan D3 Informan

Christman Kunci

Batubara

4. Bapak Abdul Karyawan D3 Informan

Aris Kunci

Sumber: hasil wawancara peneliti, 2016

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (pertanyaan) yang tetap berstruktur dan menyeluruh pada topik yang diangkat peneliti. Berikut ini akan disajikan data dan transkip wawancara yang diperoleh sewaktu penelitian dilaksanakan.

4.2.2 Good Corporate Governance (GCG) Pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Undang-undang No 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas yang hadir sebagai pengganti UU Perseroan Terbatas No 1 Tahun 1995, membawa


(20)

banyak perubahan bagi dunia usaha Indonesia, termasuk dalam hal penerapan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha. AUTO2000 yang merupakan bagian dari perusahaan konglomerasi Grup Astra menyadari bahwa pengimplementasian GCG adalah sebuah keharusan yang wajib dijalankan untuk mencapai cita-cita perusahaan yaitu “Sejahterah Bersama Bangsa”.

“Seluruh bagian dari Grup Astra, termasuk AUTO2000 sangat menjungjung tinggi pengimplementasian prinsip-prinsip GCG. Mengapa? Karena pengimplementasian GCG adalah salah satu upaya Astra untuk mencapai cita-cita perusahaan. Bahkan sebagai wujud dukungannya dalam pengimplementasian GCG, AUTO merumuskan salah satu misi perusahaan yaitu senantiasa berkomitmen untuk menjalankan bisnis sesuai Kaidah Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Responsibility”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan terus berusaha agar pengimplementasian prinsip-prinsip GCG tercapai dan berjalan dengan baik dalam setiap aspek kegiatan perusahaan. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan pengimplementasian prinsip-prinsip GCG ada pada hasil wawancara berikut:

“Upaya perusahaan dalam mewujudkan pengimplementasian GCG bisa dilihat dari adanya Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja, serta Pedoman Perilaku atau sering juga kita sebut dengan code of condut. Nah, kenapa code of conduct ini kita sebut sebagai upaya penerapan GCG? Karena di dalamnya memuat pedoman tentang bagaimana seluruh organ dan seluruh karyawan harus berperilaku, ada juga aturan mengenai hubungan perusahaan dengan para stakeholder, dan juga aturan mengenai bagaimana menjalankan kegiatan perusahaan. Jadi benar-benar berisi tentang semua yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

Code of conduct menjadi panduan bagi seluruh organ dan seluruh


(21)

penting bagi seluruh insan perusahaan untuk menjalankan code of condut tersebut, karena hal tersebut merupakan cerminan dari pengimplementasian prinsip-prinsip GCG.

4.2.3 Implementasi Prinsip Transparansi (Transparency) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Menurut KNKG, untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan untuk. Hal tersebut merupakan prinsip dasar dari transparansi. Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan informasi stakeholders.

Bentuk pengimplementasian prinsip transparansi oleh AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya adalah penyediaan laporan keuangan dan pelaporan gaji serta penghasilan. Laporan keuangan tersebut disediakan secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan mudah diakses oleh para stakeholders. Berikut hasil wawancara dengan informan:

“Bentuk transparansi dilakukan lewat penyediaan laporan keuangan

secara berkala. Karena AUTO2000 Gatsu ini adalah anak cabang dari PT. Astra International Tbk, jadi laporan keuangan diserahkan kepada Kantor Pusat yang ada di Jakarta, untuk kemudian digabung bersama dengan laporan keuangan dari cabang-cabang yang lain. Setelah itu induk perusahaan kita, yaitu PT. Astra International, Tbk yang akan mengelola laporan keuangan dari tiap cabang dan sekaligus menyediakan laporan keuangan tersebut agar dapat diakses oleh stakeholders. Selain menyerahkan laporan keuangan pada Kantor Pusat, AUTO2000 juga melakukan pelaporan gaji dan penghasilan tiap bulannya kepada Dinas Pajak. Ini adalah salah satu bentuk transparansi yang kami jalankan di AUTO2000 Cabang Gatsu Medan”


(22)

Gambar 4.2 Laporan Tahunan 2015 PT. Astra International, Tbk

Sumber:

Selain penyediaan laporan keuangan, pengimplementasian prinsip transparansi juga ditunjukkan melalui penyajian informasi mengenai visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, sistem manajemen resiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, serta informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan. Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan mengenai hal tersebut:

“Penyediaan informasi mengenai perusahaan tentu ada. Informasinya kita

sajikan melalui website perus

diakses oleh stakeholders. Informasi yang kita tampilkan mengenai hal-hal umum dari perusahaan, seperti visi, misi, produk perusahaan dan sebagainya. Nanti bisa dilihat langsung di websitenya. Pengelolaan website itu sendiri dilakukan oleh Kantor Pusat. Nah, ada juga beberapa informasi yang penyajiannya tidak kita tampilkan di website AUTO2000 itu sendiri, tetapi digabung bersamaan dengan website perusahaan induk kita yaitu PT. Astra International, Tbk. Misalnya informasi mengenai sistem pengendalian internal dan sistem manajemen resiko. Silahkan juga dilihat di www.astra.co.id”


(23)

Gambar 4.3 Website AUTO2000

Sumber: www.auto2000.co.id

Wujud transparasi juga dilakukan perusahaan melalui perumusan kebijakan perusahaan secara tertulis dan telah dikomunikasikan secara proporsional kepada para pemangku kepentingan. Keterbukaan AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan terhadap kebijakan perusahaan menjadi sangat penting, karena membantu setiap organ dan setiap karyawan untuk berperilaku dan bekerja secara professional guna mencapai cita-cita perusahaan, serta terhindar dari tindakan-tindakan yang menyimpang.

“Untuk transparansi kebijakan perusahaan kita lakukan dengan cara membuatnya dalam sebuah buku Peraturan Perusahaan sehingga bisa lebih mudah untuk dikomunikasikan dan dipahami oleh semua karyawan. Hal ini sangat membantu setiap bagian dari perusahaan agar tetap berjalan dalam koridor yang benar. Setiap kali ada kebijakan yang baru ditetapkan, pasti selalu kita komunikasikan dengan semua karyawan, jadi kita semua bisa sama-sama mengetahui dan sama-sama menjalankannya.”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016) Demikian juga dengan yang diungkapkan oleh informan lainnya, seperti berikut:


(24)

“AUTO2000 Cabang Gatsu selalu terbuka mengenai kebijakannya. Bentuk keterbukaan itu bisa dilihat dari adanya sosialisasi kepada karyawan setiap kali terjadi perubahan atau pun penambahan mengenai kebijakan perusahaan. Dan ini sangat membantu karyawan, karena kebijakan perusahaan itu jadi pedoman kita dalam berperilaku dan bekerja. Kalau kebijakan tidak disosialisasikan, bisa jadi kegiatan operasional perusahaan akan berantakan, dan pada akhirnya akan merugikan perusahaan sendiri.”

(Bapak Diego, Karyawan AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

Namun berbagai wujud transparansi yang dilakukan oleh AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan tersebut, tetap tidak mengurangi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi. Hal ini adalah bagian dari pengimplementasian prinsip transparansi pada perusahaan, sehingga wajib untuk dilaksanakan.

