51
2. Pedoman tes kemampuan bina diri berpakaian Tes yang diberlakukan adalah tes awal sebelum dilakukan
tindakan, tes pasca tindakan siklus I dan siklus II. Tes berisi tentang kemampuan anak dalam melakukan kegiatan berpakaian sesuai dengan
tahap-tahap dalam metode latihan. Tes perbuatan atau tes performance digunakan oleh peneliti untuk mengetes kemampuan berpakaian anak
autis untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan bina diri berpakaian.
Tabel 3.Kisi-kisi Panduan tes kemampuan Bina diri berpakaian anak Autis
Kelas 1 SDLB Variabel
Sub Variabel Indikator
No butir Kemampuan
bina diri berpakaian
Tahap-tahap berpakaian
1 Memasukkan
tangan kanan kelubang lengan
baju bagian kanan
2 Memasukkan
tangan kiri kelubang lengan
baju bagian kiri
3 Menarik baju
kedepan, betulkan letaknya kemudian
lipat krah sebagaimana
mestinya
4 Mendorong
kancing dengan ibu jari melewati
lubang
5 Menarik kancing
kemudian rapikan 1-5
52
Tabel 4.Kisi-kisi Penelitian tentang Kemampuan Bina diri Berpakaian Menggunakan Metode Latihan
Variabel Sub Variabel
Indikator Alat
pengumpulan data
Kemam puan
Bina diri berpakai
an 1. Tata cara
atau tahap- tahap
berpakaian 1. Mengetahui
kemampuan anak dalam mengenakan
pakaian dengan baik dan benar sesuai tahap-
tahap yang telah ditentukan
1.1 Memasukkan tangan kanan
kelubang lengan baju bagian kanan.
1.2 Memasukkan tangan kiri
kelubang lengan baju bagian kiri
1.3 Menarik baju kedepan,
membetulkan letaknya kemudian
lipat krah sebagaimana
mestinya
1.4 Mendorong kancing dengan
ibu jari melewati lubang
Tes perbuatan
Penggun aan
metode latihan
1. Keefektifan metode
latihan 1.1 Siswa dapat
mengerti dan
memahami pembelajaran
Observasi
1.1 Siswa
dapat melakukan
pentahapan berpakaian
Observasi
53
2. Kemampua n anak saat
penggunaan metode
latihan 2.1
Siswa mampu
melakukan perintah
saat latihan berpakaian
Observasi
2.2 Siswa
mampu melakukan
melakukan perintah
saat latihan berpakaian
Observasi
3. Perilaku anak
saat pembela
jaran 3.1
Minat siswa
terhadap latihan Observasi
3.2 Siswa
aktif saat
kegiatan pembelajaran
Observasi
3.3 Antusias
siswa terhadap
metode latihan
Observasi
I. Kriteria Keberhasilan
Secara umum, kriteria dan indikator keberhasilan digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Kriteria
digunakan untuk menentukan peningkatan kemampuan siswa sebelum dan sesudah tindakan, siswa dikatakan meningkat jika keberhasilan yang
diperoleh dengan presentase pencapaian sebesar 65 dari seluruh materi. Penentuan kriteria penilaian ini disesuaikan oleh guru kelas pada saat
mengajar dengan melihat kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh anak.
54
J. Uji Validitas Instrumen
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 228: 2006 Uji validitas merupakan hasil dari suatu pengukuran dari instrumen yang telah dibuat
untuk menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan validitas logis. Validitas
logis digunakan untuk validasi instrument observasi dan wawancara. Validitas logis pada suatu instrumen menunjuk pada kondisi bagi sebuah
instrument yang memenuhi syarat valid berdasarkan hasil penalaran Suharsimi Arikunto: 2008: 66.
Untuk menguji validitas instrument dalam penelitian ini adalah dengan meminta penilaian dari dosen
pembimbing skripsi.
Aspek yang
dipertimbangkan oleh
dosen pembimbing skripsi yaitu kejelasan instrument, apakah sudah relevan
dengan tujuan penelitian.
K. Teknik Analisis Data
Menurut Pardjono dkk 55: 2007 analisis data merupakan fenomena yang semula terisolasi, kemudian diidentifikasi dan bisa dibuka
atau dimunculkan oleh para peneliti. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan
analisis deskriptif
kuantitatif dan
kualitatif untuk
mengetahui hasil
peningkatan kemampuan
berpakaian. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto 2010: 202, “analisis data yaitu menyatakan data yang berasal dari berjenis-jenis instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data menjadi kesatuan data yang akan bermakna menjadi kesimpulan”.
55
Analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif merupakan informasi yang muncul dilapangan dan memiliki karakteristik yang dapat
ditampilkan dalam bentuk angka berupa hasil penyekoran pada evaluasi pembelajaran pada saat sebelum diterapkannya metode latihan dan setelah
diterapkannya metode latihan dalam bentuk persentase yang disajikan melalui tabel dan diagram dari hasil penyekoran evaluasi tes dan panduan
observasi yang dilakukan. Ngalim Purwanto 2006: 102-103 rumus yang dapat digunakan
untuk mengetahui skor yang diperoleh siswa pada saat sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah melalui penggunaan metode latihan.
Keterangan : NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimun ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap
NP=
ோ ௌெ
× 100
56
Selanjutnya nilai yang diperoleh dari rumus dikategorikan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Patokan kriteria yang
digunakan adalah pedoman kategori penilaian milik Ngalim Purwanto 2006: 103, yaitu sebagai berikut:
1 Nilai 71-100 = Sangat Baik
2 Nilai 56-70 = Baik
3 Nilai 36-55 = Cukup`
4 Nilai 0-35 = Kurang
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Khusus
Autis Bina
Anggita Yogyakarta
merupakan salah satu tempat KKN-PPL UNY yang terletak di jalan
Garuda no.
143 Wonocatur,
Banguntapan, Bantul,
Yogyakarta. Lokasi sekolah yang terletak di pusat kota Yogyakarta memberikan kemudahan dalam mengaksesnya. Letak sekolah
sangat didukung oleh letak wilayah yang merupakan komplek
beberapa tempat strategis yang terkenal di Yogyakarta, dan banyak jalur transportasi yang melewati wilayah ini. Sekolah Khusus Autis
Bina Anggita Yogyakarta merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bergerak menangani dan menaungi anak-anak berkebutuhan
khusus yang mengalami khusus hambatan autis. Peneliti ini mengambil setting kelas II SDLB, sesuai
dengan penelitian yang akan diteliti yaitu bina diri berpakaian. Subjek yang akan diteliti berjumlah 1 anak yang berjenis kelamin
laki-laki.
2. Deskripsi Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa autis yang duduk di kelas II Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta. Subjek
adalah siswa yang berjenis kelamin laki-laki. Keterangan mengenai