Penurunan Jumlah Bakteri Dalam Saliva Setelah Berkumur Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica Granatum L.) 5% pada Mahasiswa FKG USU

(1)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi. Nama saya Patrick A/L Savari Dass, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul Penurunan Jumlah Bakteri Dalam Saliva Setelah Berkumur Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima ( Punica Granatum L. ) 5% Pada Mahasiswa FKG USU. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui penurunan jumlah bakteri dalam saliva mahasiswa FKG USU setelah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5%. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan mengenai manfaat berkumur ekstrak kulit buah delima 5% dalam menjaga kesehatan rongga mulut.

Subyek penelitian saya adalah mahasiwa USU angkatan 2013-2011 dan akan saya pilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Prosedur penelitian adalah sebagai berikut :

1. Subjek diinstruksikan untuk berkumur selama 1 menit dibawah pengawasan peneliti, kemudian air bekas berkumur dibuang.

2. Pengambilan sampel saliva subjek dilakukan sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela dan subjek tidak akan dikenakan biaya apapun selama penelitian dilaksanakan. Identitas saudara/i juga akan disamarkan sehingga kerahasiaan data akan dijamin. Apabila terdapat keluhan ataupun untuk informasi lebih lanjut mengenai pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka saudara/i dapat menghubungi saya.

Demikian penjelasan mengenai penelitian yang akan saya lakukan. Atas partisipasi dan kesediaan waktu saudara/i, saya mengucapkan terima kasih.

Medan,……….2014

Patrick A/L Savari Dass ( Telp. 085922000844 )


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN SETELAH PENJELASAN (INFOMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Telepon/HP :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai subjek pada penelitian yang berjudul:

“Penurunan Jumlah Bakteri Dalam Saliva Setelah Berkumur Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima ( Punica Granatum L. ) 5%” Pada Mahasiswa FKG USU

Mahasiswa Peneliti Medan,………2014

Subjek penelitian

( Patrick A/L Savari Dass ) ………


(3)

DEPARTMEN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Nomor:

Tanggal:

PENURUNAN JUMLAH BAKTERI DALAM SALIVA SETELAH BERKUMUR LARUTAN EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA

( PUNICA GRANATUM L.) 5% PADA MAHASISWA FKG USU

I. Data Responden

Nama:

Jenis Kelamin: 1. Laki-laki 2. Perempuan

II. Status Kesehatan Rongga Mulut

1. Apakah Anda menderita penyakit periodontal? : 1. Ya 2. Tidak 2. Apakah Anda pemakai piranti ortodonto? : 1. Ya 2. Tidak 3. Apakah Anda pemakai protesa? : 1. Ya

2. Tidak 4. Apakah Anda mengonsumi obat antibiotik : 1. Ya

selama 3 bulan terakhir? 2. Tidak Kesimpulan

6. Bila jawab pertanyaan 1 sampai dengan 4 : 1. Ya dijawab ‘tidak’, dapat dilanjutkan bagi 2. Tidak penelitian eksperimental.


(4)

DEPARTMEN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lembar Hasil Pemeriksaan

Penurunan Jumlah Bakteri Dalam Saliva Setelah Berkumur Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima ( Punica Granatum ) 5 % Pada Mahasiswa FKG USU

No. Urut :

Kelompok : 1. Perlakuan

2. Kontrol

Nama :

Telepon/HP :

Jumlah Koloni Bakteri ( CFU/ml) Pretest

Sebelum Berkumur ( Baseline )

Posttest Sesudah Berkumur


(5)

DISTRIBUSI NORMAL

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. pretest perlakuan .170 15 .200* .894 15 .076

postest perlakuan .090 15 .200* .974 15 .916

pretest kontrol .163 15 .200* .933 15 .303

postest kontrol .139 15 .200* .944 15 .439

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction


(6)

BASELINE INDEPENDENT T TEST

Group Statistics

baseline pretest N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

selisih_pretest

perlakuan 15 243333.3333 33100.85598 8546.60426 kontrol 15 243066.6667 31194.01652 8054.26043

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

selisih_pretest

Equal variances assumed .000 .987 .023 28

Equal variances not

assumed .023 27.902

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference


(7)

selisih_pretest

Equal variances assumed .982 266.66667 11743.74538

Equal variances not assumed .982 266.66667 11743.74538

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

selisih_pretest

Equal variances assumed -23789.30524 24322.63857 Equal variances not assumed -23793.11214 24326.44547


(8)

PAIRED T TEST PERLAKUAN

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

pretest perlakuan 243333.3333 15 33100.85598 8546.60426 postest perlakuan 162000.0000 15 34315.76064 8860.29130

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest perlakuan & postest

perlakuan 15 .721 .002

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower

Pair 1 pretest perlakuan - postest


(9)

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence

Interval of the Difference

Upper

Pair 1 pretest perlakuan - postest


(10)

PAIRED T TEST KONTROL

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

pretest kontrol 243066.6667 15 31194.01652 8054.26043 postest kontrol 237666.6667 15 30730.78184 7934.65375

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest kontrol & postest

kontrol 15 .992 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower

Pair 1 pretest kontrol - postest


(11)

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence

Interval of the Difference

Upper


(12)

INDEPENDENT T TEST PERBEDAAN SELISIH ANTARA KELOMPOK

PERLAKUAN DAN KONTROL

Group Statistics

selisih kel N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

selisih kelompok

perlakuan 15 81333.3333 25195.42664 6505.43119

kontrol 15 5.4000 4.01426 1.03648

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

selisih kelompok

Equal variances assumed 21.957 .000 12.502 28 Equal variances not

assumed 12.502 14.000

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means


(13)

Difference

selisih kelompok

Equal variances assumed .000 81327.93333 6505.43127

Equal variances not assumed .000 81327.93333 6505.43127

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

selisih kelompok

Equal variances assumed 68002.16146 94653.70521 Equal variances not assumed 67375.17102 95280.69565


(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kuramitsu HK. Interspecies interactions within oral microbial communities. Microbiology and Molecular Biology Review 2007; 71(4): 653-70.

2. Kote S. Effect of pomegranate juice on dental plaque microorganisms (Streptococci and Lactobacili). Ancient Science of Life J 2011; 31(2): 49-51. 3. Chetrus V. Dental plaque – classification, formation and identification.

International J of Medical Dentistry 2013; 3(2): 139-43.

4. Thaweboon S., Nakaparksin, J., Thaweboon, B. Effect of oil pulling on oral Medicine. Asia J Public Health 2011; 2(2): 62-6.

5. Shetty Pr, Setty SB, Kamat SS, Aldarti AS, Shetty SN. Comparison of the antigingivitis and antiplaque effiacacy of the herbal extract mouthwash with chlorhexidine and listerin mouthwashes. Pakistan Oral and Dental J 2013; 33(1): 76-81.

6. Zarfeshany A, Asgary S, Javanmard SH. Potent health effect of pomegranate. Adv Biomed Res 2014; 3: 100.

7. Hazzani AAA. Pomegranate (Punica granatum) from ancient roots to modern life known with a potent antibacterial activity. Annals of Biological Research J 2013; 4(5): 75-87.

