2.1.5  Fungsi Saliva
Saliva  dapat  membantu  proses  digestif  pencernaan  makanan  dengan mencerna  polisakarida  menjadi  monosakarida  dengan  bantuan  enzim  amilase.
Aksi lubrikasi yang terdapat dalam saliva memfasilitasi proses pengunyahan, formasi bolus
makanan,  menelan  dan  berbicara,  juga  melindungi  permukaan  mukosa  yang  lunak dari makanan yang keras. Aksi pembersih dari saliva menghilangkan sel epitel mulut
deskuamasi, koloni bakteri dan debris makanan. Saliva  berperan  penting  bagi  proses  pengecapan.  Saliva  dapat  melarutkan
substansi  pengecapan  dari  berbagai  macam  bentuk  sifat  fisik  makanan  baik  padat maupun  larutan.  Substansi  ini  kemudian  dibawa  oleh  saliva  ke  tempat  sel  reseptor
pengecapan yang terdapat pada
taste buds
. Komposisi  saliva  yang  mengandung  ±  99  air  dibutuhkan  untuk  mencegah
terjadinya  kekeringan  dalam  rongga  mulut  terutama  pada  saat  proses  mastikasi  dan berbicara.  Cairan  akan  kembali  normal  dengan  minum  dan  adanya  cadangan  dari
cairan yang disimpan.
3,9,13
2.2  Viskositas Saliva
Viskositas  adalah  ukuran  yang  menyatakan  kekentalan  suatu  cairan, kekentalan  merupakan  sifat  cairan  yang  berhubungan  erat  dengan  hambatan  untuk
mengalir.  Viskositas  sangat  dipengaruhi  oleh  suhu,  viskositas  akan  turun  dengan naiknya suhu, konsentrasi dari suatu larutan juga mempengaruhi viskositas, semakin
tinggi  konsentrasi  larutan  maka  viskositas  semakin  tinggi.  Viskositas  adalah  suatu cara  untuk  menyatakan    berapa  daya  tahan  dari  aliran  yang  diberikan  oleh  suatu
Universitas Sumatera Utara
cairan. Kebanyakan viskometer mengukur suatu kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui  pipa  gelas  gelas  kapiler,  bila  cairan  itu  mengalir  cepat,  maka  berarti
viskositas dari cairan itu rendah misalnya air. Dan cairan itu mengalir lambat, maka cairan  itu  memiliki  viskositas  tinggi  misalnya  madu.  Viskositas  dapat  diukur
dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder
16
Aksi  saliva  sebagai  pelumas  sangat  penting  untuk  kesehatan  rongga  mulut, yang memfasilitasi pergerakan lidah dan bibir selama proses menelan dan makan, dan
juga  penting untuk  memperjelas bicara.  Peran  saliva  sebagai  pelumas  yang melapisi mukosa dan membantu  melindungi jaringan mulut terhadap  gesekan mekanis, panas
dan  iritasi  kimia.
1,15
Effikasi  saliva  sebagai  pelumas  tergantung  pada  viskositas  dan bagaimana  perubahan-perubahan  dengan  laju  geser.
1
Nilai  viskositas normal  saliva
manusia adalah 2,75-15,51 centipoise.
4
Ada  sekelompok  besar  bahan  seperti  polimer,  emulsi,  dan  suspensi  dan biomaterial,  seperti  saliva  yang  tidak  dapat  dijelaskan  dengan  sederhana
viskositasnya.  Viskositas  saliva  tergantung  pada  laju  geser  dan  waktu  alir,  sehingga saliva  dapat  digolongkan  sebagai
fluida non
-
Newtonian
.  Cairan
non
-
Newton
adalah salah  satu  di  mana  viskositas  adalah  fungsi  beberapa  variabel  mekanis  seperti
tegangan  geser atau waktu  alir.  Cairan
non
-
Newton
merupakan  cairan  yang berubah seiring waktu.
1
Sifat-sifat  saliva  manusia  disebabkan  oleh  glikoprotein  saliva,  terutama
mucin
dengan  berat  molekul  yang  tinggi  MG1  yang  disekresikan  oleh  kelenjar sublingual,  submandibular,  dan  palatal.  Perbedaan  viskositas  antara  kelenjar
sublingual  dan  submandibular  tidak  disebabkan  oleh  perbedaan  konsentrasi
mucin
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan oleh masing-masing kelenjar melainkan jenis
mucin
yang dihasilkan.
Mucin
memiliki peran multifungsi didalam mulut yaitu sebagai pelumas permukaan, perlindungan  jaringan  keras  dan  lunak  serta  lingkungan  eksternal,  membantu  dalam
pengunyahan, bicara dan menelan.
1
Pentingnya  viskositas  saliva  pada  umumnya  telah  menjadi  subyek  dari banyak  penelitian  dalam  odontologi.  Penurunan  viskositas  saliva  berhubungan
dengan  penurunan  karies  gigi,  walaupun  sulit  untuk  memeriksa  laju  aliran  dan viskositas secara independen satu dari  yang lain.
