Antonio Gramsci dan Hegemoni

179 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis wacana kritis pemberitaan kedua muktamar di atas, dan pembahasan dari sudut pandang teori hegemoni ala Gramsci; berikut ini poin-poin kesimpulan yang dapat penulis paparkan: 1. Pemberitaan Muktamar NU ke-33 memuat wacana terkait Islam Nusantara yang cenderung masih belum terimplementasikan konsep toleransinya, sedangkan pemberitaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 memuat wacana terkait Islam Berkemajuan yang belum berani terjun ke dunia politik praktis. Kedua wacana inilah yang sedang dipertarungkan. 2. Hegemoni yang hendak disebarkan terkait tentang integritas atas identitas diri, dengan momentum urgensitas Indonesia krisis toleransi dan dibutuhkannya dukungan politik kepada pemerintah incumbent. Kelas sosial yang terlibat di dalamnya adalah Negara, pemerintah, NU dan PKB, serta Muhammadiyah dan PAN.

B. Saran

Berdasarkan poin-poin kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran sebagai konsekuensi dari hasil penelitian ini. Berikut ini saran yang dapat penulis sampaikan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Bagi pemerintah, salah satu strategi yang digunakan untuk menggaet organisasi kemasyarakatan sebagai pendukung pemerintahan incumbent sudah cukup baik. Sehingga roda gerak pemerintahan bisa berjalan secara efektif. 2. Bagi Nadhlatul Ulama, agar segera menyelesaikan segala permasalahan internal keorganisasiannya. Sehingga dapat kembali memberikan peran bagi masyarakat. 3. Bagi Muhammadiyah, terus pertahankan jihad konstitusi yang telah dicanangkan dengan tidak menutup kemungkinan untuk evaluasi diri agar tidak menjadi tinggi hati. 4. Bagi Tempo, tetap mempertahankan idealisme integritas wartawan dengan tidak melupakan pemberitaan yang memiliki news value agar menjadi perusahaan media massa yang maju dikemudian hari. 5. Bagi khalayak media massa, untuk tidak berpikir praktis dan cenderung skeptis terhadap pemberitaan media massa. Tetapi justru bersikap aktif dan kritis agar antar elemen masyarakat dapat saling mendukung mencapai lingkungan yang kondusif. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR PUSTAKA Althusser, Louis. “Ideology and Ideological State Appartuses”, dalam http:www.spc.uchicago.edu, Maret, 2016. Al Barbasy, Ma’mun Murod. “Moral Politik Muhammadiyah”, dalam http:eprints.umm.ac.id, Mei, 2016. Al Hadar, Ja’far Husein. “Memahami Islam Nusantara”, Tempo, Agustus, 2015. Anonymous, “Agenda”, dalam http:muktamar.nu.or.id, Mei, 2016. Anonymous, “Panitia”, dalam http:muktamar.nu.or.id, Mei, 2016. Anonymous, “Sejarah TEMPO”, dalam http:korporat.tempo.co, Mei, 2016. Anonymous, “Tempo majalah, https:id.wikipedia.org, Mei, 2016. Anonymous. The Popular Discourses of Salafi Radicalism and Salafi Counter- radicalism in Nigeria: A case study of Boko Haram, Journal of Religion in Africa, 42, t.th. Aziz, Munawir. “Mengelola “Syahwat Politik” Kader NU”, dalam Nahdlatul Ulama Dinamika Ideologi dan Politik Kenegaraan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010. Beilharz, Peter. Teori-Teori Sosial Observasi Kritis Terhadap Para Filosof Terkemuka. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002. Bungin, Burhan. Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemaknaan Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003. Chandler, Daniel. “Marxist Media Theory”, dalam http:cym.ie, Maret, 2016. Darma, Yoce Aliah. Analisis Wacana Kritis dalam Multiprespektif. Bandung: PT Refika Aditama, 2014. Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS, 2001. Fahmi, Muhammad. “Wacana Penerapan Hukum Islam di Brunei Darussalam dalam Bingkai Media Indonesia”, Dinika, Vol. 12, No. 2, Juli-Desember, 2014. Fairclough, Norman. “Critical Discourse Analysis and the Marketization of Public Discourse: The Universities”, Discourse and Society, Vol. 42, 2011. _____. Media Discourse. New York: Edward Arnold, 1995.