Tabel 3.34. Total Nilai Akhir Pembobotan
Alternatif Nilai Akhir
Pembobotan Pelindo
0,408 PTPN
0,107 WIKA
0,102 PGN
0,064 Pertamina
0,697 Bank Mandiri
0,380 Angkasa Pura
0,570 PLN
0,649 Pos Indonesia
0,083 Kereta Api
0,275 Bila diurutkan berdasarkan nilai akhir pembobotan, maka dapat diketahui perusahaan
BUMN paling diminati berdasarkan algoritma SAW dari tertinggi hingga yang terendah adalah seperti pada Tabel 3.35.
Tabel 3.35.Total Nilai Akhir Pembobotan Setelah Pengurutan
Alternatif Nilai Akhir
Pembobotan Pertamina
0,697 PLN
0,649 Angkasa Pura
0,570 Pelindo
0,408 Bank Mandiri
0,380 Kereta Api
0,275 PTPN
0,107 WIKA
0,102 Pos Indonesia
0,083 PGN
0,064
3.4. Pemodelan Sistem
Untuk menerangkan keadaan dan bagian-bagian yang berperan dalam sistem yang
dirancang penulis membuat sebuah pemodelan sistem. Pemodelan sistem yang dibuat berupa use-case diagram, activity diagram dan sequence diagram.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1. Use Case Activity Diagram
Use case digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis interaksi yang terjadi antara user dan sistem sehingga dapat dipahami dengan lebih mudah. Pada Gambar
3.2. dijelaskan bahwa user dapat melakukan beberapa hal, yaitu input nilai preferensi matriks dan alternatif tiap matriks, dan mendapatkan hasil perangkingan.
User depends on
depends on depends on
depends on
AHP Algorithm Hitung Matriks
Alternatif Gaji Hitung Matriks
Alternatif Fasilitas
Hitung Matriks Alternatif B. Ilmu
Hitung Matriks Alternatif Penempatan
Hitung Matriks Global
Ranking AHP Hitung Matriks
Kriteria
SAW Algorithm Hitung Matriks
Alternatif J. Karir
Pembobotan Alternatif Gaji
Pembobotan Alternatif Fasilitas
Pembobotan Alternatif B. Ilmu
Pembobotan Alternatif Penempatan
Hitung Normalisasi
Pembobotan Kriteria
Pembobotan Alternatif J. Karir
Ranking SAW
extends includes
extends extends
extends extends
includes includes
includes includes
extends includes
extends extends
extends extends
includes includes
includes includes
Gambar 3.2. Use Case Sistem
3.4.2. Spesifikasi Use Case Activity Diagram AHP
Spesifikasi UseCase dari algoritma AHP dapat dilihat seperti pada Tabel 3.36. Activity diagramdari Algoritma AHP dapat dilihat seperti pada Gambar 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.36. Spesifikasi Use CaseAlgoritma AHP
Name Algoritma AHP.
Actors User.
Trigger User meng-klik tombol Algoritma AHP, lalu memasukkan
nilai pada tiap kolom, lalu mendapatkan hasil perangkingan AHP berupa urutan perusahaan BUMN paling diminati.
Preconditions Menghitung nilai matriks pada kriteria dan pada alternatif.
Post Conditions Hasil perhitungan Matriks Global.
Success Scenario 1.
User memasukkan nilai kriteria dan alternatif tiap kriteria. 2.
Sistem melakukan perangkingan dengan algoritma AHP. 3.
Sistem menampilkan hasil perangkingan akhir.
