BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis, maka perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas perusahaan dalam memproduksi
barang dan jasa. Kualitas yang dimaksud bukan hanya kualitas produk itu sendiri, tetapi juga kualitas kinerja perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang melakukan
pemasaran internasional menyadari bahwa kualitas produk merupakan faktor yang penting agar produknya dapat bersaing dengan produk-produk perusahaan lain di
pasar internasional. Peningkatan kualitas produk dan kinerja dalam perusahaan diharapkan akan berdampak pada peningkatan laba perusahaan.
Hansen dan Mowen 2005:21 mendefinisikan kualitas secara spesifik ke dalam 8 delapan dimensi kualitas:
1. Performance: merujuk kepada konsistensi dan baiknya suatu produk.
2. Aesthetics: berupa daya tarik produk berdasarkan penampilannya.
3. Serviceability: kemampuan untuk memberikan jasa.
4. Features: karakteristik pelengkap yang membedakan suatu produk
dengan produk lain yang bisa memberi kesan berbeda. 5.
Reliability: keandalan suatu produk jika digunakan selama waktu tertentu.
6. Durability: tingkat keawetan produk yang digambarkan dengan unsur
ekonomis produk atau seberapa lama produk memberi manfaat ekonomis.
7. Conformance: kesesuaian produk dengan spesifikasi yang telah
ditentukan. 8.
Fitness for use: kesesuaian produk dengan fungsi-fungsi seperti yang diiklankan.
Persaingan dalam bisnis mendorong timbulnya tuntutan pasar akan suatu standar mutu yang sama sebagai alat dalam mengukur kualitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Standard yang sama diperlukan untuk memberikan tolak ukur yang jelas, seberapa jauh mutu layanan yang diberikan perusahaan dibanding mutu yang diberikan
pesaing. Hal ini menjadi salah satu strategi yang dapat diterapkan perusahaan untuk menunjukkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Strategi bersaing yang
dapat ditempuh oleh perusahaan yaitu dengan menerapkan sertifikasi ISO International Standard Organization.
Sekarang yang menjadi acuan jelas dari jaminan kualitas perusahaan adalah ISO 9001:2000 yang merupakan seri-seri dari ISO 9000 yang diakui secara
global, yang merupakan standard layanan internasional. Untuk itu Indonesia menjadi salah satu negara yang mengadopsi ISO 9000 menjadi Standard Nasional
Indonesia 19-9000 SNI 19-9000. Standard ini sedikit banyak memberi dorongan pada produsen Indonesia untuk memproduksi dengan cara-cara yang lebih efektif.
Dengan kata lain, sertifikasi ISO 9000 dapat digunakan sebagai tiket bisnis bagi perusahaan dalam perdagangan bebas yang penuh persaingan.
Menurut Hilton 2005: 519 tujuan utama dari ISO 9001: 2000 adalah sebagai berikut:
1. The company should sustain the quality of the product or service at a
level that continentally meets the purchaser’s stated or implied needs. 2.
The quality control system should be sufficient to give the supplier’s own management confidence that the intended quality is being maintained.
3. The supplying company should give the purchaser confidence that the
intended quality is consistently achieved in the delivered product or service.
Dengan pelaksanaan tujuan ISO tersebut maka kinerja perusahaan akan dituntut untuk mampu mempertimbangkan langkah yang lebih tepat dalam
pelaksanaan bisnis perusahaan. Penerapan sertifikasi ISO 9001:2000 diharapkan
Universitas Sumatera Utara
akan meningkatkan kinerja perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba yang maksimal, baik yang berasal dari kegiatan operasional
maupun kegiatan non operasional perusahaan.. Penilaian kinerja perusahaan mencakup tingkat profitabilitas dalam return on equity dan return on assets.
Perolehan dan penerapan sertifikasi ISO diharapkan dapat memicu perolehan pendapatan perusahaan yang lebih tinggi karena terjadinya proses improvement
dalam sistem kerja dan sistem operasi. Menurut penelitian yang dilakukan PT Sucofindo dan PUSTAN Pusat
Standardisasi Nasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh ISO 9000,
ditemukan fakta perolehan setifikasi ISO 9000 memicu terjadinya beberapa parameter operasi antara lain, peningkatan dokumentasi, peningkatan proses,
hubungan kerja yang lebih antar unit kerja, fokus kepada pelanggan, mengurangi scraprework, peningkatan produktivitas, concern terhadap kualitas pelanggan,
peningkatan penjualan, alat promosi yang efektif, mengurangi komplain pelanggan dan peningkatan share pasar.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Ahmar dan Pujianti mengambil sampel 38 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, 16
perusahaan memperoleh sertifikasi tahun 1995, 12 perusahaan memperoleh sertifikasi tahun 1996, 9 perusahaan sertifikasi tahun 1997, dan hanya 1
perusahaan yang memperoleh sertifikasi tahun 1998. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan tiga variabel yaitu return on total asset, gross profit
margin, dan sales growth. Data diolah dengan menggunakan uji t-beda dua rata-
Universitas Sumatera Utara
rata. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan gross profit margin antara satu tahun sebelum dan tiga tahun sesudah sertifikasi ISO seri
9000 pada perusahaan manufaktur publik di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan peneliti terdahulu tersebut, bukti empiris perbedaan kinerja
keuangan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO menjadi pertanyaan yang masih perlu diuji karena menunjukkan bahwa diperolehnya sertifikasi ISO
seri 9000 yang berlaku selama tiga tahun ternyata tidak cukup menyebabkan kinerja keuangan perusahaan berbeda meningkat. Penelitian ini mencoba
mengkaji dan menguji perbedaan kinerja keuangan dalam satu tahun sebelum satu, dua, tiga tahun sesudah memperoleh sertifikasi tersebut. Hal ini dilakukan
dengan dasar pemikiran bahwa tujuan diperolehnya sertifikasi tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ditandai dengan peningkatan operasi
melalui pengurangan proses tindakan korektif, meningkatkan profitabilitas, dan keunggulan pemasaran yang berasal dari pengakuan internasional dengan
dimilikinya logo ISO. Menurut Puspitasari 2007:3 “Jaminan kualitas diperlukan dalam
perdagangan global. Perolehan sertifikasi ISO terbukti secara empiris mampu menciptakan keunggulan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan yang
berorientasi ekspor”. Dengan asumsi bahwa sebagian besar perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta berorientasi ekspor,
perolehan sertifikasi ISO pada perusahaan tersebut diasumsikan merupakan perusahaan yang terjamin kualitasnya. Adanya jaminan kualitas dengan
Universitas Sumatera Utara
dimilikinya logo ISO tersebut selama tiga tahun diduga mampu membedakan kinerja perusahaan dibandingkan sebelum logo ISO dimiliki.
Untuk menganalisis sekali lagi mengenai pengaruh sertifikasi ISO terhadap profitabilitas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis
Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”.
B. Perumusan Masalah