Teori Penawaran Agregat Landasan Teori

sebagai kebijakan, statement, aksi dari Bank Sentral memengaruhi persepsi dimasa akan datang Labonte, 2016.

2.1.4 Teori Penawaran Agregat

Penawaran agregat ditentukan oleh perusahaan atau produsen menetapkan harga pada barang dan jasa yang telah diproduksi. Berdasarkan pemaparan Mankiw 2006 kurva penawaran agregat dalam jangka pendek berbeda dengan jangka panjang. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat harga dalam jangka pendek lebih sulit untuk disesuaikan daripada dalam jangka panjang yang bersifat fleksibel. a. Kurva Penawaran Agregat Vertikal Pada gambar 2.2 kurva penawaran agregat memiliki garis vertikal menunjukkan bahwa harga terus berubah walaupun pada tingkat output yang tetap. Hal tersebut terjadi karena dalam jangka panjang penawarana agregat tidak lagi dipengaruhi oleh tingkat harga namun penawaran agregat ditentukan oleh jumlah modal dan tenaga kerja serta dengan luasnya waktu yang tersedia ditentukan pula adanya perubahan teknologi. Gambar 2.2 kurva penawaran agregat jangka panjang Sumber: Mankiw, 2006 AS jangka panjang Harga, Output, Y Produksi yang dilakukan perusahaan dapat dijelaskan dengan fungsi produksi Cobb-Douglas menyatakan bahwa output ditentukan oleh tenaga kerja dan kapital. ............................................................................2.2 Dari fungsi tersebut Yt, Kt dan Lt masing-masing adalah output, kapital dan tenaga kerja. Ketika dalam jangka panjang kapital dan tenaga kerja mudah bergerak menyesuaikan dengan banyaknya waktu yang dimiliki untuk menambah atau mengurangi komponen tersebut. b. Kurva Penawaran Agregat Miring Keatas Berdasarkan paparan Mankiw 2006 kurva penawaran agregat miring keatas ketika jangka pendek dengan asumsi pasar tidak sempurna dapat dijelaskan dengan tiga model yaitu model harga kaku, model upah kaku dan model informasi tidak sempurna. Pemaparan Maniw terkait kurva pada pemaparan model ini dikaitkan dengan kondisi empiris yang menunjukkan pergerakan perekonomian cenderung sesuai dengan model tersebut. 1 model harga kaku Dalam model ini perusahaan tidak menyesuaikan perubahan harga secara cepat. perusahaan mempertimbangkan menu cost sehingga harga disesuaikan dengan sangat lambat. Perusahaan mempertimbangkan harga yang sudah dicetak dan menjadi kontrak dengan pelanggan sehiangga menjadi kaku untuk dirubah. Dalam model ini tingkat harga akan disesuaikan apabila ada penyimpangan tingkat harga dari yang diharapkan sehingga terjadinya penyimpangan output dari tingkat alamiahnya yang menyebabkan kurva menjadi miring ke atas. 2 model upah kaku Upah bersifat kaku dalam jangka pendek dikarenakan ada kesepakatan antara perusahaan dan pekerja pada tingkat upah yang telah ditetapkan. Hal ini menyebabkan upah cenderung tidak bergerak meskipun perekonomian sedang berfluktuasi. Ketika upah bersifat kaku, hubungan bersifat positif antara harga dan output menyebabkan kurva penawaran agregat miring keatas dalam jangka pendek. 3 model informasi tak-sempurna Dalam model ini perusahaan tidak mengetahui harga barang yang diproduksinya tersebut terhadap harga relatifnya ketika harga relatif bergerak dan pengaruhnya terhadap penetapan harga produksi. Sehingga ketika terjadi kenaikan harga pada barang yang diproduksinya produsen berusaha meningkatkan produksinya. Padahal perbuatan tersebut belum tentu tepat dilakukan. Inti dalam model informasi tak sempurna ini output menyimpang dari tingkat alamiah ketika harga menyimpang dari yang diharapkan. Secara ringkas penejlasan mengenai kurva penawaran miring keatas ditunjukkan dalam kurva penawaran gambar 2.3. Gambar 2.3 Pergeseran kurva penawaran Agregat: perubahan harga pengharapan Sumber: Insukindro, 1986 Kesimpulan dari model harga kaku, upah kaku dan informasi tak sempurna akan membentuk kurva penawaran agregat miring keatas sesuai dengan fungsi produksi adalah: Y = Ӯ + αP-P