inhibitory feed back negatif pada otot yang berkontraksi, sehingga menjegah sejumlah besar tekanan yang berkembang dalam otot tersebut. Organ tendon golgi
dianggap sebagai alat pelindung, yang mencegah penyobekan otot dan atau tendon dalam kondisi ekstrim, tapi dapat pula bekerja bersama-sama dengan refleks muscle
spindle dalam mencapai pengendalian keseluruhan atas kontraksi otot dan gerakan tubuh Radcliffe dan Farentinos, 1985.
Elemen kontraktil yang merupakan serat otot. Bagian tertentu otot merupakan non kontraktil: ujung lapisan serat otot tempat melekatnya dengan tendon, membran
silang serat otot dan tendon bersama dengan bagian otot non kontraktil membentuk apa yang dikenal sebagai serangkaian komponen elastis. Bukti terakhir dalam
Radcliffe dan Farentinos, 1985 menganjurkan bahwa perlengkapan serat otot dapat menyumbangkan serangkaian komponen elastik. Peregangan serangkaian komponen
elastik ini selama kontraksi otot menghasilkan suatu energi potensial elastis yang serupa dengan pegas yang dibebani. Ketika energi ini dilepaskan, ini menambah
tingkat energi tertentu pada kontraksi yang dihasilkan oleh serat otot. 2.3.2 Teknik Aplikasi Latihan Knee Tuck Jump
Petunjuk latihan daya ledak otot tungkai menggunakan Knee Tuck Jump adalah sebagai berikut : Radcliffe dan Farentinos, 1985
1 Posisi awal
Ambil sikap berdiri tegak lurus. Tempatkan kedua telapak tangan di depan dada dan menghadap ke bawah.
2 Pelaksanaan Pelaksanaan latihan knee tuck jump dimulai dengan posisi Quarter-Squad,
kemudian loncat ke atas dengan cepat dan berulang-ulang, usahakan lutut mengenai telapak tangan.
Gambar 2.14 Latihan Knee Tuck Jump Furqon,2002
2.3.3 Takaran Latihan Knee Tuck Jump Pelatihan sebaiknya dilakukan 3 kali seminggu dan diselingi dengan satu hari
istirahat untuk memberikan kesempatan kepada otot untuk berkembang dan beradaptasi pada hari istirahat tersebut Harsono, 2000. Pelatihan paling sedikit 3
kali perminggu, hal ini disebabkan karena ketahanan seseorang akan menurun dan harus sudah berlatih lagi fox, 1992. Penelitian dilaksanakan selama 4 minggu
dengan frekuensi 3 kali seminggu Parthayasa, 2012. Gerakan ini dilakukan dengan 2-5 set dengan repetisi 10-25 kali dan waktu istirahat setiap set 1-2 menit.
2.3.4 Kelemahan latihan knee tuck jump Latihan knee tuck jump dilakukan dalam suatu lompatan eskplosif yang cepat.
Knee tuck jump merupakan latihan gerakan meloncat dan mendarat dengan mengeper. Dilihat dari gerakannya biomekanika latihan knee tuck jump menekankan pada
loncatan yang maksimal, sedangkan kecepatan pelaksanaan merupakan faktor kedua, dan jarak horizontal tidak diperhatikan pada saat meloncat Agung,2013. Sehingga
dalam mendapatkan daya ledak ekplosif harus menggunakan intensitas tinggi untuk dapat memperoleh komponen kekuatan dan kecepatan secara bersamaan. Akan tetapi
hal tersebut akan mempengaruhi kerja otot yang berlebihan dan kontraksi eksentrik dapat memicu terjadinya DOMS delayed onset muscle syndrome. DOMS dapat
dikaitkan dengan adanya stimulasi nyeri yang disebabkan dengan adanya pembentukan asam laktat, kekakuan otot, kerusakan jaringan ikat, kerusakan otot,
peradangan, dll. Gejala yang bisa muncul dalam 24 – 42 jam setelah latihan dan bisa
menghilang setelah 5 –7 hari Cheung, dkk.2003.