1
Hal ini sering diasumsikan bahwa viskositas  saliva  terkait  langsung  dengan  faktor-faktor  seperti  berat  padatan  kering,
protein  atau  kandungan
mucin
,  glikoprotein,  dan  komposisi  protein  yang  kaya prolin
.
17
Viskositas  memberikan  kontribusi  yang  penting  bagi  sifat
rheogical
saliva.
Rheologi
adalah  ilmu  yang  mempelajari  tentang  aliran  zat  cair  dan  deformasi  zat padat.
Rheologi
erat  kaitannya  dengan  viskositas.  Viskositas  merupakan  suatu pernyataan  tahanan  dari  suatu  cairan  untuk  mengalir,  semakin  tinggi  viskositas,
semakin  besar  tahanannya  untuk  mengalir.  Saliva  mengandung  berbagai  jumlah makromolekul  yang  mempengaruhi  sifat
rheological
.  Pengukuran
rheological
telah dilakukan  pada  saliva,  untuk  menentukan  viskositas  dengan  penggunaan  viskometer
kapiler  sederhana.  Saliva  memiliki  sifat
rheological
spesifik  sebagai  hasil  dari karakteristik  kimia,  fisik  dan  biologis,  karakteristik    ini  penting  untuk  menjaga
kondisi seimbang di dalam rongga mulut
.
Viskositas saliva juga berperan bagi retensi gigi tiruan.
1,17
Universitas Sumatera Utara
Berbagai  penelitian  menunjukkan  bahwa  banyak  dari  orang  tua  telah mengalami  berkurangnya  sekresi  saliva
xerostomia
,  baik  karena  pengaruh  obat- obatan  atau  sebagai  akibat  usia  yang  berkaitan  dengan  perubahan  fisiologis.
Perubahan  seperti  itu  juga  bisa  mengubah  sifat  viskositas  saliva  pada  orang  tua, karena  berkurangnya  kemampuan  saliva  sebagai  pelumas  merupakan  karakteristik
xerostomia
..
17
2.3
F low rate
Saliva
Flow  rate
saliva  dipengaruhi  oleh  banyak  faktor,  termasuk  tingkat  hidrasi, posisi  tubuh,  paparan  cahaya,  stimulus  sebelumnya,  memikirkan  atau  melihat
makanan,  irama  sirkandian,  ukuran  kelenjar,  merokok,  obat-obatan,  kontribusi berbagai kelenjar saliva, olah raga, alkohol, penyakit sistemik, nutrisi, puasa, muntah,
usia  dan  jenis  kelamin.
9,18
Nilai  normal  rata-rata
flow  rate
saliva  yang  tidak distimulasi  pada  individu  yang  sehat  berkisar  0,3  mlmenit.  Dibawah  0,1  mlmenit
merupakan  hiposalivasi  dan  diantara  0,1-0,25  mlmenit  adalah  rendah.  Sedangkan nilai  normal  untuk
flow  rate
saliva  yang  distimulasi  berkisar  1,0-3,0  mlmenit. Dibawah 0,7 mlmenit merupakan hiposalivasi  dan  diantara 0,7-1,0 mlmenit adalah
rendah.
1,18
Faktor yang sangat mempengaruhi penurunan
flow rate
saliva adalah obat- obatan  terapeutik,  terutama  obat-obatan  yang  digunakan  pada
Sjögren  Syndrom
dan pengobatan radiasi untuk kanker kepala dan leher.
18
Banyak  penelitian  telah  dilakukan  untuk  menentukan  efek  dari  berbagai rangsangan  terhadap
flow  rate
saliva  dan  telah  banyak  dilaporkan
flow  rate
lebih rendah  dari  2  mlmenit.  Namun,  Watanabe  dan  Dawes  menemukan  bahwa  ketika
Universitas Sumatera Utara
subjek  memakan  beberapa  makanan  rata-rata  aliran  selama  mengunyah  bervariasi antara  3,15  hingga  4,94  mlmenit.  Dan  ketika  diteteskan  asam  sitrat  5  kedalam
mulut  memicu  laju  aliran  7,07  mlmenit.  Rangsangan  rasa  adalah  stimulus  yang paling efektif dalam menstimulasi saliva.
18
Flow  rate
saliva  erat  hubungannya  dengan  viskositas  saliva.  Viskositas saliva  yang  lebih  rendah  akan  meningkatkan
flow  rate
saliva,  sehingga  didapatkan efek
self cleansing
yang baik. Sebaliknya viskositas saliva yang tinggi kentalmukus menyebabkan
flow  rate
saliva  akan  lebih  rendah  yang  menyebabkan  penumpukan sisa-sisa makanan yang akhirnya dapat menyebabkan karies.
5,7
Flow rate saliva ditentukan dengan rumus :
2
� �
= ℎ�   � −
� �
2.4  Proses Pengunyahan