e ....................................................................2.3 penyimpangan tingkat harga P yang tidak sesuai dengan harga yang diharapkan P e menyebabkan output yang diperoleh Y menyimpang dari tingkat output Ӯ alamiahnya. Y 1 Y Ys Pa 1 Ys Pa P 2.1.5 Perilaku Variabel Ekonomi Siklus bisnis terikat memiliki peranan kuat dengan variabel makroekonomi. Secara agregat aktivitas dalam dunia usaha bisnis menentukan pergerakan perekonomian itu sendiri. Hal ini dikarenakan perilaku perusahaan dan rumah tangga dalam dunia usaha secara agregat merupakan komponen utama penentu perekonomian. Hal ini menjadi suatu bahasan yang penting untuk diketahui sebagai sumber penyebab siklus yang menyebabkan perekonomian disuatu negara terus bergerak. Secara umum pemaparan Abel dan Bernanke 1999, 2001 menyebutkan terdapat beberapa faktor utama yng dianggap sebagai berkontribusi dalam perekonomian, yaitu GDP, uang beredar, harga, dan produksi. a. Produk domestik Bruto Gross Demestic ProductGDP Berdasarkan pendapat Mankiw 2006; Abel dan Bernanke 2001 menyatakan bahwa Produk domestik Bruto Gross Demestic ProductGDP mengukur pendapatan dan pengeluaran total pada perekonomian, oleh sebab itu GDP dianggap sebagai ukuran paling luas untuk seluruh kondisi perekonomian. Karena GDP merupakan tempat alamiah untuk memulai analisis tentang siklus bisnisi dan dianggap dapat menggambarkan ukuran dari aktivitas perekonoian yang terjadi secara riil. b. Pertumbuhan Uang Paparan Abel dan Bernanke 2001 pertumbuhan uang dilihat berdasarkan penawaran uang supply money dan umum dikatakan sebagai jumlah uang beredar. Menurut Mankiw 2006 jumlah uang beredar termasuk indikator ekonomi utama yang cenderung berfluktuasi dan digunakan untuk meramalkan perekonomian kedepan. Jumlah uang beredar JUB disesuaikan dengan inflasi. Karena jumlah uang beredar berkaitan dengan belanja total, lebih banyak uang mengisyaratkan peningkatan belanja dan selanjutnya berarti peningkatan peroduksi dan tenaga kerja. Selain itu menurut Solikin dan Sugema 2004 dengan asumsi harga bersifat rigid kaku menandakan hanya permintaan agregat yang dianggap memiliki pengaruh terhadap output riil. Hal ini mencerminkan perubahan permintaan agregat diikuti dengan perubahan besaran-besaran moneter jumlah uang beredar. Sehingga kebijakan moneter dapat secara efektif diarahkan untuk memengaruhi perkembangan variabel-variabel riil sehingga uang bersifat tidak netral. c. Harga Penentuan harga yang dilakukan oleh perusahaan memiliki pengaruh penting pada keputusan rumah tangga untuk berkonsumsi dan berinvestasi maupun sektor riil lain. Pemaparan Solikin dan Sugema 2004 menyatakan bahwa setiap negara selalu menginkan adanya kestabilan harga yang tercermin dari rencahnya fluktuasi pada inflasi. Para ekonom sepakat bahwa harga menjadi variabel penting memengaruhi perekonomian. Model harga kaku dan harga fleksibel dalam perekonomian dapat menjelaskan aktivitas perekonomian suatau negara. Mankiw 2006 memaparkan bahwa harga-harga secara umum yang digambarkan secara dari IHK dianggap sebagai ekspektasi harga yang paling baik Sedangkan pemaparan Zenon 1999 menyatakan ukuran harga paling baik untuk mencerminkan pergerakan harga ditingkat input adalah indeks harga produsen price producer index, PPI. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa tingkat harga dibidang produsen mengalami pergerakan fluktuatif yang tercermin dari perubahan struktur input, biaya bahan baku serta produktivitas tenaga kerja. d. Produksi Pemaparan Abel dan Bernanke 1999, 2001 mengenai produksi yang dianggap penting sebagai indikator pada aktivitas ekonomi agregat. Produksi menggambarkan perilaku perusahaan atau produsen dalam aktivitasnya memproduksi barang dan jasa. Produksi memiliki sifat prosiklikal output, kenaikan atau penurunan produksi meningkatkan atau menyebabkan penurunan output secara agregat.

2.2 Penelitian Sebelumnya