20 diikuti oleh proses penyembuhan akhir angiogenesis, perbaikan granulasi
jaringan, dan reepitelisasi, tahap perbaikan 20 - 40 hari setelah ulkus yang terdiri dari perbaikan kelenjar, muskularis mukosa, propia muskularis; fase
pematangan 40 - 150 hari setelah ulkus ditandai dengan pematangan dan diferensiasi sel-sel khusus. Penyembuhan ulkus diprakarsai oleh pembentukan
faktor pertumbuhan epidermal EGF-R dan faktor pertumbuhan yang berasal dari platelet PDGF. Selama penyembuhan granulasi jaringan mengalami perbaikan
terus menerus, dimana sel-sel inflamasi muncul pada fase awal penyembuhan dilanjutkan oleh fibroblast dan mikrovaskular dalam fase penyembuhan akhir
Fornai, et al., 2011.
2.3 Aspirin 2.3.1 Uraian bahan
Rumus bangun:
Gambar 2.4 Rumus bangun aspirin
Rumus molekul : C
9
H
8
O
4
Berat molekul : 180,16
Sinonim : Asetosal, Asam Asetilsalisilat
21 Asam Asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5 dan tidak lebih
dari 100,5 C
9
H
8
O
4
, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Ditjen POM, 1995.
2.3.2 Mekanisme terjadi ulkus pada lambung
NSAID dapat menyebabkan ulkus pada mukosa lambung karena efeknya pada penghambatan prostaglandin. Efek penghambatan prostaglandin oleh
NSAID menyebabkan berkurangnya aliran darah mukosa, berkurangnya produksi mukus, dan bertambahnya sekresi HCl Buchanan dan Andrews, 2003.
Aspirin merusak pertahanan mukosa dengan menembus lapisan pelindung mukus dan bikarbonat serta merusak lapisan sel-sel epitel. Dengan demikian,
asam lambung dapat masuk ke dalam sistem pertahanan. Difusi balik dari asam ini selanjutnya melukai sel-sel dan merusak kapiler dan venula. Efek kerusakan lokal
ini tergantung dari pH dan disebabkan oleh sekresi asam lambung. Mekanisme lain aspirin menyebabkan kerusakan mukosa yaitu dengan penghambatan sintesis
prostaglandin Ivey, 1988. Aspirin menghambat dua enzim siklooksigenase yaitu COX-1 dan COX-2 yang menghambat sisntesis prostaglandin PGs. Efek penting
dari prostaglandin adalah menstimulasi sekresi mukus dan bikarbonat serta menghambat sekresi asam Arivumani, et al., 2013.
2.4 Alginat
Alginat merupakan karbohidrat, seperti gula dan selulosa dan merupakan polimer struktural pada ganggang laut sama seperti selulosa pada tanaman.
Produksi tahunan diperkirakan sekitar 38.000 ton per tahun. Selain itu, alginat
22 yang berbeda dapat diproduksi oleh bakteri dengan cara fermentasi Andersen,
2012. Karakteristik natrium alginat adalah: Pemerian : Serbuk tidak berbau dan berasa, putih sampai coklat
kekuningan pucat. Kelarutan
: Larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol, eter, pelarut organik dan asam.
Tak tercampurkan : Dengan turunan acridine, kristal violet, fenilmerkuri
asatat dan nitrat, garam kalsium.
2.4.1 Struktur alginat
Alginat merupakan kopolimer linear yang mengandung lebih dari 700 residu asam uronat yaitu β – d – manuronat dan asam α – l – guluronat dengan
ikatan 1,4. Rantai alginat yang hanya mengandung residu asam manuronat disebut blok M, rantai alginat yang hanya mengandung residu asam guluronat disebut
blok G dan rantai alginat yang mengandung residu asam manuronat serta asam guluronat disebut blok G-M Draget, et al., 2005, seperti Gambar 2.5 dibawah
ini.
Gambar 2.5 Struktur alginat Draget, et al., 2005.
23
2.4.2 Sifat dan kegunaan alginat
Dengan kemampuan alginat yang dapat membentuk gel, sehingga banyak digunakan untuk berbagai aplikasi industri, termasuk makanan dan obat-obatan.
Dalam beberapa tahun terakhir penelitian tentang alginat sebagian besar bergeser ke arah aplikasi biomedis Andersen, 2012. Alginat banyak digunakan untuk
keperluan medis, antara lain untuk bahan memperbaiki dan regenerasi jaringan seperti pembuluh darah, kulit, tulang rawan, ikatan sendi, sistem penyampaian
obat dan beberapa formulasi pencegahan terjadinya refluks gastroesofageal. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang biodegradable dan biocompatible,
antibakteri, non-toksik, dan tidak menyebabkan alergi. Dalam memperbaiki jaringan dan organ-organ yang rusak alginat semakin banyak digunakan dalam
berbagai bentuk fisik antara lain larutan, dispersi, gel, serat dan lain-lain Sun dan Huaping, 2013.
Menurut Arianto dan Bangun 2014, pemberian sirup alginat sebanyak 1 ml dapat menyembuhkan ulkus lambung tikus yang diinduksi dengan aspirin 400
mgkg bb tikus. Fransiska 2013, pemberian sirup alginat sebanyak 2,5 ml yang diberikan 30 menit sebelum pemberian HCl 0,6 N dapat mencegah terjadinya
ulkus lambung pada lambung tikus. Ferawati 2014, menggunakan sirup alginat sebanyak 1 ml untuk menyembuhkan ulkus lambung pada tikus setelah diinduksi
dengan etanol.
2.5 Antasida