8. Ramesh KS. Role of pomegranate in preventive dentistry: a review. Int J Res Ayur Pharm 2012; 3(5): 648-49.

9. Abdollahzadeh Sh. Antibacterial and antifungal activities of punica granatum peel extract against oral patogens. J Dentistry Tehran University of Medical Science 2011; 8(1): 1-6.

10.Moorthy K. Antimicrobial activity and qualitative phytochemical analysis of punica granatum linn (Pericarp). J Medical Plant Research 2013; 7(9): 474-9. 11.Subramaniam P. Effect of pomegranate and aloe vera extract on streptococcus

mutans: An in vitro study. Dent Hypotheses 2012; 3: 99-105.

12.Muslim S. The antibacterial effect of ellagic acid on Mutans streptococci in comparison to chlorhexidine. J Bagh College Dentistry 2009; 21(4): 131-34.


(15)

13.De Almeida PDV, Grégio AMT, Machado MÂN, de Lima AAS, Azevedo LR. Saliva Composition and Functions: A Comprehensive Review. J Contemp Dent Pract 2008; (9)3: 72-80.

14.Anonymous. Klasifikasi buah delima (Punica Granatum).

15.Rukmana HR. Delima. 5th ed.,Yogyakarta: Kanisius., 2007: 11-3.

16.Parseh H. Antimicrobial properties of Pomegranate (Punica Granatum L.) as a tannin rich fruit: a review. The 1th International and The 4th National

Congress on Recycling of Organic Waste in Agriculture. Isfahan, 2012: 1-6. 17.Kasjono HS, Yasril. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta; Graha Ilmu, 2009: 129-34.

18.Anonymous. Periodontitis Prevention-The New York Times health.

(Maret 18.2015).


(16)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis dengan rancangan pre dan post-test control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan sesudah perlakuan.

3.2Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah double-blind study. Subjek penelitian dan pelaksana tidak mengetahui apakah subjek tergolong kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan tujuan untuk menghindari bias.

3.3Tempat Penelitian

1. Formulasi obat kumur dibuat di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

2. Tempat melakukan berkumur dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Perhitungan jumlah bakteri dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara.

3.4Populasi dan Sampel 3.4.1Populasi

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU.

3.4.2 Sampel

Menurut Fraenkel dan Wallen, ukuran sampel adalah sebesar-besarnya peneliti dapat memperolehnya dengan pengorbanan waktu dan energi yang wajar. Jenis penelitian dan sampel yang disarankan menurut Fraenkel dan Wallen adalah sebanyak 15 subjek per group untuk penelitian eksperimen.17 Peneliti ingin


(17)

melakukan penelitian eksperimental klinis dengan jumlah sampel 30 orang. Secara random sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol berkumur plasebo dan kelompok perlakuan berkumur ekstrak kulit buah delima 5%.

Kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : Kriteria Inklusi:

1. Kooperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed consent.

2. Memiliki sekurang-kurangnya 20 gigi permanen (menurut metodologi penelitian yang dilakukan oleh Shetty dkk terhadap perbandingan efektifitas antigingivitis dan antiplak antara obat kumur ekstrak herbal, khlorheksidin dan listerin, dinyatakan bahwa subjek harus mempunyai minimal 20 gigi permanen).

Kriteria eksklusi:

5

1. Menderita penyakit periodontal

2. Pemakai piranti ortodonti cekat atau lepasan 3. Pemakai protesa

4. Menggunakan antibiotik sejak 3 bulan sebelum penelitian

Setelah sampel diperoleh, secara random sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan yaitu berkumur ekstrak kulit buah delima 5% dan kelompok kontrol berkumur plasebo yang di mana masing-masing kelompok terdiri atas 15 orang mahasiswa.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel perlakuan :

Berkumur ekstrak kulit buah delima: berkumur larutan ekstrak kulit buah delima dengan konsentrasi 5% selama 1 menit.

2. Variabel terikat :

Jumlah bakteri dalam saliva : jumlah bakteri sebelum berkumur dan sesudah berkumur yang dihitung dengan Colony Forming Unit (CFU) di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, USU.


(18)

3. Variabel terkendali :

a. Volume obat kumur yang digunakan b. Lama penggunaan obat kumur

c. Konsentrasi ekstrak kulit buah delima dalam obat kumur 4. Variabel tak terkendali:

a. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

3.6Metode Penelitian

3.6.1 Prosedur Pembuatan Obat Kumur a. Pembuatan Simplisia

1. Buah yang dipakai adalah buah delima yang segar, berwarna putih kehijauan sebanyak 5.

2. Selanjutnya kulit buah delima dikeringkan di lemari pengering sampai dapat dipatahkan dengan rapuh.

3. Kemudian diblender sampai menjadi serbuk simplisia

b. Pembuatan Ekstrak

1. Serbuk simplisia ditimbang 250 gram.

2. Serbuk simplisia kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan dimaserasi selama 3 jam dengan pelarut etanol 70% dan diaduk sesekali.

3. Setelah 1 jam, massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator dengan hati-hati sambil sesekali ditekan dengan menggunakan sendok.

4. Pada bagian ujung alat perkolator disumbat dengan kapas basah dan dilapisi kertas saring.

5. Kemudian dituangkan etanol 70% sebanyak 300 ml dan biarkan sampai cairan menetes untuk mengetahui apakah perkolator sudah berfungsi dengan baik.

6. Perkolator ditutup dengan alumunium foil dan dibiarkan selama 24 jam dengan keadaan etanol cukup merendam sampel.

7. Setelah 24 jam, bagian ujung alat perkolator disambungkan pada tabung untuk menampung cairan dengan kecepatan tetesan ±20 tetes/menit.


(19)

8. Sampel pada tabung perkulator tetap dijaga dalam kondisi terendam etanol selama dilakukan penampungan perkolat.

9. Prosedur penampungan perkolat dilakukan sampai perkolat yang dihasilkan jernih.

10. Semua perkolat digabung dan disaring, lalu diuapkan dengan menggunakan Vaccum Rotary Evaporator pada tekanan < 1 atmophere pressure dengan temperatur ≤55°C.

11. Prosedur berikutnya dilakukan waterbath untuk memperoleh hasil akhir berupa ekstrak kental kulit buah delima yang kemudian disimpan di dalam wadah tertutup dan diletakkan di lemari pendingin.

c. Formulasi Obat Kumur

1. Larutan ekstrak kulit buah delima 5% berarti mengandung 0.5 g ekstrak kulit

buah delima dalam 100 ml larutan akuades. Larutan obat kumur dibuat sebanyak 500 ml. Ekstrak kental kulit buah delima ditimbang sebanyak 2.5 g, dan dilarutkan dengan 445 ml akuades. Setelah itu, Carboxymethyl cellulose (CMC) 0,5% sebanyak 2.5 g sebagai suspending agent dalam sediaan tersuspensi ditambahkan dalam ekstrak kental kulit buah delima untuk melarutkan zat yang tidak terlarut dalam air secara homogen, ditambah sorbitol 10% yang merupakan polisakarida yang sulit dipecah oleh bakteri sebanyak 50 ml untuk member rasa manis dan peppermint oil 2 tetes untuk memberikan aroma. Larutan diaduk menggunakan mesin pengaduk hingga homogen. Kemudian dimasukkan kedalam botol kosong dengan corong kaca.

