Batasan Masalah Ident f kas Masalah

untuk menemukan pengetahuan yang baru dalam penelitian ilmiah dengan tahapan: 1 berhadapan dengan masalah, 2 mengumpulkan data- verifikasi, 3 mengumpulkan data – eksperimen, 4 mengolah dan merumuskan penjelasan, 5 menganalisis proses penelitian. Penggunaan media PhET dapat menjadi bantuan dalam fase inquiry training. 2. Kemampuan berpikir logis adalah suatu proses menalar tentang suatu objek dengan cara menghubungkan serangkaian pendapat untuk sampai kepada sebuah kesimpulan menurut aturan-aturan logika. kemampuan berpikir logis dilihat dari tiga aspek yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. 3. Keterampilan proses sains adalah seluruh keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga siswa berhasil menemukan sesuatu yang baru. Indikator keterampilan proses sains meliputi: 1 menganalisis analyzing, 2 mengelompokkan classifying, 3 berkomunikasi communicating, 4 bereksperimen experimenting, 5 menginterpretasi interpreting, terampil bermatematik mathematical reasoning, mengukur measuring, mengobservasi observing, memprediksi predicting.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Keterampilan proses sains siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training menggunakan media Phet lebih baik dibandingkan pembelajaran Konvensional. 2. Keterampilan proses sains siswa pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir logis diatas rata-rata lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir logis dibawah rata-rata. 3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Inquiry Training menggunakan media PhET dengan kemampuan berpikir logis siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Pada penelitian ini, siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis di atas rata-rata lebih dominan meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran inquiry training menggunakan media PhET daripada pembelajaran konvensional.

5.2 Saran

a. Pendidik hendaknya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Model pembelajaran inquiry training baik diterapkan karena dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. 107

Dokumen yang terkait

EFEK MODEL SCIENTIFIC INQUIRY MENGGUNAKAN MEDIA PHET DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 3 31

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA SMA.

0 3 28

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MTS.

0 2 26

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA PHET DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 2 34

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

0 2 28

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA PHET TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 40 MEDAN.

0 4 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA MACROMEDIA FLASH TERHADAP TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA KELAS VIII MTSN BINJAI.

0 2 29

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MEDIA PHET TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI IPA.

0 4 34

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

0 5 33

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBASIS MEDIA KOMPUTER TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 0 33