73
BAB V ANALISIS DATA
Dalam bab ini, seluruh data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan kelompok masalah yang dikaji peneliti dari
indikator-indikator yang digunakan. Adapun analisis yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan analisis kualitatif. Metode
ini mengumpulkan data dan fakta yang telah didapatkan di lapangan yang akan dideskripsikan sebagaimana adanya serta menafsirkannya dengan kemampuan
daya nalar peneliti untuk menjelaskan suatu fenomena sosial yang diteliti. Dari hasil analisis data inilah nantinya akan diperoleh jawaban mengenai bagaimana
implementasi kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tentang Perizinan Usaha Warung Internet di Kota Medan dan seperti apa kendala yang
dihadapi.
V.1.Pemahaman Informan Terhadap Peraturan Walikota Medan No 28
Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet
Setiap kebijakan yang telah ditetapkan, dilaksanakan oleh pelaksana teknis yaitu pejabat yang bertanggungjawab dan berhak dalam menjalankan kebijakan
tersebut yang biasanya diturunkan dalam bentuk program-program. Untuk melaksanakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan
Usaha Warung Internet tersebut maka diberikan wewenang dan tanggungjawab kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan supaya dapat
melaksanakan kebijakan dan mencapai hasil seperti yang diharapkan. Dari hasil wawancara di lapangan, peneliti menemukan data mengenai bagaimana
pemahaman para agen pelaksana kebijakan terhadap Peraturan Walikota Medan
No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet di Kota Medan.
Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan mengatakan bahwa Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang
Perizinan Usaha Warung Internet merupakan peraturan yang menjadi acuan dan
pedoman didalam membina, mengatur, mengendalikan dan mengawasi setiap kegiatan usaha warnet di Kota Medan sehingga tercipta pelayanan terhadap usaha
warnet yang tertib, aman, nyaman dan sehat bagi masyarakat. Hal serupa juga
Universitas Sumatera Utara
74
diungkapkan oleh Kepala Seksi Telekomunikasi. Peraturan Walikota Medan No
28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet ini juga merupakan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dari sebagai bagian dari petunjuk
pelaksanaan dan tugas pembantuan dari Peraturan Menteri Informatika Nomor 27PERM.KOMINFO92006 tentang pengamanan pemanfaatan jaringan
telekomunikasi berbasis protokol internet. Peneliti juga menanyakan tentang latar belakang dari dibentuknya
Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet kepada Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Medan, beliau mengatakan bahwa Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet ini adalah suatu
bentuk jawaban terhadap semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa layanan internet dan semakin banyaknya jumlah usaha warnet di Kota Medan
sehingga dirasa perlu untuk mengatur, membina, mengendalikan dan mengawasi kegiatan usaha warnet tersebut agar tercipta pelayanan usaha warnet yang tertib,
aman, nyaman dan bertanggungjawab. Selain melakukan wawancara tentang pemahaman informan kunci
mengenai latar belakang dan maksud dari pembentukan peraturan perizinan usaha warnet, peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada masyarakat tentang
bagaimana pemahaman mereka mengenai peraturan tersebut. Berdasarkan data kuesioner yang diperoleh, dapat dilihat bahwa dari 43
responden, mayoritas masyarakat yang sudah mengurus izin rekomendasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan menyatakan mengetahui tentang
adanya kebijakan perizinan tersebut. Sebagian besar informan tersebut menyatakan mengetahui tentang adanya kebijakan tersebut adalah karena
sosialisasi dilakukan oleh pihak Dinas Komunikasi dan Informatika pada awal munculnya peraturan tersebut, baik sosialisasi langsung maupun tidak langsung
seperti pembagian brosur, spanduk dan selebaran yang diberikan ketiap-tiap warung internet maupun melalui website resmi Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Medan. Dari hasil penelitian tentang pemahaman informan akan Peraturan
Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet
Universitas Sumatera Utara
75 dapat dilihat bahwa sebenarnya secara garis besar para informan sudah cukup
memahami dan mengetahui maksud tujuan dan pentingnya Peraturan Tentang Perizinan Usaha Warnet tersebut, tetapi masih perlu ditingkatkan sosialisasi dan
pemberian arahan langsung kepada masyarakat agar mereka semakin memahami apa yang menjadi tujuan dari peraturan tersebut serta mau melaksanakannya.
Karena pada hakekatnya, suatu program kebijakan akan berhasil jika kebijakan tersebut juga didukung oleh masyarakat sebagai penerima layanan.
