Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli. Gaya memiliki keunggulan kompetitif yang sukar ditiru. Disisi negatif, gaya
yang menarik tidak selalu menciptakan kinerja yang tinggi. 9. Rancangan Design
Adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Dengan semakin
ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan.
2.1.4 Merek Brand
Merek menjadi tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu produk atau jasa. Jadi merek secara jelas akan mengidentifikasi penjual atau pembuat
produk atau jasa tersebut. Berbeda dengan produk sebagai sesuatu yang dibuat di pabrik, merek dipercaya menjadi motif pendorong konsumen
memilih suatu produk, karena merek bukan hanya apa yang tercetak di dalam produk kemasannya, tetapi merek termasuk apa yang ada di benak
konsumen dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya. Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak
ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara dan melidungi dan
meningkatkan merek. Para pemasar menyatakan pemberian merek adalah seni dan bagian paling penting dalam pemasaran.
Universitas Sumatera utara
Didalam sebuah merek terkandung beberapa hal yang memberikan makna dan nilai tambah terhadap produk barang atau jasa yang bersangkutan.
Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari
perusahaan dan menjadi salah satu senjata ampuh bagi kesuksesan sebuah produk dalam merebut pasar.
Merek merupakan atribut produk yang dapat digunakan untuk menumbuhkan pandangan yang positif pada konsumen dan konsumen akan
percaya setelah menilai atribut yang dimiliki suatu merek. Presepsi atau pandangan yang positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek
tersebut akan menciptakan citra merek. Para ahli memiliki pendapat dan pemikiran yang berbeda mengenai
pengertian dari merek, tetapi hampir seluruhnya memiliki kesamaan antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa pengertian dari merek yang
penulis kutip dari beberapa ahli: Menurut Kotler dan Amstrong 2008:275:
“ Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan idensitas produk atau jasa
dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing.”
Universitas Sumatera utara
Menurut Tjiptono 1997:104: “ Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbollambang, warna,
gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.”
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa merek pada awalnya diperlukan untuk membedakan dalam memasarkan suatu produk dengan produk lainnya
yang sejenis. Selanjutnya merek memegang peranan penting dalam pemasaran, tidak hanya sekedar ciri atau identitas suatu produk yang mampu membedakan
dengan produk saingan. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Sebuah nama merek yang baik dapat membantu membangun keakraban merek dengan pelanggan. Merek tersebut dapat membantu menyampaikan
sesuatu yang penting mengenai sebuah perusahaan atau produknya. Merek berfungsi untuk mengidentifikasi penjual atau perusahaan yang menghasilkan
produk tertentu, yang membedakannya dengan penjual atau perusahaan lainnya dengan menyampaikan secara konsisten mengenai serangkaian ciri, manfaat, dan
jasa tertentu kepada konsumen. Merek itu sendiri dapat berupa trademark, nama, logo, tema, atau gabungan dari keseluruhannya.
Merek yang baik akan menunjang suatu jaminan kualitas. Tetapi lebih dari itu, merek merupakan simbol yang komplek.
Ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek, menurut Kotler dan Amstrong 2008:283 yaitu :
Universitas Sumatera utara
1. Atribut , merupakan hal yang pertama kali menandai ciri-ciri merek. 2. Benefit , suatu merek lebih dari sekumpulan atribut karena yang dibeli
konsumen adalah manfaat, bukannya atribut. Dengan demikian atribut harus diterjemahkan kedalam manfaat fungsional dan atau emosional.
3. Value , merupakan nilai-nilai yang dianut oleh produsen yang tercermin dalam merek.
4. Culture , merek yang menunjukkan budaya tertentu yang dianut. 5. Personality , merek yang memproyeksikan suatu kepribadian tertentu.
6.User, merek yang memperhatikan macam-macam konsumen yang menggunakan atau membeli produk.
Didalam dunia bisnis merek menjadi hal yang penting karena melalui merek akan tercermin kualitas mengenai produk tersebut. Jadi tidak menjadi hal
yang aneh jika produk yang fungsinya sama bisa berbeda harga karena merek. Selain sebagai pembeda terhadap produk yang sejenis, merek juga mempunyai
makna psikologis dan simbolis yang istimewa dimata konsumensehingga jika konsumen sudah percaya terhadap suatu merek maka konsumen pasti
mengkonsumsi produk tersebut.
