Analisis Regresi Pengaruh Struktur Modal dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Berdasarkan uji Park yang dilakukan dapat dikatakan bahwa model penelitian bebas dari gejala heterokedastisitas. Hasil uji Park dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Hasil Pengujian Park Hasil tampilan output spss memberikan koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heterokedastisitas. Hasil ini konsisten dengan hasil uji Scatterplots. Dengan demikian, model regresi ini layak dipakai untuk memprediksi Rentabilitas Modal Sendiri RMS pada industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen Debt to Equity Ratio DER dan Working Capital Turnover WCT.

C. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi.

1. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .431 .366 1.178 .246 LN_DER .234 .230 .164 1.014 .316 LN_WCT -.022 .171 -.021 -.131 .896 a. Dependent Variable: LN_RES1 Universitas Sumatera Utara melalui pengaruh LN_DER X 1 , LN_WCT X 2 terhadap LN_RMS Y. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Analisis Hasil Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -3.117 .433 -7.193 .000 LN_DER .290 .307 .144 .946 .350 LN_WCT .391 .203 .294 1.930 .060 a. Dependent Variable: LN_RMS Sumber: Data diolah penulis, 2010 Berdasarkan penjelasan dari asumsi klasik sebelumnya, model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi model logaritma natural, sehingga beta dan koefisien dari penelitian ini juga dalam bentuk logaritma natural. Model regresi dinyatakan dalam bentuk fungsi LN_Rentabilitas Modal Sendiri. Y= -3,117 + 0,290 X 1 + 0,391 X 2 Dimana: Y = Rentabilitas Modal Sendiri X 1 = Struktur Modal Debt to total Equity Ratio X 2 = Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover Kemudian model regresi tersebut akan diinterprestasikan : • β = -3,117 Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel LN_DER dan LN_WCT, maka LN_RMS atau rentabilitas modal sendiri adalah sebesar -3,117 Universitas Sumatera Utara • β 1 = 0,290 Koefisien regresi β 1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel LN_DER meningkat satu satuan, maka LN_RMS akan bertambah sebesar 0,290 atau 29 dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. • β 2 = 0,391 Koefisisen regresi β 2 menunjukkan bahwa setiap variabel LN_WCT meningkat sebesar satu satuan, maka perubahan rentabilitas modal sendiri RMS yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,391 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R Square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square, maka kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu digunakan nilai adjusted R Square untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .369 a .136 .095 2.10086 2.244 a. Predictors: Constant, LN_WCT, LN_DER b. Dependent Variable: LN_RMS Sumber: Data diolah penulis, 2010 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,369 yang berarti bahwa nilai koefisien korelasi atau hubungan antara variabel rentabilitas modal sendiri dengan variabel independennya tidak kuat. Definisi korelasi ini tidak kuat didasarkan pada nilai R yang berada dibawah 0,5 Angka koefisien determinasi Adjusted R Square adalah 0,095. Hal ini berarti 9,5 variasi dari perubahan rentabilitas modal sendiri dijelaskan oleh variasi kedua variabel independen, sedangkan sisanya 90,5 lagi dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya.

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha : Struktur modal DER dan perputaran modal kerja WCT baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri ROE pada industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H : Struktur modal DER dan perputaran modal kerja WCT baik secara parsial maupun simultan tidak berpengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri ROE pada industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam model regresi ini mempunyai pengaruh signifikan secara simultan atau tidak terhadap rentabilitas modal sendiri dilakukan uji F F test. Menurut Ghozali 2005:84, “uji statistik F pada dasarnya Universitas Sumatera Utara menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan : - Jika F hitung F tabel untuk α = 5, H diterima - Jika F hitung F tabel untuk α = 5, Ha diterima Setelah uji F dilakukan, maka diperoleh nilai F hitung dan nilai signifikansi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 29.259 2 14.630 3.315 .046 a Residual 185.371 42 4.414 Total 214.630 44 a. Predictors: Constant, LN_WCT, LN_DER b. Dependent Variable: LN_RMS Sumber: Data diolah penulis, 2010 Hasil uji ANOVA atau tabel F tabel didapat F hitung sebesar 3,315 dengan signifikansi 0,046 dan F tabel yang diperoleh melalui perhitungan Microsoft excel FINV 0,05;2;59 adalah 3,220. Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan F hitung F tabel dan signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka bisa disimpulkan bahwa variabel independen LN_DER dan LN_WCT secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROE. Untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu, maka dilakukan uji t t test. Menurut Ghozali 2005:84 “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual menerangkan variabel independen”. Uji t dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan: Universitas Sumatera Utara - Jika t hitung t tabel untuk α = 5, Ho diterima - Jika t hitung t tabel untuk α = 5, Ha diterima Tabel 4.10 Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant -3.117 .433 -7.193 .000 LN_DER .290 .307 .144 .946 .350 .884 1.131 LN_WCT .391 .203 .294 1.930 .060 .884 1.131 a. Dependent Variable: LN_RMS Sumber : Data diolah penulis, 2010 Dari hasil uji t yang disajikan pada Tabel 4.10 dapat diketahui pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil t tabel yang diperoleh melalui perhitungan di Microsoft excel TINV adalah 2,014. Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel LN_DER X 1 dan LN_WCT X 2 memiliki nilai t hitung t tabel 0,9462,014 dan 1,9302,014 dengan signifikansi 0,350 dan 0,060 yang lebih besar dari 0,05 artinya variabel DER dan WCT tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap rentabilitas modal sendiri.

D. Analisis Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri pada Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012

0 64 93

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan Perdagangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

9 82 82

Pengaruh Struktur Modal terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 50 74

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 99

Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Tingkat Rentabilitas Usaha Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Tingkat Rentabilitas Usaha Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Tingkat Rentabilitas Usaha Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Tingkat Rentabilitas Usaha Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Tingkat Rentabilitas Usaha Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri pada Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012

0 1 12