Pengumpulan Susu di Tempat Pelayanan Koperasi TPK dan Milk

3.3. Pengumpulan Susu di Tempat Pelayanan Koperasi TPK dan Milk

Collecting Point MCP Susu yang dihasilkan oleh sapi dikumpulkan oleh para peternak di Tempat Pelayanan Koperasi TPK dan Milk Collecting Point MCP setelah pemerahan susu, TPK dan MCP ini ditempatkan dibeberapa daerah untuk memudahkan dalam hal pengawasan mutu serta untuk memudahkan pengumpulan susu dari setiap anggota. Selain sebagai tempat untuk penerimaan susu di TPK dan MCP ini juga berlangsung kegiatan pengambilan pakan konsentrat, vaseline, dan kebutuhan sapi lainnya. Proses pengumpulan susu dari TPK dan MCP dilakukan sehari dua kali sama seperti jadwal pemerahan. Susu yang sudah diterima di TPK dan MCP, susu yang akan di setorkan harus di seleksi terlebih dahulu oleh “Tester” dan “Recorder. Tester fungsinya adalah sebagai penguji kualitas susu dari peternak apakah ada pemalsuan susu atau tidak, bila ada susu tersebut akan dicurigai dan di sampel kemudian dikirimkan ke Laboratorium KPBS untuk diperiksa lebih lanjut. Sedangkan Recorder fungsinya hanya mencatat dari hasil pengujian oleh Tester. 32 Gambar 2. Kegiatan Pengambilan Susu di TPK Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Gambar 3. Kegiatan Pengambilan Susu di MCP Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Milk Collecting Point MCP juga merupakan tempat pengumpulan susu dari peternak namun perbedaannya dengan TPK adalah dari segi penimbangan susu dimana di TPK menggunakan satuan ukuran liter sedangkan di MCP menggunakan satuan ukuran Kilogram sehingga akan lebih akurat, dan pemeriksaan terhadap penerimaan susu lebih ketat. 33 Berikut ini merupakan tujuan dari pembuatan MCP : Gambar 4. Tujuan Pembuatan Milk Collecting Point MCP Sumber : Dokumentasi Pribadi 2016 Berikut ini terdapat uraian perubahan yang dilakukan pada pengumpulan susu di Milk Collecting Point MPC, diantaranya: Gambar 5. Perubahan pada Sistem Milk Collecting Point MCP 34 Sumber: KPBS 2016 Susu akan diterima di TPK apabila: 1. Wadah susu terbuat dari stainless steelalumunium bersih yang tertutup rapat dengan penutup yang terbuat dari stainless steel alumunium. 2. Tidak terdapat kotoran yang nampak, susu berbau segar, dan berwarna putih-krim. 3. Lolos uji alkoholtidak pecah. Uji alcohol dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya susu yang rusak, apabila terdapat butir-butir susu pada dinding tabung menunjukan susu tersebut positif telah rusak. Susu segar yang berkualitass baik tidak akan pecah atau menggumpal bila dipanaskan atau dididihkan. Sebaliknya, susu yang bermutu buruk akan mengalami penggumpalan bila dipanaskan. Hal ini terjadi karena adanya asam yang dihasilkan oleh mikroba dari penguraian laktosa. Asam tersebut mengakibatkan protein susu mudah mengalami denaturasi dan penggumpalan bila dilakukan pemanasan. Maka susu yang telah banyak ditumbuhi mikroba akan menjadi asam dan mudah pecah bila dipanaskan Soriah, 2010. 4. Berat jenis 1,020 kgL. Berat jenis susu ditentukan dengan Lactometer. Lactometer adalah hydrometer dimana skalanya sudah disesuaikan denga berat jenis susu. Prinsip kerja dari alat ini dalam cairan, maka benda tersebut akan mendapat tekanan keatas sesuai dengan berat volume cairan yang dipindahkan. Jika Lactometer dicelupkan dalam susu yang rendah berat jenisnya, maka Lactometer akan tenggelam lebih dala dibandingkan jika Lactometer terseut dicelupkan ke dalam susu yang mempunyai berat jenis 35 yang tinggi. Semakin besar berat jenis pada susu maka susu semakin bagus karena komposisi atau kandungan dari susu tersebut masih pekat dan kadar air pada susu adalah kecil. Sedangkan semakin banyak lemak pada susu maka semakin rendah berat jenisnya. Semakin banyak persentase bahan padat bukan lemak, mka semakin tinggi berat susu tersebut. 5. Suhu susu berkisar antara 28 o C-34°C. Pengukuran suhu pada susu bertujuan untuk mengetahui kesegaran susu tersebut. Umumnya susu yang baru diperah mempunyai suhu berkisar 28 o C-34°C bila susu tesebut suhunya kurang dari 28 o C, memungkinkan susu tersebut didiamkan terlalu lama sebelum pengiriman ke TPK. Hal tersebut beresiko tumbuhnya mikroba lebih banyak pada susu, karena susu bersifat sensitif terhadap lingkungan dan mempunyai nutrisi yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Susu yang telah di kumpulkan di TPK kemudian dikirim, jalur pengiriman susu di bedakan menjadi 2, Ada yang langsung dikirim menuju MT KPBS, ada pula yang dikirimkan menuju Cooling Unit untuk didinginkan terlebih dahulu agar kualitas susu tidak menurun saat dikirimkan menuju MT KPBS. Waktu tempuh untuk mengangkut susu dari TPK dan MCP ke MT KPBS tidak boleh lebih dari dua jam. Setibanya di MT KPBS susu dari dalam tanki truk diaduk dengan pengaduk dan diambil sampelnya untuk kemudian dilakukan pengujian di laboratorium MT KPBS. Pengujian yang dilakukan diantaranaya adalah uji alkohol, uji resazurin, uji komposisi Fat, protein, laktosa, total solid, dan freezing point, Uji pemalsuan susu, Uji antibiotik, Uji serta uji TPC Total Plate Count. 36 Tabel 2. Syarat Mutu Susu Segar No Karakteristik Syarat 1 Berat Jenis pada suhu 27 o c minimum 1,0280 2 Kadar Lemak minimum kadar kering 3,0 3 Kadar bahan kering tanpa lemak minimum SNF 8,0 4 Kadar protein minimum 2,7 5 Warna, bau, rasa dan kekentalan Tidak ada perubahan 6 Derajat asam 6-7 o SH 8 Uji alkohol 70 Negatif 9 Uji katalase maksimum 3 cc 10 Angka refraksi 36-38 11 Angka reduktase 2-5 jam 12 Cemaran mikroba maksimum: A. Total kuman B. Salmonella C. E.coli patogen D. Coliform E.streptococcus Group B F.stapHylococus aureus 1 X 10 6 CFUml Negatif Negatif 20ml Negatif 1 X 10 2 ml 13 Jumlah sel radang maksimum 4 X 10 5 ml 14 Cemaran logam berbahaya, maksimum : A. Timbal Pb B. Seng Zn C. Merkuri Hg D. Arsen As 0,3 ppm 0,5 ppm 0,5 ppm 0,5 ppm 15 Residu : - antibiotika - pestisidainsektisida Sesuai dengan keputusan bersama menteri kesehatan dan menteri pertanian yang berlaku 16 Kotoran dan benda asing Negatif 17 Uji pemalsuan Negatif No Karakteristik Syarat 18 Titik beku -0,520 o c sd -0,560 o c 19 Uji peroxidase Positif Sumber: Standar Nasional Indonesia 37

3.4. Proses Pasteurisasi