“Disamping menjalankan prinsip transparansi, tentu kita juga tetap

menjaga informasi-informasi yang dianggap rahasia oleh perusahaan. Seperti yang dimuat di dalam code of conduct Astra, bahwa perusahaan berkewajiban untuk merahasiakan dokumen atau pun informasi yang tidak boleh diungkapkan kepada pihak luar. Dalam code of conduct itu, telah diatur mengenai hal-hal apa saja yang harus dirahasiakan oleh perusahaan. Nah, sebagai anak cabang dari PT. Astra International, Tbk tentu AUTO2000 Gatsu sangat berpegang teguh pada code of conduct itu.”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

4.2.4 Implementasi Prinsip Akuntabilitas (Accountability) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Akuntabilitas berkaitan dengan kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban perusahaan sehingga pengelolaannya berjalan baik. Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan menjalankan prinsip akuntabilitas agar dapat mencapai kinerja berkesinambungan.


(25)

Salah satu bentuk pengimplementasian prinsip akuntabilitas AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan adalah dengan menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan. Tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan perusahaan tentunya sudah diselaraskan dengan visi, misi, nilai-nilai (corporate values), dan strategi perusahaan.

“Pelaksanaan akuntabilitas bisa dilihat dengan adanya struktur organisasi. Di dalam struktur organisasi ini akan tampak bagian-bagian yang ada di perusahaan, dan ada juga penjabaran mengenai tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian tersebut. Pembagian tugas ini akan memudahkan kegiatan operasional perusahaan. Tentu tugas dan tanggung jawab yang diberi sudah disesuaikan dulu dengan visi, misi, corporate values dan strategi perusahaan. Tujuannya untuk membantu perusahaan dalam mewujudkan cita-citanya”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016) Demikian pula dengan yang diungkapkan oleh informan lainnya:

“Pembagian tugas sudah diatur dengan jelas di dalam struktur organisasi dan hingga kini prosesnya berjalan lancar karena setiap bagian melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan adanya pembagian tugas ini, tentu akan membantu pemimpin dalam mengelola perusahaan.”

(Ibu Yoenda, CRC AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 18 Mei 2016)

Untuk meyakinkan bahwa semua karyawannya sudah mempunyai kemampuan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan memiliki cara sendiri, seperti yang diungkapkan informan berikut:

“Perusahaan yakin bahwa setiap karyawan memiliki kemampuan yang

sesuai dibidangnya, bukti nyatanya dapat dilihat dari perusahaan berjalan dengan lancar dan baik hingga saat ini. Untuk lebih meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugasnya, kita mengadakan kegiatan coaching dan counseling. Tujuannya adalah memberi mereka semangat, meningkatkan kinerja mereka, dan menjaga komunikasi serta mempererat hubungan antar seluruh karyawan”


(26)

Bentuk lain dari pengimplementasian prinsip akuntabilitas AUTO2000 Cabang Gatot Subroto adalah melakukan audit, bekerja sama dengan auditor eksternal PwC. Berikut hasil wawancara peneliti dengan informan:

“Selain pembagian tugas dan tanggung jawab, pelaksanaan akuntabilitas juga kita lakukan lewat kegiatan audit yang dilakukan secara berkala di setiap departemen. Untuk kegiatan audit ini, perusahaan bekerja sama dengan kantor auditor eksternal, yaitu PwC Indonesia.”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

Cara lain untuk melihat pelaksanaan prinsip akuntabilitas adalah perusahaan mengukur kinerja semua jajaran perusahaan agar tetap konsisten dengan sasaran usaha perusahaan. Hal ini juga dilakukan oleh AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan.

“Perusahaan tentu selalu mengukur bagaimana kinerja para karyawan, caranya melalui evaluasi meeting bulanan. Ini adalah kegiatan rutin yang kita lakukan untuk melihat sejauh mana perkembangan kinerja mereka setiap bulannya. Melalui kegiatan evaluasi ini, perusahaan bisa memberi nilai pada kinerja masing-masing karyawan dan juga mengetahui langkah apa yang harus diambil untuk meningkatkan kinerja mereka kedepannya.

(Ibu Yoenda, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 18 Mei 2016)

Selain evaluasi meeting bulanan, AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga mengukur kinerja karyawannya lewat pemberian deadline pada setiap tugas yang dikerjakan, seperti yang disampaikan oleh informan berikut ini:

“Untuk mengukur kinerja para karyawan, perusahaan memberi deadline pada setiap pekerjaan yang ada. Dengan diberikan deadline, maka perusahaan dapat menilai bagaimana hasil pekerjaan karyawan, apakah sesuai dengan yang diinstruksikan, apakah selesai tepat waktu. Deadline ini menjadi motivasi untuk semua karyawan dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan juga untuk menjadi alat bagi perusahaan untuk mencapai target yang ingin dicapai”

(Bapak Abdul, Karyawan AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 18 Mei 2016)


(27)

Tidak hanya mengukur kinerja karyawan, AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga memberi penghargaan bagi karyawannya yang berprestasi, dan sanksi bagi karyawan yang menyimpang dari aturan.

“AUTO2000 Cabang Gatsu ini juga memberikan penghargaan dan sanksi bagi karyawan dengan melihat dari kinerjanya. Bentuk penghargaaannya kita berikan piagam dan cinderamata bagi karyawan yang masa kerja atau masa baktinya sudah mencapai 10 bahkan 20 tahun. Selain itu kita juga memberangkatkan para sales yang mencapai target penjualan ke luar negeri untuk jalan-jalan. Nah, sanksi bagi karyawan yang menyalahi peraturan, bentuknya adalah surat peringatan pertama sampai ketiga, dan juga sanksi di keluarkan dari perusahaan”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

Bentuk pengimplementasian prinsip akuntabilitas juga ditunjukkan AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan dengan berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.

“Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, tentu setiap jajaran AUTO2000 selalu berpegang teguh pada pedoman perilaku (code of conduct) Astra. Dimana di dalam code of conduct tersebut, terdapat penjabaran mengenai etika bisnis dan etika kerja Astra. Inilah yang menjadi acuan bagi kita dalam menjalankan aktivitas bisnis perusahaan dan dalam menjalin hubungan dengan para stakeholders. Selain itu, AUTO2000 juga selalu mengaplikasikan nilai-nilai budaya “FIRST”, yaitu focus on customer, integrity, respect for others, strive for excellence, teamwork. Budaya FIRST ini kita tanamkan pada semua bagian perusahaan, dan kita maksimalkan pelaksanaannya. Hal ini sangat penting, karena nilai-nilai budaya inilah yang membedakan kita dengan perusahaan-perusahaan otomotif lainnya.”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

4.2.5 Implementasi Prinsip Responsibilitas (Responsibility) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Prinsip dasar responsibilitas adalah perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat, serta


(28)

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan mengimplementasikan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip responsibilitas, seperti selalu berpegang pada prinsip kehati-hatian, mentaati peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan peraturan perusahaan.

“Perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian, mentaati kebijakan internal/ketentuan perusahaan, peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan juga memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, sesuai Anggaran Dasar Perseroan, semuanya tertuang pada code of conduct Astra dan dijabarakan dengan jelas. Selain memiliki code of conduct, perusahaan juga memiliki Standard Operational Procedure (SOP). Kalau code of conduct menjadi pedoman kita dalam bersikap dan menjalin hubungan dengan para stakeholder, nah SOP ini adalah pedoman kita dalam pelaksanaan pekerjaan. Dokumen-dokumen ini menjadi bukti bahwa perusahaan mentaati peraturan perundang-undangan yang memang mewajibkan perusahaan untuk memiliki keduanya. SOP ini sangat penting karena membantu perusahaan dalam menyelaraskan seluruh pekerjaan karyawan agar sesuai dengan standar. Dengan adanya SOP, perusahaan juga bisa mengurangi terjadinya kesalahan karyawan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

Bentuk lain dari pengimplementasian prinsip responsibilitas, juga ditunjukan AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan dengan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).

“AUTO2000 sangat memperhatikan kegiatan CSR, karena itu merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat. Kegiatan CSR ini kita lakukan secara berkala, dan bentuknya bermacam-macam, seperti donor darah, kita juga mengadakan acara buka puasa bersama pada saat bulan puasa, kemudian kita melakukan kegiatan student goes to bengkel, dan juga menjadi donatur bagi panti asuhan serta warga sekitar yang kurang mampu. Agar lebih maksimal lagi pelaksanaannya, kita selalu membuat perencanaan kegiatannya terlebih dahulu”


(29)

4.2.6 Implementasi Prinsip Independensi (Independency) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Prinsip independensi mewajibkan perusahaan dikelola secara mandiri dan profesional tanpa adanya tindakan yang saling mendominasi diantara organ perusahaan serta tidak dapat diintervasi oleh pihak lain atau kepentingan tertentu. Independen artinya perusahaan bebas dari pengaruh dan tekanan, sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan secara obyektif. Berikut hasil wawancara peneliti terkait dengan pengimplementasian prinsip independensi di AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan:

“Dalam menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari, perusahaan sangat

mandiri dan jauh dari pengaruh pihak manapun. Kita kan sudah punya code of conduct, di dalamnya ada aturan bagaimana membangun hubungan yang ideal dengan pihak di luar perusahaan. Itu menjadi pedoman kita agar terhindar dari pengaruh, tekanan, maupun dominasi pihak-pihak asing. Dalam code of conduct bahkan dikatakan dengan jelas bahwa semua jajaran perusahaan tidak boleh memberi ataupun menerima imbalan atau hadiah dari mitra kerja, pelanggan, dan pihak-pihak lain untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Sehingga setiap keputusan yang diambil perusahaan sifatnya obyektif.

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

Selain menghindar dari pengaruh pihak-pihak lain, AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga menghindari terjadinya benturan kepentingan (conflict

of interest), bahkan hal ini juga diatur secara khusus dalam code of conduct

perusahaan.

“Mengenai benturan kepentingan, juga sudah diatur secara khusus di dalam code of conduct. Isinya sangat jelas, bahwa perusahaan harus patuh terhadap peraturan perundang-undangan, termasuk dalam hal menjalin hubungan dengan mitra kerja, pelanggan, dan pihak-pihak lainnya, dengan menghindari terjadinya benturan kepentingan. Untuk itu semua kesepakatan harus dibuat dalam dokumen tertulis, dan disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan”


(30)

Prinsip independensi juga terkait dengan pelaksanaan fungsi dan tugas sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga mengimplementasikannya, seperti yang diungkapkan informan berikut:

“Lagi-lagi seperti mengenai hal lainnya, penjabaran mengenai hal ini juga dimuat di dalam code of conduct Astra, bahwa perusahaan memperlakukan pemegang sahamnya secara seimbang, termasuk dalam memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangan yang berlaku.”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

4.2.7 Implementasi Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Maksud dari prinsip kesetaraan dan kewajaran adalah adanya perlakuan adil dan setara dalam memperhatikan kepentingan para stakeholders. Prinsip ini juga diimplementasikan oleh AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan dalam kegiatan bisnis sehari-harinya. Salah satu bentuk pengimplementasian prinsip kewajaran dan kesetaraan oleh perusahaan adalah dengan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh jajaran perusahan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan.

“Perusahaan sangat terbuka pada setiap masukan dan pendapat yang disampaikan oleh karyawan. Kita tampung semua masukan dan pendapat tersebut, kemudian kita sampaikan kepada pimpinan untuk didiskusikan bersama-sama. Apapun saran, pendapat, dan masukan dari karyawan akan kita dengarkan, karena semuanya tentu untuk kepentingan dan kemajuan perusahaan. Kita semua disini sama-sama bekerja untuk membuat perusahaan lebih baik lagi.”

(Ibu Yoenda, CRC AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 18 Mei 2016) Demikian pula dengan yang disampaikan oleh informan lainnya pada peneliti:


(31)

“Sebagai karyawan, kita diberi hak untuk menyampaikan saran dan pendapat kepada perusahaan lewat pimpinan. Perusahaan membangun suasana keterbukaan dan komunikasi dua arah dengan karyawan. Ini sangat penting bagi kami dalam bekerja. Jadi apapun masukan-masukan yang kami sampaikan, perusahaan tidak pernah menutup diri dan selalu mempertimbangkannya.”

(Bapak Diego, Karyawan AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

Pengimplementasian prinsip kewajaran dan kesetaraan oleh AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga ditunjukkan dengan memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada seluruh organ perusahaan dan seluruh karyawan, seperti yang disampaikan informan berikut ini:

“Perusahaan selalu berlaku adil kepada semua karyawan, tidak ada pembedaan antara karyawan yang satu dengan yang lain, baik itu di bagian administrasi, bagian penjualan, bagian service, bagian sparepart, ataupun bagian lainnya. Semua karyawan mendapatkan perlakuan yang sama dan wajar. Bagi karyawan dengan prestasi kerja yang baik, perusahaan memberikan penghargaan. Begitu juga pada karyawan yang melanggar peraturan, kita berikan sanksi. Perusahaan memperlakukan karyawan sebagai aset yang berharga, sehingga perlu untuk dihargai dan ditingkatkan kompetensi serta karakternya.”

(Ibu Yoenda, CRC AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 18 Mei 2016) Hal senada juga disampaikan oleh informan berikut:

“Perlakuan perusahaan terhadap karyawan sangat adil dan wajar. Tidak pernah ada diskriminasi atau perlakuan khusus bagi satu karyawan atau satu departemen saja, karena semua dipandang setara oleh perusahaan. Contoh nyatanya pada saat karyawan menyampaikan pendapat dan sarannya, perusahaan selalu mendengarkannya tanpa membeda-bedakan.”

(Bapak Abdul, Karyawan AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 18 Mei 2016)

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan tanpa membedakan suku, agama, ras,


(32)

golongan, gender, dan kondisi fisik. Hal ini juga merupakan wujud dari pelaksanaan prinsip kewajaran dan kesetaraan yang dilakukan oleh perusahaan.