V.2.Implementasi Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet
Suatu kebijakan yang telah ditetapkan haruslah di implementasikan secara maksimal untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Implementasi kebijakan
merupakan proses administratif yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah atau pelaksana teknis sesuai dengan ketetapan yang ada di dalam kebijakan itu sendiri
dengan mendayagunakan segenap sumber daya yang ada. Implementasi Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet ini
dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu :
6. Komunikasi dan Koordinasi
Implementasi kebijakan akan berjalan efektif apabila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan kebijakan dipahami oleh individu-individu yang bertanggungjawab
dalam pencapaian tujuan kebijakan. Kejelasan ukuran dan tujuan kebijakan dengan demikian perlu dikomunikasikan secara tepat dengan para pelaksana.
Konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan perlu dikomunikasikan sehingga pelaku kebijakan mengetahui secara tepat apa yang
menjadi isi, tujuan, kelompok sasaran kebijakan, sehingga pelaku kebijakan dapat menyiapkan hal-hal apa saja yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan,
agar proses implementasi kebijakan bisa berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan kebijakan itu. Sementara itu koordinasi menyangkut adanya kerjasama
yang saling terkait dan saling mendukung antar pelaksana kebijakanlembaga terkait dalam sistem administrasi guna pencapaian tujuan implementasi kebijakan.
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4. 6. mengenai sosialisasi yang dilakukan petugas Dinas Kominfo kepada masyarakat diketahui bahwa sebanyak
Universitas Sumatera Utara
76 9 orang informan 20.93 menyatakan bahwa sosialisasi sering dilakukan pihak
Dinas Komunikasi dan Informatika, dan 16 orang informan 37.21 menyatakan sosialisasi cukup sering dilakukan, dan 18 orang informan 41.86 menyatakaan
sosialisasi jarang dilakukan. Adapun sosialisi yang dimaksudkan oleh informan adalah sosialisasi pada saat awal terbitnya kebijakan tersebut, kegiatan pembinaan
pengawasan maupun razia yang rutin dilakukan oleh tim dari Dinas Komunikasi
dan Informatika.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, komunikasi dan koordinasi yang dilakukan dibagi atas dua; yaitu komunikasi dan koordinasi di
lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan, baik secara vertikal maupun horizontal; maupun komunikasi dan koordinasi dengan instansi lainnya
seperti Satpol PP, Polisi, TNI, dan Dinas Pendidikan guna mendukung pelaksanaan tujuan dari peraturan walikota tersebut. Mulai dari proses sosialisasi,
kegiatan pembinaan, pengawasan dan razia ketiap-tiap warnet. Beliau menambahkan bahwa selain komunikasi antara para agen
implementor, komunikasi terhadap target group atau kelompok sasaran juga sangat penting dilakukan, dalam hal ini yang menjadi kelompok sasaran atas
peraturan walikota
ini adalah
masyarakat Kota
Medan khususnya
pengusahapemilik usaha warung internet. Adanya komunikasi kepada masyarakat ini sangat penting, supaya masyarakat mengerti mengenai apa yang menjadi hak
dan tanggung-jawabnya dalam menjalankan usaha warnet yang tertib dan nyaman bagi pengguna umum. Biasanya komunikasi yang dilakukan kepada masyarakat
lebih bersifat persuasif yakni melakukan ajakan, memberikan arahan, maupun teguran pada saat razia dilapangan. Biasanya kegiatan sosialisasi dilakukan pada
awal tahun, setelah itu dibentuklah Tim Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Warung Internet untuk melaksanakan razia, Pembinaan,
Pengawasan dan Pengendalian Warung Internet. Selain itu sosialisasi lewat beberapa media juga dilakukan seperti melalui website resmi Dinas Komunikasi
dan Informatika Kota Medan, melalui radio, spanduk, dan selebaran yang dibagikan ke tiap-tiap warnet.
Universitas Sumatera Utara
77
Gambar 6. Selebaran untuk menghimbau penggunaan internet yang sehat dan aman yang dibagikan kepada usaha warnet.
Gambar 7. Surat Himbauan yang dibagikan kepada usaha warnet
Bersadarkan data sekunder, kegiatan sosialisasi pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
adalah 2 hingga 3 kali dalam sebulan. Sepanjang tahun 2013 sudah dilakukan 21 kali kegiatan pengawasan dan pembinaan kepada usaha warnet yang ada di Kota
Medan dimana 21 kecamatan yang ada di KotaMedan masing-masing satu kali dikunjungi oleh tim yang bertugas.
