17
menerima kewajiban-kewajiban Piagam PBB; 4 mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban itu; 5 mau melaksanakan kewajiban-kewajiban itu.
10
1. Bagaimana dasar hukum atau syarat–syarat untuk pengakuan atas
suatu Negara oleh PBB?
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang menjadi objek pembahasan dalam penulisan skripsi ini, antara lain :
2. Bagaimana perubahan status kenegaraan Palestina dari Entitas
Pemantau menjadi Negara Pemantau Non Anggota? 3.
Bagaimana eksistensi Palestina sebagai Negara Pemantau Non Anggota?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan a. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dari penulisan skripsi ini adalah: 1.
Untuk mengetahui dasar hukum atau syarat–syarat untuk pengakuan atas suatu Negara oleh PBB
2. Untuk mengetahui perubahan status kenegaraan Palestina dari Entitas
Pemantau menjadi Negara Pemantau Non Anggota 3.
Untuk mengetahui Eksistensi Palestina sebagai Negara pemantau non anggota.
10
detik.com, Arti Penting di Balik Peningkatan Status Palestina, diakses pada tanggal 17 Januari 2013, URL: news.detik.comread20121130164934210633310arti-penting-di-balik-
peningkatan-status-Palestina
Universitas Sumatera Utara
18
b. Manfaat Penulisan
Sehubungan dengan hal hal tersebut di atas, maka penenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat secara teoritis
Pembahasan tentang masalah yang telah dirumuskan dapat memberikan sumbangan akademis bagi Ilmu Hukum pada umumnya dan Hukum Internasional
pada khususnya, mengenai perubahan entitas Palestina menjadi Negara pemantau non-anggota dan dampaknya terhadap Negara-negara lain serta hak-hak yang
melekat, yang mencakup aspek historis PBB, unsure-unsur berdirinya suatu Negara yang diakui oleh Hukum Intenasional dan bagaimana eksistensi Palestina
setelah diakui menjadi Negara pemantau non-anggota oleh PBB. 2.
Manfaat secara praktis Pembahasan tentang masalah yang telah diangkat diharapkan dapat
memberikan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat mengenai status Palestina sebagai Negara pemantau non-anggota di dunia internasional,
bagaimana Palestina yang telah memperjuangkan hak-haknya sampai akhirnya setelah melalui proses yang panjang Negara tersebut disahkan menjadi sebuah
Negara pemantau non-anggota oleh PBB.
D. Keaslian Penulisan
Perubahan status Palestina menjadi Negara pemantau non-anggota serta hak-hak yang melekat yang diangkat menjadi judul skripsi ini merupakan hasil
karya yang ditulis secara objektif, ilmiah melalui data data referensi dari buku
Universitas Sumatera Utara
19
buku, bantuan dari narasumber dan pihak pihak lain. Skripsi ini juga bukan merupakan jiplakan atau merupakan judul skripsi yang sudah pernah diangkat
sebelumnya oleh orang lain.
E. Tinjauan Kepustakaan
Untuk menghindari kesalahpahaman istilah, maka diberikan batasan pengertian sebagai berikut:
Kedaulatan ialah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh suatu Negara untuk secara bebas melakukan berbagai kegiatan sesuai kepentingannya asal saja
kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum Internasional. Kedaulatan juga mempunyai arti yang sama dengan kemerdekaan. Bila suatu Negara yang
baru lahir dan yang mengadakan kegiatan hubungan luar negri, sering disebut Negara merdeka
ataupun Negara berdaulat. Kata merdeka lebih diartikan bahwa suatu negara tidak lagi berada di bawah kekuasaan asing dan bebas untuk
menentukan kebijaksanaan dalam dan luar negerinya dan kata kedaulatan lebih menutamakan kekuasaan eksklusif yang dimiliki Negara tersebut dalam
melaksanakan kebijaksanaannya.
11
Entitas merupakan suatu kesatuan yang diakui keberadaannya dalam hukum internasional, tergantung peranannya bagi negara-negara lain.
