Defenisi Bentuk Pelayanan Kesehatan Sistem Pelayanan Terpadu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Sistem Pelayanan Kesehatan

1.1. Defenisi

Kata pelayanan diturunkan dari kata kerja melayani yang bermakna ‘membantu menyiapkan mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang’KBBI,2000. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2000, kata pelayanan didefinisikan sebagai ‘perihal atau cara melayani’. Senada dengan pengertian itu, Soetanto dalam Mubarok, 2005 mengatakan bahwa pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa membantu menyiapkan, menyediakan, memproses, dan membantu keperluan orang lain. Kata kesehatan didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai ‘keadaan hal sehat’. Kata sehat sendiri bermakna ‘baik seluruh badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit’. Secara harfiah, pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai ‘perihal atau cara melayani seseorang yang berhubungan dengan keadaan hal sehat’ orang tersebut. Sebagai sebuah sistem, Lovey dan Loomba dalam Mubarak, 2005 mengatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Berdasarkan pengertian di atas, terlihat bahwa sistem pelayanan kesehatan akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai- nilai yang ada di masyarakat. Dalam pelayanan keperawatan yang merupakan Universitas Sumatera Utara bagian penting dalam pelayanan kesehatan, diharapkan juga pelayanan secara berkualitas dapat diberikan para perawat.

1.2. Bentuk Pelayanan Kesehatan

Ada lima bentuk pelayanan kesehatan sebagaimana dikatakan Notoadmodjo 2001. Kelima bentuk pelayanan kesehatan itu meliputi sistem pelayanan pusat kesehatan masyarakat Puskesmas, sistem pelayanan terpadu, pos obat desa POD, Poliklinik desa Polindes, dan perbaikan sanitasi lingkungan.