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan dapat dilihat bahwa indikator komunikasi dan koordinasi sudah dilakukan dan berjalan cukup baik, baik
komunikasi di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika maupun koordinasi
Universitas Sumatera Utara
78 dengan instansi lainnya. Hal itu berdampak dengan semakin bertambahnya jumlah
warnet yang sudah memiliki izin di Kota Medan, yaitu 430 warnet hingga akhir tahun 2013. Namun komunikasi dengan masyarakat masih belum maksimal dan
perlu lebih ditingkatkan karena hanya dilakukan satu kali kegiatan sosialisasi, pembinaan dan pengawasan pada tiap-tiap kecamatan. Jumlah pengusaha warnet
yang telah mengurus izin memang semakin meningkat, tetapi kesadaran mereka masih kurang untuk mau mematuhi seluruh isi kebijakan tersebut.
Dengan ditingkatannya kegiatan sosialisasi, pembinaan dan pengawasan kepada masyarakat dalam hal ini pengusaha warnet maka mereka akan
menyadari tanggungjawabnya untuk menyediakan layanan internet yang aman, nyaman dan sehat. Sehingga seluruh warnet di Kota Medan akan mematuhi
peraturan tersebut. Jika tidak dapat diselesaikan dengan sosialisasi maupun kegiatan pembinaan, para pelaksana dapat bersikap tegas dengan memberikan
sanksi tegas kepada warnet tersebut berupa penutupan paksa dan larangan operasi.
7. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu
aspek penting dari organisasi adalah adanya standart prosedur operasional SOP yang menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak.
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4. 10. mengenai tata cara prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha warnet tersebut diketahui bahwa tanggapan
masyarakat terhadap tata cara prosedur untuk mendapatkan surat izin, sebanyak 19 orang informan 44.19 menyatakan bahwa tata cara prosedur untuk
mendapatkan surat izin usaha mudah, dan 16 orang informan 37.21 menyatakan tata cara prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha cukup mudah,
8 orang informan 18.60 menyatakan tata cara prosedur untuk mendapatkan surat izin usaha sulit.
Menurut informan kunci, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sudah memiliki Standart Prosedur Operasional yang baik atau petunjuk pelaksana dan
petunjuk teknis yang didasarkan kepada Peraturan Walikota No 20 Tahun 2010. Adapun untuk melaksanakan Peraturan Walikota No 28 Tahun 2011 tersebut,
diberikan wewenang kepada Bidang Pos dan Telekomunikasi untuk melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
79 kebijakan dilapangan. Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi menyebutkan
bahwa dalam pengimplementasian Peraturan Walikota No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet, pelayanan yang mereka berikan sudah
baik dan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Adapun tata cara yang digunakan untuk memperoleh izin didasarkan pada petunjuk pelaksana yang terdapat pada
peraturan walikota tersebut sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, sebagai berikut :
a. Mengajukan surat permohonan kepada Kepala dinas Komunikasi dan
Informatika yang dibubuhi materai secukupnya; b.
Membuat surat pernyataan menyanggupi semua kriteria sebagaimana tersebut dalam pasal 6 ayat 2 dan ayat 3 yang dibubuhi materai
secukupnya;
c.
Melampirkan Surat Keterangan domisili usaha dari Lurah setempat;
d.
Melampirkan pas photo berwarna ukuran 4x6 sebnayak 2 dua lembar;
e.
Photo copy KTP dan photo copy NPWP pemohon sebanyak 1 satu lembar.
Lebih lanjut informan menambahkan bahwa tidak ada standart waktu dalam pengurusan izin tersebut. Hanya saja cepat atau lamanya pengurusan izin
tersebut ditentukan bagaimana kesanggupan dari warnet pemohon dalam memenuhi semua kriteria dan syarat yang harus dipenuhi. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah dikarenakan jumlah permohonan izin yang masuk ke Dinas Komunikasi dan Informatika tidak sebanding dengan jumlah pegawai yang
menangani hal ini. Berdasarkan hasil analisis keseluruhan dapat disimpulkan bahwa struktur
birokrasi yang ada pada Dinas Komunikasi dan Informatika sudah cukup jelas dan sesuai kepada Peraturan Walikota No 20 Tahun 2010. Adapun tata cara atau
petunjuk pelaksanapetunjuk teknis yang digunakan untuk melaksanakan peraturan tentang perizinan usaha warnet sudah jelas dan serta sudah tercantum di
dalam rincian isi Peraturan Walikota No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet. Dimana dijelaskan bagaimana prosedur, tata cara dan syarat
yang dibutuhkan dalam proses pengurusan izin, baik sebelum pemberian maupun
Universitas Sumatera Utara
80 sesudah pemberian izin. Sehingga baik pelaksana kebijakan maupun masyarakat
dapat mengetahui dengan jelas.
