Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Gambaran Spiritualitas Lansia
yang Mengalami Penyakit Jantung Berdasarkan Karakteristik Spiritualitas
Karakteristik Frekuensi
Persentasi Hubungan dengan Tuhan
Baik Cukup
Kurang Hubungan dengan diri sendiri
Baik Cukup
Kurang Hubungan dengan orang lain
Baik Cukup
Kurang Hubungan dengan lingkungan
Baik Cukup
Kurang 52
15 13
52 25
3
58 22
67 5
8 65,0
18,8 16,2
65,0 31,2
3,8
75,2 27,5
83,8 6,2
10,0
2. Pembahasan
Hasil dari penelitian yang diperoleh, pembahasan akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran spiritualitas lansia yang
mengalami penyakit jantung di RSUP H Adam Malik Medan.
2.1 Gambaran Spiritualitas Lansia yang Mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran spiritualitas lansia yang mengalami penyakit Jantung RSUP H Adam Malik Medan dalam kategori baik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Destarina, Agrina, dan Dewi 2014 yang menyatakan bahwa lansia memiliki spiritualitas
yang tinggi. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden berada pada rentang
Universitas Sumatera Utara
usia 60-74 tahun. Semakin tinggi usia maka spiritual seseorang akan semakin tinggi. Spiritual adalah komponen yang sangat penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan bagi kaum lanjut usia dan akan menjadi lebih penting bagi ketika seseorang semakin tua Frederick, 2013. Perawatan di usia senja menekankan
aspek perawatan spiritual dan fisik. Banyak orang yang menderita penyakit di usia senja menimba kekuatan dan kepercayaan keagamaan spiritual mereka Mueller et
al, 2001. Menurut Nugroho 2008, sebagian besar tingkat spritualitas pada seseorang yang berusia lanjut mengalami peningkatan, dimana lansia semakin
teratur dalam menjalankan kehidupan spiritualnya sehari-hari. Hal yang dikemukakan oleh Hamid 2009 bahwa kelompok lansia mempunyai dan
menyediakan lebih banyak waktu untuk kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti nilai-nilai agama yang diyakini sebagi respon terhadap kesadaran
individu dalam menjalani kehidupan beragama. Hasil penelitian ini juga seiring dengan pendapat Taylor 1997 dan Craven Hirnle 1996 dalam Hamid 2000
yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi spiritual seseorang adalah usia. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi spiritualitas
seseorang adalah keluarga, latar belakang etnik budaya, pengalaman hihup sebelumnya, krisis dan perubahan, terpisah dari ikatan spiritual, isu moral terkait
terapi dan asuhan keperawatan yang kurang sesuai. Spiritualitas yang berhubungan dengan Tuhan pada lansia yang mengalami
penyakit Jantung dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden yang menyatakan selalu berdoa, sembahyang, dan meditasi untuk
mendapatkan ketenangan. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
oleh Suryani 2010 yang menyatakan bahwa 80 penderita penyakit kronis dewasa melakukan meditasi. Meditasi tidak membuat kesadaran seseorang
berubah. Meditasi juga tidak membuat seseorang mengalami sesuatu yang fenomenal dan luar biasa. Akan tetapi, meditasi membuat seseorang mampu
menghadapi sesuatu yang biasa secara penuh dan menemukan kehadiran Tuhan dalam dirinya Sutarto Ismulcokro, 2006. Dalam penelitian ini lebih dari
setengah lansia beragama Kristen hal ini dapat dilihat dar responden yang beragama Kristen sebanyak 41 orang 51,2. Menurut Hawari 2005
Kepercayaan kepada Tuhan dapat membangkitkan motivasi seseorang dalam menjalani hidup termasuk dalam keadaan sakit, dimana keyakinan tersebut
menjadi medikasi teraupetik individu sehingga dapat meningkatkan kesembuhan penyakit. Perkembangan filosofis agama yang lebih matang dapat membantu
orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga, serta lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak
dapat ditolak atau dihindarkan Hamid, 2008. Hubungan dengan dirinya sendiri pada lansia yang mengalami penyakit
jantung di RSUP H Adam Malik Medan dengan dirinya sendiri dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari penyataan responden yang menyatakan selalu
bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sering berpikir positif dalam menjalani hidup yang lebih baik, dan sering percaya bahwa penyakit yang di