“Terkait prinsip kewajaran dan kesetaraan ini bisa dilihat pada saat penerimaan karyawan. Perusahaan membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin mendaftarkan dirinya sebagai karyawan. Pengumumannya selalu kita lakukan secara terbuka, sehingga siapapun yang berminat untuk bergabung dengan perusahaan punya kesempatan yang sama. Proses seleksinya juga berjalan dengan wajar dan sesuai prosedur yang ada, tanpa membedakan agama, suku, ras, gender, dan lainnya.”

(Bapak Juzli, PGA AUTO2000 Cabang Gatsu Medan, 21 Mei 2016)

4.3 Analisis Data

Pada bagian ini, peneliti akan menelaah hasil penelitian (data) yang telah ditemukan di lapangan serta menganalisis setiap bagian untuk memperoleh kesesuaian dengan teori yang ada.

4.3.1 Analisis Implementasi Prinsip Transparansi (Transparency) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Upaya yang dilakukan oleh AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, khususnya hal transparansi yaitu dengan menyediakan laporan keuangan. Hal ini menjadi penting, karena laporan keuangan merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk menjaga transparansi. Mekanisme penyediaan laporan keuangan tersebut diawali dengan penyerahan laporan keuangan dari masing-masing Kantor Cabang kepada Kantor Pusat di Jakarta. Kemudian Kantor Pusat menggabung seluruh laporan keuangan tersebut. Setelah penggabungan selesai, PT. Astra International, Tbk lalu menyediakan laporan keuangan tahunan yang dapat diakses oleh stakeholders.


(33)

Hal ini dapat dilihat pada website resmi PT. Astra International, Tbk yaitu

Subroto Medan ini tidak terlepas hubungannya dengan perusahaan induknya, yaitu PT. Astra International, Tbk, termasuk dalam pengimplementasian prinsip transparansi. Selain itu AUTO2000 Cabang Gatot Subroto juga melakukan pelaporan gaji dan penghasilan setiap bulan kepada Dinas Pajak. Ini membuktikan bahwa perusahaan terbuka dan bertanggung jawab dalam hal gaji dan penghasilan. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud pengimplementasian prinsip transparansi yang baik, yang dilaksanakan oleh AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan .

Terkait transparansi atas informasi, AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan telah melaksanakannya dengan cukup baik, melalui penyajiaan informasi yang dibutuhkan oleh publik. Informasi yang disajikan meliputi visi, misi, produk, prestasi, mitra bisnis, jaringan, layanan, berita dan even, karir, dan tanggung jawab perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Informasi tersebut dapat kita temui dengan mudah dengan mengakses situs resmi

Namun informasi yang disediakan dalam website AUTO2000 masih terbatas. Hal ini disebabkan kedudukannya sebagai salah satu anak cabang dari perusahaan konglomerasi PT. Astra International, Tbk, sehingga untuk informasi mengenai laporan keuangan, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris, informasi pemegang saham, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG disajikan pada website resmi


(34)

PT. Astra International, Tbk lebih banyak menyediakan informasi bila dibandingkan dengan informasi yang disediakan oleh masing-masing anak cabang perusahaan, seperti AUTO2000.

Transparansi dalam kebijakan perusahaan juga telah dijalankan AUTO2000 Cabang Gatot Subroto dengan baik. Hal ini terlihat dengan adanya perumusan kebijakan perusahaan secara tertulis, yang terdapat di dalam Buku Peraturan Perusahaan. Peraturan tersebut juga telah dikomunikasikan secara proporsional kepada seluruh jajaran perusahaan, agar dapat dipahami dan dilaksanakan dalam aktivitas bisnis sehari-hari.

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan menjunjung prinsip keterbukaan, namun dengan memperhatikan ketentuan kerahasiaan perusahaan. Sebagai anak cabang perusahaan, AUTO2000 mengikuti ketentuan kerahasiaan perusahaan yang tertuang dalam code of conduct perusahaan induknya, PT. Astra International, Tbk. Dalam code of conduct bagian Etika Kerja, terdapat penjelasan mengenai sikap karyawan berkaitan dengan informasi rahasia perseroan. Pada bagian tersebut, dikatakan bahwa yang menjadi informasi rahasia Perseroan adalah dokumen dan/atau informasi strategis yang dibuat dan/atau diperoleh Perseroan yang tidak boleh diungkapkan dan diberikan kepada pihak luar, dengan pertimbangan:

1. Menjaga keunggulan kompetitif Perseroan dan/atau

2. Mematuhi perjanjian-perjanjian atau peraturan-perundangan yang mewajibkan Perseroan menjaga kerahasiaan informasi tersebut


(35)

Dalam code of conduct tersebut PT. Astra International, Tbk juga menjelaskan informasi yang termasuk dalam kategori informasi rahasia Perseroan adalah:

1. Laporan keuangan dan/atau transaksi material yang belum diungkapkan ke publik

2. Rencana Perseroan yang bersifat strategis

3. Informasi yang terikat dengan perjanjian kerahasiaan (confidentiality

agreement)

4. Produk-produk Perseroan yang masih dalam tahap pengembangan 5. Keunikan teknologi

6. Informasi material yang belum tersedia untuk publik 7. Informasi lainnya yang dianggap rahasia

Penjelasan dalam code of conduct PT. Astra International, Tbk tersebut sangat sesuai dengan pedoman prinsip transparansi yaitu “prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi”

4.3.2 Analisis Implementasi Prinsip Akuntabilitas (Accountability) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Pengimplementasian prinsip akuntabilitas GCG diwujudkan AUTO2000 Cabang Gatot Subroto dengan adanya rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan karyawan yang dapat dilihat pada struktur organisasi AUTO2000. Tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh setiap


(36)

bagian perusahaan juga telah diselaraskan dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan. Hal ini memudahkan manajemen perusahaan dalam menjalankan masing-masing fungsi dan perannya, sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. Selain itu, pendelegasian tugas dan tanggung jawab di dalam perusahaan juga mencegah terjadinya penumpukkan pekerjaan dan menghindari adanya pekerjaan yang sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Upaya yang dilakukan AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan untuk meyakinkan bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan sudah mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan perannya dalam pelaksanaan GCG adalah melalui penempatan karyawan pada bidang yang sesuai dengan keahlian/kompetensi dan pengalamannya. AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan mendorong agar setiap karyawannya selalu kompeten dalam bidangnya, sehingga menjamin terlaksananya tugas dan tanggung jawab dengan baik, dan memberi dampak positif bagi perusahaan.

Langkah lain yang dilakukan oleh AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan dalam mengimplementasikan prinsip akuntabilitas adalah dengan meningkatkan kemampuan semua organ dan semua karyawannya melalui

coaching dan counseling. Tujuan perusahaan mengadakan coaching adalah untuk

melatih karyawan untuk mengatasi kesulitan dalam melakukan pekerjaan, memperbaiki dan meningkatkan kemampuan serta kapasitas setiap karyawan agar berhasil mencapai sasaran kerjanya. Sedangkan tujuan diadakannya kegiatan

counseling adalah untuk memotivasi karyawan, membantu karyawan agar dapat


(37)

kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaannya, sehingga karyawan dapat memperbaiki kelemahannya dan meningkatkan kelebihannya. Pada akhirnya, kegiatan coaching dan counseling ini akan meningkatkan produktivitas dan profesionalisme setiap karyawan, mengantisipasi munculnya permasalahan, serta menjalin komunikasi yang baik antar karyawan.