2. Pembuatan plasebo. Akuades sebanyak 475.5 ml ditambahkan pewarna, Carboxymethyl cellulose (CMC) 0,5%, sorbitol 10% sebanyak 50 ml dan peppermint oil 2 tetes sehingga menyerupai larutan obat kumur ekstrak kulit buah delima 5%.

3.6.2 Prosedur Berkumur

1. Seluruh subjek (30 orang) yang terpilih dikumpulkan untuk diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diberi informed consent untuk ditandatangani. Mereka dibagi secara acak menjadi dua kelompok dengan 15 orang dalam masing-masing kelompok, yaitu:


(20)

a. Kelompok perlakuan (kelompok I) berkumur ekstrak kulit buah delima b. Kelompok kontrol (Kelompok II) berkumur plasebo

Penelitian pada dua kelompok dilakukan pada hari dan waktu yang sama, dan diobservasi oleh 2 orang pelaksana untuk masing-masing kelompok.

2. Sebelum memulai penelitian, sampel saliva kedua kelompok ditampung sebanyak 1 ml dalam tabung yang steril (pre-test) dan ditutup rapat.

3. Subjek kelompok perlakuan diberi obat kumur ekstrak kulit buah delima dengan konsentrasi 5% sebanyak 10 ml untuk berkumur selama 1 menit dengan pengawasan peneliti. Subjek kelompok kontrol diberi plasebo sebanyak 10 ml untuk berkumur selama 1 menit.

4. Setelah berkumur, air kumur dibuang dan saliva ditampung sebanyak 1 ml sekali lagi dengan cara subjek diminta untuk duduk dengan nyaman dalam posisi tegak dan kepala mereka dimiringkan sedikit sehingga saliva dari mulut mengalir ke dalam tabung yang steril dan setelah itu tabung ditutup rapat.

5. Kemudian sampel dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU untuk dilakukan perhitungan jumlah bakteri.

3.6.3 Perhitungan jumlah bakteri dalam saliva

1. Sampel saliva harus dikirim ke laboratorium mikrobiologi dalam 1 jam. 2. Sebanyak 1 ml sampel saliva (pre-test) dan 1 ml saliva (post-test) pada kedua kelompok dipindahkan ke tabung reaksi untuk dilakukan pengenceran secara seri.

3. Pengenceran secara seri dilakukan pada kedua sampel pre dan post test: 4 tabung reaksi berisi 9 ml sodium chloride 0,9% disediakan. Pada setiap tabung reaksi diberi nomor satu sampai empat, tabung nomor satu adalah tabung yang berisi saliva yang sekaligus terhitung sebagai pengenceran pertama kemudian dihomogenisasikan, setelah suspensi tersebut homogen dengan pipet steril dimasukkan ke dalam tabung nomor dua, dikocok sampai homogen sehingga terjadi pengenceran, dari tabung nomor dua diambil suspensi sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril kembali, masukkan ke dalam tabung nomor tiga, dikocok hati-hati sampai homogen


(21)

sehingga terjadi pengenceran. Pengenceran dilakukan pada tabung nomor empat dengan mengambil suspensi sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril dari tabung ketiga dan dimasukkan kedalam tabung keempat.

4. Suspensi saliva dari pengenceran tabung keempat, diambil dengan pipet steril sebanyak 1 ml, kemudian disebar pada piring petri steril yang mengandung natrium agar (NA) dengan menggunakan hockey stick.

5. Tahap selanjutnya, piring petri dimasukkan dalam inkubator 37o

6. Setelah 48 jam, jumlah bakteri pada setiap piring petri dihitung dengan Colony Forming Unit.

C selama 2 x 24 jam.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi yaitu data dimasukkan ke dalam program komputer untuk dianalisis dengan uji statistik :

a. Univariat: untuk menghitung rata-rata jumlah bakteri sebelum (baseline salivary bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima pada kelompok perlakuan dan plasebo pada kelompok kontrol.

b. Bivariat: uji t berpasangan untuk menghitung perbedaan rata-rata jumlah bakteri sebelum (baseline salivary bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima pada kelompok perlakuan dan plasebo pada kelompok kontrol. Uji t tidak berpasangan untuk menghitung perbedaan selisih jumlah bakteri antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup : 1. Ethical Clearance

Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional.


(22)

2. Lembar persiapan (informed consent)

Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada responden kemudian menjelaskan lebih dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan dilakukan serta menjelaskan manfaat diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian dan diberi informed consent untuk ditandatangani.


(23)

3.9 Alur Penelitian

a. Sebelum Penelitian

Pembuatan Simplisia

b.Saat penelitian

Kelompok Perlakuan

Sampel saliva sebelum berkumur (baseline salivary bacterial count)

Berkumur larutan ekstrak kulit buah delima

Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Delima

Formulasi Obat Kumur (Konsentrasi 5%)

Kelompok Kontrol

Berkumur plasebo

Sampel saliva setelah berkumur plasebo

Sampel saliva setelah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima

Perhitungan jumlah bakteri dengan Colony Forming Unit (CFU) dalam sampel


(24)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Responden

Pada penelitian ini, secara keseluruhan jumlah responden perempuan (70,0%) lebih banyak dari laki-laki (30,0%). Pada kelompok perlakuan, persentase sampel laki-laki sebanyak 33,3% dan perempuan sebanyak 66,7%. Pada kelompok kontrol, persentase sampel laki-laki sebanyak 26,7% dan perempuan sebanyak 73,3% (Tabel 1).

Tabel 1. Gambaran Responden

Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah

n % n %

Perlakuan 5 33,3 10 66,7 15

Kontrol 4 26,7 11 73,3 15

Total 9 30,0 21 70,0 30

4.2 Rata-rata Jumlah Bakteri dalam Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur dengan Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima 5% dan Plasebo

Jumlah bakteri sebelum berkumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan menggunakkan uji t tidak berpasangan (p=0,982) yang berarti bahwa kondisi pemeriksaan awal sama pada kedua kelompok.

Pada kelompok perlakuan, rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur adalah 243,3x103 ± 33x103 CFU/ml dan sesudah berkumur adalah 162x103 ± 34,3x103 CFU/ml. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% (p=0,0001). Pada kelompok kontrol, rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur adalah 243,1x103 ± 31,2x103 CFU/ml dan 237,7x103 ± 30,7x103 CFU/ml. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan yang


(25)

signifikan terhadap penurunan jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur plasebo (p=0,0001). (Tabel 2)

Tabel 2. Rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur larutan kulit buah delima 5% dan plasebo

Kelompok n

Rata-rata jumlah bakteri Hasil

analisis statistik Sebelum berkumur

(CFU/ml)

Sesudah berkumur (CFU/ml)

Perlakuan 15 243,3x103 ± 33x103 162x103 ± 34,3x103 p=0,0001 Kontrol 15 243,1x103 ± 31,2x103 237,7x103 ± 30,7x103 p=0,0001

4.3 Hasil Analisis Statistik Selisih Rata-rata Jumlah Bakteri dalam Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima 5% dan Plasebo

Selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva kelompok perlakuan adalah 81,3x103 ± 25,2x103 CFU/ml dan kelompok kontrol adalah 5,4x103 ± 4x103 CFU/ml. Hasil uji t tidak berpasangan menunjukkan nilai p=0,0001 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Hal in berarti berkumur dengan larutan ekstrak kulit buah delima 5% lebih efektif dalam menurunkan jumlah bakteri dalam saliva dibandingkan dengan berkumur plasebo (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil analisis statistik selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% dan plasebo

Kelompok n Selisih jumlah bakteri (CFU/ml) Hasil analisis statistik

Perlakuan 15 81,3x103 ± 25,2x103 p=0,0001


(26)

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil uji jumlah bakteri sebelum berkumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05). Hal ini menunjukkan kedua kelompok berada dalam kondisi awal sama yaitu pada waktu pagi sebelum perlakuan.

