Penatalaksanaan Malnutrisi pada Pasien Dialisis
berhubungan dengan penggunaan ESA dalam pengobatan anemia pada pasien-pasien hemodialisis reguler menyebabkan pengukuran ini kurang diandalkan.
Pengukuran komposisi tubuh seperti antropometri, Bioelectrical Impedance Analysis BIA, dan Subjective Global Assessment SGA, telah semua dilaporkan
berguna untuk menilai satus nutrisi pada pasien dengan gagal ginjal terminal yang didialisis reguler. Antropometri telah digunakan bertahun-tahun pada subjek yang
sehat, sama seperti pada pasien gagal ginjal dengan dialisis reguler, dan antropometri telah sering digunakan pada pasien-pasien tersebut.
29
Subjective Global Assessment awalnya dikembangkan untuk digunakan pada keadaan akut di rumah sakit, namun juga berguna untuk mengukur status nutrisi pada
populasi CAPD.
30
Kesemua alat pengukuran komposisi tubuh ini memiliki keterbatasan. Antropometri sangat dipengaruhi kesalahan operator dan juga dipengaruhi turgor
kulit. Untuk menghindarinya gunakalah kaliper kulit dengan kualitas yang baik. BIA ternyata tidak terlalu berguna dikarenakan BIA lebih signifikan untuk pengukuran
komposisi tubuh dan komposisi air tubuh. Dual energy x ray absorptiometry dapat membedakan lemak dengan massa non lemak namun ketersediaanya tidak sellau
dapat diharapkan. Karena antropometri cukup banyak tersedia dan cukup simpel, ia bersifat aplikatif pada berbagai klinik dialisis dan merupakan alat yangpaling
berguna untuk mengukur komposisi tubuh.
12
Status nutrisi harus dianalisa secara teratur pada semua pasien-pasien dialisis, sehingga jika terjadi sedikit penurunan pada status nutrisi dapat segera diketahui.
Protein serum harus dimonitor setiap 1-3 bulan, antropometri dimonitor setiap 6 bulan dan daftar makanan apa saja yang dikonsumsi juga harus selalu dicatat.
29,30
30