Pengimplementasian prinsip akuntabilitas AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga terlihat dari adanya kegiatan audit secara berkala di setiap departemen. Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar, perusahaan menunjuk auditor eksternal untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Auditor eksternal yang bekerja sama dengan perusahaan yaitu PwC Indonesia.

Pada pedoman pokok pelaksanaan prinsip akuntabilitas, dikatakan bahwa perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment). AUTO2000 Cabang Gatot Subroto mengimplementasikannya pedoman ini dengan baik. Perusahaan mengukur kinerja para karyawannya melalui evaluasi meeting bulanan. Dengan adanya kegiatan ini, perusahaan dapat mengetahui dan menilai sejauh mana perkembangan kinerja karyawannya, serta menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan. Evaluasi meeting bulanan membantu perusahaan mendeteksi masalah-masalah yang mungkin timbul pada kegiatan operasional perusahaan, serta membantu perusahaan dalam menggambil tindakan perbaikan jika kinerja karyawan dinilai kurang.


(38)

Selain evaluasi meeting bulanan, perusahaan juga mengukur kinerja karyawan lewat pemberian deadline pada setiap tugas yang dikerjakan. Dengan memberikan deadline, karyawan akan termotivasi untuk menyelesaikan tugas dengan mengerahkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu,

deadline dapat dijadikan alat ukur untuk menilai sejauh mana kinerja karyawan

bagi perusahaan.

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga mengaplikasikan sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system) kepada para karyawan dengan baik. Penghargaan (reward) adalah bentuk rasa terima kasih perusahaan atas prestasi kerja karyawan, sedangkan sanksi (punishment) adalah tindakan korektif terhadap pelanggaran peraturan yang berlaku. Penghargaan diberikan perusahaan bagi karyawan yang masa kerja/masa baktinya sudah mencapai 10 tahun dan 20 tahun. Selain itu, perusahaan juga memberikan penghargaan kepada

sales yang mencapai target penjualan, berupa wisata ke luar negeri. Sedangkan

bentuk sanksi (punishment) yang diterapkan perusahaan bagi karyawan berupa surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga, hingga sanksi pemberhentian karyawan.

Dalam menjalankan praktik bisnisnya sehari-hari, AUTO2000 berpegang teguh pada pedoman perilaku (code of conduct) PT. Astra International, Tbk yang telah disepakati bersama serta menerapkan Etika Bisnis dan Etika Kerja sesuai “Catur Darma”, dengan berlandaskan nilai-nilai budaya perusahaan yaitu “FIRST”.

Filosofi Catur Darma Astra yakni:


(39)

2. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan 3. Menghargai individu dan membina kerjasama 4. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik

Berangkat dari Filosofi Catur Darma Astra tersebut, AUTO2000 kemudian merumuskan nilai-nilai budaya “FIRST”, yaitu:

1. Focus On Customer

Selalu memberikan pelayanan yang berkesan dan melampaui harapan pelanggan dengan mengutamakan kemudahan, keakraban, dan kehandalan (ease, personal, reliable)

2. Integrity

Bekerja dengan tulus, jujur, selarasnya kata dan perbuatan sesuai dengan ketentuan perusahaan dan nilai-nilai masyarakat

3. Respect for Others

Senantiasa menghargai keberadaan individu maupun kelompok secara obyektif, wajar, dan adil.

4. Strive for Excellence

Semangat melakukan kaizen dan inovasi guna mencapai kualitas kerja terbaik dan siap menghadapi perubahan

5. Teamwork

Interaksi saling melengkapi antar individu sesuai peran dan tanggung jawab guna mendorong perkembangan pribadi dan memaksimalkan kinerja.


(40)

4.3.3 Analisis Implementasi Prinsip Responsibilitas (Responsibility) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan berkomitmen untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian dan mentaati kebijakan internal/ketentuan perusahaan, peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan juga memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, sesuai Anggaran Dasar Perseroan, semuanya tertuang pada code of conduct Astra. Selain memiliki code of conduct yang mengatur perilaku dan etika bisnis perusahaan, AUTO2000 juga mempunyai Standard Operational Procedure (SOP) yang menjadi pedoman bagi pelaksanaan pekerjaan. Code of conduct dan SOP ini menjadi bukti bahwa perusahaan menjalankan prinsip-prinsip korporasi yang sehat serta mematuhi peraturan perundang-undangan yang mewajibkan perusahaan untuk memiliki kedua hal tersebut. Dengan adanya SOP, perusahaan dapat memastikan bahwa aktivitas bisnis berjalan sesuai dengan standar yang diharapkan dan dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dalam melakukan pekerjaan.

Selain itu, prinsip responsibilitas juga dijalankan AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan melalui pelaksanaan aktivitas-aktivitas sosial sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Kegiatan CSR ini dilakukan secara berkala, dan bentuk kegiatannya berupa donor darah, acara buka puasa bersama,

student goes to bengkel, dan memberi sumbangan kepada panti asuhan serta


(41)

AUTO2000 memberikan perhatian khusus bagi kegiatan CSR, hal ini terlihat jelas dari salah satu misinya yang senantiasa berkomitmen untuk menjalankan bisnis sesuai dengan kaidah Good Corporate Governance dan

Corporate Social Responsibility. Untuk memaksimalkan kegiatan CSR ini,

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto selalu melakukan perencanaan terhadap kegiataan-kegiatan sosial tersebut.

4.3.4 Analisis Implementasi Prinsip Independensi (Independency) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Dalam rangka memenuhi prinsip independensi, AUTO2000 menjaga kegiatan usahanya dari segala bentuk pengaruh pihak-pihak asing yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan. AUTO2000 juga tidak diperkenankan memberi atau menerima pemberian dalam bentuk apapun. Hal ini dimuat dalam code of conduct PT. Astra International, Tbk yang isinya adalah “Perseroan (termasuk Komisaris, Direktur dan Karyawan) tidak diperkenankan memberi kepada atau menerima dari pelanggan maupun mitra usaha, imbalan atau hadiah (yang substansial) yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.” Dengan menghindari dominasi dan pengaruh dari pihak asing, perusahaan dapat mengambil keputusan secara obyektif, tepat sasaran, dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

Perusahan juga menghindari benturan kepentingan dengan mitra usahanya. Untuk menghindari benturan kepentingan tersebut, semua kesepakatan harus dituangkan dalam bentuk dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan. Bahkan, di dalam code of conduct PT. Astra


(42)

International, Tbk terdapat bagian khusus yang menjelaskan tentang Pedoman Benturan Kepentingan. Dijelaskan pada bagian tersebut, bahwa setiap rencana transaksi antara Astra atau perusahaan yang dikendalikan oleh Astra (Perusahaan Terkendali) dengan Afilliasi Astra harus diperiksa terlebih dahulu oleh Corporate

Legal Perusahaan Terkendali tersebut untuk memastikan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Corporate Legal Perusahaan Terkendali kemudian wajib melaporkan setiap rencana transaksi tersebut kepada

Corporate Legal Astra. Aturan mengenai benturan kepentingan sudah sangat jelas

dijabarkan dalam code of conduct tersebut.