Pada kelompok perlakuan, rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur adalah 243,3x103 ± 33x103 CFU/ml dan sesudah berkumur adalah 162x103 ± 34,3x103 CFU/ml. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% (p=0,0001). Hal ini disebabkan karena ekstrak kulit buah delima memiliki sifat antibakteri dengan adanya komponen bioaktif yaitu ellagic acid. Hasil penelitian Abdollahzadeh menunjukkan bahwa komponen bioaktif ini mempunyai sifat antibakteri terhadap bakteri yang diuji yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Lactobacillus acidophilus, Streptococcus mutans dan Streptococcus salivarius.

Perbedaan signifikan penurunan jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima disebabkan oleh mekanisme penghambatan bakteri oleh senyawa aktif kulit buah delima yaitu ellagic acid. Efek antibakteri ellagic acid berhubungan dengan struktur toksisitas dan molekular. Ellagic acid dapat mempengaruhi dinding sel dan menguraikan membran sel. Hazzani menyatakan bahwa ellagic acid dapat beraksi pada dinding sel dan melewati membran sel dengan mengendapkan protein. Ellagic acid dapat menghambat enzim dengan mengoksidase reagen dan mengganggu agreagsi mikroorganisme serta dapat menonaktifkan adhesi mikroba, enzim dan selubung sel protein dan memodifikasi morfologi sel mikroorganisme.

9

Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kontrol, terdapat perbedaan signifikan sebelum berkumur plasebo yaitu 243,1x10

7

3 ± 31,2x103 CFU/ml dan


(27)

ini sesuai dengan penyataan yang tercantum dalam New York Times Health bahwa berkumur akuades tanpa melakukan penyikatan gigi setelah makan dapat mengurangi jumlah bakteri dalam rongga mulut sekitar 30%.18 Hal ini mungkin disebabkan karena stimulasi mekanik apapun sewaktu berkumur dapat meningkatkan produksi dan laju aliran saliva sehingga mengeliminasi jumlah bakteri dalam rongga mulut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% pada kelompok perlakuan yaitu 81,3x10

12

3 ± 25,2x103 CFU/ml

dan sebelum dan sesudah berkumur placebo pada kelompok kontrol yaitu 5,4x103 ± 4x103 CFU/ml dengan p<0,05. Hal ini sesuai dengan penelitian Muslim yang membuktikan bahwa ekstrak kulit buah delima mempunyai efek antibakteri terhadap Streptoccus mutans di rongga mulut secara in vivo.12

Hasil uji t tidak berpasangan menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara selisih penurunan jumlah bakteri sebelum berkumur dan sesudah berkumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p<0,05). Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa berkumur dengan larutan ekstrak kulit buah delima 5% lebih efektif dalam menurunkan jumlah bakteri dalam saliva dibandingkan dengan berkumur plasebo. Untuk itu, berkumur larutan ekstrak kulit buah delima dapat dipertimbangkan sebagai salah satu obat kumur untuk menghambat pertumbuhan bakteri dalam saliva dan obat kumur ini tidak mempunyai efek samping dibandingkan dengan obat kumur kimia.


(28)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% sebesar 243,3x103 ± 33x103 CFU/ml dan sesudah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% sebesar 162x103 ± 34,3x103

2. Rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum berkumur plasebo sebesar 243,1x10

CFU/ml pada kelompok perlakuan. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% pada kelompok perlakuan dengan p=0,0001 (p<0,05).

3 ± 31,2x103 CFU/ml dan sesudah berkumur plasebo sebesar 237,7x103 ±

30,7x103

3. Ada perbedaan yang signifikan antara selisih jumlah bakteri dalam saliva pada kelompok perlakuan yaitu 81,3x10

CFU/ml pada kelompok kontrol. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur plasebo pada kelompok kontrol dengan p=0,0001 (p<0,05).

3 ± 25,2x103 CFU/mldan kelompok kontrol

yaitu 5,4x103 ± 4x103 CFU/ml dengan p=0,0001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa berkumur dengan larutan ekstrak kulit buah delima 5% lebih efektif dalam menurunkan jumlah bakteri dalam saliva dibandingkan dengan berkumur plasebo.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan:

1. Masyarakat umum untuk berkumur larutan ekstrak kulit buah delima secara teratur sebagai metode tambahan pemeliharaan oral higiene karena mempunyai efek samping minimal dan aman digunakan.

2. Sebagai informasi untuk Departmen Kesehatan Gigi Masyarakat dalam melaksanakan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut bahwa berkumur dengan ekstrak kulit buah delima dapat menurunkan jumlah bakteri patogen dalam rongga


(29)

mulut, mengurangi pembentukan plak dan karies gigi sehingga dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan agar dapat menghasilkan produk ekstrak kulit buah delima seperti obat kumur yang layak untuk dipasarkan.


(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saliva

Saliva adalah sekresi eksokrin yang terdiri dari sekitar 99% air, yang mengandung berbagai elektrolit (natrium, kalium, kalsium, klorida, magnesium, bikarbonat, fosfat) dan protein, direpresentasikan dengan enzim, immunoglobulin dan faktor antimikroba, glikoprotein mukosa, bekas albumin dan beberapa polipeptida dan oligopeptida yang penting untuk kesehatan mulut. Ada juga glukosa dan nitrogen, seperti urea dan amonia. Komponen berinteraksi dan bertanggung jawab untuk berbagai fungsi dikaitkan dengan saliva.

Produksi saliva pada orang yang sehat berkisar dari 1 sampai 1.5L sehari. Indeks aliran saliva merupakan parameter yang memungkinkan aliran saliva distimulasi dan tidak distimulasi untuk diklasifikasikan sebagai normal, rendah atau hiposalivasi. Pada orang dewasa, jumlah aliran saliva yang distimulasi berkisar dari 1 sampai 3 ml/menit diklasifikasikan sebagai normal, 0,7-1,0 ml/menit adalah aliran saliva rendah, sedangkan hiposalivasi adalah aliran saliva kurang dari 0,7 ml/menit. Aliran saliva tidak distimulasi berkisar 0,25 ml/menit hingga 0,35 ml/menit diklasifikasikan sebagai normal, 0,1 ke 0,25ml/menit adalah aliran saliva rendah, sedangkan hiposalivasi adalah aliran saliva yang kurang dari 0,1 ml/menit.

