xxv Berkenaan dengan latihan dan bimbingan dalam berbicara tersebut, Dale
dan Wolf 1988: vii mengemukakan: The study of speech communication will help you improve your knowledge,
attitudes, and skills. It also help you grow in self-confidence, human understanding, listening skills, critical thinking, organisation of your
thought, the use of body and voice to communicate, and the ability to give and accept constructive critism.
Dengan demikian, kemampuan berbicara yang berkembang dapat mengembangkan penalaran, daya tanggap, sensitivitas terhadap suatu peristiwa,
skemata berpikir yang baik, dan keberanian menghadapi khayalak.
b. Tujuan Berbicara
Menurut Henry Guntur Tarigan 1981: 15, tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pendapat secara efektif,
maka pembicara
seharusnya memahami
segala sesuatu
yang ingin
dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya; dan ia juga harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari
segala situasi pembicaraan, baik umum maupun perorangan. Dalam buku yang sama, Tarigan juga mengungkapkan tiga maksud umum berbicara, yaitu: 1
memberitahukan, melaporkan to inform, 2 menjamu, mengibur to entertain, dan 3 membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan to persuade.
Sejalan dengan Henry Guntur Tarigan, Gorys Keraf 1980: 20 membedakan tujuan berbicara menjadi lima macam, yaitu 1 mendorong, 2
meyakinkan, 3 bertindakberbuat, 4 memberitahukan, dan 5 menyenangkan. Dalam pembicaraan yang bertujuan mendorong, pembicara berusaha
menyentuh emosi pendengar misalnya memberi semangat. Setelah pembicaraan itu berakhir, pendengar diharapkan menunjukkan rekasi yang berupa tergugahnya
perasaan mereka terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara. Dalam pembicaraan yang bertujuan meyakinkan, pembicara berusaha
mempengaruhi keyakinan pendengar. Setelah pembicaraan itu selesai, diharapkan terjadi persesuaian pendapat, keyakinan dan kepercayaan antara pendengar dan
pembicara.
xxvi Tujuan berbicara untuk bertindak dan berbuat sejajar dengan tujuan
pertama dan kedua di atas. Dalam pembicaraan yang bertujuan memberitahukan atau menyampaikan sesuatu kepada pendengar, setelah mendengarkan, pendengar
diharapkan betul-betul mengetahui dan memahami sesuatu dengan lebih baik. Penjelasan terakhir yaitu tujuan berbicara untuk menyenangkan, yakni diharapkan
tercipta suasana gembira di kalangan pendengar.
c. Faktor Penunjang Keterampilan Berbicara
Pada intinya keberhasilan seseorang untuk dapat terampil berbicara ditunjang oleh beberapa faktor. Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1988: 17-22
mengelompokkan faktor penunjang keterampilan berbicara ke dalam dua unsur, yakni kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi ketepatan
ucapan, penempatan tekanan, nada dan durasi yang sesuai, diksi, serta ketepatan sasaran pembicara. Faktor nonkebahasaan yang mendukung keterampilan
berbicara, diantaranya: sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku; pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara; kesediaan menghargai pendapat orang lain;
gerakan-gerakan dan mimik yang tepat; kenyaringan suara; kelancaran; relevansi; penalaran; dan penguasaan topik. Hal tersebut juga dapat menunjang keefektifan
berbicara. Sejalan dengan hal tersebut, Marwoto dan Yant Mujianto 1988: 2
menjelaskan beberapa hal yang mendukung keterampilan berbicara diantaranya: 1 penalaran bahasa, logika, metodologi, sistematika, transformasi ipteaks ilmu,
pengetahuan, teknologi, agama, dan seni; 2 kompetensi bahasa; 3 penguasaan materi pembicaraan; 4 konsentrasi yang tinggi; 5 pelafalan kata-kata yang jelas
dan fasih; 6 ketenangan jiwa; 7 pemahaman psikologi massa serta ekspresi wajah dan anggota badan yang mendukung.
d. Bentuk-Bentuk Berbicara