Jenis Data Metode Pengumpulan Data Kesimpulan

36 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menganalisis sebuah model yang telah dibangun dalam tinjauan pustaka sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II. Langkah-langkah yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah sebagai berikut : variabel dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang dipakai adalah data saham kategori LQ45 beserta laporan keuangannya dan volume perdagangan saham. Data yang dikumpulkan dengan melakukan nonparticipant observation yaitu dengan mencatat data yang tercantum dalam Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory ICMD tahun 2009-2011, serta beberapa literature yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Universitas Sumatera Utara 37 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek yang menjadi pusat penelitian. Populasi yang digunakan dalam peneltian ini adalah 45 saham perusahaan yang tercatat dalam perhitungan indeks LQ45 periode 2009-2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.

3.3.2 Sampel Peneltian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan subyektif penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat dalam perhitungan indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI sebanyak 32 perusahaan. Adapun kriteria sampel yang termasuk dalam kategori penelitian ini adalah: 1. Perusahaan harus sudah listing pada awal periode pengamatan 2009 dan tidak delisting hingga akhir periode pengamatan 2011. 2. Perusahaan harus tergabung dalam indeks LQ45 selama 3 tiga tahun berturut-turut konstan mulai dari periode 2009-2011. 3. Perusahaan harus menerbitkan laporan keuangan yang mencantumkan nilai variabel-variabel yang akan diteliti yaitu, EPS,PER dan DER serta volume perdagangan saham. 4. Tahun buku pelaporan keuangan adalah 31 Desember setelah diaudit. Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 3.1 Daftar Perusahaan dalam indeks LQ45 2009 - 2011 No Kode Populasi Kriteria Sampel 1 2 3 4 1. AALI Astra Agro Lestari Tbk. V V V V 1 2. ADRO Adaro Energy Tbk. V V V V 2 3. ANTM Aneka Tambang Persero Tbk. V V V V 3 4. ASII Astra Internasional Tbk. V V V V 4 5. BBCA Bank Central Asia Tbk. V V V V 5 6. BBNI Bank Negara Indonesia Persero Tbk. V V V V 6 7. BBRI Bank Rakyat Indonesia persero Tbk. V V V V 7 8. BBTN Bank Tabungan Negara Persero Tbk. V X V V 9. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. V V V V 8 10. BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten Tbk. V X V V 11. BMRI Bank Mandiri Persero Tbk. V V V V 9 12. BNBR Bakrie Brothers Tbk. V V V V 10 13. BORN Borneo Lumbung Energi Metal Tbk. V X V V 14. BRAU Berau Coal Enerrgy Tbk. V X V V 15. BUMI Bumi Resources Tbk. V X V V 16. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. V X V V 17. DOID Delta Dunia Makmur Tbk. V X V V 18. ELTY Bakrieland Development Tbk. V X V V 19. ENRG Energi Mega Persada Tbk. V V V V 11 20. EXCL Xl Axiata Tbk. V X V V 21. GGRM Gudang Garam Tbk. V V V V 12 22. GJTL Gajah Tunggal Tbk. V X V V 23. HRUM Harum Energy Tbk. V X V V 24. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. V X V V 25. INCO Vale Indonesia Tbk. V V V V 13 26. INDF Indofood Sukses Makmur V V V V 14 Universitas Sumatera Utara 39 27. INDY Indika Energy Tbk. V V V V 15 28. INTP Indocement Tunggal Raksasa Tbk. V V V V 16 29. ISAT Indosat Tbk. V V V V 17 30. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. V V V V 18 31. JSMR Jasa Marg Persero Tbk. V V V V 19 32. KLBF Kalbe Farma Tbk. V V V V 20 33. KRAS Krakatau Steel Persero Tbk. V X V V 34. LPKR Lippo Karawaci Tbk. V V V V 21 35. LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk. V V V V 22 36. MEDC Medco Energi International Tbk. V V V V 23 37. PGAS Perusahaan Gas Negara Persero Tbk. V V V V 24 38. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk. V V V V 25 39. SMCB Holcim Indonesia Tbk. V V V V 26 40. SMGR Semen Gresik Persero Tbk. V V V V 27 41. TINS Timah Persero Tbk. V V V V 28 42. TLKM Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk. V V V V 29 43. UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk. V V V V 30 44. UNTR United Traktors Tbk. V V V V 31 45. UNVR Unilever Indonesia Tbk. V V V V 32 Sumber : www.idx.co.id.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen terikat dan variabel independen bebas. Sebagai variabel dependen penelitian ini adalah return saham. Sedangkan variabel independen meliputi earning per share, price earning ratio, debt to equity ratio dan volume perdagangan saham. Universitas Sumatera Utara 40 3.4.1 Variabel independen 3.4.1.1 Earning per Share EPS Rasio earning per share merupakan salah satu indikator yang paling umum dipakai untuk menilai perusahaan oleh kepentingan umum public interest. Rasio earning per share digunakan untuk menunjukkan berapa besar keuntungan return yang diperoleh investor atau pemegang saham dalam setiap lembar saham. Menurut Tandelilin 2001, rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut: EPS =