12
11
Dr. Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2001, hlm, 25.
12
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Ed. Kesepuluh, terjemahan Bambang Iriana Djajaatmamadja, Sinar Grafika, Jakarta, selanjutnya disingkat dengan J. G. Starke I, hlm,
127.
Status Palestina yang hanya merupakan suatu entitas diakui eksistensinya sebagai
gerakan pembebasan PLO, bukan sebagai negara. Diakuinya suatu negara secara
Universitas Sumatera Utara
20
internasional tidak terlepas dari hubungan-hubungan yang dapat dilakukannya dengan negara lain, sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 1 Konvensi
Montevideo mengenai karakteristik negara.
13
1. Pengakuan adalah suatu kebijaksanaan individual dan dalam hal ini
Negara-negara bebas untuk mengakui suatu Negara tanpa harus memperhatikan sikap Negara-negara lain.
Entitas Pemantau Non Anggota adalah suatu kesatuan yang telah diakui oleh oleh hukum internasional tetapi tidak memiliki kedaulatan yang diakibatkan
tidak terpenuhinya unsur deklaratif yakni penduduk, wilayah, pemerintah dan unsur konstitutif sebagai Negara yakni pengakuan dari Negara lain, sehingga tidak
memiliki kewenangan dalam hukum Internasional. berdasarkan kebijaksanaan yang bersifat politik, pengakuan dapat mempunyai akibat sebagai berikut:
2. Pengakuan adalah suatu discretionary act yaitu suatu Negara mengakui
Negara lain kalau dianggapnya perlu. Sebagai contoh: a.
Spanyol baru mengakui Peru setelah 75 tahun Negara tersebut memproklamasikann kemerdekaannya;
b. Belanda baru mengakui Belgia pada tahun 1838 setelah Negara tersebut
merdeka pada tahun 1831; c.
Amerika Serikat mengakui Israel hanya beberapa jam setelah Negara tersebut lahir tanggal tanggal 14 Mei 1948;
d. Amerika serikat mengakui RRC setelah 30 tahun terbentuknya negaa
tersebut.
14
13
Ibid. hlm. 103
Universitas Sumatera Utara
21
Negara Pemantau Non Anggota adalah suatu Negara yang telah diakui keberadaannya berdasarkan Hukum Internasional karena telah memenuhi unsur
deklaratif dan unsur konstitutif. Yang dimaksud dengan pemantau Non Anggota yakni Negara tersebut masih sebagai pemantau di PBB sehingga tidak memiliki
hak voting dan tidak terlibat dalam isu-isu politik tingkat tinggi PBB. Untuk mengakui suatu Negara baru pada umumnya Negara-negara
memakai kriteria, antara lain sebagai berikut: a.
Keyakinan adanya stabilitas di Negara tersebut; b.
Dukungan umum dari penduduk; dan c.
Kesanggupan dan kemauan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban Internasional.
15
Pengakuan berarti bahwa selanjutnya antara Negara yang mengakui dan Negara yang diakui terdapat hubungan sederajat dan dapat mengadakan segala
macam hubungan kerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan nasional masing-masing yang diatur oleh ketentuan-ketentuan hukum Internasional.
Pengakuan juga berarti menerima suatu Negara baru ke dalam masyarakat Internasional.
16
1. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
PBB adalah organisasi Internasional yang beranggotakan negara-negara berdaulat yang bertujuan menghindari perang dunia dan mala petaka kemanusiaan
akibat perang. PBB didirikan dengan tujuan sebagai berikut:
14
Dr. Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2001, hlm, 67.
15
Ibid. hlm, 65.
16
Charles rousseau, op. cit., p. 292.
Universitas Sumatera Utara
22
2. Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan
asas-asas persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
3. Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan
masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan. 4.
Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya peperangan.
5. Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau
kemerdekaan fundamental tanpa membedakan warna, kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
6. Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama
yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
F. Metode Penelitian