13

13

Saliva membentuk seromucosal yang melubrikasi dan melindungi jaringan mulut terhadap mikroorganisme. Hal ini terjadi karena musin yang bertanggung jawab untuk lubrikasi, perlindungan terhadap dehidrasi, dan pemeliharaan viskoelastisitas saliva. Musin adalah protein dengan kandungan karbohidrat yang tinggi. Musin juga memodulasi adhesi mikroorganisme pada permukaan jaringan mulut, yang memberikan kontribusi untuk kontrol kolonisasi bakteri dan jamur. Mastikasi, bicara, dan penelanan dibantu oleh efek lubrikasi dari protein ini.

Saliva sebagai sistem bufer untuk melindungi mulut. Saliva juga berperan dalam menetralisir dan membersihkan asam yang diproduksi mikrooganisme agar mencegah demineralisasi email Durasi demineralisasi tergantung pada waktu yang


(31)

dibutuhkan untuk pH plak gigi yang rendah kembali ke pH normal, yang dikontrol oleh jumlah dan komposisi saliva yaitu ion bikarbonat. Aliran saliva tinggi meningkatkan ion bikarbonat, peningkatan pH dan kapasitas bufer saliva meningkat dramatis.13

2.2 Buah Delima (Punica Granatum L.)

Secara morfologi, tumbuhan delima (Punica granatum L.) merupakan tanaman semak atau perdu meranggas. Tanaman ini ditanam secara luas di Iran, India, Turkey, Egypt, Tunisia, Spain dan Morocco. Tanaman ini sangat cocok untuk ditanam di tanah yang gembur dan tidak terendam oleh air, serta air tanahnya tidak dalam. tumbuhan delima (Punica granatum L.) dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 30 kaki.

Daun buah delima berukuran 3-7 cm dengan luasnya 2 cm. Bunga delima biasanya berwarna merah, oranye dan merah muda. Buahnya berbentuk bulat heksagonal dengan diameter 5-12 cm, beratnya 200 gram dan terdiri atas biji-biji kecil.

6

6 Delima merah memiliki kulit buah yang tebal dan warnanya beragam seperti

putih, merah atau ungu kehitaman.15

2.2.1 Klasifikasi Ilmiah Buah Delima (Punica Granatum L.)

Menurut taksonomi, buah delima dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae

14

Ordo : Myrtales

Famili : Punicaceae

Genus : Punica


(32)

2.2.2 Jenis-jenis Buah Delima

Berdasarkan warna bunga dan buahnya, delima dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu delima putih, delima merah, dan delima hitam (ungu). Karakteristik ketiga jenis delima tersebut adalah sebagai berikut.

a. Delima Putih

15

Delima putih memiliki bunga yang berwarna keputih-putihan; buah berwarna hijau kekuning-kuningan; daging biji sebening air; butiran-butiran biji mengilap seperti mutiara yang berwarna putih kemerah-merahan; dan rasa buah manis sampai agak kelat.10

Gambar 1. Delima Putih b. Delima Merah

Delima merah juga sering disebut delima wulung atau delima susun memiliki bunga berwarna merah tua dan bersusun: buah muda bewarna hijua kemerahan dan setelah tua berubah menjadi merah jingga hampir kecoklatan; daging buah berwarna merah bening dan membungkus biji; serta rasa buah manis.

Variasi delima merah antara lain adalah delima merah dari Ngablak(Mangelang), yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: permukaan kulit buah bewarna merah tua; isi buah bewarna merah cerah; rasa buah manis; pada bagian pangkal buah terdapat warna hitam; dan buah tersusun dalam dompolan. Setiap dompolan terdiri atas 2 – 4 buah.

15


(33)

Gambar 2. Delima Merah

c. Delima Hitam (Ungu)

Delima hitam (ungu) mempunyai karakteristik sebagai berikut: pada waktu stadium kecil, buah berwarna hitam seperti busuk, namun setelah tua (matang) menjadi bewarna hitam kemerahan; daging buah berwarna merah muda dengan bercak merah di bagian tengahnya; rasa daging buah manis; tinggi tanaman mencapai 2 m; daun-daun berukuran kecil; bunga berwarna oranye; dan tanaman dapat berbuah sepanjang tahun.15

Gambar 3. Delima Hitam (ungu)

2.2.3 Kandungan Kimia Buah Delima

Delima terkenal memiliki banyak kandungan zat aktif pada beberapa bagian tanamannya, antara lain pada bagian akar, benih, daun, akar, buah, bunga, kulit batang dan kulit buahnya. Bagian-bagian tersebut memiliki kandungan kimia yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.

Kandungan kimia kulit buah delima merah mengandung phenolic punicalagins, ellagic acid, gallic acid, others fatty acid, catechin, EGCG, quercetin, rutin dan other flavonols, flavones, flavonones dan anthocynidins.

16


(34)

kulit kayu mengandung elligatanin including punicalin dan punicalagin dan numerous piperidine alkaloids. Daun mengandung tannins, flavones glycosides, luteolin dan apgenin.

Di dalam benih buah delima, mengandung 95% punicic acid, ellagicacid, others fatty acid dan sterols. Bunga buah delima mengandung gallic acid, ursolic acid, triterpenoids, maslinic dan Asiatic dan other unindentified constituents.

Daging buah berwarna merah bening dan membungkus biji; serta rasa buah manis.

16

15 Selain dapat dikonsumsi secara langsung, buah delima dapat dijadikan jus,

ekstrak maupun sari buah.Jus segar buah delima mengandung anthocyanins, glucose, ascorbic acid, ellagic acid, gallic acid, caffeic acid, catechin, EGCG, quercetin, rutin, iron dan aminoacids.16

2.2.4 Manfaat Kulit Buah Delima

Obat kumur buah delima ditemukan untuk mengurangi aktivitas α -glucosidase (enzim merendahkan sukrosa) dalam saliva dan itu juga ditemukan untuk meningkatkan aktivitas seruloplasmin (enzim antioksidan).8 Ekstrak buah delima sangat efektif untuk pengobatan denture stomatitis yang berhubungan dengan infeksi jamur kandidiasis. Ellagic acid buah delima ditemukan dapat menghambat α-amylase dalam saliva manusia yaitu mengkatalisis hidrolisis pati ke oligosakarida dan mengikat streptokokus, sehingga memberikan substrat bagi mikroba kariogenik.

Ekstrak kulit buah delima ditemukan kondusif untuk pemeliharan kebersihan mulut apabila pemeriksaan yang dilakukan terhadap tahap perkembangan gingivitis menurun.