1. Karakteristik dan Manfaat Merek
Sebuah merek yang baik dapat menunjang keberhasilan produk. Oleh karena itu suatu merek harus memiliki karakteristik seperti yang dikemukan
oleh Kotler dan Amstrong 2008:283 sebagai berikut:
Universitas Sumatera utara
1. Nama merek harus menunjukkan sesuatu tentang manfaat dan kualitas produk.
2. Nama merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat. 3. Nama merek harus berbeda.
4. Nama merek harus dapat diperluas. 5. Nama merek harus dapat diterjemahkan dengan mudah kedalam bahasa
asing. 6. Nama merek harus bisa mendapatkan registrasi dan perlindungan hukum.
Perusahaan harus mampu berusaha memenuhi karakteristik tersebut ketika ingin menciptakan suatu merek yang baik walaupun pada
kenyataannya tidak semua karakteristik tersebut terpenuhi. Berhasil atau tidaknya suatu merek dapat dinilai melalui pengalaman konsumen terhadap
merek itu sendiri. Merek yang kuat mempunyai ekuitas merek yang tinggi. Ekuitas
merek merupakan dampak diferensial positif bahwa jika pelanggan mengenal nama merek, pelanggan akan merespon produk. Salah satu ukuran ekuitas
merek ini adalah pelanggan akan bersedia membayar lebih untuk merek tersebut. Merek dengan ekuitas yang tinggi merupakan aset yang sangat
berharga bagi perusahaan. Merek yang kuat akan menciptakan loyalitas pelanggan yang tinggi.
Manfaat merek yang kuat adalah bahwa merek yang kuat membentuk dasar bagi pembangunan hubungan pelanggan yang kuat dan
Universitas Sumatera utara
menguntungkan. Bagi pelanggan itu sendiri, merek bermanfaat sebagai sesuatu yang dapat menceritakan mutu suatu produk, selain itu merek dapat
menarik perhatian pelanggan mengenai produk-pruduk baru yang mungkin dibutuhkan oleh pelanggan tersebut.
2. Manfaat Merek
Selain memiliki nilai, merek juga bermanfaat bagi pelanggan, produsen maupun publik.
Bagi pembeli, manfaat merek adalah : a. Menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu.
b. Menceritakan sesuatu kepada pembeli terhadap produk-produk baru yang bermanfaat bagi mereka.
Bagi penjual, manfaat merek adalah : a. Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-
masalah yang timbul. b.Memberikan perlindungan hukum atas keitimewaan atau cirri khas
produk. c. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan
menguntungkan. d. Membantu penjual melakukan segmentasi.
Universitas Sumatera utara
Bagi masyarakat, merek bermanfaat dalam hal : a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih
konsisten. b.Meningkatkan efesiensi pembeli karena merek dapat menyediakan
informasi tentang produk dan dimana membelinya. c. Meningkatkan inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong
untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh pesaing Simamora 2001:61.
3. Brand Image
Nama sebuah merek tidak terlepas dari brand image citra merek. Citra Image adalah total presepsi terhadap suatu obejek yang dibentuk
dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Brand image
merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, yang mudah dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis
karena sifatnya yang abstrak. Citra merek berarti kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang suatu
merek. Brand image
dapat menggambarkan atau memberikan arti terhadap suatu produk, apakah produk tersebut baik atau buruk. Citra merek pada
dasarnya merupakan suatu hasil pandang atau presepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu, yang didasarkan atas pertimbangan dan perbandingan
Universitas Sumatera utara
dengan beberapa merek-merek lainnya pada jenis produk yang sama. Citra suatu produk itu sendiri terlihat melalui produk yang diwakilkan merek,
bagaiamana produk itu mempunyai kualitas, bagaimana produk tersebut memberikan manfaat dan memenuhi kebutuhan konsumen yang kemudian
dipresepsikan oleh konsumen tersebut. Citra merek dibangun berdasarkan kesan pemikiran ataupun pengamatan yang dialami seorang terhadap suatu
merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan.
Brand image merupakan hasil penilaian presepsi konsumen terhadap
suatu merek baik itu positif atau negatif. Brand Image citra merek dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang
terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan Setiadi, 2003: 180.
