manusia yang berguna bagi diri sendiri maupun masyarakat, serta
dapat mengamalkan
dan mengembangkan ajaran Islam
sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Bentuk-bentuk Pendidikan
Islam di Masyarakat a. Pendidikan Islam formal
Pendidikan formal menurut Combs dalam Ishak dan Ugi
2012: 18 adalah pendidikan sebagai
sistem pendidikan
yang berstruktur, bertingkat, berjenjang
dimulai dari
sekolah dasar
sampai universitas dan yang setaraf.
Bentuk-bentuk pendidikan Islam
formal menurut
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal pasal 14,
jenjang Pendidikan Formal terdiri atas Pendidikan Dasar,
Pendidikan Menengah dan Pendidikan
Tinggi. Dalam
pendidikan formal juga ada jenjang Pendidikan Anak Usia
Dini dalam bentuk formal. Pendidikan Anak Usia Dini
diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar.
b. Pendidikan Islam nonformal
Pendidikan nonformal
menurut Combs dalam Ishak dan Ugi 2012:19 adalah
setiap kegiatan pendidikan yang diorganisasikan di luar
sistem
persekolahan yang
mapan, dilakukan
secara sengaja
untuk melayani
peserta didik tertentu guna mencapai tujuan belajarnya.
Bentuk-bentuk pendidikan Islam
nonformal menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Pasal
26, meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan
lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
Sedangkan Satuan
Pendidikan Nonformal
menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 4, terdiri atas Lembaga
Kursus, Lembaga Pelatihan, Kelompok Belajar, Pusat
Kegiatan
Masyarakat PKBM, Majelis Taklim dan
Satuan Pendidikan Sejenis.
c. Pendidikan islam informal
Pendidikan Informal
menurut Combs dalam Ishak dan Ugi 2012:18 adalah
pendidikan yang
proses pendidikan
berlangsung seumur hidup, dalam proses
pendidikan setiap
orang memperoleh
nilai, sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan yang berasal dari pengalaman hidup sehari-hari
dan pengaruh sumber-sumber pendidikan dalam lingkungan
hidup, seperti dari keluarga, teman sepermainan, tetangga,
pekerjaan,
perpustakaan, pasar, media massa dan lain-
lain. Bentuk-bentuk pendidikan
Informal adalah pendidikan yang
berlangsung dalam
keluarga dan pendidikan yang berlangsung
dalam 4
lingkungan sekitar Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003
Pasal 27 ayat 1. Kedua pendidikan ini saling mengisi.
METODE PENELITIAN 1. Jenis penelitian dan Sumber data
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian lapangan field research
dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian
yang prosedurnya
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamanati Moleong, 2006: 4.
Sumber Data Menurut Lofland dalam Moleong 2004:157 sumber
data yang utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata
dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan, seperti dokumen dan lain- lain.
Data Primer yaitu data yang langsung diperoleh dari tempat
penelitian, seperti hasil wawancara kepada pengurus Ranting ‘Aisyiyah
Makamhaji
periode 2010-2015.
Observasi terhadap
kegiatan pendidikan Islam yang dilakukan
Ranting ‘Aisyiyah
Makamhaji Kartasuro Sukoharjo. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka, misal buku-buku,
tulisan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti, sehingga membantu
peneliti dalam melengkapi data yang diperlukan. Data sekunder yang
dipakai oleh peneliti adalah buku rujukan,
undang-undang dan
dokumentasi yang dimiliki Ranting ‘Aisyiyah Makamhaji.
2. Metode pengumpulan data