8

Satu menit berkumur dengan obat kumur yang mengandung ekstrak kulit buah delima berhasil mengurangi jumlah mikroorganisme plak gigi.8

2.3 Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Delima Terhadap Jumlah Bakteri

Kulit buah delima memiliki aktivitas antibakteri karena adanya ellagic acid pada ekstrak kulit buah delima. Efek antibakteri ellagic acid berhubungan dengan struktur toksisitas dan molekular. Ellagic acid dapat mempengaruhi dinding sel dan menguraikan membran sel. Hazzani menyatakan bahwa ellagic acid dapat beraksi


(35)

pada dinding sel dan melewati membran sel dengan mengendapkan protein. Elagic acid dapat menghambat enzim dengan mengoksidase reagen dan mengganggu koagreagsi mikroorganisme serta dapat menonaktifkan adhesi mikroba, enzim dan selubung sel protein dan memodifikasi morfologi sel mikroorganisme.7


(36)

2.4 Kerangka Teori

Obat KumurEkstrak Kulit Buah Delima

Efek Antibakteri

Komponen Aktif

Kematian sel

Penurunan Jumlah Bakteri Dalam Saliva Ellagic acid

• Mempengaruhi dinding sel

• Melewati dan menguraikan membran sel

• Menghambat enzim bakteri

• Mengganggu koagregasi mikroorganisme

• Menonaktifkan adhesi dari mikroba


(37)

2.5 Kerangka Konsep

Variabel terikat:

Penurunan jumlah bakteri

dalam saliva

Variabel tak terkendali

1. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

Variabel terkendali:

1. Volume obat kumur yang

digunakan

2. Lama penggunaan obat

kumur

3. Konsentrasi ekstrak kulit buah delima dalam obat kumur

Variabel perlakuan:


(38)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies gigi dan penyakit periodontal adalah contoh penyakit terbanyak yang pada dasarnya disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme patogen di dalam rongga mulut. Sekumpulan mikroorganisme tersebut membentuk komunitas yang kompleks dan berkembang dalam suatu matriks polisakarida yang disebut plak gigi. Plak berupa lapisan tipis, berwarna dan lunak yang terdiri lebih dari 700 jenis bakteri dan melekat erat pada permukaan gigi.1

Penyakit mulut mulai dengan plak.2 Plak di permukaan gigi dapat dipakai sebagai salah satu indikator kebersihan mulut. Plak gigi adalah biofilm yang terdiri dari populasi bakteri yang tumbuh di permukaan gigi terperangkap dalam matrix polisakarida.2 Pembersihan yang kurang baik dapat menyebabkan plak semakin melekat dan menjadi karang gigi setelah mengalami kalsifikasi. Apabila plak telah menumpuk, akan terlihat berwarna abu-abu, kekuningan dan kuning. Plak biasanya terbentuk pada sepertiga permukaan gingiva. Plak tidak dapat terlihat akibat kesamaan warna dengan gigi. Identifikasi plak dapat dilakukan dengan skrining plak langsung dari permukaan gigi atau apabila diwarnai dengan disclosing solution.3

Berbagai jenis bakteri yang terdapat pada plak yaitu Streptococcus mutans, dan Lactobacillus sp. Jenis bakteri yang dominan pada hampir semua dental plak adalah bakteri jenis kokus terutama Streptococcus mutans. S. mutans, dan Lactobacillus sp. memiliki kemampuan mengonversi karbohidrat menjadi asam dan dapat menurunkan pH lingkungan rongga mulut dan melarutkan email untuk memproduksi lesi karies.

Ada banyak cara menurunkan jumlah koloni bakteri S. mutans dan Lactobacillus sp. dalam rongga mulut. Salah satu cara adalah dengan penggunaan obat kumur. Berkumur obat kumur adalah pembersihan rongga mulut secarakimiawi. Substansi kimia yaitu klorheksidin yang terdapat dalam obat kumur memiliki sifat antibakteri yang berguna untuk menurunkan jumlah koloni bakteri. Namun, obat


(39)

kumur klorheksidin yang selama ini beredar di pasaran dan dirasa aman ternyata memiliki efek samping yaitu menyebabkan perwarnaan gigi, rasa yang tidak menyenangkan pada waktu makan dan iritasi mukosa.5

Oleh karena itu, para peneliti telah melakukan banyak penelitian yang ditujukan untuk menurunkan jumlah bakteri dalam rongga mulut. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menurunkan jumlah bakteri adalah buah delima. Buah delima telah dikenal selama ratusan tahun dan bermanfaat-manfaat bagi kesehatan manusia. Tanaman ini ditanam secara luas di Iran, India, Turkey, Egypt, Tunisia, Spain dan Morocco. Tanaman ini sangat cocok untuk ditanam di tanah yang gembur dan tidak terendam oleh air, serta air tanahnya tidak dalam. Secara morfologi, tumbuhan delima (Punica granatum L.) dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 30 kaki. Daun buah delima berukuran 3-7 cm dengan luasnya 2 cm. Bunga delima biasanya berwarna merah, oranye dan merah muda. Buahnya berbentuk bulat heksagonal dengan diameter 5-12 cm, beratnya 200 gram, terdiri atas biji-biji kecil.

Delima memiliki kandungan polifenol, flavonoid, ellagic acid, dan antosianin yang merupakan antioksidan yang kuat. Antioksidan buah delima dapat menghambat pembentukan matriks polisakarida pada plak, menurunkan jumlah koloni bakteri dan mencegah terbentuknya asam. Ekstrak buah delima dapat menghambat pertumbuhan S. mutans secara in vitro. Kandungan ellagic acid yang tinggi di dalam buah delima dan berfungsi sebagai agen antibakteri, sehingga dapat menghambat perlekatan bakteri pada permukaan gigi.

6

Kulit buah delima memiliki kandungan ellagic acid yang tinggi. Ellagic acid dapat beraksi pada dinding sel dan melewati membrane sel dengan mengendapkan protein. Elagic acid dapat menghambat enzim dengan mengoksidase reagen dan mengganggu koagreagsi mikroorganisme serta dapat menonaktifkan adhesi mikroba, enzim dan selubung sel protein dan memodifikasi morfologi sel mikroorganisme.7

Obat kumur buah delima ditemukan untuk mengurangi aktivitas α -glucosidase (enzim merendahkan sukrosa) dalam saliva dan juga untuk meningkatkan aktivitas seruloplasmin (enzim antioksidan).Ekstrak buah delima sangat efektif untuk


(40)

pengobatan denture stomatitis yang berhubungan dengan infeksi jamur kandidiasis. Ellagic acid buah delima ditemukan dapat menghambat α-amylase dalam saliva manusia yaitu mengkatalisis hidrolisis pati ke oligosakarida dan mengikat streptokokus, sehingga memberikan substrat bagi mikroba kariogenik. Ekstrak kulit buah delima ditemukan kondusif untuk pemeliharan kebersihan mulut apabila pemeriksaan yang dilakukan terhadap tahap perkembangan gingivitis menurun.Satu menit berkumur dengan obat kumur yang mengandung ekstrak kulit buah delima berhasil mengurangi jumlah mikroorganisme plak gigi.

Penelitian Abdollahzadeh menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah delima memiliki efek antibakteri yang signifikan terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Lactobacillus acidophilus, S. mutans dan Streptococcus salivarius. Pada konsentrasi 4 mg/ml, 8 mg/ml dan 12 mg/ml memiliki aktivitas anitibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Hanya pada konsentrasi 8 mg/ml dan 12 mg/ml ekstrak kulit buah delima efektif terhadap Lactobacillus acidophilus, S. mutans dan Streptococcus salivarius.