3.4.1.2 Price Earning Ratio PER

Price earning ratio PER atau disebut juga earning multiplier merupakan metode penilaian yang relatif umum sering digunakan di negara maju dan negara berkembang. Price earning ratio merupakan suatu perbandingan antara harga pasar suatu saham market price dengan earning per share EPS dari saham yang bersangkutan. Menurut Ang 1997, Penilaian PER dapat dirumuskan sebagai berikut: PER = Universitas Sumatera Utara 41

3.4.1.3 Debt to Equity Ratio DER

Debt to equity rasio adalah rasio yang membandingkan antara total utang baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang dengan total modal sendiri total shareholder’s equity. Secara matematis Debt to Equity Ratio DER dapat diformulasikan sebagai berikut Ang, 1997 : DER =

3.4.1.4 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan adalah banyaknya jumlah lembar saham suatu emiten yang diperdagangkan di pasar modal pada periode tertentu dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara perdagangan saham pialang saham. Volume perdagangan saham dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : TV =

3.4.2 Variabel dependen

Variabel dependen yaitu return saham. Return yang diterima oleh pemegang saham, adalah tingkat keuntungan yang didapat oleh pemodal atas investasi saham yang dilakukan. Variabel return saham diukur dari perubahan Universitas Sumatera Utara 42 harga pasar saham. return saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogiyanto, 2000, dalam Gian, 2011 sebagai berikut: Rt = Dimana: Rt = Return saham pada hari ke t Pt = Harga penutupan saham pada hari ke t Pt-1 = Harga penutupan saham pada hari ke t-1 Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel No Variabel Pengertian Skala Pengukuran 1. Earning per Share EPS Rasio ini digunakan untuk mengukur besar keuntungan return yang diperoleh investor dalam setiap lembar saham Tandelilin, 2001. rasio EPS = 2. Price Earning Ratio PER Rasio ini merupakan perbandingan antara harga pasar dengan earning per share EPS dari saham yang bersangkutan Ang, 1997. rasio PER = 3. Debt to Equity Ratio DER Rasio ini akan membandingkan antara total utang dengan total modal sendiri Ang, 1997. rasio DER = 4. Volume Perdagan gan Saham banyaknya jumlah lembar saham yang diperdagangkan di pasar modal pada periode tertentu dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan rasio TV = Universitas Sumatera Utara 43 pembeli saham. 5. Return Saham Keuntungan yang didapat dari investasi saham yang dilakukan Jogiyanto, 2000. rasio Rt =

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang mengunakan regresi linier berganda dan menggunakan SPSS

18. Tahapan yang dilakukan dalam analisis data penelitian ini adalah: 3.5.1 Uji asumsi klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Model regresi akan layak dijadikan alat estimasi apabila memenuhi persyaratan Best Linear Unbiasedestimator, yakni tidak terdapat heterokedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

3.5.1.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali 2010, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisi grafik dan Universitas Sumatera Utara 44 analisis statistik. Penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan uji Kolmogorov Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari: 1. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. 2. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal Ghozali, 2010.

