Organoleptis Uji kemasan Kebenaran simplisiakomposisi Kadar air

digunakan, juga bagi pelaksananya perlu memperhatikan perlengkapan seperti masker dan sarung tangan. Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan simplisia tanaman obat yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi Anonim, 2011.

2.4 Serbuk

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Pada pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk nabati, digerus terlebih dahulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50 C. Serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah menguap dikeringkan dengan pertolongan bahan pengering yang cocok, setelah itu di serbuk dengan jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai memperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus serbuk Anief, 2000. Dengan demikian dianggap perlu untuk menyusun pedoman pengujian terhadap sediaan obat tradisional dan simplisia. Jenis pengujian yang dapat dilakukan pada suatu laboratarium untuk menentukan pedoman pengujian yang diperlukan adalah :

2.4.1 Organoleptis

Uji organoleptis meliputi pengujian terhadap bentuk, warrna, bau, rasa dan tanda-tanda lain yang dapat dilihat dengan mata biasa. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Uji kemasan

Uji kemasan untuk menilai mengenai kemasan, bobot, volume contoh yang diuji. Perbedaan yang ada dengan normal dapat menunjukan perbedaan mutu dari contoh yang diuji Dirjen POM,1985. 2.4.3 Makroskopik Pengujian ini ditunjukan untuk contoh yang berupa simplisia utuh atau potonganirisan atau obat tradisional bentuk rajangan. Pengujian makroskopik untuk melihat bentuk, ukuran, panjang, lebar, ketebalan, bekas patahan dan sebagai nya. Umur tanaman pada waktu panen, cara panen, proses pengiringan, cara penyimpanan dapat mempengaruhi simplisia yang diperoleh dan ini dapat diketahui secara makroskopik Dirjen POM, 1985.

2.4.4 Kebenaran simplisiakomposisi

Pengujian ini dapat lakukan secara kimia atau secara mikroskopik. Secara kimia dapat dilakukan reaksi warna, reaksi pengendapan, kromotografi lapis tipis dan ditunjukan untuk melihat senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia penyusun. Pengujian mikroskopik dapat dilakukan dengan melihat irisan melintang dan membujur dari simplisia atau obat tradisional yang berbentuk rajangan. Selain itu juga dapat diperiksa fragmen yang spesifik pada bentuk sediaan lain yang sudah mengalami proses penyerbukan dari simplisia penyusunnya Dirjen POM,1985. Universitas Sumatera Utara

2.4.5 Kadar air

Kandungan air yang berlebih pada bahan obat tradisional akan dapat mempercepat pertumbuhan mikroba, jamur atau serangga dan juga mempermudah terjadinya hidrolisa terhadap kandungan kimianya sehingga dapat mengakibatkan kemunduran mutu dari obat tradisional. Oleh karena itu batas kandungan air pada simplisiaobat tradisional sebaiknya dicantumkan dalam suatu uraian yang menyangkut persyaratan dari suatu simplisia atauobat tradisional. Pada umumnya, Farmakope mensyaratkan kadar air antara 8 – 14 pada simplisia dengan beberapa pengecualian misalnya daun digitalis disyaratkan kadar airnya tidak lebih dari 6. Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan memberikan persyaratan sementara kadar air tidak boleh lebih dari 10 yang diperiksa dengan cara destilasi Dirjen POM, 1985. Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan cara gravimetri atau cara destilasi. Cara gravimetri merupakan cara yang mudah, tetapi tidak dapat digunakan pada simplisia yang mengandung senyawa yang mudah menguap misalnya minyak atsiri. Cara destilasi memerlukan perawatan khusus, tetapi cara ini dapat memisahkan air dengan senyawa lain yang menguap atau terdestilasi. Dirjen POM, 1985. Air merupakan zat yang essensial bagi kehidupan dan kesehatan manusia. Diantaranya air berperan sebagai materi penyusun setiap sel tubuh, pelarut, alat transport, katalisator berbagai reaksi biologi dalam sel, dan berbagai fungsi lainnya dalam tubuh. Seluruh bahan pangan memiliki kandungan air. Hal ini Universitas Sumatera Utara disebabkan oleh kebutuhan akan air yang sangat signifikan terkait perannya yang begitu kompleks dalam tubuh. Kandungan air dari suatu bahan pangan perlu diketahui terutama untuk menentukan persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Jumlah kadar air yang terdapat di dalam suatu bahan pagan sangat berpengaruh atas seluruh susunan persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Dengan diketahuinya kandungan air dari suatu bahan pangan, maka dapat diketahui berat kering dari bahan tersebut yang biasanya konstan. Penentuan kadar air suatu bahan pangan bergantung pada sifat bahan pangan itu sendiri. Penentuan ini terkadang tidak mudah dilakukan karena terdapat bahan yang mudah menguap pada beberapa jenis bahan pangan, dan adanya air yang terurai pada bahan pangan, serta oksidasi lemak pada bahan pangan tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi penentuan kadar air yang tepat yaitu air yang ada dalam bahan pangan terikat secara fisik dan ada yang secara kimia Dirjen POM,1985. Penetapan kadar air pada praktikum kali ini dilakukan dengan metode destilasi. Metode destilasi digunakan untuk menetapkan kadar air suatu bahan pangan yang mudah menguap, memiliki kandungan air tinggi, dan bahan yang mudah teroksidasi. Metode ini digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki ciri- ciri di atas agar pengeringan yang dilakukan tidak akan menghilangkan kandungan atau kadar air seluruhnya. Pereaksi dan larutan yang digunakan peka terhadap air, hingga harus dilindungi dari kelembaban udara Dirjen POM, 1985. Universitas Sumatera Utara

2.5 Penetapan Kadar Air