30
jika ilmunya lebih rendah dari yang membaca atau yang mendengar hasil tafsiran itu, maka pengakuan pun tidak ada, demikian pula sebaliknya.
20
B. Homonimi
1. Pengertian hominimi
Homonimi berasal dari bahasa kuno onoma artinya „nama‟ dan homo yang artinya „sama‟. Secara harfiah homonimi dapat diartikan sebagai “nama sama
untuk benda atau hal lain”. secara semantik, Verhaar 1978 memberi definisi hominimi sebagai ungkapan berupa kata, frase, kalimat yang bentuknya sama
dengan ungkapan lain juga berupa kata, frase atau kalimat tetapi maknanya tidak sama.
Umpamanya kata “pacar” yang berati „inai‟ dengan “pacar” yang berarti „kekasih‟, antara kata “bisa” yang berarti „racun ular‟ dan kata “bisa” yang berarti
„sanggup‟, atau „dapat‟. Contoh lain, antara kata “baku” yang berarti „standar‟ deng
an kata “baku” yang berarti „saling‟. Atau antara kata “bandar” yang berarti „pelabuhan‟ dengan “bandar” yang berarti „parit‟ dan “bandar” yang berati
„pemegang uang dalam perjudian‟. Hubungan antara kata “pacar” dengan arti „inai‟ dan kata “pacar” dengan arti
„kekasih‟ inilah yang disebut hominim. Jadi kata pacar yang pertama berhominimi ini bersifat dua arah. Dalam kasus bandar yang terjadi cotoh di atas, homonimi ini
terjadi pada tiga buah kata.
20
M. Ali Hasa da Rif’at “yau i Nawawi, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1988, h.139-141
31
Hubungan antara dua kata yang berhomonim bersifat dua arah. Artinya, kalau kata “bisa” yang berarti „racun ular‟ berhomonim dengan kata “bisa” yang berarti
kata „sanggup‟, maka kata “bisa” yang berarti „sanggup‟ juga berhomonim dengan kata “bisa” yang berarti „racun ular‟. Kalau ditanyakan, bagaimana bisa terjadi
bentuk-bentuk yang homonimi ini? Ada dua kemungkinan sebab yang terjadinya homonimi.
Pertama , bentuk-bentuk hominimi itu berasal dari bahasa atau dialek yang
berlainan. Misalnya kata bisa yang berarti racun ular bersal dari bahasa melayu, sedangkan kata bisa yang berarti sanggup berasal dari bahasa jawa. Contoh lain
kata „bang‟ yang berarti “adzan” berasal dari bahasa jawa, sedangkan kata „bang‟ kependean dari bang yang berarti “kakak laki-laki” berasal dari bahasa
melayudialek Jakarta. Kata asal yang berarti pangkal bermula berasal dari bahasa melayu, sedangkan kata asal yang berarti kalau berasal dari dialek Jakarta.
Kedua , bentuk-bentuk yang bersinonim itu terjadi dari hasil proses
morfologis. Umpamanya kata mengukur dalam kalimat ibu sedang mengukur kelapa di dapur adalah berhomonimi dengan kata mengukur dalam kalimat
petugas agraria itu mengukur luasnya kebun kami. Jelas, jelas kata mengukur yang pertama terjadi sebagai hasil poses pengimbuhan awalan me- pada kata
kukur me + kukur = mengukur, sedangkan kata mengukur yang kedua terjadi sebagai hasil proses pengimbuhan awalan me- pada kata ukur me + ukur =
mengukur.
32
Sama halnya dengan sinonimi dan antonimi, homonimi itupun dapat terjadi pada tataran morfem, tataran kata, tataran frase, dan tataran kalimat.
Homonimi antar morfem, tentunya antara sebuah morfem terikat dengan morfem lainya. Misalnya, antar morfem-nya pada kalimat: ini buku saya, itu
bukumu, dan yang disana buku- nya‟ berhomonimi dengan -nya pada kalimat
“mau belajar tetapi bukunya belum ada”.morfem -nya adalah kata ganti orang ketiga, sedangkan morfem -nya yang kedua menyatakan sebuah buku tertentu.
Homonimi antar kata, misalnya antara kata bisa yang berarti racun ular dan kata bisa yang berarti sanggup atau dapat seperti disebutkan dimuka.
Homonimi antar frase, misalnya antara frase cinta anak berarti perasaan cinta dari seorang anak kepada ibunya dan frase cinta anak yang berarti cinta kepada
anak dari seorang ibu. Contoh lain, orang tua yang berarti ayah ibu dan frase orang tua yang berarti orang yang sudah tua. Juga antara frase lukisan Yusuf yang
berarti lukisan hasil karya Yusuf, serta lukisan Yusuf yang berarti lukisan wajah Yusuf.