1.3. Sistem Pelayanan Terpadu

Sistem merupakan suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan jelas. Komponen suatu sistem terdiri dari input, proses, output, effeck, outcome dan mekanisme umpan balik. Hubungan antara komponen-komponen sistem ini berlangsung secara aktif dalam suatu tatanan lingkungan Muninjaya, 2004. Input adalah sumber daya atau masukan yang dikonsumsi oleh suatu system. Sumber daya suatu system adalah man, money, material, method, minute, dan market, disingkat dengan 6M. Di dalam system Posyandu yang menjadi sumber daya man orang adalah kelompok penduduk sasaran yang akan diberikan pelayanan, staf Puskesmas yang terdiri dari dokter, bidan dan perawat, staf kecamatan, kelurahan, kader, pemuka masyarakat dan sebagainya Muninjaya, 2004 Universitas Sumatera Utara Money adalah dana yang dapat digali dari swadaya masyarakat dan yang disubsidi oleh pemerintah. Material adalah tersedianya sarana yang dibutuhkan seperti vaksin, jarum suntik, kartu menuju sehat KMS, alat timbang, obat- obatan, oralit, alat keluarga berencana KB dan sebagainya. Method adalah teknik pelaksanaan kegiatan diantaranya cara penyimpanan vaksin, cara mencampur oralit, cara mencatat dan melaporkan data, cara memberikan penyuluhan dan sebagainya. Minute adalah waktu yang disediakan untuk suatu kegiatan yandu yang biasanya dilaksanakan sekali dalam sebulan, dan market adalah masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti lokasi kegiatan yandu, transport, sistem kepercayaan masyarakat dibidang kesehatan dan sebagainya Muninjaya, 2004. Proses yaitu semua kegiatan sistem. Melalui proses akan diubah input menjadi output. Proses dari sistem pelayanan terpadu adalah semua kegiatan pelayanan terpadu mulai dari persiapan bahan, tempat dan kelompok penduduk sasaran yang dilakukan oleh staf Puskesmas dan kader Muninjaya, 2004. Proses kegiatan di Posyandu dikenal dengan istilah “mekanisme lima meja”. Kegiatan di meja satu adalah pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur PUS. Bagi balita yang sudah punya kartu menuju sehat KMS catat nama balita disecarik kertas dan diselipkan di KMS. Kemudian anjurkan ibu membawa anaknya ke meja dua untuk ditimbang. Bila balita belum memiliki KMS berikan KMS yang baru dan diisi lengkap. Untuk ibu menyusui, Universitas Sumatera Utara PUS dan ibu hamil yang tidak membawa balita setelah didaftar lansung menuju meja empat Depkes, 1997. Kegiatan di meja tiga adalah pencacatan. Catat hasil penimbangan berat badan balita di KMS dengan cara menarik garis putus-putus tegak sesuai dengan bulan penimbangan dan garis putus-putus datar sesuai dengan hasil penimbangan dan kilogram. Pertemuan pada kedua garis-garis putus tersebut ditandai dengan menulis titik Depkes, 1997. Kegiatan di meja empat adalah penyuluhan mengenai KB, imunisasi, diare, perbaikan gizi, pentingnya air susu ibu ASI, dan pentingnya vitamin A dan zat besi. Kemudian pemberian makanan tambahan misalnya pemberian bubur kacang hijau, pemberian vitamin A, oralit dan tablet zat besi Depkes, 1997. Mencatat pada KMS anak dengan memperhatikan umur dan berat badan anak. Kemudian, memberikan penyuluhan kepada ibu balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan anaknya, pentingnya makanan bergizi, pentingnya imunisasi, pentingnya vitamin A bagi anak, dan bahaya diare pada anak. Untuk ibu hamil diberikan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi TT, makan lebih banyak 1-2 piring dari sebelum hamil, pencegahan anemi dan sebagainya. Bagi PUS diberikan penyuluhan mengenai keluarga berencana KB dan bagi ibu menyusui diberikan penyuluhan tentang ASI eklusif, jika ASI tidak keluar atau keluarnya sedikit, anjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke Puskesmas Depkes, 1997. Universitas Sumatera Utara Kegiatan di meja lima adalah pemberian imunisasi diantaranya BCG, Campak, DPT, Hepatitis B, dan Polio. Selanjutnya pemeriksaan kehamilan, pelayanan KB, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Untuk meja satu sampai meja empat dilaksanakan oleh kader kesehatan, tetapi untuk meja lima dilaksanakan oleh petugas kesehatan di antaranya; dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya. Output yaitu hasil langsung keluaran suatu sistem, yang menjadi output dalam sistem pelayanan terpadu adalah produk program yandu. Dalam hal ini yang dimaksud dengan produk adalah cakupan kelima program yandu untuk masing-masing kelompok penduduk sasaran. Cakupan program yandu terdiri dari jumlah anak yang ditimbang, jumlah bayi dan ibu hamil yang imunisasi, jumlah pasangan usia subur PUS yang diberikan pelayanan KB Muninjaya, 2004. Effeck yaitu hasil tidak langsung yang pertama dari proses suatu sistem. Pada umumnya efek suatu sistem dapat dikaji pada perubahan pengetahuan, sikap perilaku kelompok masyarakat yang dijadikan sasaran program. Outcome sistem pelayanan terpadu adalah penurunan kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, penurunan fertilitas pasangan usia subur PUS, dan jumlah balita yang kurang gizi dan sebagainya. Turunnya angka kematian bayi, angka kematian ibu adalah outcome sistem pelayanan terpadu yang penting karena keduanya merupakan indikator yang paling peka untuk menentukan stastus kesehatan masyarakat Muninjaya, 2004. Universitas Sumatera Utara

1.4. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat

1 84 70

Inisiasi Menyusu Dini Dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat

0 39 156

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 1 11

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Sanitasi Pasar Bina Usaha Di Gampong Ujong Kalak Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014 - Repository utu

0 1 43

KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS JOHAN PAHLAWAN KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

0 0 61