2.4 Landasan Teori
Lanjut usia lansia merupakan periode akhir dari rentang kehidupan manusia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lansia, pada Bab I menjelaskan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.
14
Gambaran klinis jaringan mukosa mulut pada lansia sehat tidak berbeda jauh dengan individu yang muda. Meski demikian, riwayat adanya trauma misalnya, pipi
tergigit, penyakit mukosa misalnya, lichen planus, kebiasaan merokok, dan adanya gangguan pada kelenjar saliva misalnya, hipofungsi saliva dapat mengubah
tampilan klinis dan karakter histologis jaringan mulut lansia. Pada lansia jaringan mukosa mengalami atrofi dengan tanda-tanda tipis, merah, mengkilap dan kering.
Terjadi perubahan pada struktur, fungsi, dan elastisitas jaringan mukosa mulut. Mukosa mulut terlihat pucat, kering, hilangnya stippling, terjadinya oedema, dan
elastisitas jaringan berkurang. Jaringan mukosa mudah mengalami iritasi dan rapuh. Perubahan ini dapat mempengaruhi mukosa mulut terhadap trauma dan infeksi,
terutama terkait dengan penggunaan gigitiruan dan hipofungsi saliva.
19,17
Seiring bertambahnya usia, banyak kehilangan gigi. Kehilangan gigi, yang dapat
mempengaruhi pemilihan makanan, status gizi, dan kesehatan umum.
20
Selain itu, ada penurunan yang berhubungan dengan usia pada sekresi saliva misalnya, jumlah
protein, protein yang kaya proline, laktoferin, natrium, dan kalium terlihat pada populasi yang sehat. Secara histologis, ada perubahan yang berkaitan dengan usia
dalam susunan sel kelenjar saliva, dengan peningkatan jaringan ikat, deposisi lemak dan penurunan sel asinar.
19
Gigitiruan penuh adalah suatu alat tiruan yang menggantikan semua gigi- geligi asli dan berhubungan dengan struktur maksila dan mandibula, didukung oleh
membran mukosa, jaringan penghubung dan lapisan tulang.
21
Pemakaian gigitiruan yang terus menerus dan kebersihan gigitiruan yang tidak memadai akan
mengakibatkan penumpukan plak pada permukaan gigitiruan, yang merupakan tempat sangat ideal untuk pertumbuhan jamur dan mikroorganisme lainnya yang akan
Universitas Sumatera Utara
memperbesar infeksi dan reaksi peradangan pada mukosa yang berkontak dengan gigitiruan.
10
Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan gigitiruan adalah resin akrilik, polymethyl methacrylate PMMA.
25,26
Polymethyl methacrylate PMMA basis gigitiruan yang memiliki sifat mekanis, biologis dan estetika yang baik.
27
Salah satu faktor virulensi utama Candida spp adalah kemampuannya untuk melekat pada permukaan host.
30,31
Pada umumnya Candida spp tumbuh baik pada media Sabouraud Dextrosa Agar, Candida spp menghasilkan koloni yang bulat,
dengan diameter 2-4 milimeter, berwarna putih kekuning-kuningan dengan permukaan
halus, licin,
atau berlipat-lipat,
dengan bau
ragi. Secara
mikroskopis,Candida spp merupakan organisme eukariot uniseluler. Sel ragi dan sel tunas umumnya berbentuk bulat, oval, sampai hampir silindris, dengan ukuran 3-6
mikrometer.
29,30,33
Sampel dari rongga mulut dapat diperoleh dengan berbagai metode dengan pendekatan yang paling umum adalah swab, kultur imprint, oral rinse dan kultur
saliva.
30,32
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Teori
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konsep