8. Sumber Daya
Indikator lainnya yang perlu diperhatikan dalam proses implementasi kebijakan adalah sumber daya. Ketersediaan sumber daya merupakan faktor
penting dalam implementasi kebijakan. Tanpa sumber daya yang cukup, implementasi kebijakan tidak akan bisa tercapai. Sumber daya dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu sumber daya materiil meliputi dana dan peralatan yang dipakai, dan sumber daya non materiil meliputi staffpersonil yang memadai serta
keahlian-keahlian yang tepat untuk melaksanakan tugas-tugasnya, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan, serta informasi mengenai programkebijakan
yang akan diimplementasikan.
a. Sumber Daya Manusia
Ketersediaan sumber daya manusia dalam pengimplementasian Peraturan Walikota Medan Nomor 28 tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet
merupakan hal yang sangat penting. Meskipun demikian perlu juga diketahui bahwa jumlah manusia pegawai tidak selalu mempunyai efek positif bagi
implementasi suatu kebijakan. Hal ini berarti bahwa jumlah pegawai yang banyak tidak secara otomatis mendorong implementasi yang berhasil. Ini juga
dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh pegawai, namun di sisi lain kurangnya pegawai juga akan menimbulkan persoalan menyangkut implementasi
kebijakan yang efektif. Artinya kebutuhan akan sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu kebijakan harus terpenuhi secara kualitas dan kuantitasnya.
Sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tugas dan fungsi yang diisyaratkan dalam peraturan kebijakan akan memberi dampak positif bagi proses
implementasi dan tercapainya tujuan kebijakan. Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4. 12. mengenai waktu yang
dibutuhkan dalam pengurusan izin usaha warnet diketahui bahwa sebanyak 8 orang informan 18.60 menyatakan waktu yang dibutuhkan cepat dalam
pengurusan izin usaha warnet tersebut, dan 14 orang informan 32.56 menyatakan waktu yang dibutuhkan cukup cepat dalam pengurusan izin usaha
Universitas Sumatera Utara
81 warnet tersebut, dan 21 orang informan 48.84 menyatakan waktu yang
dibutuhkan lama dalam pengurusan izin usaha warnet. Adapun konfirmasi dari pihak pelaksana kebijakan menyatakan bahwa tidak ada standart waktu dalam
pengurusan izin tersebut. Hanya saja cepat atau lamanya pengurusan izin tersebut dikarenakan jumlah permohonan izin yang masuk ke Dinas Komunikasi dan
Informatika tidak sebanding dengan jumlah pegawai Bidang Pos dan Telekomunikasi yang menangani hal ini. Belum lagi sebelum menerbitkan izin
tersebut terlebih dahulu dilakukan pengecekan dilapangan mengenai apakah warnet pemohon telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku. Hal
inilah yang menyebabkan jika sebagian informan merasa bahwa pengurusan izin tersebut lama.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, diketahui bahwa jumlah pegawai yang terdapat pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
sudah cukup memadai untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Berdasarkan data sekunder yang ada pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan dapat
dilihat pegawai yang ada pada Bidang Pos dan Telekomunikasi memang sedikit yaitu berjumlah 5 orang pegawai, tetapi dalam melaksanakan Perwal tersebut
mereka selalu bekerjasama dengan pegawai dari bidang lainnya sehingga diharapkan mampu untuk mengimplementasian kebijakan perizinan usaha warnet
tersebut dengan baik. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
pegawai yang dimiliki oleh Bidang Pos dan Telekomunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan memang belum cukup memadai dari segi kuantitas
untuk melaksanakan kebijakan tersebut, tetapi dari segi kualitas sudah cukup memadai karena di dominasi oleh lulusan sarjana. Meskipun dalam kegiatan
pembinaan dan pengawasan warnet Bidang Pos dan Telekomunikasi selalu bekerjasama dengan bidang-bidang lainnya dan juga bekerjasama dengan instansi
lain, tetapi tetap saja jumlahnya belum cukup memadai. Hal tersebut didasarkan pada luasnya Kota Medan dan banyaknya jumlah warnet yang ada serta tersebar
diseluruh kecamatan di Kota Medan, yaitu sekitar 806 usaha warnet yang harus dibina dan dilayani sementara jumlah seluruh pegawai Dinas Komunikasi dan
Universitas Sumatera Utara
82 Informatika hanya berjumlah 41 orang. Hal inilah yang menyebabkan belum
maksimalnya Dinas Kominfo dalam melaksanakan peraturan tersebut.
