Identifikasi Masalah Batasan Masalah

5 sertifikat itu sendiri, SDM yang kurang memenuhi, serta budaya disiplin di lingkungan sekolah. Sampai saat ini masih ada dua SMK di kabupaten tersebut yang proses perolehan sertifikat SMM berstandar ISO 9001:2008 masih tersendat-sendat. Berdasarkan latar belakang dan pola pikir diatas maka perlu diadakannnya suatu evaluasi untuk mengetahui penerapan SMM berstandar ISO 9001:2008 sebagai pemenuhan standar mutu pendidikan dan tingkat kepuasan pelanggan. Menurut Arikunto 2007:24-31 dalam evaluasi dikenal berbagai macam model evaluasi, diataranya adalah Model Evaluasi Berbasis Kebijakan Goal Oriented Evaluation, Model Evaluasi Bebas Tujuan Goal Free Evaluation, Model Evaluasi CSE-UCLA, Model Evaluasi CIPP Context, Input, Process, dan Product, Model Evaluasi Responsif Countenance Stake, dan Evaluasi Kesenjangan Discrepancy. Model evaluasi yang dipilih yaitu model evaluasi Evaluasi Responsif Countenance Stake. Model Evaluasi Responsif Countenance Stake dapat mengevaluasi SMM berstandar ISO 9001:2008 dengan kesesuian pemenuhan standar mutu pendidikan dan pemenuhan tingkat kepuasan pelanggan. Evaluasi penerapan SMM berstandar ISO 9001:2008 ini bertujuan untuk memberikan manfaat dan pengetahuan dalam melaksanakan SMM berstandar ISO 9001:2008 dalam pemenuhan standar mutu pendidikan dan pemenuhan tingkat kepuasan pelanggan

B. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang masalah yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada, diantaranya: 6 1. Peningkatan jumlah SMK di Indonesia berkembang dengan pesat, tetapi kualitasnya belum dapat dibuktikan. 2. Penerapan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 belum membudaya di lingkungan sekolah. 3. Penerapan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 di SMK belum diketahui. 4. Tingkat kepuasan pelanggan dalam penerapan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 di SMK belum diketahui. 5. Hambatan-hambatan yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pelaksanaan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 di SMK belum sepenuhnya diketahui. 6. Perlu dilakukan evaluasi penerapan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 dan tingkat kepuasan pelanggan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada penerapan SMM ISO 9001:2008 di SMK yang ada disalah satu kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Kebumen. Penerapan SMM berstandar ISO 9001:2008 di SMK meliputi semua proses penyelenggara pendidikan kejuruan menengah serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan SMM berstandar ISO 9001:2008 dan tingkat kepuasan pelanggan. Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji evaluasi penerapan SMM berstandar ISO 9001:2008 dan tingkat kepuasan pelanggan di SMK yang ada di kabupaten Kebumen. SMK yang diteliti adalah SMK kelompok teknologi dan 7 industri dengan akreditasi A yang mewakili SMK negri dan SMK swasta di kabupaten Kebumen. Pelanggan yang dimaksud pada penelitian ini dibatasi pada siswa dan orang tua siswa. Model countenance stake terdiri dari antecedents, transactions, outputs-outcomes, namun dalam penelitian ini menggunakan model evaluasi countenance stake yang dimodifikasi oleh peneliti sehingga menjadi antecedents, transactions, outputs.

D. Rumusan Masalah