Akses Button Algoritma AHP Hitung Matriks Kriteria
Hitung Matriks Gaji Proses Matriks Kriteria
Proses Matriks Gaji Hitung Matriks Fasilitas
Hitung Matriks Jenjang Karir Proses Matriks Fasilitas
Hitung Matriks Bidang Ilmu
Hitung Matriks Penempatan Proses Matriks Jenjang Karir
Proses Matriks Bidang Ilmu
Proses Matriks Penempatan Hitung Matriks Global
CR tidak konsisten
CR tidak konsisten
CR tidak konsisten
CR tidak konsisten
CR tidak konsisten
CR tidak konsisten CR konsisten
CR konsisten
CR konsisten
CR konsisten
CR konsisten
Proses Matriks Global Rangking Perusahaan BUMN
Paling Diminati USER
SYSTEM
Algoritma AHP
Gambar 3.3. Activity DiagramAlgoritmaAHP
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Spesifikasi Use Case Activity Diagram SAW
Spesifikasi UseCase dari algoritma SAW dapat dilihat seperti pada Tabel 3.37. Activity diagramdari Algoritma SAW dapat dilihat seperti pada Gambar 3.4.
Tabel 3.37. Spesifikasi Use CaseAlgoritma SAW
Name Algoritma SAW.
Actors User.
Trigger User meng-klik tombol Algoritma SAW, lalu memasukkan
nilai pada tiap kolom, lalu mendapatkan hasil perangkingan SAW berupa urutan perusahaan BUMN paling diminati.
Preconditions Memasukkan nilai pada kriteria dan pada alternatif.
Post Conditions Hasil perangkingan total.
Success Scenario 1.
User memasukkan nilai kriteria dan alternatif tiap kriteria. 2.
Sistem melakukan perangkingan dengan algoritma SAW. 3.
Sistem menampilkan hasil perangkingan total
Akses Button Algoritma SAW Hitung Matriks Kriteria
Proses Matriks Kriteria USER
SYSTEM
Algoritma SAW
Hitung Matriks Alternatif Semua Kriteria
Proses Matriks Alternatif Semua Kriteria
Hitung Total Nilai Proses Total Nilai
Rangking Perusahaan BUMN Paling Diminati
Gambar 3.4. Activity DiagramAlgoritmaSAW
Universitas Sumatera Utara
3.4.4. Sequence Diagram
Sequencediagram adalah sebuah gambar yang menerangkan interaksi antara actor dengan sistem, yang terjadi di dalam sekenario usecase. Pada penelitian ini penulis
membagi sequencediagram menjadi 2 bagian, yaitu sequence diagram AHP dan sequence diagram SAW. Sequence diagram AHP dapat dilihat pada Gambar 3.5., dan
sequence diagram SAW dapat dilihat pada Gambar 3.6.
User Matriks Kriteria
Matriks Alternatif M. Prioritas Global
Input Nilai Matriks Kriteria Normalisasi Matriks Kriteria
Hitung Matriks Kriteria Nilai CR Tidak Konsisten
Nilai CR Konsisten Input Nilai Matriks Gaji
Input Nilai Matriks B. Ilmu Input Nilai Matriks J. Karir
Input Nilai Matriks Fasilitas
Input Nilai M. Penempatan Normalisasi Matriks Gaji
Normalisasi M. Penempatan Normalisasi Matriks B. Ilmu
Normalisasi Matriks J. Karir Normalisasi Matriks Fasilitas
Hitung Matriks Prioritas
Hitung Matriks Prioritas Hitung Matriks Prioritas
Hitung Matriks Prioritas Hitung Matriks Prioritas
Nilai CR Konsisten
Nilai CR Konsisten Nilai CR Konsisten
Nilai CR Konsisten Nilai CR Konsisten
Hitung Matriks Global Rangking Perusahaan BUMN Paling Diminati
Gambar 3.5. Sequence Diagram AHP
Universitas Sumatera Utara
User Matriks Kriteria
Matriks Alternatif M. Prioritas Global
Input Bobot Kriteria Nilai Bobot Diterima
Nilai Bobot Tidak Diterima Input Bobot Alternatif Semua
Kriteria Normalisasi Alternatif Semua
Kriteria Hitung Matriks Global
Rangking Perusahaan BUMN Paling Diminati
Gambar 3.6. Sequence DiagramSAW
3.5. Perancangan Sistem