commit to user 9
berhubungan dengan karakteristik gerakan mahasiswa di Kota Makassar dan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya.
.5. Tinjauan Pustaka
1.5.1. Definisi Sosiologi
“Sosiologi, apa itu?”. Pada saat itu penulis menjawab seadanya. Penulis bilang yang berhubungan dengan masyarakat dan sosial, karena
terus terang pengetahuan yang saya dapatkan menegenai sosiologi di bangku SMU tidak mencukupi.
Setelah mengikuti perkuliahan, penulis mengakui, ternyata semakin masuk malah semakin menjadi tambah bingung mengenai apa itu
sosiologi. Tak sesederhana yang ada dipikiran, tapi juga tidak serumit yang dibayangkan. Beberpa definisi mengenai sosiologi dari buku-buku yang
penulis baca kurang memeberikan pengertian yang gamblang bagi penulis. Sebuah kegiatan Himpunan Mahasiswa Sosiologi HIMASOS
yang menghadirkan beberapa pembicara mengenai sosiologi sangat membantu penulis dalam menerjemahkan sosiologi dengan pemahaman
yang penulis miliki. Seorang dosen mengatakan bahwa sosiolog adalah dokter masyrakat, dokter yang bertugas menganalisis gejala-gejala dari
“penyakit” yang diderita pasiennya dan juga menemukan resep yang cocok untuk mengobatinya. Penulis sangat tertarik dengan perumpamaan itu dan
mulai menemukan titik terang.
commit to user 10
Sebelum akan saya paparkan sedikit mengenai definisi sosiologi dari para ilmuan sosiologi. Salah satunya adalah Pitirim A. Sorokin, menurut
Pitirim A. Sorokin sosiologi adalah: “Ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala-gejala sosial, hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, serta
ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.”
3
Sedangkan Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemarji menyatakan
bahwa: “Sosiologi atau ilmu masyrakat adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan- perubahan sosial.”
4
Setiap ilmu memiliki teori-teori sendiri. Tapi kepastian dari teori- teori itu berbeda dari satu ilmu ke ilmu yang lainnya. Derajat kepastian di
dalam ilmu alam, fisika, atau kimia biasanya lebih tinggi dari pada derajat kepastian di dalam teori-teori ilmu sosial. Teori-teori di dalam ilmu sosial,
tidak lebih dari suatu perspektif atau cara pandang dalam meneropong kehidupan masyarakat. Sebuah teori dalam ilmu sosial bertahan selama
belum ada penjelasan lain yang mengatakan sebaliknya.
3
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 1987. hal 15
4
Ibid, 16
commit to user 11
1.5.2. Landasan Teori