Terkait dengan pelaksanaan fungsi dan tugas sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga menerapkannya. Penjabaran mengenai hal ini juga dimuat dalam code of

conduct perusahaan, dimana dijelaskan bahwa Perseroan memperlakukan

pemegang sahamnya secara seimbang, termasuk dalam memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangan yang berlaku.

4.3.5 Analisis Implementasi Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan

Pengimplementasian prinsip kewajaran dan kesetaraan (fairness) pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroro Medan dikategorikan baik. Perusahaan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh jajarannya untuk menyampaikan saran dan pendapat demi kepentingan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga selalu memberi perlakuan yang adil dan wajar kepada seluruh


(43)

karyawan. Jika dilihat dari hasil observasi, tidak ada perlakuan khusus atau tindakan diskriminasi yang dilakukan perusahaan kepada karyawan tertentu. Perusahaan memperlakukan seluruh karyawan sebagai aset yang berharga, sehingga perlu dihargai dan ditingkatkan kompetensi dan karakternya. Perlakuan setara dan wajar ini dapat dilihat dari adanya penghargaan yang diberi kepada setiap karyawan yang berprestasi, dan juga pemberian sanksi kepada setiap karyawan yang melanggar aturan perusahaan. Pemberian penghargaan dan sanksi ini dilakukan perusahaan kepada karyawan secara adil tanpa membedakan senioritas, gender, suku, maupun agama.

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan juga memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik. Perusahaan membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menjadi karyawan, dengan melewati proses seleksi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan perusahaan.


(44)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan, sebagai bagian dari PT. Astra International, Tbk yang merupakan salah satu perusahaan swasta terbesar di Indonesia, senantiasa berkomitmen mengimplementasikan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (GCG) dalam aktivitas bisnisnya sehari-hari untuk

mewujudkan cita-cita peusahaan “Sejahtera Bersama Bangsa”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan pengimplementasian prinsip-prinsip GCG pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan sudah terwujud baik. Hal ini disimpulkan berdasarkan berikut:

1. Pengimplementasian prinsip transparansi (transparency) pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan telah berjalan dengan baik. Dapat dilihat dari perusahaan menyediakan laporan keuangan, melakukan pelaporan gaji dan penghasilan, menyediakan informasi perusahaan kepada stakeholders melalui situs resmi, merumuskan kebijakan secara tertulis dan mengkomunikasikannya secara proporsional kepada seluruh jajaran perusahaan, serta tetap menjaga ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan.

2. Pengimplementasian prinsip akuntabilitas (accountability) pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan telah berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan adanya kejelasan struktur organisasi dan pembagian tugas serta tanggung jawab yang selaras dengan visi, misi, dan nilai-nilai


(45)

perusahaan, adanya penempatan karyawan pada bidang yang sesuai, peningkatan kemampuan karyawan, kegiatan audit pada setiap departemen, mengukur kinerja pegawai, memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment), serta selalu berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct).

3. Pengimplementasian prinsip responsibilitas (responsibility) pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan telah berjalan dengan baik. Dapat dilihat dari perusahaan melaksanakan prinsip kehati-hatian dan mentaati kebijakan internal perusahaan, seperti code of conduct dan

Standard Operational Procedure (SOP), melaksanakan kegiatan tanggung

jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR), dan melakukan perencanaan terhadap kegiatan CSR tersebut.

4. Pengimplementasian prinsip independensi (independency) pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan telah terlaksana dengan baik. Hal ini dilihat dari perusahaan selalu menghindari dominasi tidak wajar dari pihak manapun, menghindari pengaruh oleh kepentingan tertentu, mengikuti pedoman benturan kepentingan yang terdapat pada code of

conduct, mengambil keputusan secara objektif, serta melaksanakan fungsi

dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

5. Pengimplementasian prinsip kewajaran dan kesetaraan (fairness) pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan telah terlaksana dengan baik. Dapat dilihat dari adanya kesempatan yang sama bagi semua jajaran perusahaan untuk menyampaikan saran dan pendapat, member perlakuan


(46)

yang adil dan wajar kepada seluruh karyawan, serta memberi kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka berikut ini adalah saran yang dapat diberikan oleh peneliti terhadap pengimplementasian prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan:

1. AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan harus tetap mempertahankan pengimplementasian prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada seluruh jenjang perusahaan dalam melakukan aktivitas bisnisnya, karena pengimplementasian GCG bukan hanya sebuah keharusan bagi perusahaan, namun juga kunci sukses yang akan memberi dampak positif bagi kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

2. AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan harus lebih banyak melakukan sosialisasi kepada stakeholders yang berada di luar lingkungan perusahaan mengenai program pengimlementasian prinsip-prinsip GCG, agar memiliki pemahaman yang jelas mengenai hal tersebut. Dengan melakukan sosialisasi kepada stakeholders yang berada di luar lingkungan perusahaan, maka akan meningkatkan keyakinan masyarakat dan investor, serta meningkatkan citra baik perusahaan.


(47)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Salah satu faktor yang mendukung penelitian ini adalah penelitian-penelitian sebelumnya dengan tema pembahasan yang sama. Diantaranya adalah: 1. Raymond Wawondos dan Ronny H Mustamu (2014)

Penelitian ini berjudul Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good

Corporate Governance Pada Perusahaan Bidang Cargo di Surabaya. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa implementasi terhadap prinsip-prinsip

Good Corporate Governance sudah dinilai sangat baik berdasarkan pada

analisis dengan metode AHP dan telah terimplementasi secara keseluruhan dalam analisis kualitatif.

2. Annisa Asisiura (2014)

Penelitian ini berjudul Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance Pada PT Len Industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

prinsip-prinsip GCG secara umum telah diterapkan dengan cukup baik namun beberapa hal masih perlu diperbaiki.

3. Vivi Sulvianti (2013)

Penelitian ini berjudul Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance (GCG) Pada PT Pelita Jaya Prima di Tarakan. Hasilnya

adalah PT Pelita Jaya Prima belum melaksanakan prinsip-prinsip Good

Good Corporate dengan sempurna pada perusahaannya, karena Direksi


(48)

tersebut, yaitu prinsip transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas, yang juga telah melanggar pasar 97 UU No 40 tentang Perseroan Terbatas. 4. Thereza Michiko Labesi (2013)

Penelitian ini berjudul Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance di PT Bank Sulut Kantor Pusat Manado. Hasilnya

menunjukkan pelaksanaan GCG dan penerapan prinsip-prinsipnya karyawan dalam level manajerial di PT Bank Sulut Kantor Pusat Manado sangat terwujud dengan baik, sehingga pengawasan terhadap kinerja manajemen terkontrol dengan baik dan tujuan perusahaan untuk mengarahkan perusahaan pada peningkatan nilai perusahaan di jalankan dengan baik.

5. Diana Fajarwati (2011)

Penelitian ini berjudul Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance di Lingkungan Internal Perusahaan Umum Badan Urusan.

Hasil penelitian menunjukkan Perum Bulog Jakarta dalam hal penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sudah baik.

2.2 Definisi Good Corporate Governance

Istilah corporate governance untuk pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992. Cadbury mendefinisikan corporate

governance sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan

mengendalikan organisasi agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan organisasi.