Menurut Shimp 2003: 12 brand image citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosoasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat
sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu
merek. Asosiasi merek itu sendiri merupakan segala kesan yang muncul dibenak konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek.
Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brand image
yang dimiliki oleh merek tersebut.
Universitas Sumatera utara
Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson 2005 : 44 Citra merek terdiri dari pengetahuan dan kepercayaan terhadap ciri merek, konsekuensi
penggunaan merek, dan situasi pemanfaatan yang tepat disamping evaluasi, perasaan dan emosi sehubungan dengan suaru merek. Suatu brand image
dibangun dengan menciptakan image citra dari suatu produk. Citra adalah kesan, perasaan, gambaran yang sengaja diciptakan perusahaan sehingga
memunculkan presepsi masyarakat terhadap perusahaan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengkonsumsi produk
tersebut. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi dan menganggapnya berbeda karena brand ini dipresepsikan memancarkan asosiasi dan citra
tertentu. Menurut Janita Dewi 2005 :26 , pada dasarnya brand image
dibangun dengan tiga cara yaitu : 1. Feature-based
Suatu brand dapat dinilai lebih tinggi dengan menambahkan fitur produk yang bisa menjadi pembangkit citra atau asosiasi atau dengan cara
membangkitkan dan menjalin ikatan emosional dengan konsumen. 2. User-imagery
User-imagery digunakan jika sebuah brand menciptakan citra dengan memfokuskan pada siapa yang menggunakan brand tersebut. Karakteristik
pengguna brand tersebut menjadi nilai dari brand itu di mata konsumen.
Universitas Sumatera utara
3. Iklan Kampanye iklan yang efektif bisa membentuk citra produk misalnya
dengan mengasosiasikan suatu brand dengan golongan konsumen tertentu atau dengan nilai-nilai yang dijungjung tinggi dalam masyarakat, bahkan
iklan suatu brand tertentu bisa jadi pembeda utama yang membuat suatu produk berbeda dari produk-produk sejenis.
4. Strategi Mencapai Brand Image yang Kuat
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membangun brand image
yang kuat, menurut Arnold 1992 :118 , brand image yang kuat dapat diperoleh dengan cara:
1. Being different : produk harus memiliki pembeda atau keistimewaan sehingga mudah diingat dan dikenal.
2. Melibatkan slogan atau jingle sehingga mudah diingat dalam aktivitas promosi.
3. Symbol exposure adalah tanda, logo, simbol, yang memudahkan untuk mengenalkan produknya agar konsumen dapat mengenalkan brand pada
konsumen. 4. Mempertimbangkan brand extension untuk membuat brand lebih menonjol.
5. Menggunakan tanda pengenal atau identifikasi pada produk, seperti menciptakan kemasan yang unik, penggunaan warna yang menarik.
6. Recall requaries untuk mencapai tingkat brand image yang diinginkan.
Universitas Sumatera utara
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Corry 2009 mengenai Diferensiasi produk terhadap brand image dengan judul “Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap
Brand Image Nokia Nseries pada Mahasiswa FE USU“. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image Nokia Nseries pada mahasiswa FE USU dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode
analisis data yang yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
simultan bentuk X
1
, keistimewaan X
2
, kualitas kinerja X
3
, daya tahan X
4
berpengaruh signifikan terhadap brand image Nokia Nseries pada mahasiswa FE USU. Secara parsial menunjukkan bahwa bentuk X
1
, keistimewaan X
2
, daya tahan X
4
yang secara signifikan mempengaruhi brand image Nokia Nseries, sedangkan kualitas kinerja X
3
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap brand image
Nokia Nseries. Afandi 2010 dengan judul “Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand
Image Sepeda Motor Merek Honda pada Mahasiswa FISIP USU”. Hasil penelitian
yaitu uji F bahwa variabel kualitas, keistimewaan dan desain secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap brand image sepeda motor merek Honda, uji t yaitu
bahwa variabel desain berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap brand image sepeda motor Honda, sedangkan variabel kualitas dan variabel keistimewaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image sepeda motar merek Honda dan untuk pengujian determinan R
2
variabel independen yaitu kualitas,
Universitas Sumatera utara
keistimewaan dan desain menjelaskan terhadap variabel terikatnya yaitu brand image sebesar 15,9 dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
penellitian ini.
