Kesimpulan HATI Korelasi Kadar Profil Lipid dengan Derajat Keparahan Berdasarkan Skor Child-Pugh pada Pasien Sirosis Hati

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari penelitian ini didapatkan adanya korelasi antara kadar profil lipid serum dengan derajat keparahan sirosis hati berdasarkan Skor Child-Pugh dengan rincian sebagai berikut : 1. Adanya korelasi negatif yang bermakna p = 0,000 antara kolesterol total dengan Skor Child-Pugh dengan kekuatan korelasi yang sedang r = -0,548. 2. Adanya korelasi negatif yang bermakna p = 0,001 antara trigliserida dengan Skor Child-Pugh dengan kekuatan korelasi yang rendah r = -0,377. 3. Adanya korelasi negatif yang bermakna p = 0,000 antara HDL dengan Skor Child-Pugh dengan kekuatan korelasi yang sedang r = -0,490. 4. Adanya korelasi negatif yang bermakna p = 0,000 antara LDL dengan Skor Child-Pugh dengan kekuatan korelasi yang sedang r = -0,510.

6.2. Saran

1. Studi dalam penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan pengambilan data hanya dilakukan satu kali, sehingga hasilnya tidak dapat dipakai untuk menilai perkembangan dan mortalitas sampel selanjutnya, sehingga perlu dilakukan penelitian serupa yang menggunakan rancangan kohort yang lebih baik. 2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dalam mempertimbangkan penatalaksanaan yang tepat dan komprehensif bagi penderita sirosis hati, khususnya bagi penderita yang telah mengalami perubahan kadar profil lipid. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HATI

Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh. Hati bertekstur lunak dan lentur, serta terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah diafragma. Sebagian besar hati terletak di bawah arcus costalis dexter, dan diafragma setengah bagian kanan memisahkan hati dari pleura, paru-paru, pericardium, dan jantung. Hati terbentang ke kiri untuk mencapai diafragma setengah bagian kiri Snell, 2012. Gambar 2.1. Anatomi Hati secara Makroskopik a Hati memiliki 2 lobus dilihat secara anterior kiri dan secara posterior kanan. Sumber : Mader, 2004 Hati dapat dibagi dalam lobus dexter yang besar dan lobus sinister yang kecil oleh perlekatan peritoneum oleh ligamentum falciforme. Lobus dexter terbagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh adanya vesica biliaris, fissura untuk ligamentum teres hepatis, vena cava inferior, dan fissura untuk ligamentum venosum Snell, 2012. Universitas Sumatera Utara Porta hepatis, atau hilus hepatis, terdapat pada permukaan posteroinferior, dan terletak di antara lobus caudatus dan lobus quadratus. Bagian atas ujung bebas omentum minus melekat pada pinggir porta hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke vena hepatica. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis, yang berisi cabang- cabang arteri hepatica, vena porta, dan sebuah cabang dari ductus choledocus triad hepatis Snell, 2012. Gambar 2.2. Anatomi Hati secara Mikroskopik b Potong lintang dari lobus hepatis, mengilustrasikan struktur mikroskopik. Sumber : Mader, 2004 Hati dapat menyekresi empedu, yang dibutuhkan untuk absorpsi makanan berlemak. Selain itu, hati juga berperan dalam fungsi-fungsi vital lainnya : a. Metabolisme karbohidrat Hati secara khusus penting dalam mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal. Saat kadar gula darah rendah, hati dapat memecah glikogen Universitas Sumatera Utara menjadi glukosa dan melepaskan glukosa tersebut ke aliran darah. Hati juga dapat mengubah asam amino dan asam laktat tertentu menjadi glukosa, dan dapat mengubah jenis gula lain, seperti fruktosa dan galaktosa, menjadi glukosa. Saat kadar gula darah tinggi, terjadi setelah makan, hati mengubah glukosa menjadi glikogen dan trigliserida untuk disimpan. b. Metabolisme lipid Hepatosit menyimpan beberapa trigliserida; memecah asam lemak untuk membentuk ATP; mensintesis lipoprotein, untuk transportasi asam lemak, trigliserida, dan kolesterol dari dan menuju sel-sel tubuh; sintesis kolesterol; dan menggunakan kolesterol untuk membentuk garam empedu. c. Metabolisme protein Hepatosit mendeaminasi memindahkan grup amino, NH 2 dari asam amino sehingga asam amino tersebut dapat digunakan untuk produksi ATP atau mengubahnya menjadi karbohidrat atau lemak. Hasilnya merupakan ammonia toksik NH 3 yang kemudian diubah menjadi urea tidak terlalu toksik, lalu diekskresikan dalam urin. Hepatosit juga mensintesis banyak protein plasma, seperti globulin alpha dan beta, albumin, prothrombin, dan fibrinogen. d. Metabolisme obat-obatan dan hormon Hati dapat mendetoksifikasi substansi seperti alkohol dan mengekskresi obat-obatan seperti penisilin, eritromisin, dan sulfonamida ke dalam empedu. Secara kimiawi, hati juga dapat mengubah atau mengekskresi hormon tiroid dan hormon steroid, seperti estrogen dan aldosteron. e. Ekskresi bilirubin Bilirubin, derivat heme sel darah merah yang sudah tua diabsorpsi oleh hati dari darah dan disekresi ke dalam empedu. Kebanyakan bilirubin di empedu dimetabolisme di usus halus oleh bakteri dan kemudian dieliminasi bersama feses. f. Sintesis garam empedu Garam empedu digunakan di usus halus untuk emulsifikasi dan absorpsi lipid. Universitas Sumatera Utara g. Penyimpanan Selain glikogen, hati merupakan tempat penyimpanan utama untuk vitamin tertentu A, B12, D, E, dan K dan mineral besi dan tembaga, yang dilepaskan dari hati saat dibutuhkan tubuh. h. Fagositosis Sel retikuloendotelial stelata Kuppffer di hati memfagosit sel darah merah yang sudah tua, sel darah putih, dan beberapa bakteri. i. Aktivasi vitamin D Kulit, hati, dan ginjal berpartisipasi dalam mensintesis bentuk aktif dari vitamin D Tortora Derrickson, 2009.

2.2. SIROSIS HATI