(49)

Adapun Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate

governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang

berkepentingan (stakeholders).

Center for European Policy Study (CEPS) memformulasikan GCG sebagai

seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right), proses dan pengendalian baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen perusahaan. Dengan catatan bahwa hak disini adalah hak dari seluruh stakeholders dan bukan hanya terbatas kepada satu stakeholder saja. Noensi, seorang pakar GCG dari Indo Consult, mendefinisikan GCG adalah menjalankan dan mengembangkan perusahaan denga bersih, patuh pada hukum yang berlaku dan peduli terhadap lingkungan yang dilandasi nilai-nilai sosial budaya yang tinggi (Adrian Sutedi, 2012:1).

Menurut the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Sutojo dan E. Jhon Aldridge (2005:2) corporate governance adalah sistem yang digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Corporate governance mengatur pembagian tugas, hak, dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kelangsungan perusahaan, termasuk pemegang saham, dewan pengurus, para manajer, dan semua anggota


(50)

Sedangkan Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan GCG sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungna bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

Defini GCG yang dikemukakan diatas berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki maksud yang sama. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa GCG adalah suatu sistem dan aturan yang mengatur hubungan antara pengelola perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder), tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai tambah (value added) perusahaan. Pengimplementasian GCG juga diharapkan mampu mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan untuk memastikan bahwa kesalahan tersebut dapat diperbaiki dengan segera.

Lebih jauh lagi, penerapan GCG yang didukung dengan integritas tinggi dapat menciptakan iklim bisnis yang positif bagi suatu negara. GCG menjadi salah satu daya tarik bagi para investor asing untuk menanamkan modalnya pada organisasi-organisasi dalam negeri, dan hal ini tentu akan mampu mendongkrak perekonomian nasional.

2.3 Sejarah Good Corporate Governance

Sejarah lahirnya GCG berawal ketika terkuaknya skandal beberapa perusahaan raksasa di Inggris maupun Amerika Serikat pada tahun 1980-an. Enron Corp dan WorldCom merupakan contoh perusahaan Amerika yang mendorong lahirnya GCG sebagai cara untuk penyehatan perusahaan.


(51)

Berkembangnya budaya serakah dan pengambilalihan perusahaan secara agresif menyadarkan orang akan pentingnya sistem tata kelola perusahaan yang baik, jelas dan bertanggung jawab.

Dalam perusahaan selalu terdapat berbagai potensi konflik, seperti konflik antara pemilik saham dan pimpinan perusahaan, antara pemilik saham majoritas dan minoritas, antara pekerja dan pimpinan perusahaan, potensi mengenai pelanggaran lindungan lingkungan, potensi kerawanan dalam hubungan antara perusahaan dan masyarakat setempat, antara perusahaan dan pelanggan ataupun pemasok, dan sebagainya. Bahkan besarnya gaji para eksekutif dapat merupakan bahan kritikan. Disinilah objek sentral dari pengaturan GCG, yaitu untuk mengatur antara kebebasan pribadi dan tanggung jawab kolektif.

Krisis ekonomi yang menghantam kawasan Asia dan Amerika Latin di tahun 1990-an juga dianggap sebagai akibat dari kegagalan pengimplementasian GCG. Hal inilah yang kemudian mendorong munculnya tuntutan agar GCG diimplementasikan secara konsisten dan komprehensif. Tuntutan ini juga disuarakan oleh berbagai lembaga seperti IMF, World Bank, OECD, dan APEC.

Prinsip-prinsip GCG dianggap mampu menolong perusahaan dan membantu perekonomian negara yang sedang di hantam krisis agar dapat bangkit, mampu bersaing secara sehat, dan dikelola secara professional. Pengimplementasian prinsip-prinsip GCG dinilai merupakan kunci sukses bagi perusahaan untuk dapat mengembalikan kepercayaan investor, sehingga mampu bertumbuh, berkembang, dan memberi keuntungan dalam jangka panjang.

Di Indonesia sendiri, corporate governance mulai diperkenalkan pada seluruh perusahaan publik pada tahun 1998. Bermula dari usulan penyempurnaan


(52)

peraturan pencatatan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) yang mengatur mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEJ yang mewajibkan untuk mengangkat komisaris independen dan membentuk komite audit.

Kemudian Indonesia menandatangi Nota Kesepakatan (Letter of Intent) dengan IMF yang mendorong terciptanya iklim yang lebih kondusif bagi penerapan corporate governance. Pemerintah Indonesia mendirikan satulembaga khusus yang bernama Komite Nasional mengenai Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) melalui Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Nomor: KEP-31/M.EKUIN/06/2000. Tugas pokok KNKCG merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional mengenai GCG, serta memprakarsai dan memantau perbaikan di bidang corporate

governance di Indonesia.

Pada tahun 2006, KNKCG melakukan penyempurnaan pedoman

corporate governance yang sebelumnya telah di terbitkan pada tahun 2001.

Hal-hal yang disempurnakan pada Pedoman Umum GCG tahun 2006 adalah

:

1. Memperjelas peran tiga pilar pendukung (negara, dunia usaha, dan masyarakat) dalam rangka penciptaan situasi kondusif untuk melaksanakan GCG.

2. Pedoman pokok pelaksanaan etika bisnis dan pedoman perilaku.

3. Kelengkapan Organ Perusahaan seperti komite penunjang dewan komisaris (komite audit, komite kebijakan risiko, komite nominasi dan remunerasi, komite kebijakan corporate governance);


(53)

4. Fungsi pengelolaan perusahaan oleh Direksi yang mencakup lima hal dalam kerangka penerapan GCG yaitu kepengurusan, manajemen risiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial; 5. Kewajiban perusahaan terhadap pemangku kepentingan lain selain

pemegang saham seperti karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat serta pengguna produk dan jasa;

6. Pernyataan tentang penerapan GCG;

7. Pedoman praktis penerapan Pedoman GCG;

Sementara itu, inisiatif dari sektor swasta melalui asosiasi-asosiasi bisnis dan profesi telah melahirkan Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yang didirikan oleh 5 (lima) asosiasi bisnis dan profesi yang hingga kini keanggotaanya terus bertambah, sehingga terdapat 10 (sepuluh) asosiasi bisnis dan profesi tergabung ke dalam forum ini. Selain itu, terbentuk pula institut-institut yang berkecimpung di bidang corporate governance, misalnya Institute

for Corporate Governance dan Institute for Corporate Directorship (Adrian

Sutedi, 2012).

2.4 Teori Good Corporate Governance 2.4.1 Agency Theory

Agency Theory memusatkan pentingnya pemegang saham sebagai pemilik

perusahaan memberi kekuasaan kepada tenaga-tenaga profesional (disebut agents) untuk mengelola dan menjalankan perusahaan. Adapun maksud dari pemisahaan antara pemilik dengan pengelola perusahaan adalah agar pemilik perusahaan dapat


(54)

memperoleh keuntungan yang semaksimal dengan biaya yang seefisien mungkin dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga-tenaga profesional.

Para pengelola perusahaan memiliki keluluasaan dalam menjalankan manajemen perusahaan, sehingga dalam hal ini mereka berperan sebagai agent dari pemegang saham. Sementara tugas dari pemilik perusahaan (pemegang saham) hanya mengawasi dan memonitor jalannya perusahaan yang dikelola oleh manajemen serta mengembangkan sistem insentif bagi pengelola manajemen untuk memastikan bahwa mereka bekerja demi kepentingan perusahaan.

Namun pemisahan seperti ini memiliki dampak negatif, yaitu adanya kemungkinan bagi pengelola manajemen perusahaan untuk memaksimalkan kepentingan pengelolanya sendiri dengan beban dan biaya yang harus ditanggung pemilik perusahaan.Pemisahaan ini dapat juga menimbulkan kurangnya trnsparansi dalam penggunaan dana perusahaan.

2.4.2 Stakeholder Theory

Berdasarkan sudu tpandang luas (broadview), GCG tidak hanya mengatur hubungan antara perusahaan dengan pemilik atau pemegang saham saja, tetapi juga antara perusahaan dengan pihak petaruh (stakeholders) lain, yaitu karyawan, pelanggan, pemasok, dan komunitas lainnya seperti masyarakat. Definisi ini ditunjukkan dalam Teori Stakeholders.

Model Stakeholders memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders. Pernyataan ini sejalan dengan konsep tata kelola perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham dengan


(55)

menyeimbangkan kepentingan seluruh stakeholders. Perspektif ini memberikan penekanan kepada perlunya:

a. Partisipasi stakeholders di dalam pengambilan keputusan perusahaan. b. Hubungan kontraktual jangka panjang antara perusahaan dengan

stakeholders.

c. Hubungan berbasis kepercayaan (trust relationship).

d. Berjalannya etika bisnis menyangkut hubungan perusahaan dengan pihak lainnya.

Menurut Lukviarman (2005) perspektif stakeholders memberikan implikasi bahwa manajemen harus mempertimbangkan stakeholders di dalam berbagai keputusan organisasi.

2.4.3. Shareholder Value Theory

Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Argumentasinya adalah jika perusahaan memperhatikan kepentingan pemasok, pelanggan, karyawan, dan lingkungannya, maka nilai (value) yang didapatkan oleh pemegang saham akan semakin sedikit, sehingga berjalannya pengurusan oleh direksi harus mempertimbangkan kepentingan pemegang sahamnya untuk memastikan kesehatan perusahaan dalam jangka panjang termasuk peningkatan nilai pemegang sahamnya (Adrian Sutedi, 2012:31).

Pemikiran utama dari teori ini adalah bahwa pemegang saham harus dapat bertindak sebagai pemilik dan secara aktif dapat mengambil keuntungan dalam peningkatan nilai yang dimilikinya.


(56)

2.5 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Gambar 2.1 Lima Prinsip Dasar Good Corporate Governance

Sumber: Komite Nasional Kebijakan Governance 2006, diolah oleh peneliti

Terdapat lima prinsip dasar

suatu korporat atau para pelaku bisnis. Berikut ini adalah kelima prinsip dasar GCG menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia (2006):

2.5.1 Transparansi (Transparency) Prinsip Dasar

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh

Transparansi (Transparency)

Akuntabilitas (Accountability)

Responsibilitas (Responsibility) Indenpedensi

(Independency) Kewajaran dan

Kesetaraan (Fairness)


(1)

10. Teman-teman MLS, khususnya Rahel, Melin, Memori, Yohana, Cindy. Terima kasih untuk semua suka cita dan pengalaman luar biasa yang sudah dibagikan selama proses perkuliahan ini. Kegiatan jalan-jalan bersama MLS di awal hingga pertengahan semester adalah salah satu cerita favorit saya selama kuliah ini.

11. Teman-teman Administrasi Bisnis Stambuk 2012 Kelasa B, yang luar biasa, terima kasih untuk kebersamaannya selama ± 4 tahun ini.

12. Serta semua pihak yang sudah membantu penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih banyak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga dapat dijadikan referensi bagi penulis guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan skripsi ini dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, 05 Juni 2016

120907118 Florence A Manalu


(2)

DAFTAR ISI ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Definisi Good Corporate Governance ... 10

2.3 Sejarah Good Corporate Governance ... 12

2.4 Teori Good Corporate Governance ... 15

2.4.1 Agency Theory ... 15

2.4.2 Stakeholder Theory ... 16

2.1.3 Shareholder Value Theory ... 17

2.5 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance ... 18

2.5.1 Transparansi (Transparency) ... 18

2.5.2 Akuntabilitas (Accountability) ... 20

2.5.3 Responsibilitas (Responsibility) ... 21

2.5.4 Independensi (Independency) ... 21

2.5.5 Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) ... 22

2.6 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance ... 23

2.7 Tahap-Tahap Penerapan Good Corporate Governance ... 24

2.7.1 Tahap Persiapan ... 24

2.7.2 Tahap Implementasi ... 26


(3)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 30

3.3 Narasumber/Informan Penelitian ... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5 Definisi Konsep ... 31

3.6 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35

4.1.1 Sejarah dan Profil singkat PT. Astra Internationational, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) ... 35

4.1.2 Visi dan Misi PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) ... 37

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) ... 38

4.1.4 Deskripsi Tugas dan Wewenang ... 40

4.2 Penyajian Data ... 44

4.2.1 Karakteristik Informan ... 44

4.2.2 Good Corporate Governance Pada AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan ... 45

4.2.3 Implementasi Prinsip Transparansi (Transparency) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan ... 47

4.2.4 Implementasi Prinsip Akuntabilitas (Accountability) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan ... 50

4.2.5 Implementasi Prinsip Responsibilitas (Responsibility) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan ... 53

4.2.6 Implementasi Prinsip Independensi (Independency) AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan ... 55

4.2.7 Implementasi Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) Cabang Gatot Subroto Medan ... 56


(4)

4.3 Analisis Data ... 58 4.3.1 Analisis Implementasi Prinsip Transparansi (Transparency)

AUTO2000 Cabang Gatot Subtroto Medan ... 58 4.3.2 Analisis Implementasi Prinsip Akuntabilitas (Accountability)

AUTO2000 Cabang Gatot Subtroto Medan ... 61 4.3.3 Analisis Implementasi Prinsip Responsibilitas (Responsibilitas)

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan ... 66 4.3.4 Analisis Implementasi Prinsip Independensi (Independency)

AUTO2000 Cabang Gatot Subroto Medan ... 67 4.3.5 Analisis Implementasi Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan

(Fairness) Cabang Gatot Subroto Medan ... 68

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 70 5.2 Saran ... 72


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skor Peringkat Good Corporate Governance di Asia ... 5 Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian... 45


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Lima Prinsip Dasar Good Corporate Governance ... 18 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Astra International, Tbk – Toyota

Sales Operation (AUTO2000) ... 39 Gambar 4.2 Laporan Tahunan 2015 PT. Astra International, Tbk ... 48 Gambar 4.3 Website AUTO2000 ... 49


Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

8 48 89

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

0 0 11

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

0 0 2

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

0 0 8

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

0 0 20

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

0 0 13

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

0 0 2

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

0 0 8

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

1 1 20

Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT. Astra International, Tbk – Toyota Sales Operation (AUTO2000) Cabang Gatot Subroto Medan

0 0 2