b. Sumber Daya Finansial
Sumber daya finansial atau dana juga merupakan hal yang akan sangat penting dalam memaksimalkan keberhasilan suatu kebijakan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan informan kunci, didapat informasi bahwa sumber dana yang digunakan untuk pengimplementasian kebijakan Peraturan Walikota No 28 Tahun
2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet ini keseluruhannya berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kota Medan. Hal
tersebut juga dijelaskan didalam Rencana Kerja Anggaran Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan yang disusun setiap tahunnya.
c. Fasilitas
Selain sumber daya manusia dan finansial yang telah dipaparkan sebelumnya, faktor yang tidak kalah pentingnya bagi implementasi kebijakan
adalah tersedianya fasilitas. Seorang pelaksana atau implementor sebuah kebijakan mungkin mempunyai staf yang memadai dalam hal kualitas serta
kuantitasnya dan mungkin memahami apa yang harus dilakukan, tetapi tanpa fasilitas seperti bangunan sebagai kantor untuk melakukan koordinasi dan
pelayanan, tanpa peralatan dan perlengkapan, maka besar kemungkinan implementasi kebijakan yang telah direncanakan tidak akan berhasil. Sementara
itu, penyediaan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk mendukung implementasi kebijakan yang efektif sangat dipengaruhi oleh pendanaan terhadap implemetasi
kebijakan tersebut. Berdasarkan keterangan dari informan kunci, fasilitas yang ada saat ini
dirasa sudah cukup memadai untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut seperti adanya mesin fotokopy, printer, beberapa unit komputer, tersedianya akses
internet, dan mading informasi. Tetapi fasilitas yang ada tersebut masih kurang lengkap dikarenakan faktor gedung yang kurang luas dan terbatasnya dana
diharapkan dapat ditambah dan diperbaharui guna semakin lancarnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing satuan kerja. Berdasarkan hasil
Universitas Sumatera Utara
83 analisis keseluruhan dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang terdapat pada Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Medan sudah cukup memadai.
Gambar 8. Fasilitas Komputer pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
9. Disposisi Implementor
Sikap dan karakteristik dari para pelaksana program dalam menyikapi suatu kebijakan merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan. Jika para
pelaksana program setuju dengan isi suatu kebijakan, dan dalam hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar mereka akan melaksanakannya
sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat kebijakan. Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4. 13. Distribusi Jawaban Informan
mengenai sikap yang ditunjukkan petugas dalam proses pengurusan izin usaha warnet diketahui bahwa sebanyak 21 orang informan 48.84 menyatakan sikap
yang ditunjukkan petugas dalam proses pengurusan izin adalah baik, dan 17 orang informan 39.53 menyatakan sikap yang ditunjukkan petugas dalam proses
pengurusan izin cukup baik, hanya 5 orang informan 11.63 yang menyatakan
sikap yang ditunjukkan petugas dalam proses pengurusan izin kurang baik.
Menurut informan kunci, respon atau sikap implementor terhadap hadirnya kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tentang
perizinan usaha warung internet adalah baik dan sangat mendukung. Informan menambahkan, sebagai instansi pemerintahan sudah seharusnya mendukung
setiap kebijakan dan program dari pemerintah, terlebih kebijakan tersebut
Universitas Sumatera Utara
84 memiliki tujuan yang sangat baik. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan
akan tercipta jasa pelayanan internet yang sehat, aman dan nyaman, bertanggungjawab serta bebas dari situs-situs maupun konten-konten yang berbau
SARA, judi, pornografi dan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dan nilai- nilai yang berlaku dimasyarakat. Sehingga dampak hal tersebut adalah para
pelaksana kebijakan yang dalam hal ini adalah pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan bekerja lebih semangat dalam pelaksanaan kebijakan
tersebut dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan dapat diketahui bahwa sikap
para agen pelaksana dalam merespon kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tentang perizinan usaha warung internet tersebut cenderung bersikap
terbuka, dan menerima secara baik serta mendukung terlaksananya kebijakan tersebut. Wujud penerimaan implementor terhadap peraturan tersebut dapat dilihat
bahwa mereka mengetahui latar belakang, manfaat, tujuan serta sasaran dari adanya Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tentang perizinan usaha
warung internet tersebut. Dimana kemudian mereka bekerja lebih semangat dalam melaksanakan kebijakan tersebut dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
10. Kejelasan Isi KebijakanUndang-Undang
Pada dasarnya suatu kebijakan diformulasikan dengan maksud untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kebijakan tersebut dirumuskan secara rinci
dan disusun secara jelas sesuai dengan kepentingannya. Kejelasan isi kebijakan berarti isi dan tujuan dari suatu kebijakan mudah dipahami implementor dan
dapat diterjemahkan dalam tindakan nyata. Untuk itu, perlu pemahaman yang baik tentang maksud umum atas ukuran dan tujuan kebijakan oleh para implementor
kebijakan agar tidak terjadi kesalahan interpretasi yang menimbulkan kegagalan frustated.
Menurut analisis peneliti, Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 sudah memenuhi indikator kejelasan isi kebijakan. Hal ini didasarkan pada
dengan penjelasan dari para informan. Informan menyatakan, rincian isi serta maksud dan tujuan dari Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang
Perizinan Usaha Warung Internet dipahami dan dimengerti dengan baik oleh
Universitas Sumatera Utara
85 mereka selaku pelaksana kebijakan serta dapat melaksanakannya dilapangan.
Lebih lanjut, beliau mengatakan mengatakan bahwa pembentukan kebijakan tersebut bertujuan untuk memberikan kepastian hukum, pembinaan serta
pengendalian dan pengawasan bagi setiap usaha warnet yang ada di Kota Medan agar usaha warnet tersebut menyediakan jasa layanan yang nyaman dan
bertanggung jawab, sera ikut mendorong pemanfaatan internet yang tepat guna bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil kuesioner Tabel 4. 3. pengetahuan masyarakat tentang adanya Kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun diketahui bahwa
sebanyak 18 orang informan 41.86 menyatakan bahwa sangat mengetahui mengenai adanya kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011, dan
16 orang informan 37.20 menyatakan mengetahui adanya kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011, dan yang menyatakan cukup mengetahui
adanya kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 sebanyak 9 orang informan 20.94.
Hasil kuesioner Tabel 4. 4. Mengenai pemahaman masyarakat tentang maksud dan tujuan dari kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011
diketahui bahwa sebanyak 9 orang informan 20.94 menyatakan bahwa sangat mengerti maksud dan tujuan dari kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28
Tahun 2011, dan 14 orang informan 32.55 menyatakan mengerti maksud dan tujuan dari kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011, dan 17 orang
informan 39.53 menyatakan cukup mengerti maksud dan tujuan dari kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 sebanyak 3 orang informan
6.98 menyatakan kurang mengerti maksud dan tujuan dari kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, beliau menyatakan bahwa para pelaksana kebijakan memahami dan mengerti mengenai isi dari kebijakan
Peraturan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tentang perizinan usaha warung internet tersebut dan mampu untuk melaksanakannya dilapangan. Lebih
lanjut informan mengatakan bahwa pembentukan kebijakan tersebut bertujuan untuk memberikan kepastian hukum, pembinaan serta pengendalian dan
pengawasan bagi setiap usaha warnet yang ada di Kota Medan agar usaha warnet
Universitas Sumatera Utara
86 tersebut menyediakan jasa layanan yang nyaman dan bertanggung jawab, serta
ikut mendorong pemanfaatan internet yang tepat guna bagi masyarakat. Berdasarkan hasil analisis keseluruhan diketahui bahwa baik agen
pelaksana maupun masyarakat sudah mengetahui dan cukup mengerti maksud dan tujuan dari kebijakan Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 tersebut, dari
data tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa Peraturan Walikota Medan No 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet sudah memenuhi indikator
kejelasan isi kebijakan. Tetapi pemahaman masyarakat yang baik terhadap peraturan tersebut belum sepenuhnya diwujudkan dengan tindakan nyata,
berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, masih ada saja warnet yang sudah memiliki izin tetapi belum memblokir situr porno dan perjudian serta membiarkan
anak sekolah bermain game online pada jam pelajaran sekolah. Beberapa warnet yang sudah memiliki izin juga masih sering buka 24jam. Hanya sebagian
informan saja yang benar-benar mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB VI PENUTUP