1.1.6. Aspek-aspek Perilaku Seks
Menurut Hudson dalam Walmyr.com,2003 aspek sikap remaja terhadap perilaku seks pranikah mengkait dengan empat aspek :
1. Aspek Biologis
Aspek biologis merupakan aspek yang berkaitan dengan berfungsinya organ reproduksi termasuk didalamnya bagaimana menjaga atau
merawat kesehatan kesehatan reproduksi, mengfungsikannya secara optimal pengetahuan mengenai bahayanya melakukan seks bebas.
Aspek biologis ini berkaitan dengan perilaku seks bebas yang meliputi kissing, necking, petting dan intercourse.
2. Aspek Psikologis
Aspek psikologis berhubungan dengan permasalahan perasaan seseorang.
1. Atas dasar saling mencintai, melakukan hubungan seks bebas sebagai pencurahan rasa kasih saying.
2. Atas dasar pemuas nafsu dan kebutuhan materi.
3. Aspek Moral
Aspek moral mencangkup anggapan dari seseorang individu terhadap hubungan seks bebas
4. Aspek Sosial
Merupakan aspek yang melihat bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia, bagaimana seseorang menyesuaikan diri dengan
tuntutan peran dari lingkungan social, serta bagaimana sosialisasi peran dan fungsi seksualitas dalam kehidupan manusia.
2.2. Pendidikan Seks
2.2.1. Pengertian Pendidikan Seks
Menurut Ajen 2003 Pendidikan seks adalah membimbing dan menjelaskan tentang perubahan fungsi organ seksual sebagai tahapan yang harus dilalui dalam
kehidupan manusia dan dapat membantu para remaja laki-laki dan perempuan untuk mengetahui resiko dari sikap seksual mereka dan mengajarkan pengambilan
keputusan seksualnya secara dewasa, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orangtuanya.
Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat
setiap anak.
Pada akhirnya
perlu diperhatikan
bahwa usahakan
melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang repetitive selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh
anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat Singgih D. Gunarso, 2002.
Menurut Tukan 1994 mengartikan pendidikan seks adalah manusia menjelaskan dan memberikan informasi tentang seksualitas manusia serta
meneguhkan makna atau menafsirkan nilai manusiawi terhadap seksualitas tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa pendidikan seksualitas bertujuan
mengartikan pengahayatan kehidupan seksual manusia dan pendidikan seksualitas merupakan proses pembudayaan diri sendiri dalam kehidupan bersama orang lain
yang harus di tempatkan dalam konteks keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan seks membantu remaja untuk menumbuhkan sikap-sikap baik,
dan norma-norma kelakuan dalam segi-segi seks, diperlukan oleh semua orang dewasa yang berhubungan dengan anak-anak Kirkendall, 1985.
Pendidikan seks adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan
sampai kelahiran, tingkah laku seksual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakatSarwono, 2007.
Menurut Rahman Fachrudin 2000 pendidikan seks adalah perlakuan proses sadar dan sistematis yang dilakukan oleh pihak sekolah, keluarga dan
masyarakat untuk menyampaikan informasi seksualitas yang mencakup ruang lingkup seperti perkembangan anak laki-laki dan perempuan, kemampuan
personal, perilaku seksual, perilaku sosial, kesehatan seksual, peran keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah serta problema dan tantangan dalam
perkembangannya.
Pendidikan seks membantu remaja untuk menumbuhkan sikap-sikap baik, dan norma-norma kelakuan dalam segi-segi seks, diperlukan oleh semua orang
dewasa yang berhubungan dengan anak-anak Kirkendall, 1985. Dari beberapa teori pendidikan seks yang telah dijabarkan oleh penulis
diatas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan seks adalah membimbing atau menjelaskan tentang fungsi organ seksual baik bagi laki-laki dan perempuan baik
dari lingkup sekolah keluarga maupun masyarakat, agar mereka tidak memiliki kesalah pahaman mengenai seks sehingga tidak berakibat pada perilaku yang
tidak diinginkan. Dalam penelitian ini teori pendidikan seks yang digunakan oleh penulis yaitu teori dari Rahman dan Fachrudin .
2.2.2. Tujuan Pendidikan Seks