commit to user
pada khususnya, terutama mengenai dasar hukum yang digunakan hakim dalam memutus perkara tindak pidana illegal logging dan
putusan Mahkamah Agung itu sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, berdasarkan substansi
hukum yang berlaku dalam rangka penegakan hukum pidana illegal logging
b. Hasil penulisan hukum ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan tentang tindak pidana illegal
logging. c. Hasil penulisan hukum ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap
penulisan-penulisan hukum sejenis untuk tahap berikutnya.
2. Manfaat Praktis a. Hasil penulisan hukum ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan
bagi pemerintah maupun pemerintah daerah dalam rangka penyusunan dan pengambilan keputusan berbagai kebijakan
kehutanan khususnya di bidang kebijakan pemberantasan illegal logging.
b. Dengan penulisan hukum ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai
bekal untuk terjun kedalam masyarakat nantinya. c. Hasil penulisan hukum ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak
yang terkait dengan masalah yang diteliti.
E. Metode Penulisan Hukum
Inti dari metodologi penulisan hukum dalam setiap penulisan hukum adalah menguraikan tentang tata cara bagaimana suatu penulisan hukum itu harus
dilaksanakan guna mendapatkan data yang valid. Sebagai uraian tentang tata cara atau tehnik penulis yang harus dilakukan, maka metodologi penulisan hukum
pada pokoknya mencangkup :
commit to user
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan penulisan
hukum ini adalah penulisan hukum normatif atau penulisan hukum kepustakaan, yaitu penulisan hukum yang dilakukan dengan cara meneliti
bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer , bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier. Bahan-bahan tersebut disusun
secara sistematis, dikaji, kemudian, ditarik kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti soerjono soekanto, 2006:10 .
Penentuan metode penulisan hukum ini didasari dari adanya penerapan aturan atau norma hukum bidang kehutanan yang melahirkan
peristiwa hukum baik yang menyimpang maupun yang sesuai dengan norma hukum tersebut. Peristiwa hukum yang menyimpang tersebut adalah illegal
logging di mana hal ini membawa dampak terhadap perilaku kehidupan sosial yang tidak dikehendaki dan tidak disadari sebelumnya.
Oleh karena itu di sini akan diuraikan bagaimana peristiwa hukum yang bersifat menyimpang dari ketentuan atau norma hukum bidang
kehutanan sebagai tolok ukurnya. Sebagai tolok ukurnya antara lain Inpres Nomor 4 Tahun 2005 Tentang Pemberantasan Penebangan Kayu Secara
Ilegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di seluruh Indonesia,
2. Sifat Penelitian Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang dilihat
dari sifatnya, maka penulisan hukum ini bersifat deskriptif yaitu penulisan hukum yang dimaksudkan untuk memberikan data seteliti mungkin tentang
manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya yang timbul dari hukum.
3. Pendekatan Penelitian Didalam penulisan hukumterdapat beberapa pendekatan tersebut,
penulisan hukum akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabanya. Pendekatan-
commit to user
pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang statute approach, pendekatan kasus case approach,
pendekatan komparatif comparative approach, pendekatan historis historical approach, dan pendekatan konseptual conceptual approach,
Peter Mahmud Marzuki, 2006:93. Dari keempat pendekatan tersebut, pendekatan yang relevan
dengan penulisan hukum yang penulis angkat adalah pendekatan perundang-undangan
statute approach.
Yang dimaksud
dengan pendekatan undang-undang statute approach adalah pendekatan dengan
regulasi dan legislasi, dimana dalam penulisan hukum ini regulasi yang digunakan sebagai acuan adalah Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan.
4. Jenis dan Sumber Data Penelitian Sumber-sumber penulisan hukum dapat dibedakan menjadi
sumber-sumber penelitian yang berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang
bersifat autoritatif yang artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah
dalam perbutan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Sedangkan bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum
yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan
komentar-komentar atas putusan pengadilan Peter Mahmud Marzuki,2005 : 141.
Data dalam penulisan hukum ini diperoleh dari dua sumber yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data sekunder dalam penulisan
hukum normatif ini adalah : a. Bahan Hukum Primer
Bahan Hukum Primer berupa terdiri dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemennya, Putusan Mahkamah Agung, Kitab Undang-
commit to user
Undang Hukum Pidana KUHP, Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 Tentang Kehutanan. Di samping itu juga berbagai peraturan
pelaksanaannya seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, dan yurisprudensi yang terkait dengan illegal logging.
b. Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Sekunder terdiri dari buku-buku referensi, jurnal-jurnal
hukum yang terkait, dan media massa yang mengulas atau terkait dengan tindak pidana Illegal Logging.
c. Bahan Hukum Tersier Bahan Hukum Tersier digunakan untuk memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yaitu kamus hukum dan kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI,
ensiklopedia,dan lain-lain.
5. Teknik Pengumpulan Data Karena penulisan hukum yang penulis angkat merupakan penulisan
hukum normatif, maka dalam pengumpulan datanya dilakukan dengan studi kepustakaan atau studi dokumen. Teknik ini merupakan cara pengumpulan
data dengan membaca, mempelajari, mengkaji, dan menganalisis serta membuat catatan dari buku literatur, peraturan perundang-undangan,
dokumen dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
6. Teknik Analisis Data Penulisan hukum ini menggunakan teknik analisis data dengan
logika deduktif. Menurut Johnny Ibrahim yang mengutip pendapat Bernard Arief Shidarta, logika deduktif merupakan suatu teknik untuk menarik
kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Penalaran deduktif adalah penalaran yang bertolak dari aturan
hukum yang berlaku umum pada kasus individual dan konkret yang dihadapi Johnny Ibrahim, 2006 : 249-250. Sedangkan Prof. Peter Mahmud
marzuki yang mengutip pendapat Philipus M. Hadjon menjelaskan metode
commit to user
deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis major pernyataan
bersifat umum. Kemudian diajukan premis minor bersifat khusus, dari kedua premis itu kemudian ditarik suatau kesimpulan atau conclusion.
Akan tetapi didalam argumentasi hukum, silogisme hukum tidak sesederhana silogisme tradisional Peter Mahmud Marzuki,2006 : 47. Jadi
dapat disimpulkan bahwa logika deduktif yaitu menjelaskan suatu hal yang bersifat umum kemudian menariknya menjadi kesimpulan yang lebih
khusus. Dalam penulisan hukum ini, data yang diperoleh dengan cara
menginventarisasi sekaligus mengkaji penelitian dari studi kepustakaan, aturan perundang-undangan beserta dokumen-dokumen yang dapat
membantu menafsirkan norma untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Tahap terakhir yaitu dengan menarik kesimpulan dari data yang diolah,
sehingga pada akhirnya dapat menjawab komparasi pengaturan yang berkaitan dengan Illegal Logging pembalakan liar.
F. Sistematika Penulisan Hukum