3.5.1.2 Uji Autokorelasi

Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linier memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu antara suatu periode t dangan periode sebelumnya t-1. Autokorelasi terjadi akibat observasi yang dilakukan berurutan sepanjang waktu berkaitan antara observasi satu dengan observasi yang lainnya. Masalah autokorelasi ini umumnya terjadi pada data ruang waktu time series karena ganguan terhadap individu satu dapat mempengaruhi individu yang lainnya. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan uji Durbin – Watson. uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut: 1. Jika 0 DW DL, maka terjadi autokorelasi positif Universitas Sumatera Utara 45 2. Jika DL DW DU, maka ragu-ragu terjadi autokorelasi 3. Jika DU DW 4 – DU. Maka tidak terjadi autokorelasi 4. Jika 4 - DU DW 4 – DL, maka ragu–ragu terjadi autokorelasi 5. Jika DW 4 DL, maka terjadi autokorelasi negatif Dimana, DW adalah nilai DW hasil perhitungan, DU = batas atas, DL = batas bawah.

3.5.1.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi memiliki ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika ditemukan berbeda terhadap pengamatan lain disebut Heterokedastisitas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa model regresi yang baik adalah model yang Homokedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedstisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scarrteplot denga dasar analisis: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian Universitas Sumatera Utara 46 menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, sperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali, 2010.

3.5.1.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas variabel indepnden. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antar variabel indepandennya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanaya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,01 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2010.

3.6 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini manggunakan model regresi linier berganda, yakni model rekresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier berganda Universitas Sumatera Utara 47 dikatakan baik apabila memenuhi asumsi normalitas data serta bebas dari asumsi – asumsi klasik statistik baik ultikolinearitas, autokolerasi dan heterokedastisitas.

3.6.1 Analisis Regresi Berganda

Persamaan regresi linier berganda penelitian ini, yaitu: Y = a + b 1 X 1 +b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 +b 5 X 5 + e Keterangan : Y = Return Saham A = Konstanta X 1 = Earning per Share EPS X 2 = Price Earning Ratio PER X 3 = Suku Bunga SBI X 4 = Volume Perdagangan Saham b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 ,b 5 = Koefisien regresi e = variabel pengganggu

3.6.2 Uji Parsial t-test

Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2010. Uji parsial ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel berdasarkan kriteria berikut: H diterima dan H a ditolak apabila t hitung t tabel , pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 48 H ditolak dan H a diterima apabila t hitung t tabel , pada α = 5

3.6.3 Uji Simultan F-test

Uji F-test dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda memiliki pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2010. Uji F-test dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut: H diterima dan H a ditolak apabila F hitung F tabel , pada α = 5 H ditolak dan H a diterima apabila F hitung F tabel , pada α = 5

3.6.4 Uji koefisien determinasi R2

Uji Koefisien determinasi R2 digunakan untuk menguji dan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2010. Nilai koefisien determinansi adalah antara 0 dan 1. Menurut Gujarati 2003 dalam Ghozali 2010 jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted negatif, maka nilai adjusted adalah dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai = 1, maka adjusted = = 1 sedangkan jika nilai = 0, maka Adjusted = 1-kn-k. jika k 1, maka Adjusted akan bernilai negatif. Universitas Sumatera Utara 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Dan Deskriptif Statistik Obyek Penelitian