8

Penelitian Moorthy menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah delima memiliki efek antibakteri yang signifikan terhadap Staphylococcus epidermidis, Yersinia enterocolitica, Salmonella paratyphi, Salmonella typhimurium, S. mutans, Salmonella brunei, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Pada konsentrasi 0.51 mg/ml memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dan Yersinia enterocolitica. Hanya pada konsentrasi 1.02 mg/ml ekstrak kulit buah delima efektif terhadap Salmonella paratyphi, Salmonella typhimurium, S. mutans, Salmonella brunei, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa.

9

Subramaniam melakukan penelitian dengan membandingkan efek antibakteri ekstrak kulit buah delima dan ekstrak lidah buaya pada S. mutans. Ekstrak kulit buah delima dan lidah buaya disiapkan dalam konsentrasi 5, 25, 50, dan 100%. Ekstrak kulit buah delima menunjukkan efek penghambatan S. mutans pada semua konsentrasi tetapi ekstrak lidah buaya menunjukkan efek penghambatan S. mutans pada konsentrasi 100%.

10


(41)

Penelitian Muslim menunjukkan bahwa ellagic acid yaitu kimiawi antibakteri yang terkandung dalam kulit buah delima efektif dalam penghambatan S. mutans. Ekstrak ellagic acid diuji untuk efek pada saliva yang mengandung S. mutans dengan konsentrasi 5 mg/ml. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5 mg/ml memiliki aktivitas antibakteri yang sangat signifikan terhadap S. mutans karena dapat mengurangkan jumlah bakteri dalam saliva. Ellagic acid memiliki kemampuan tinggi dalam penurunan jumlah bakteri dalam saliva.12

Permasalahan pada penelitian adalah apakah berkumur dengan larutan ekstrak buah delima 5% selama 1 menit dapat menurunkan jumlah bakteri dalam saliva dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu berkumur plasebo pada mahasiswa FKG USU ?

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penurunan bakteri dalam saliva setelah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% selama 1 menit dibandingkan kelompok kontrol yaitu berkumur plasebo pada mahasiswa FKG USU.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum (baseline salivary bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% pada mahasiswa FKG USU.

2. Untuk mengetahui rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum (baseline salivary bacterial count) dan sesudah berkumur plasebo pada mahasiswa FKG USU.

3. Untuk mengetahui perbedaan selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum (baseline salivary bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% pada mahasiswa FKG USU.

4. Untuk mengetahui perbedaan selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum (baseline salivary bacterial count) dan sesudah berkumur plasebo pada mahasiswa FKG USU.


(42)

5. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum (baseline salivary bacterial count) dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% dan plasebo pada mahasiswa FKG USU.

1.4 Hipotesis

Ada perbedaan penurunan jumlah bakteri sesudah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% selama 1 menit dalam saliva dibandingkan kelompok kontrol yaitu berkumur plasebo pada mahasiswa FKG USU.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah diharapkan menjadi masukan dan memberi informasi kepada masyarakat bahawa berkumur obat kumur ekstrak kulit buah delima 5% dapat digunakan sebagai metode tambahan pemeliharaan oral higiene karena mempunyai efek samping minimal dan aman digunakan.

2. Manfaat ilmiah penelitian ini adalah sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat tentang efektivitas berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% .

3. Manfaat untuk peneliti adalah peneliti memperoleh pengalaman melakukan penelitian.


(43)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2015

Patrick A/L Savari Dass

Penurunan jumlah bakteri dalam saliva setelah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima (Punica Granatum L.) 5% padamahasiswa FKG USU.

ix + 29 Halaman

Pemanfaatan obat kumur herbal membantu dalam menjaga kesehatan rongga mulut secara keseluruhan karena obat kumur herbal mengandung bahan aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan sebagai metode tambahan pemeliharaan oral higiene karena mempunyai efek samping minimal dan aman digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan jumlah bakteri dalam saliva setelah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima (Punica Granatum L.) 5% selama 1 menit dengan kelompok kontrol. Jenis penelitian ini adalah eksperimental ulang dengan rancangan pre dan post-test control group. Metode penelitian yang digunakan adalah double-blind study. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Sampel secara random dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% dan kelompok kontrol berkumur plasebo dengan masing-masing kelompok 15 orang. Penelitian pada dua kelompok dilakukan pada hari dan waktu yang sama dan diobservasi oleh 2 orang pelaksana untuk masing-masing kelompok. Sebelum memulai penelitian, sampel saliva kedua kelompok ditampung sebanyak 1 ml dalam tabung yang steril (pre-test) dan ditutup rapat. Pada kelompok perlakuan diberikan ekstrak kulit buah delima 5% sebanyak 10 ml dan kelompok kontrol diberikan plasebo sebanyak 10 ml, kemudian subjek diinstruksikan berkumur selama 1 menit. Setelah berkumur, air kumur dibuang dan saliva ditampung sebanyak 1 ml sekali lagi dalam tabung yang steril (post-test) dan ditutup rapat. Perhitungan jumlah bakteri


(44)

dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA USU. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t berpasangan dan tidak berpasangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% pada kelompok perlakuan yaitu 81,3x103 ± 25,2x103 CFU/ml dan pada kelompok kontrol yaitu 6x103 ± 3,1x103

Daftar Rujukan : 17 (2005- 2014)

CFU/ml dengan p<0,05. Sebagai kesimpulan bahwa berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% lebih efektif dibandingkan plasebo dalam menurunkan jumlah bakteri dalam saliva.


(45)

PENURUNAN JUMLAH BAKTERI DALAM SALIVA

SETELAH BERKUMUR LARUTAN EKSTRAK

KULIT BUAH DELIMA (

PUNICA

GRANATUM L.

) 5% PADA

MAHASISWA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi

Patrick A/L Savari Dass Nim:110600160

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(46)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2015

Patrick A/L Savari Dass

Penurunan jumlah bakteri dalam saliva setelah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima (Punica Granatum L.) 5% padamahasiswa FKG USU.

ix + 29 Halaman

Pemanfaatan obat kumur herbal membantu dalam menjaga kesehatan rongga mulut secara keseluruhan karena obat kumur herbal mengandung bahan aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan sebagai metode tambahan pemeliharaan oral higiene karena mempunyai efek samping minimal dan aman digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan jumlah bakteri dalam saliva setelah berkumur larutan ekstrak kulit buah delima (Punica Granatum L.) 5% selama 1 menit dengan kelompok kontrol. Jenis penelitian ini adalah eksperimental ulang dengan rancangan pre dan post-test control group. Metode penelitian yang digunakan adalah double-blind study. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Sampel secara random dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% dan kelompok kontrol berkumur plasebo dengan masing-masing kelompok 15 orang. Penelitian pada dua kelompok dilakukan pada hari dan waktu yang sama dan diobservasi oleh 2 orang pelaksana untuk masing-masing kelompok. Sebelum memulai penelitian, sampel saliva kedua kelompok ditampung sebanyak 1 ml dalam tabung yang steril (pre-test) dan ditutup rapat. Pada kelompok perlakuan diberikan ekstrak kulit buah delima 5% sebanyak 10 ml dan kelompok kontrol diberikan plasebo sebanyak 10 ml, kemudian subjek diinstruksikan berkumur selama 1 menit. Setelah berkumur, air kumur dibuang dan saliva ditampung sebanyak 1 ml sekali lagi dalam tabung yang steril (post-test) dan ditutup rapat. Perhitungan jumlah bakteri


(47)

dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA USU. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t berpasangan dan tidak berpasangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% pada kelompok perlakuan yaitu 81,3x103 ± 25,2x103 CFU/ml dan pada kelompok kontrol yaitu 6x103 ± 3,1x103

Daftar Rujukan : 17 (2005- 2014)

CFU/ml dengan p<0,05. Sebagai kesimpulan bahwa berkumur larutan ekstrak kulit buah delima 5% lebih efektif dibandingkan plasebo dalam menurunkan jumlah bakteri dalam saliva.