2.3. Kerangka Konseptual
Dalam hal ini kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan
jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,
observasi dan survei literatur Kuncoro, 2003:44.
Menurut Arnold 1992:118, salah satu cara untuk menciptakan brand image yang kuat adalah dengan being different yaitu produk harus memiliki pembeda atau
keistimewaan sehingga mudah diingat dan dikenal. Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-
produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik konsumen Griffin, 2003:357. Brand image citra merek dibangun berdasarkan kesan, pemikiran
ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan Setiadi,
2003:180. Diferensiasi yang unik yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan
membentuk citra merek positif yang lebih unggul dibandingkan dengan merek pesaing dengan jenis produk yang sama. Diferensiasi produk yang sukses membuat
Universitas Sumatera utara
perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produknya dan menciptakan citra merek yang baik sehingga melalui pencitraan tersebut akan
mendorong loyalitas pelanggan karena konsumen amat mendambakan pada sifat
yang membedakan tersebut.
Diferensiasi produk yang dilakukan perusahaan dapat melaui beberapa dimensi seperti bentuk, keistimewaan, kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, daya
tahan , keandalan , mudah diperbaiki, gaya, rancangan Kotler , 2003:385. Untuk itu penulis ingin mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap
brand image sikat gigi Oral-B. Dimana dewasa ini semakin banyak masyarakat yang
memahami pentingnya kesehatan gigi dan mulut serta semakin maraknya penggunaan behel untuk merapikan dan menjaga kesehatan gigi, dan salah satu
produk sikat gigi Oral-B yang dideferensiasi yaitu Orthodonic Manual Toothbrush yaitu varian khusus untuk pengguna behel.
Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut:
Sumber: Kotler 2003:385 , Arnold 1992 :118 , diolah.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Brand Image Y
Diferensiasi Produk:
Universitas Sumatera utara
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang ada, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Diferensiasi produk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap brand image sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.”
Universitas Sumatera utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih Ginting Situmorang,
2008:57. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa penelitian asosiatif yang bermaksud untuk memberikan penjelasan hubungan diferensiasi produk
dengan brand image sikat gigi Oral-B.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Alumni no. 2 kampus USU
Medan. Waktu penelitian dimulai dari Bulan Januari sampai Februari 2012.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a. Variabel independen X, yaitu diferensiasi produk sikat gigi Oral-B.
b. Variabel dependen Y, yaitu brand image sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera utara
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi variabel akan memberikan atau menuntun peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Definisi dari masing-masing variabel yang diteliti adalah : a. Diferensiasi Produk X
Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud
untuk menarik konsumen Griffin, 2003:357. Diferensiasi produk terdiri dari beberapa dimensi yaitu:
1. Bentuk Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik
produk. 2. Keistimewaan
Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.
3. Kualitas Kualitas merupakan kecocokan untuk pemakaian yang menekankan
orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan yang pada akhirnya akan menuju pada kepuasan pelanggan.
b. Brand Image Y
Universitas Sumatera utara
Menurut Setiadi 2003: 180 brand Image citra merek dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang
terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan.
Berdasarkan defenisi operasional yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan mekanisme penganalisaan variabel seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi
Dimensi Indikator
Skala Penelitian
Diferensiasi Produk X
Diferensiasi produk adalah
penciptaan suatu produk
yang cukup berbeda
dengan produk-produk
yang telah beredar dengan
maksud untuk menarik
konsumen 1. Bentuk
2. Keistimewaan 3. Kualitas
1. Ukuran kepala sikat gigi.
2. Bentuk bulu sikat gigi.
3. Struktur bulu sikat gigi.
1. Bulu sikat sesuai dengan bentuk
behel. 2. Mampu
menyikat sampai keujung rahang.
3. Gagang sikat dilapisi karet.
1. Kenyamanan. 2. Daya tahan.
3. Konsistensi
kualitas. Likert
Brand Image Y
Brand image citra merek
yaitu kesan, ataupun
pemikiran 1. Manfaat
2. Harga produk 3. Atribut produk
4. Jaminan produk 5. Kepopuleran
Likert
Universitas Sumatera utara
seseorang terhadap suatu
merek yang di dasarkan pada
pengalaman mengkonsumsi
yang akhirnya akan
membentuk sikap terhadap
merek tersebut.