Pada subbab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang obyek penelitian yaitu perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai tahun 2011. Deskriptif statistik dari obyek penelitian termasuk didalamnya hubungan antara variabel earning per share, price earning ratio, debt to equity ratio, dan volume perdagangan saham terhadap return saham. 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang go public dan tergabung dalam indek LQ45 selama periode pengamatan dari tahun 2009-2011 dan selalu aktif diperdagangkan yaitu sebanyak 32 perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Sampel Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia No Nama perusahaan No Nama perusahaan

1. Astra Agro Lestari Tbk.

17. Indosat Tbk.

2. Adaro Energy Tbk.

18. Indo Tambangraya Megah Tbk.

3. Aneka Tambang Persero Tbk.

19. Jasa Marg Persero Tbk.

4. Astra Internasional Tbk.

20. Kalbe Farma Tbk.

5. Bank Central Asia Tbk.

21. Lippo Karawaci Tbk.

Universitas Sumatera Utara 50

6. Bank Negara Indonesia Persero

Tbk. 22. PP London Sumatera Indonesia tbk.

7. Bank Rakyat Indonesia persero

Tbk. 23. Medco Energi International Tbk. 8. Bank Danamon Indonesia Tbk. 24. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk.

9. Bank Mandiri Persero Tbk.

25. Tambang Batubara Bukit Asam

Persero Tbk. 10. Bakrie Brothers Tbk. 26. Holcim Indonesia Tbk. 11 Energi Mega Persada Tbk. 27. Semen Gresik Persero Tbk. 12 Gudang Garam Tbk. 28. Timah Persero Tbk. 13 Vale Indonesia Tbk. 29. Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk. 14 Indofood Sukses Makmur Tbk

30. Bakrie Sumatera Plantations Tbk.

15 Indika Energy Tbk.

31. United Traktors Tbk.

16 Indocement Tunggal Raksasa Tbk. 32. Unilever Indonesia Tbk. Sumber : IDX 2009-2011

4.1.2 Deskriptif Statistik Obyek Penelitian

Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka didalam Tabel 4.2 berikut akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel N, rata-rata sampel mean, nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi untuk masing-masing variabel. Pada Tabel 4.2 diatas juga menunjukkan bahwa jumlah pengamatan dalam penelitian ini sebanyak 96 hasil perkalian sebanyak 3 periode pengamatan dengan jumlah sampel sebanyak 32 perusahaan. Universitas Sumatera Utara 51 Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data Sumber : Data sekunder yang diolah Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukan. Semakin tinggi return saham berarti semakin tinggi pula laba yang diterima oleh pemegang saham. Perusahaan kategori LQ45 di BEI yang dijadikan sampel dengan return terendah minimum adalah PT Indika Energy Tbk pada tahun 2011 yaitu – 0,5396. Hal ini menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut mengalami kerugian atau penurunan harga saham. Perusahaan kategori LQ45 yang dijadikan sampel dengan return tertinggi adalah PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2009 yaitu 4,0705. Hal ini menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut mengalami keuntungan atau peningkatan dalam harga saham. Dari data di atas juga dapat diketahui bahwa return saham secara rata-rata mean mengalami perubahan sebesar 0,556504 atau 55,65. Standar deviasi return saham sebesar 0,8287842 atau 82,87 yang melebihi nilai rata-rata return saham sebesar 55,65. Dengan besarnya simpangan data menunjukkan tingginya fluktuasi data variabel return saham selama periode pengamatan. Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EPS 96 -120 4,424 619.07 867.393 PER 96 -80.75 107.00 17.2911 16.70823 DER 96 .15 10.88 2.1775 2.88146 Vol. Perd. Saham 96 .0675 3.0405 .641695 .5486488 Return Saham 96 -.5396 4.0705 .556504 .8287842 Valid N listwise 96 Universitas Sumatera Utara 52 Earning per share EPS digunakan untuk menunjukkan berapa besar keuntungan return yang diperoleh investor atau pemegang saham dalam setiap lembar saham yang diterbitkan. Semakin besar earning per share menandakan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setiap lembar saham. Perusahaan yang paling rendah minimum dalam memberikan earning per share adalah pada PT Energi Mega Persada Tbk pada tahun 2009 yaitu sebesar -120. Hal ini menunjukkan bahwa laba bersih setelah pajak lebih rendah dengan jumlah saham yang beredar. Perusahaan yang paling tinggi dalam EPS adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun 2011 yaitu sebesar 4.424. Hal ini menunjukkan pada perusahaan tersebut perusahaan mampu memberikan keuntungan per lembar saham yang paling tinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang termasuk kategori LQ45 di BEI. Standart deviasi EPS sebesar 867,393 lebih besar jika dibandingkan nilai mean sebesar 619,07. Dengan tingginya simpangan data, menunjukkan tingginya fluktuasi data variabel earning per share EPS. Price earning ratio PER merupakan suatu perbandingan antara harga pasar suatu saham market price dengan earning per share EPS dari saham yang bersangkutan. Dengan meningkatnya PER berarti harga saham tersebut di pasar modal semakin meningkat, sehingga return saham juga meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh price earning ratio terendah selama periode penelitian adalah sebesar –80,75 yaitu pada PT Energi Mega Persada Tbk Universitas Sumatera Utara 53 tahun 2010. Hal ini menunjukkan perusahaan membutuhkan dana lebih kecil untuk memperoleh setiap rupiah laba perusahaan. Sedangkan yang tertinggi selama periode penelitian adalah PT. Astra Agro Lestari, Tbk yaitu sebesar 107 yang menunjukkan bahwa investor pada perusahaan Astra Agro membutuhkan dana yang lebih besar untuk menghasilkan setiap rupiah laba perusahaan. Standart deviasi PER sebesar 16,70823 lebih kecil jika dibandingkan nilai mean sebesar 17,2911. Dengan kecilnya simpangan data, menunjukkan rendahnya fluktuasi data variabel Price Earning Ratio PER. Debt to equity ratio DER merupakan rasio yang membandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan total equitasnya. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total utang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban yang akan ditanggung. Standart deviasi DER sebesar 2,88146 lebih besar dibandingkan nilai mean sebesar 2,1775. Dengan besarnya simpangan data, menunjukkan tingginya fluktuasi data variabel Debt Equity Ratio DER. Debt to equity ratio yang terendah selama periode penelitian adalah sebesar 0,15 yaitu pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2011 atau perusahaan dengan penggunaan hutang diperbandingkan dengan modal sendiri paling rendah. Penggunaan debt to equity ratio tertinggi adalah pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk pada tahun 2009 yang mencapai 10,88 yang mana penggunaan hutang dibandingkan dengan modal sendiri paling tinggi Universitas Sumatera Utara 54 dibandingkan dengan perusahaan LQ45 yang lain. Namun secara keseluruhan perusahaan masih pada kategori yang rendah pada debt to equity ratio-nya. Volume perdagangan saham stock trading volume adalah banyaknya lembar saham yang diperdagangkan di pasar modal pada periode tertentu dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham. Dengan adanya peningkatan volume perdagangan saham maka semakin besar pula peningkatan terhadap harga saham yang akan meningkatkan return yang akan diterima investor. Nilai rata-rata mean share trading volume sebesar 0,641695 selama tahun 2009 sampai dengan 2011, dengan nilai maximum sebesar 3,0405 oleh PT Bakrie Brothers Tbk pada tahun 2010 dan minimum sebesar 0,0675 pada PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2009. Standart deviasi stock trading volume sebesar 0,5486488 lebih kecil jika dibandingkan nilai mean sebesar 0,641695. Dengan kecilnya simpangan data, menunjukkan rendahnya fluktuasi data variabel stock trading volume.