(48)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 28 Mei 2015

Pembimbing: Tanda tangan


(49)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 28 Mei 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D

ANGGOTA : 1. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM


(50)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, serta segala kemudahan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Lina Natamiharja, drg, SKM., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, saran, dukungan, bantuan, motivasi, dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Prof. Sondang Pintauli, drg., PhD., selaku Ketua Departmen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan dosen penguji, atas segala saran, dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Simson Damanik, drg., M.Kes, selaku dosen penguji, atas segala saran, dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Seluruh staf pengajar dan pengawai Departmen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan, saran, masukan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. drs. Awaluddin Saragih, M.Si., Apt., selaku Ketua Laboratorium Obat Tradisional yang telah membantu dalam prosedur pembuatan obat kumur.

7. dra. Nunuk Priyani, M.Sc., selaku Ketua Laboratorium Mikrobiologi yang telah membantu dalam prosedur penghitungan jumlah bakteri.


(51)

8. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Savari Dass dan Iruthayamary, adik-beradik penulis Janice, Denis dan Mathew serta seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang, doa, bimbingan, semangat, serta dukungan baik moril maupun materil yang selama ini diberikan kepada penulis.

9. Teman-teman seperjuangan, Vaisnavi, Jeewena, Drasiny, Chandra, Sri Ram Kumar, Haridren, Gavin dan Navin yang telah membantu memberi dukungan moral dan membantu di lapangan. Tidak lupa juga jutaan terima kasih buat teman lain yang memberi sokongan sehingga penulis mampu menyiapkan skripsi dengan baik.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi masyarakat.

Medan, 28 Mei 2015 Penulis,

(Patrick A/L Savari Dass)


(52)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Hipotesis ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saliva ... 6

2.2 Buah Delima ... 7

2.2.1 Klasifikasi Ilmiah Buah Delima ... 7

2.2.2 Jenis-jenis Buah Delima ... 8

2.2.3 Kandungan Kimia Buah Delima ... 9

2.2.4 Manfaat Buah Delima ... 10

2.3 Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Delima Terhadap Jumlah Bakteri ... 10

2.4 Kerangka Teori ... 12

2.5 Kerangka Konsep ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 14

3.2 Rancangan Penelitian ... 14

3.3 Tempat Penelitian ... 14

3.4 Populasi dan Sampel ... 14


(53)

3.4.2 Sampel ... 14

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 15

3.6 Metode Penelitian ... 16

3.6.1 Prosedur Pembuatan Obat Kumur ... 16

3.6.2 Prosedur Berkumur ... 17

3.6.3 Perhitungan Jumlah Bakteri Dalam Saliva ... 18

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 19

3.8 Etika Penelitian ... 19

3.9 Alur Penelitian ... 21

BAB 4 HASIL 4.1 Gambar Responden ... 22

4.2 Rata-rata Jumlah Bakteri dalam Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur dengan Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima 5% dan Plasebo ... 22

4.3Hasil Analisis Statistik Selisih Rata-rata Jumlah Bakteri Dalam Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima 5% dan Plasebo ... 23

BAB 5 PEMBAHASAN ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 26

6.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN


(54)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Delima Putih ... 8 2 Delima Merah ... 9 3 Delima Hitam (ungu) ... 9


(55)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Gambaran responden ... 22 2 Rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur

larutan kulit buah delima 5% dan kontrol ... 23 3 Hasil analisis statistik selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva

Sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% dan


(56)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kuesioner pemilihan sampel

2 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian 3 Informed consent

4 Lembar hasil pemeriksaan

5 Surat persetujuan komisi etik penelitian 6 Surat izin penelitian mikrobiologi 7 Hasil pemeriksaan mikrobiologi 8 Output analisis data


(1)

8. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Savari Dass dan Iruthayamary, adik-beradik penulis Janice, Denis dan Mathew serta seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang, doa, bimbingan, semangat, serta dukungan baik moril maupun materil yang selama ini diberikan kepada penulis.

9. Teman-teman seperjuangan, Vaisnavi, Jeewena, Drasiny, Chandra, Sri Ram Kumar, Haridren, Gavin dan Navin yang telah membantu memberi dukungan moral dan membantu di lapangan. Tidak lupa juga jutaan terima kasih buat teman lain yang memberi sokongan sehingga penulis mampu menyiapkan skripsi dengan baik.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi masyarakat.

Medan, 28 Mei 2015 Penulis,

(Patrick A/L Savari Dass)


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Hipotesis ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saliva ... 6

2.2 Buah Delima ... 7

2.2.1 Klasifikasi Ilmiah Buah Delima ... 7

2.2.2 Jenis-jenis Buah Delima ... 8

2.2.3 Kandungan Kimia Buah Delima ... 9

2.2.4 Manfaat Buah Delima ... 10

2.3 Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Delima Terhadap Jumlah Bakteri ... 10

2.4 Kerangka Teori ... 12

2.5 Kerangka Konsep ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 14

3.2 Rancangan Penelitian ... 14

3.3 Tempat Penelitian ... 14

3.4 Populasi dan Sampel ... 14


(3)

3.4.2 Sampel ... 14

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 15

3.6 Metode Penelitian ... 16

3.6.1 Prosedur Pembuatan Obat Kumur ... 16

3.6.2 Prosedur Berkumur ... 17

3.6.3 Perhitungan Jumlah Bakteri Dalam Saliva ... 18

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 19

3.8 Etika Penelitian ... 19

3.9 Alur Penelitian ... 21

BAB 4 HASIL 4.1 Gambar Responden ... 22

4.2 Rata-rata Jumlah Bakteri dalam Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur dengan Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima 5% dan Plasebo ... 22

4.3Hasil Analisis Statistik Selisih Rata-rata Jumlah Bakteri Dalam Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur Larutan Ekstrak Kulit Buah Delima 5% dan Plasebo ... 23

BAB 5 PEMBAHASAN ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 26

6.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Delima Putih ... 8 2 Delima Merah ... 9 3 Delima Hitam (ungu) ... 9


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Gambaran responden ... 22 2 Rata-rata jumlah bakteri dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur

larutan kulit buah delima 5% dan kontrol ... 23 3 Hasil analisis statistik selisih rata-rata jumlah bakteri dalam saliva

Sebelum dan sesudah berkumur ekstrak kulit buah delima 5% dan


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kuesioner pemilihan sampel

2 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

3 Informed consent

4 Lembar hasil pemeriksaan

5 Surat persetujuan komisi etik penelitian 6 Surat izin penelitian mikrobiologi 7 Hasil pemeriksaan mikrobiologi 8 Output analisis data