29 hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami langsung dapat tertanam
dalam ingatannya. Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih siswa belajar secara aktif
dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Siswa menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran. Penggunaan
metode eksperimen bisa mengembangkan keterampilan dasar proses IPA yang meliputi keterampilan mengamati observing, mengelompokkan classifying,
mengukur measuring, mengkomunikasikan communicating, meramalkan predicting, dan menyimpulkan inferring.
Metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan mengembangkan
keterampilan proses siswa. Melalui penggunaaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA diharapkan
keterampilan proses siswa kelas VI SDN Puro Pakualaman dapat meningkat.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA
siswa kelas VI SDN Puro Pakualaman.
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas classroom action research kolaborasi. Penelitian dilakukan dengan cara kolaboratif yaitu peneliti
bekerja sama dengan teman sejawat. Peneliti sekaligus sebagai guru kelas yang melakukan pembelajaran sedangkan teman sejawat menjadi kolaboratornya. Pada
penelitian kolaboratif, orang yang akan melakukan tindakan harus terlibat dalam proses penelitian dari awal. Penelitian ini akan menciptakan kerjasama antara
peneliti dengan
kolaboratornya. Peneliti
sekaligus sebagai
guru yang
melaksanakan proses pembelajaran, maka sejak awal terlibat langsung dalam merencanakan penelitian. Peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data
dibantu oleh observer, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. Sehingga penelitian ini akan menciptakan kolaborasi atau
partisipasi antara peneliti dengan observer.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Tiap- tiap siklus kegiatan terdiri atas empat sub kegiatan, yakni perencanaan plan,
pelaksanaan tindakan action, observasi observation, dan refleksi reflection. Menurut Kemmis dan Mc Taggart, komponen acting tindakan dengan observing
pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan karena kedua kegiatan harus
31 dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan,
begitu pula observasi harus dilakukan.
Gambar 1. Siklus Tindakan Kemmis dan Mc Taggart dalam Suharsimi, 2006:93
Tahap perencanaan planning merupakan tahap penjelasan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Peneliti juga menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian peneliti membuat sebuah instrumen pengamatan
untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung. Tahap pelaksanaan tindakan acting merupakan tahap implementasi atau
tahap penerapan isi rancangan yaitu melakukan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat bahwa dalam tahap pelaksanaan ini, pelaksanaan harus ingat dan berusaha
mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat- buat.