Sumber : Kotler, 2003:385, Arnold 1992 :118 , diolah.
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini variabel diukur dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2008:132. Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
No Pernyataan
Skor
1 Sangat Setuju SS
5 2
Setuju S 4
3 Kurang Setuju KS
3 4
Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS
1 Sumber: Sugiyono 2008, diolah
Universitas Sumatera utara
3.6 Populasi dan Sampel
a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono,
2008:115. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara pengguna behel yang pernah
menggunakan sikat gigi Oral-B yang jumlahnya tidak diketahui. Jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan
2008-2011 adalah 778 orang. b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian Kuncoro, 2003:107. Menurut Supramono dan Haryanto
2003:63, alternatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui unidentified adalah sebagai berikut:
2 2
d q
p Z
n
α
=
Keterangan: n
= jumlah sampel Z
α = nilai standar normal yang besarnya tergantung
α bila
α = 0,05 Z = 1,96
Universitas Sumatera utara
p = estimator proporsi populasi
q = 1-p
d = penyimpangan yang ditolerir = 10
hasil riset awal yang dilakukan penulis terhadap 20 orang responden, diketahui bahwa 15 orang yang memenuhi kriteria sampel. Maka penetapan
jumlah sampel dengan tingkat signifikan 5 dan kesalahan yang ditolerir 10 sebagai berikut:
2 2
d q
p Z
n
α
=
2 2
1 ,
25 ,
75 ,
96 ,
1 =
n = 72,03 = 73 Orang
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sempel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
Sugiono, 2008:122.
3.7 Jenis data
Penelitain ini menggunakan sumber data sebagai berikut, yaitu: a. Data Primer
Universitas Sumatera utara
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan. Data primer diperoleh
dengan memberikan pertanyaan questionnaire. b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, skripsi, majalah, tabloid,
informasi dari perusahaan ataupun internet untuk mendukung penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Daftar pertanyaan Questionnaire Memberikan daftar pertanyaan kepada sampel yang dijadikan responden
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. b. Studi pustaka
Mengumpulkan dan mempelajari informasi yang bersumber dari buku-buku, jurnal, skripsi, majalah, dan internet yang berkaitan dengan penelitian.
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuisioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur Ginting
Universitas Sumatera utara
dan Situmorang, 2008:172. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid Sugiyono, 2008:172.
Pengujian validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya, dan bila
nilai korelasi tiap faktor tersebut positif dan r
hitung
≥ 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPPS versi 15 dengan kriteria:
1. jika r hitung r tabel maka pernyataan valid 2. jika r hitung r tabel maka pernyataan tidak valid
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama, dan bila koefisien korelasi r positif dan
signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Statistical Package for the
Social Sciences SPPS versi 15 dengan kriteria:
1. jika r alpha r tabel maka pernyataan valid 2. jika r alpha r tabel maka pernyataan tidak valid
Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan pada 30 orang di luar sampel. Uji validitas dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Universitas Sumatera utara
Sumatera Utara dimana kriterianya adalah mahasiswa pengguna behel yang pernah menggunakan sikat gigi Oral-B.
3.10. Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian untuk analisis data adalah:
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif yaitu metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data, dan mengklasifikasikan
data sehingga dapat diperoleh gambaran umum secara jelas mengenai objek yang diteliti. Data diperoleh dari data primer berupa questioner yang telah
diisi oleh sejumlah responden.
b. Metode Regresi Linear Sederhana
Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengukur pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image sikat gigi
Oral-B. Metode regresi linier sederhana dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 15. Adapun model persamaan yang digunakan yaitu:
Y = a + bX + e
Dimana: Y
= Brand Image a
= konstanta
Universitas Sumatera utara
b = koefisien regresi
X = Diferensiasi Produk
e = standard error
c. Uji Signifikan Parsial Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel
dependen. Kriteria pengujiannya adalah:
H : b = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen yaitu diferensiasi produk terhadap variabel dependen Y yaitu brand image sikat gigi Oral-B.