derita dapat disembuhkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sipayung 2015 yang melaporkan bahwa dimensi spiritualitas
hubungan dengan diri sendiri pada lansia suku Batak akibat kehilangan pasangan
Universitas Sumatera Utara
hidup memiliki spiritualitas yang tinggi. Orang-orang lanjut usia yang masih sehat fisik-mental memiliki keberuntungan yang lebih banyak. Lansia yang sehat dapat
menyugesti dirinya sendiri dengan rasa syukur dan bahagia setiap kali melakukan hal-hal kecil yang tampaknya sederhana tetapi terasa bermakna Sutarto
Ismulcokro, 2006. Hasil penelitian spiritualitas yang berhubungan dengan orang lain pada
lansia yang mengalami penyakit Jantumg dan dirawat jalan di RSUP H Adam Malik Medan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Hal ini
didukungan dengan hasil penelitian yang menunjukkan tingginya spiritualitas lansia yang masih bekerja sebagai wiraswata, PNS, petani, dan TNI. Menurut
Sutarto Ismulcokro 2006 menyatakan bahwa keinginan lansia pada umumnya adalah supaya kelak tidak menjadi beban bagi keturunannya. Baik beban
keuangan maupun beban energi perasaan. Lansia akan merasa berbahagia apabila dapat membahagiakan anak keturunannya, kerabatnya, maupun sesama lainnya.
Lansia selalu menginginkan orang lain berdoa untuk kesembuhannya, lansia sering berusaha untuk tidak bergantung dengan orang lain, lansia selalu
membina hubungan yang baik dengan keluarga, serta lansia juga kadang-kadang aktif dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan di masyarakat, dan ada juga lansia
yang sering di temani oleh keluarga untuk berobat ke rumah sakit serta keluarga mengingatkan untuk minum obat dan makan makanan yang di anjurkan dokter.
Hal ini menunjukkan bahwa lansia yang mengalami penyakit jantung membutuhkan orang lain untuk memberikan dukungan serta doa untuk
kesembuhannnya. Hal ini sesuai dengan Hart 2002 yang menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
setiap manusia memiliki keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya, dan cinta
kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit.
Spiritualitas yang berhubungan dengan lingkungan pada lansia yang mengalami penyakit jantung yang di rawat jalan di RSUP H Adam Malik Medan
dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan lansia sering merasa nyaman tinggal di lingkungan rumah sebanyak 46 orang 57,5. Hal ini
dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal responden yang nyaman dan kondusif dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal yang sama dikemukakan oleh Kozier,
et al, 1995 bahwa pemenuhan spiritualitas yaitu melalui kedamaian dan lingkungan atau suasana yang tenang. Kedamaian merupakan keadilan, empati
dan kesatuan. Kedamaian membuat lansia menjadi tenang dan dapat meningkatkan status
kesehatan. Serta lansia juga selalu merasakan ketenangan saat bersama keluarga, tetangga, dan kerabat. Hal ini didukung dengan status perkawinan lansia adalah
menikah dan memiliki pasangan hidup sebanyak 54 orang 67,5. Pasangan hidup merupakan salah satu sistem pendukung kesembuhan penyakit bagi
penderitanya sehingga tercipta kedamaian dalam diri seseorang. Lansia selalu menjaga kebersihan dan kerapian di alam lingkungan sekitarnya, dan lansia juga
selalu menghabiskan waktu luang untuk merawat tanaman atau hewan peliharaan. Hai ini menunjukkan serta menyediakan waktu untuk bersatu dengan alam yang
seperti mengunjungi alam yang indah, merawat tanaman atau hewan peliharaan
Universitas Sumatera Utara
sehingga terciptanya kedamaian dalam hidup seseorang. Pernyataan ini seiring dengan pendapat Kozier, Erb, Blasis Wilkinson 1995 bahwa hubungan
seseorang dengan alam yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam
tersebut dapat menciptakan kedamaian. Dengan kedamaian, seseorang akan lebih merasa nyaman dan tenang sehingga dapat meningkatakan status kesehatan
seseorang Hamid, 2009. Menurut Puchalaki 2004 rekreasi merupakan kebutuhan spiritual
seseorang dalam menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih, harapan, dan cinta kasih. Dengan rekreasi seseorang dapat menyelaraskan antara jasmani
dan rohani sehingga timbul perasaan kesenangan dan kepuasaan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN