Smear Layer dalam Saluran Akar

smear layer yang terbentuk selama tahap instrumentasi saluran akar. 1 Kemampuan bahan irigasi dalam mengangkat smear layer menjadi pertimbangan penting selama perawatan saluran akar karena smear layer dapat menimbulkan dampak yang merugikan dalam perawatan saluran akar sehingga diperlukan bahan irigasi yang juga mampu menyingkirkan smear layer. 4,6

2.1 Smear Layer dalam Saluran Akar

Smear layer adalah lapisan yang terbentuk pada saluran akar yang telah dipreparasi dan tidak dijumpai pada saluran akar yang tidak dipreparasi. 6 Komposisi secara pasti dari smear layer belum dapat ditentukan. Namun, beberapa penelitian menyatakan bahwa smear layer mengandung material organik dan anorganik. Material organik berupa jaringan pulpa vital ataupun nekrotik, sel-sel darah, kolagen, protein koagulan, prosesus odontoblas, bakteri dan hasil produk bakteri endotoksin dan eksotoksin. 4,6 Material anorganik dari komponen anorganik dentin yang sebahagian besar mengandung kalsium hidroksiapatit dan trikalsium posfat. 7 Gambaran smear layer pada scanning electron microscope terlihat seperti lapisan tidak teratur, struktur amorf dan berbentuk granul-granul yang menutupi dinding saluran akar sampai ke tubulus dentin. 3 Morfologi smear layer terdiri atas dua lapisan. Lapisan pada bagian superfisial berupa lapisan longgar dengan ketebalan 1-2 µm dan terdiri dari komponen organik dan partikel dentin. Lapisan yang lebih dalam berbentuk partikel-partikel yang lebih kecil meluas ke dalam tubulus dentin sampai kedalaman 40 µm dan sebahagian besar dibentuk oleh potongan-potongan dentin pada saat preparasi saluran akar. 6,8 Goldman et al 1981 menyatakan bahwa ketebalan smear layer diperkirakan 1 µm dan sebahagian besar mengandung komponen anorganik. Eick et al. 1970 menyimpulkan bahwa ukuran smear layer bervariasi antara 0,5- 15 µm. 8 Banyak kontroversi dari para ahli yang menyatakan apakah smear layer harus dihilangkan atau tidak dari saluran akar. Namun, para peneliti umumnya mendukung penyingkiran smear layer karena kenyataannya keberadaan smear layer lebih banyak menimbulkan dampak negatif pada perawatan saluran akar. Bakteri Universitas Sumatera Utara kemungkinan dapat tertinggal pada smear layer walaupun setelah tindakan preparasi chemomechanical. George et al. 2005 menyatakan bahwa smear layer dapat menjadi substrat bagi bakteri sehingga bakteri dapat bertahan hidup pada smear layer, berkembang dan berproliferasi ke dalam tubulus dentin. 6,8 Smear layer juga sebagai penghalang terhadap adaptasi dan penetrasi bahan sealer ke tubulus dentin sehingga dapat memicu terjadinya celah mikro di apikal saluran. 6,9 Shahravan et al. 2007 meneliti pengaruh smear layer terhadap pembentukan celah mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyingkiran smear layer akan mengurangi terjadinya celah mikro di apikal saluran akar. 9 Pengukuran tingkat kebersihan saluran akar dari smear layer dapat ditentukan dengan penggunaan skor Torabinejad 2003. Penentuan skor Torabinejad dengan menggunakan scanning electron microscope pada pembesaran 1000x. Skor 1 berarti tidak ada smear layer pada permukaan saluran akar, seluruh tubulus bersih dan terbuka Gambar 2A, skor 2 dikategorikan dalam moderate smear layer dengan tidak ada smear layer yang terlihat pada permukaan saluran akar, tetapi tubulus dentin terdapat smear layer Gambar 2B dan skor 3 dikategorikan sebagai heavy smear layer dengan keadaan smear layer melapisi permukaan saluran akar dan tubulus dentin Gambar 2C. 9 Gambar 2. A.Tidak ada smear layer, B. Moderate smear layer, C. Heavy smear layer 31 C A B Universitas Sumatera Utara

2.2 Tindakan Irigasi dalam Perawatan Saluran Akar

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (Penelitian In Vitro)

5 140 88

Sitotoksisitas Ekstrak Lerak (Sapindus rarak DC) Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Secara In Vitro

6 63 80

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

1 55 78

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 14

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

0 0 18

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

1 2 2

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

0 0 6

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

0 0 20

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

1 9 5

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

0 0 40