4.2 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Dalam analisis regresi ini, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen Ghozali, 2010. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham sedangkan variabel independen meliputi earning per share EPS, price earning ratio PER, debt to equity ratio DER, dan volume perdagangan saham. Universitas Sumatera Utara 55

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual telah terdistribusi secara normal Ghozali, 2010. Uji normalitas dilakukan dengan dua cara yaitu analisis grafik dan uji statistik one sample kolmogorov-Smirnov. Ghozali 2010, memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari : 1. Nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. 2. Nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal. Apabila distribusi data tidak normal, maka perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data. Hasil uji normalitas untuk penelitian ini adalah: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 96 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .81670691 Most Extreme Differences Absolute .192 Positive .192 Negative -.123 Kolmogorov-Smirnov Z 1.884 Asymp. Sig. 2-tailed .002 Universitas Sumatera Utara 56 Sumber : Data Sekunder yang Diolah Berdasarkan hasil pada Tabel 4.3 diatas, menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,884 dan signifikansi pada 0,002 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara tidak normal, karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Untuk memperoleh hasil terbaik maka dilakukan transformasi normal agar data menjadi lebih normal dengan menggunakan natural logarithm Ln Ghozali, 2010. Hasil pengujian normalitas yang kedua diperoleh tampak dalam Tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Sumber : Data Sekunder yang Diolah a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Data Setelah Transformasi Ln One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 69 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .99402770 Most Extreme Differences Absolute .097 Positive .061 Negative -.097 Kolmogorov-Smirnov Z .805 Asymp. Sig. 2-tailed .535 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Universitas Sumatera Utara 57 Dari hasil pengujian kedua tersebut menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji Kolmogorov ‐ Smirnov yang memberikan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,535 yang berada jauh di atas 0,05. Hasil terakhir diatas juga didukung hasil analisis grafiknya, yaitu dari grafik histogram maupun grafik Normal Probability Plot ‐nya seperti Gambar 4.1 dan 4.2 dibawah ini : Gambar 4.1 Grafik Histogram Setelah Transformasi Ln Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kurva yang memiliki Universitas Sumatera Utara 58 kemiringan yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun kanan, serta berbentuk lonceng yang hampir sempurna. Gambar 4.2 Normal Probability Plot Setelah Transformasi Ln Jika dilihat pada grafik normal probability plot diatas terlihat titik ‐titik sebaran lebih mendekati garis normal jika dibandingkan dengan grafik normal plot saat sebelum dilakukan transformasi ke logaritma natural. Sehingga untuk uji asumsi klasik selanjutnya menggunakan persamaan regresi return = f LnEPS, LnPER, LnDER, LnVOLUME. Universitas Sumatera Utara 59

4.2.2 Uji Multikoliniearitas

Uji multikoliniearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Ada tidaknya gejala multikolonieritas dilihat dengan menganalisa koefisien Variance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance. Gangguan multikolinearitas tidak terjadi jika VIF di bawah 10 atau Tolerance di atas 0,1 . Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi Ln Sumber : Data Sekunder yang Diolah Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada seluruh variabel independen dalam model penelitian yaitu data dari variabel independen setelah dilakukan transformasi Ln.. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal ini dapat dillihat dari Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 LnVOLUME .621 1.611 LnDER .881 1.135 LnPER .635 1.574 LnEPS .429 2.333 a. Dependent Variable: LnRETURN Universitas Sumatera Utara 60 nilai tolerance semua variabel independen yang telah ditransformasi yang lebih besar dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10.

4.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 Ghozali, 2010. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson. Berikut ini adalah hasil uji Durbin Watson. Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin Watson DW Setelah Transformasi Ln Model Model Durbin-Watson 1 a. Predictors: Constant, LnEPS, LnPER, LnDER, LnVOLUME b. Dependent Variable: LnRETURN: Gambar 4.3 Pengujian Autokorelasi Autokorelasi keragu- tidak ada keragu- autokorelasi Positif raguan autokorelasi raguan negatif dL dU dW 4-dU 4-dL 1,5821 1,7553 2,134 2.2447 2,4179 4 Universitas Sumatera Utara 61 Berdasarkan gambar di atas menunjukkan nilai durbin watson test sebesar 2,134 yang lebih besar dari batas atas du 1,7553 dan kurang dari 4- 1,7553 4-du, sehingga di dalam model regresi ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem autokorelasi atau tidak terdapat autokorelasi.

4.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yag lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2010. Pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Glejser. Hasil pengujian heteroskedastisitas ditunjukkan dalam Tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser Setelah Transformasi Ln Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .587 1.553 .378 .707 LnEPS .052 .147 .064 .353 .725 LnPER -.416 .326 -.190 -1.277 .206 LnDER -.008 .105 -.009 -.073 .942 LnVOLUME .404 .211 .287 1.912 .060 a. Dependent Variable: LnRETURN Universitas Sumatera Utara 62 Sumber : Data Sekunder yang Diolah Berdasarkan pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk semua variabel independent yang digunakan dalam penelitian tidak ada yang signifikan pada tingkat 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam persamaan regresi yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.4 Grafik Scatterplot Setelah Transformasi Ln Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi LnRETURN berdasarkan masukan variabel independen LnEPS, LnPER, LnDER, dan LnVolume. Universitas Sumatera Utara 63 4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian 4.3.1 Hasil Penelitian Bentuk model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent yaitu Earning per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return saham adalah sebagai berikut: Y = ά + b1 EPS + b2 PER + b3 DER + b4 VOLUME + ε Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Regresi Parsial Setelah Transformasi Ln Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .587 1.553 .378 .707 LnEPS .052 .147 .064 .353 .725 LnPER -.416 .326 -.190 -1.277 .206 LnDER -.008 .105 -.009 -.073 .942 LnVOLUME .404 .211 .287 1.912 .060 a. Dependent Variable: LnRETURN Sumber : Data Sekunder yang Diolah Dengan melihat Tabel 4.8 diatas, dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = 0,587 + 0,052 EPS - 0,416 PER - 0,008 DER – 0,404 VOLUME + e 1. Konstanta a sebesar 0,587 menyatakan bahwa apabila jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata Return saham sebesar 0,587. Universitas Sumatera Utara 64 2. Koefisien regresi untuk b1 sebesar 0,052 dan bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada Earning Per Share dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham akan mengalami peningkatan sebesar 0,052. 3. Koefisien regresi untuk b2 sebesar -0,416 dan bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada Price Earning Ratio dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham akan mengalami penurunan sebesar 0,416. 4. Koefisien regresi untuk b3 sebesar -0,008 dan bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada Debt to Equity Ratio dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham akan mengalami penurunan sebesar 0,008. 5. Koefisien regresi untuk b4 sebesar -0,404 dan bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan pada Volume Perdagangan Saham dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham akan mengalami penurunan sebesar 0,404. 4.3.2 Pembahasan Penelitian 4.3.2.1 Koefisien Determinasi R2 Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk Universitas Sumatera Utara 65 memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2010. Nilai R2 yang mendekati 1 satu berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependent. Hasil perhitungan Koefisien Determinasi dapat terlihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi R2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .320 a .103 .046 1.02462 2.134

a. Predictors: Constant, LnVOLUME, LnDER, LnPER, LnEPS b. Dependent Variable: LnRETURN

Sumber : Data Sekunder yang Diolah Berdasar output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,103. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independent yaitu perubahan Earning per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER dan Volume Perdagangan Saham terhadap variabel dependen yaitu return saham yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 10,3 dan sisanya sebesar 80,7 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Universitas Sumatera Utara 66