2.4 Contract Relax Stretching
2.4.1 Definisi Contract Relax Stretching Contract relax Stretching adalah salah satu teknik peregangan yang
digunakan untuk menggambarkan suatu manuver terapeutik yang bertujuan untuk memanjangkan struktur jaringan lunak yang memendek secara patologis maupun non
patologis sehingga dapat meningkatkan Lingkup Gerak Sendi LGS. Contract relax
stretching merupakan kombinasi dari tipe stretching isotonik dengan stretching pasif. Dikatakan demikian karena teknik contract relax stretching yang dilakukan
memberikan kontraksi isometrik pada otot yang memendek dan kemudian dilanjutkan dengan rileksasi dan stretching pasif pada otot tersebut. Contract relax stretching ini
memberikan efek pada pemanjangan struktur jaringan lunak soft tissue seperti otot, fasia tendon dan ligament yang memendek secara patalogis sehingga dapat
meningkatkan lingkup gerak sendi, mengurangi spasme dan pemendekan otot Wismanto, 2011. Dalam meningkatkan panjang otot berbanding lurus dengan
peningkatan fleksibilitas serta peningkatan ROM sendi yang digerakkan otot tersebut. 2.4.2 Mekanisme Contract Relax Stretching terhadap Daya Ledak
Respon mekanik otot terhadap peregangan bergantung pada myofibril dan sarkomer otot. Ketika otot secara pasif diregang, maka pemanjangan awal terjadi
pada rangkaian komponen elastis sarkomer dan tension meningkat secara drastis. Kemudian, ketika gaya regangan dilepaskan maka setiap sarkomer akan kembali ke
posisi resting length. Kecenderungan otot untuk kembali ke posisi resting length setelah peregangan disebut dengan elastisitas. Respon neurofisiologi otot terhadap
peregangan bergantung pada struktur muscle spindle dan golgi tendon organ. Ketika otot diregang dengan sangat cepat, maka serabut afferent primer merangsang
α alpha motorneuron pada medulla spinalis dan memfasilitasi kontraksi serabut
ekstrafusal yaitu meningkatkan ketegangan tension pada otot. Hal ini dinamakan dengan monosynaptik stretch reflex, suatu ledakan impuls yang besar dikirim ke
syaraf tulang belakang melalui syaraf afferent bersinapsis langsung dengan syaraf motorik alpha, mengirimkan kembali secara kuat impuls menuju serat otot rangka dan
menyebabkan otot ini berkontraksi, sehingga menguasai kekuatan eksterna. Tetapi jika peregangan dilakukan secara lambat pada otot, maka golgi tendon organ
terstimulasi dan menginhibisi ketegangan pada otot sehinggga memberikan pemanjangan pada komponen elastik otot yang paralel
Wismanto, 2011. Reflek tendon golgi dapat pula bekerja bersama-sama dengan refleks muscle spindle dalam
mencapai pengendalian keseluruhan atas kontraksi otot dan gerakan tubuh. Ketika otot di stretch secara aktif dengan perlahan dan lembut, maka golgi tendon akan
terstimulasi optimal, sehingga penguluran akan terjadi pada serabut otot serta fascia dimana jumlah sarkomer bertambah dan fascia terulur. Dengan serangkaian
komponen elastik ini otot menghasilkan suatu energi potensial elastis yang serupa dengan pegas yang dibebani. Ketika energi ini dilepaskan, ini menambah tingkat
energi tertentu pada kontraksi yang dihasilkan oleh serat otot. Salah satu alasan untuk mempertahankan suatu penguluran dalam jangka waktu yang lama adalah pada saat
otot dipertahankan pada posisi terulur maka spindel otot akan terbiasa dengan panjang otot yang baru. Secara bertahap reseptor stretch akan terlatih untuk
memberikan panjang yang lebih besar lagi terhadap otot. Alasan yang mendasari stretch refleks mempunyai dua komponen adalah karena terdapat dua serabut otot
intrafusal yaitu serabut rantai nuklear nuclear chain fibers yang bertanggung jawab untuk komponen statis dan serabut tas nuklear nuclear bag fibers yang bertanggung
jawab untuk komponen dinamis. Serabut rantai nuklear nuclear chain fibers
panjang dan tipis dan segera memanjang pada saat diulur. Pada saat serabut ini diulur saraf stretch refleks akan meningkatkan tingkat sinyalnya yang diikuti dengan segera
peningkatan panjang otot. Hal ini merupakan komponen statis stretch refleks. Serabut tas nuklear nuclear bag fibers berkumpul ditengah otot sehingga mereka lebih
elastis. Nerve ending stretching pada serabut ini terbungkus di daerah tengah yang memanjang dengan cepat saat serabut otot terulur. Sudarsono,2011
2.3.3 Teknik Aplikasi Contrax Relax Stretching Contract relax stretching adalah salah satu dari Fascilitation Proprioceptive