Teknik Analisis Data PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN KONFLIK KOGNITIF DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 46 BAB IV HASIL PEN ELITIAN

A. Data Uji Coba

Pengembangan yang dima ksud dalam penelitian ini adalah menge mbangkan perangkat pembela jaran. Pe rangkat pembela jaran tersebut adalah Rencana Pela ksanaan Pe mbela jaran RPP. Da la m penelitian in i model yang dike mbangkan adalah Desain Instruksional dengan Model Pengembangan Intrsuksional MPI dengan 3 tahap yakni, tahap mengidentifikasi, tahap mengembangkan, dan tahap mengevaluasi dan merevisi. Set iap tahapan terdapat beberapa kegiatan yang telah dilakukan mengacu pada bab III. Tahap – tahap yang dilakukan pada penelitian menggunakan Desain Instruksional model MPI akan dije laskan lebih lanjut sebagai berikut.

a. Tahap Mengidentifikasi

Tahap mengidentifikasi me rupakan langkah awa l yang dilaku kan dalam penelitian ini. Tahap ini dila kukan untuk menentukan dasar yang diperlukan dala m menge mbangkan RPP. Tahap investigasi awal akan dije laskan sebagai berikut : 1 Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional umu m Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional umu m bertujuan untuk menganalisis atau mengetahui masalah dasar dala m pembela jaran mate matika di SMPN 26 Surabaya khususnya di ke las VIII-E. Kegiatan ini dila kukan pada 8 April 2015. Hal yang dianalisis me liputi suasana kelas ketika pe mbelaja ran, metode pembela jaran yang digunakan guru, dan cara penyampaian materi oleh guru. SMPN 26 Surabaya me laksanakan pembela jaran dengan berorientasi K-13. Dengan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 42 me wawancara i guru mate matika di kelas VIII -E diketahui ketika me laksanakan pembe laja ran guru tersebut menggunakan RPP dengan acuan K-13. Na mun didapati bahwa RPP tersebut menggunakan metode pembela jaran yang sama untuk pertemuan- pertemuan selanjutnya. Yang me mbedakan hanya materi pe laja rannya. Selan jutnya, siswa kurang akt if dala m pembela jaran. Ha l itu terlihat dala m a ktiv itas mere ka saat belajar di dala m ke las. Terdapat beberapa siswa yang ramai di dala m ke las dan tidak me mpe rhatikan saat guru menje laskan di depan kelas, serta sedikit siswa yang aktif menja wab pertanyaan, hanya sis wa tertentu saja yang mengerja kan tugas di papan tulis. Metode pembelajaran yang digunakan dirasa sulit dipahami oleh siswa 2 Melakukan analisis instruksional Pada tahap analisis kompetensi, diidentifikasi ko mpetensi inti dan ko mpetensi dasar yang dibutuhkan dalam penge mbangan pembelajaran mate mat ika berbasis masalah dengan konflik kognitif untuk meningkat kan hasil be laja r siswa pada materi lingka ran. Ka rena peneliti hanya me mbuat RPP materi lingka ran, ma ka peneliti cu kup mengambil satu dari empat belas dala m ko mpetensi inti tersebut. Melakukan analisis instruksional juga bertujuan untuk menentukan materi yang akan dipelaja ri siswa pada materi lingkaran. Materi lingka ran dike mbangkan berdasarkan silabus mate mat ika yang berorientasi pada K-13. Sistematika analisis materi yang dike mbangkan adalah sebagai berikut : digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 43 Gambar 4.1 Sistematika Analisis Materi 3 Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik Mengidentifikasi perila ku dan karakteristik awal peserta didik sesuai dengan rancangan RPP. Has il dan analisis peserta didik tersebut antara lain. Berdasarkan wa wancara dengan siswa SMPN 26 Surabaya dan observasi terhadap kegiatan pembela jaran pada tanggal 8 April 2015, diperoleh beberapa karakteristik siswa SMPN 26 Surabaya dala m pembela jaran mate matika, di antaranya adalah i Siswa kurang aktif da la m pe mbela jaran; ii Siswa tidak suka menghafalkan ru mus dikarenakan sering lupa. Dari penjabaran di atas terlihat bahwa metode pe mbela jaran yang digunakan dirasa sulit digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 44 dipahami oleh siswa. Oleh ka rena itu, salah satu pembela jaran yang dapat digunakan adalah pembela jaran berbasis masalah dengan konflik kognitif. Karena pe mbela jaran berbasis masalah adalah sajian bahan ajar yang dapat mendorong berke mbangnya pemahaman dan penghayatan siswa terhadap prinsip, nilai, dan proses. Dala m proses pembela jaran berbasis masalah, skenario masalah dan urutannya me mbantu siswa menge mbangkan kognisinya. Hal in i akan me mbu ka jalan bagi tumbuhnya daya nalar, berpikir logis, sistematis, kritis, dan kreatif. Dengan menggunakan pembela jaran berbasis masalah yang melibatkan konflik kognitif dapat mengembangkan proses berpikir tingkat t inggi, seperti : proses visualisasi, asosiasi, abstraksi, man ipulasi, penalaran, ana lisis, sintesis, dan generalisasi yang masing – masing perlu dikelola secara terkoordinasi. Ke ma mpuan berpikir dan ketera mpilan yang telah dimiliki anak dapat digunakan dala m proses pemecahan masalah mate mat is, dan dapat ditransfer di dala m kehidupan nyata.

b. Tahap Mengembangkan

Pada tahap ini dirancang RPP yang sesuai dengan pembela jaran mate matika model pe mbelaja ran berbasis masalah dengan konflik kognit if . 1 Menulis kompetensi dasar kurikulum 2013 Pada tahap menulis ko mpetensi dasar K-13 peneliti cukup menga mbil satu dari empat belas ko mpetensi inti. Tabel berikut ini adalah ko mpetensi inti dan ko mpetensi dasar yang tercantum dala m peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomer 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuriku lu m sekolah menengah pertama madrasah tsanawiyah. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 45 Tabel 4.1 Kompe tensi Inti dan Kompete nsi Dasar Kompe tensi Inti Kompe tensi Dasar 3. Me maha mi dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan ke jadian tampak mata 3.6 Mengidentifikasi unsur, keliling dan luas dari lingka ran 2 Menyusun alat penilaian hasil belajar Menyusun alat penilaian hasil belajar ini me rupakan soal evalusi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan proses pembelajaran menggunakan model pembela jaran berbasis masalah dengan konflik kognitif. Soal tes yang diberikan tediri dari 5 butir soal uraian pada masing – masing pertemuan yaitu keliling dan luas lingkaran. 3 Menyusun strategi instruksional Pada penelitian ini, RPP disusun dalam dua pertemuan, RPP perte muan pertama mengenai keliling lingka ran. RPP perte muan kedua mengenai luas lingka ran. Rencana Pelaksanaan Pembe laja ran yang disusun didasarkan pada ko mponen – komponen model pe mbe laja ran berbasis masalah dengan konflik kognitif terutama da la m sintaks pe mbela jaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran in i digunakan