4.3.2.2 Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Hasil perhitungan Uji F dapat terlihat pada Tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.10 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 7.674 4 1.919 1.827 .134 a Residual 67.190 64 1.050 Total 74.864 68 a. Predictors: Constant, LnVOLUME, LnDER, LnPER, LnEPS b. Dependent Variable: LnRETURN Sumber : Data Sekunder yang Diolah Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai F hitung = 1,827 F tabel 4:64 = 2,52 dengan tingkat signifikansi 0,134. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen yang terdiri dari Earning per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER dan Volume Perdagangan Saham secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap return saham. Universitas Sumatera Utara 67

4.3.2.3 Uji t

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara individu variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas nilainya konstan. Tabel 4.11 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .587 1.553 .378 .707 LnEPS .052 .147 .064 .353 .725 LnPER -.416 .326 -.190 -1.277 .206 LnDER -.008 .105 -.009 -.073 .942 LnVOLUME .404 .211 .287 1.912 .060 a. Dependent Variable: LnRETURN Sumber : Data Sekunder yang Diolah Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh sebesar 0.353 dan sebesar 1,6615. Sehingga nilai lebih kecil dari 0,353 1,6615. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan rasio earning per share memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap return saham ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hanani 2011 yang menyatakan bahwa earning per share tidak berpengaruh secara signifikan return saham. Hal ini Universitas Sumatera Utara 68 bertentangan dengan Christanty 2009 dan Savitri 2012 yang menunjukkan bahwa earning per share berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh sebesar -1,277 dan sebesar 1,6615. Sehingga nilai lebih kecil dari - 1,277 1,6615. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan PER memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Astutik 2005 yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara signifikan return saham. Hal ini bertentangan dengan Kusumo 2005, Inayah 2007, Christanty 2009, Savitri 2012 yang menunjukkan bahwa Price Earning Ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh sebesar -0,073 dan sebesar 1,6615. Sehingga nilai besar dari 0,253 1,6615. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan rasio DER memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham ditolak. Hasil Universitas Sumatera Utara 69 temuan ini mendukung hasil penelitian dari Hanani 2011 yang menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan., tetapi bertentangan dengan hasil penelitian dari Kusumo 2005 dan Astutik 2005 dan Christanty 2009. Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa Volume Perdagangan saham berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh sebesar – 1,912 dan sebesar 1,6632. Sehingga nilai lebih besar dari 1,912 1,6632. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan Volume Perdagangan saham memiliki pengaruh positif terhadap return saham diterima namun pada tingkat α = 10. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu, Inayah 2007, Maryanne 2009, dan Maknun 2010 yang menyatakan bahwa Volume perdagangan saham memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap return saham perusahaan, tetapi bertentangan dengan hasil penelitian dari Fuadi 2009. Universitas Sumatera Utara 70 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Earning per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, dan Volume Perdagangan Saham terhadap return saham. Penelitian ini mengambil 32 sampel perusahaan yang dikategorikan dalam indeks LQ45 yang telah disaring berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti serta mengambil periode penelitian selama tiga tahun dari tahun 2009-2011 terhadap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dan sumber data diperoleh dari www.idx.co.id . Berikut ini merupakan hasil kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini : a Secara simultan, variabel Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio dan Volume Perdagangan Saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, dengan koefisien determinasi sebesar 0,103 atau sebesar 10,3, sedangkan sisanya sebesar 80,7 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. b Secara parsial variabel Earning Per Share EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, variabel Price Earning Ratio PER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, dan variabel Debt to Universitas Sumatera Utara 71 Equity Ratio DER juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel Volume Perdagangan Saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. c Berdasarkan koefisien determinasi yang diperoleh variabel EPS, PER, dan DER, dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh paling dominan dan efektif dalam memprediksi return saham adalah variabel Volume perdagangan saham.

5.2 Implikasi Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 40 121

Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Return On Equity Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Kelompok Aneka Industri Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 69 79

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

0 5 109

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), PRICE EARNING RATIO (PER), Pengaruh Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) Dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa

0 4 14

28. PT Timah (Persero) Tbk. - Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio & Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham pada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio & Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham pada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio & Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham pada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12