Homonimi antar kalimat, misalnya antara kata istri lurah yang baru itu cantik yang berarti lurah yang baru diangkat itu mempunyai istri yang cantik, dan
kalimat istri lurah yang baru itu cantik yang berarti lurah itu baru menikah dengan seorang yang cantik.
21
21
Abdul Chair, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta :Rineka Cipta, 1994, h. 93-96
33
2. Homonim dalam Bahasa Arab
Homonim Al-Musytarak Al-Lafzi
Homonimi adalah beberapa kata yang sama, baik pelafalan maupun bentuk tulisannya, tetapi maknanya berlainan. Menurut Moelioni, homo sedikitnya
mempunyai dua makna. Pertama, homo yang berasal dari bahasa latin yang bermakna „manusia‟. Kedua, homo yang berasal dari bahsa Yunani yang
bermakna „sama‟. Dalam kasus ini, homo yang terdapat dalam homonim berasal dari bahas Yunani. Setidaknya inilah yang dikemukakan oleh Mattews. Nim
Nym sendiri merupakan combining form yang mempunyai kesamaan bentuk dan pelafalan terapi maknanya berbeda. Oleh Fromkin dan Rodman 1998:163,
homonim diperkenalkan dengan nama lain homofon. Untuk lebih sederhananya, Verhaar 1999:394 memperlambangkan hominim dengan X dan Y yang
bermakna lain tetapi bentuknya sama. Pengaruh bahasa kata asing kedalam bahas Indonesia ternyata
mengakibatkan munculnya banyak homonimi. Hominim dalam bahasa Arab banyak sekali dapat ditemukan. Berikut contoh homonim dalam bahasa Arab:
a. Kata dharaba
mempunyai arti 1 berdenyut; 2 mengepung; 3 memikat; 4 menembak; 5 memukul; 6 menyengat; 7
cenderung; 8 menentukan; 9 mengetuk. Semua kata dharaba yang mempunyai sedikitnya 9 arti ini semua dilafalkan dan bentuk sama.
34
b. Kata tawalla
mempunyai arti 1 berkuasa; 2 menaruh perhatian; 3 mengendalikan diri; 4 mengerjakan; 5
mengemudikan; 6 memimpin. Semua kata tawalla yang mempunai sedikitnya 6 arti ini semuanya dilafalkan dalam bentuk sama
c. Kata rusyd
mempunyai arti 1 dewasa; 2 sadar; 3 petunjuk; 4 rasio. Semua kata rusyd yang mempunyai sedikitnya 4 arti ini
semuanya dilafalkan dan berbentuk sama. d.
Kata qabadha mempunyai arti menekan; 2 mengembalikan;
3 mengerutkan; 4 menyempitkan; 5 melepaskan; 6 meninggalkan; 7 bersegera. Semua kata qabadha yang mempunyai
sedikitnya 7 arti semyanya dilafalkan dalam bentuk yang sama. e.
Tahlil n puji-pujian kepada Tuhan dengan menyebut laila ha ila llah. Tahlil n pengesahan perwakilan antara suami dan sitri yang telah
bercerai tiga kali dengan perantaran muhalil. f.
Sirat n mata jala jaring rajut, sirat n celah, sela antara gigi dan gigi, sirat n jembatan.
3. Homonimi Dalam Bahasa Indonesia
Seed 2000:63 menyebutkan bahwa homonimi adalah relasi antara kata fonologis yang sama namun maknanya tidak berhubungan. Definisi ini agak
35
berbeda dengan definisi Matthews 1997: 164 yang menyebutkan homonimi sebagai relasi antara kata-kata yang bentuknya sama namun maknanya
berbeda dan tidak bisa dihubungkan. Menurut pendapat saya, definisi homonimi menurut Saeed rancu dengan definisi homofon, sedangkan definisi
homonimi menurut Matthews rancu dengan definisi homograf. Hominimi seharusnya mencakup relasi antara kata yang pengucapannya dan bentuknya
sama, namun maknanya tidak berhubungan. Berikut contoh homonim dalam bahasa Indonesia
Rapat berdempat-dempat dengan kata rapat meeting Beruang hewan dengan kata beruang punya uang
Bisa dapat dengan kata bisa racun ular Pacar inai dengan kata pacar kekasih
Bandar pelabuhan, dengan bandar parit , bandar pemegang uang dalam perjudian
C. Pengertian Khalifah dan Khatam