Jenis Data Analisa Data

commit to user b. Teks verbal, dilihat dari: Teks verbal yang terdapat dalam sampul majalah terdiri dari nama majalah, hea dline- topik utama, topik pendamping, logo, dan cover story - cerita sampul .

5. Jenis Data

a. Jenis Data Primer Adalah data yang menjadi subjek penelitian ini yaitu 12 sampul depan majalah Cosmogirl Indonesia edisi Januari sampai Desember tahun 2009. Peneliti mengambil satu edisi di tiap bulannya, dimana tiap bulannya Cosmogirl Indonesia menerbitkan satu edisi. b. Jenis Data Sekunder Data sekunder didapatkan dengan cara mengambil dari berbagai sumber tulisan artikel, buku-buku, sumber-sumber dari internet yang berkaitan dengan objek penelitian yang dapat mendukung penelitian ini.

6. Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang ditawarkan Roland Barthes. Langkah-langkah analisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : · Peneliti melakukan pengamatan mendalam dan mengenali lebih jauh tanda-tanda komunikasi yang terdapat dalam sampul majalah Cosmogirl Indonesia baik berupa teks verbal maupun visualnya berupa lambang-lambang serta unsur fotografi. commit to user · Dari data yang telah didapat, untuk selanjutnya dijelaskan makna denotasinya. Makna denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, yaitu apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah obyek. Denotasi didapat dari pengamatan langsung dari tanda-tanda yang ada yang menghasilkan makna nyata, makna yang sebenarnya hadir. · Kemudian berdasarkan makna denotasi yang telah didapatkan maka akan didapat makna-makna konotasi dari lambang-lambang komunikasi yang ada. Makna konotasi merupakan penciptaan makna lapis kedua yang terbentuk ketika lambang denotasi dikaitkan dengan aspek psikologis, seperti perasaan, emosi, atau keyakinan. Karena pada dasarnya penanda konotasi dibangun dari tanda- tanda dari sistem denotasi. Biasanya beberapa tanda denotasi dapat dikelompokkan bersama untuk membentuk satu konotator tunggal; sedang petanda konotasi berciri sekaligus umum, global, dan tersebar. Petanda ini memiliki komunikasi yang sangat dekat dengan budaya, pengetahuan, dan sejarah Kurniawan, 2001: 68. Didalam proses ini terjadi interaksi antara teks dengan kultur dan fra me of referens peneliti , maka pada akhirnya berdasarkan makna- makna yang berlaku di dalam masyarakat kita mendapatkan makna konotasi dari sampul majalah Cosmogirl Indonesia tersebut. · Untuk dapat membongkar sebuah makna ideologis dari praktik pertandaan, diperlukan prinsip-prinsip intertektua lita s dan intersubyektifitas . Teks dalam pengertian umum adalah dunia semesta ini, bukan hanya teks tertulis atau teks lisan. Adat istiadat, kebudayaan, film, iklan secara pengertian umum adalah teks. Dimulai dengan analisis bersifat teknis kode-kode verbal dan nonverbal dalam commit to user iklan, kajian semiotika senantiasa menghubungkan isi teks dengan ”teks” lain berupa isi media lain dan bahkan fenomena sosiokultural masyarakat yang lebih luas. Asumsi dasar interteks adalah sebuah teks tidak dapat dilepaskan sama sekali dari teks lain atau tidak dapat berdiri sendiri Endraswara, 2003:131. Prinsip intertekstualitas adalah didalam suatu teks terdapat suatu teks lain yang dipengaruhi oleh latar belakang teks tersebut. Begitu pula dengan intersubyektifitas, pemaknaan terhadap suatu teks akan dipengaruhi oleh latar belakang dan pola pikir subyek lain yang memaknai teks tersebut sebelumnya, sehingga akan mempengaruhi hasil dari pemaknaan teks tersebut. commit to user

BAB II DESKRIPSI OBYEK KAJIAN

A. Perkembangan Industri Majalah di Indonesia

Keberadaan majalah di Indonesia mulai dikenal pada masa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pa nja Ra ja pimpinan Markoem Revue Indonesia yang diterbitkan oleh Soemanang, SH. Pada awalnya, tujuan kehadiran majalah sama halnya dengan surat kabar yaitu dalam untuk mengobarkan semangat perlawanan rakyat terhadap bahaya penjajahan serta menempa persatuan nasional. Selanjutnya, masuk pada masa Orde Lama di mana perkembangan majalah tidak begitu baik karena jumlah majalah yang terbit relatif sedikit. Ini akibat adanya pedoman resmi penerbitan surat kabar dan majalah oleh penguasa tertinggi pada masa itu. Sedangkan pada masa Orde Baru, mulai banyak bermunculan berbagai jenis majalah http:oliviadwiayu.wordpress.com20061103 bentuk2-media-massa. Saat ini, di tengah gempuran media-media yang mengedepankan teknologi terbaru, majalah tetap eksis dengan jurus lama yaitu menjual segmentasi, mengupayakan kemasan yang eye ca tching, permainan warna, desain, dan kualitas kertas sebagai selling point. Sangat berbeda dengan surat kabar, majalah dituntut lebih fokus untuk menjangkau khalayak atau target audiens tertentu. Segmentasi majalah mulai tampak pada akhir tahun 1970-an. Pada waktu itu, telah terbit sejumlah media cetak yang membahas masalah spesifik dengan pembaca khusus. Segmentasi itu tampak dari spesialisasi tema majalah seperti majalah seperti malajah khusus ekonomi, keagamaan, kesehatan, anak-anak, remaja, wanita, keluarga, pertanian, otomotif, ilmu pengetahuan dan teknologi, sastra