H : b
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu diferensiasi produk terhadap variabel
dependen Y yaitu brand image sikat gigi Oral-B. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
H ditolak jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
d. Koefisien Determinasi R
2
Universitas Sumatera utara
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas yaitu diferensiasi produk terhadap variabel terikat
yaitu brand image. Jika Koefisien Determinasi R
2
semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X yaitu diferensiasi
produk menerangkan Y yaitu brand image, dimana 0 R
2
1. Sebaliknya, jika Koefisien Determinasi R
2
semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X yaitu diferensiasi produk
adalah kecil terhadap variabel terikat Y yaitu brand image. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel
bebas X yaitu diferensiasi produk yang diteliti terhadap variabel terikat Y yaitu brand image.
Universitas Sumatera utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan
Sikat gigi Oral-B merupakan salah satu produk dari perusahaan Procter Gamble PG. PG merupakan perusahaan internasional yang memproduksi
barang konsumen yang bermarkas di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan tahun 1837 oleh William Procter, seorang pembuat lilin, dan James
Gamble, seorang pembuat sabun. Produk pertama perusahaan ini adalah sabun dan lilin dimana penjualannya mencapai 1 juta pada tahun 1858-1859. Perusahaan ini
terus melakukan inovasi dan pengembangan terhadap produk-produk yang dihasilkan, dan perusahaan ini mulai membangun pabrik di lokasi lain di seantero
Amerika Serikat seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan ini.
Perusahaan ini juga mengembangkan usahanya ke negara lain, baik dalam hal manufaktur maupun penjualan produk, dan menjadi sebuah perusahaan internasional
saat mengakuisisi Thomas Hedley Co., sebuah perusahaan yang berbasis di Newcastle upon Tyne, Inggris. Akibat akuisisi ini, PG memiliki jaringan yang kuat
dengan wilayah Barat Daya Inggris. Di saat yang sama, PG juga banyak meluncurkan produk-produk baru dan mulai mengembangkan produksinya ke area
baru. Perusahaan memperkenalkan deterjen Tide pada tahun 1946 dan Prell di
Universitas Sumatera utara
tahun 1947. Pada 1955, PG mulai menjual pasta gigi pertama yang mengandung fluoride, yang dikenal sebagai Crest.
Pada tahun 1955, perusahaan melebarkan sayap usahanya dengan membeli Charmin dan mulai memproduksi tissu toilet dan produk kertas lainnya. Di tahun
1960 perusahaan meluncurkan Downy pelembut pakaian dan Bounce di tahun 1972. Salah satu produk inovatif yang diluncurkan PG adlaah Pampers yang
pertama kali dijual pada tahun 1961. Produk popok sekali pakai sudah diluncurkan sebelumnya oleh Johnson Johnson, namun kurang populer. Produk ini
menyediakan alternatif popok bayi yang ketika itu banyak menggunakan kain yang lebih mudah bocor dan sulit dibersihkan. PG juga membeli beberapa perusahaan
dan mendiversifikasi lini produknya serta secara signifikan meningkatkan profit. Akuisisi ini termasuk pembelian Folgers Coffee, Norwich Eaton Pharmaceuticals
produsen Pepto-Bismol, Richardson-Vicks, Noxell Noxzema, Old Spice, Max Factor, Iams, serta beberapa lainya.
Pada tahun 2005, PG mengumumkan akuisisi dengan Gillete dan membentuk perusahaan barang konsumen terbesar di dunia, menempatkan Unilever di tempat
kedua. Akuisisi ini disetujui oleh Uni Eropa dan Federal Trade Commission, dengan syarat PG menjual merek-merek yang menjual produk sejenis dengan merek yang
baru dibeli. PG setuju dan menjual SpinBrush, Rembrandt, Soft Dri, dan Dry Idea. Kedua perusahaan secara resmi digabung pada 1 Oktober 2005. Procter
Gamble mendapatkan peringkat ketiga perusahaan yang dikagumi dunia pada 2007 versi majalah Fortune. Pada tahun 2008, PG mengembangkan usahanya pada
Universitas Sumatera utara
industri rekaman dengan melakukan sponsorship bersama Tag Records, sebagai bentuk endorsement untuk TAG Body Spray.
4.1.2. Visi dan Misi PG a. Logo Perusahaan