1. Peneguran
2. Usul untuk dipecat dan diberhentikan;
3. Pemberhentian yang dimaksud dalam pasal 84 dan pasal 85 UUJN
Hukuman dalam arti teknis adalah semua denda, demikian juga pemecatan yang dimaksud dalam pasal 7, 16, 17, 27, 32, 37, 54, 58, 59,63 UUJN. Hukuman disiplinair
pasal 84 UUJN yang dapat diberlakukan terhadap notaris, misalnya apabila notaris yang bersangkutan :
a. Melakukan perbuatan tercela atau melanggar kesusilaan;
b. Mengabaikan tugas jabatan;
Melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan keluhuran martabat jabatannya, sepanjang untuk itu berdasarkan ketentuan-ketentuan UUJN tidak
dikenakan hukuman pidana, dengan tidak mengurangi kemungkinan untuk juga dikenakan hukuman berdasarkan perundang-undangan lain.
2. Konsepsi
Konsep merupakan bagian terpenting dari pada teori. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dengan observasi, antara
abstraksi dan realita
57
. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan defenisi
57
Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES, 1989, hal. 34
Universitas Sumatera Utara
operasional.
58
. Pentingnya operasional adalah untuk menghindari perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai.
59
Dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum
60
, guna menghindari perbedaan penafsiran dari istilah yang dipakai, selain itu juga dipergunakan sebagai
pegangan dalam proses penelitian ini. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus
didefenisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil dalam penelitian ini yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan yaitu:
1. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya kalau
ada sesuatu hal, boleh dituntut, diperkarakan dan sebagainya.
61
Notaris sebagai pejabat umum openbaar ambtenaar yang berwenang membuat akta
otentik dapat dibebani tanggungjawab atas perbuatannya sehubungan dengan profesinya dalam membuat akta. Tanggungjawab notaris dapat dibedakan
dalam 4 poin yakni:
62
1. Tanggung jawab notaris secara perdata terhadap kebenaran materiil
terhadap akta yang dibuatnya; 2.
Tanggung jawab notaris secara pidana terhadap kebenaran materiil dalam akta yang dibuatnya;
3. Tanggung jawab notaris berdasarkan Peraturan Jabatan Notaris terhadap
kebenaran materiil dalam akta yang dibuatnya;
58
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Raja garfindo, 1998, hal. 307.
59
Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia, Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Bandung, Alumni, 2004, hal 31.
60
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1996 hal. 28
61
Jhon Surjadi Hartanto, Kamus Bahasa Indonesia 1998, Surabaya, hal. 328.
62
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia Prespektif Hukum dan Etika, cetakan Pertama, Yogyakarta, UII Press, 2009, hal. 34.
Universitas Sumatera Utara
4. Tanggung jawab notaris dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan
kode etik notaris.
2. Notaris adalah pejabat umum, yang berwenang membuat akta otentik
mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan atau dikehendaki yang berkepentingan
untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta.
63
3. Sanksi adalah merupakan alat kekuasaan yang bersifat hukum publik yang
digunakan oleh penguasa sebagai reaksi terhadap ketidak patuhan pada norma hukum administrasi.
4. Majelis Pengawas adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan dan
kewajiban untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap notaris. 5.
Administrasi berasal dari kata ministrate Latin yang berarti to serve atau melayani. Dalam hal ini executifadministrasi adalah pihak yang melayani
yaitu Notaris dan warga masyarakat klien adalah pihak yang dilayani.
64
6. Disebut Mal administrasi, bila mengandung unsur –unsur sebagai berikut:
65
a. Bersifat Memihak
63
Pasal 1 huruf I Juncto pasal 15 ayat 1 Undang – Undang No. 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
64
Muhammad Abduh, Profil Hukum Administrasi Negara Indonesia HANI dikaitkan dengan Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN, dalam pidato
pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Mata Pelajaran Hukum Administrasi Negara pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, diucapkan pada hari sabtu tanggal 22 oktober 1988 di
Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 1988, hal, 8.
65
Muhammad Abduh yang mengutip pendapat Mr. Crossman Inggris, Modul Kumpulan Bahan Kuliah S2 Ilmu Hukum, Konsentrasi HAN, Capita Selecta dan Perbandingan Hukum
Administrasi Negara, Program Studi Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2003, hal. 37.
Universitas Sumatera Utara
b. Kelalaian Kecerobohan
c. Kurang hati-hati
d. Kelambatan Penyelesaian
e. Tidak berkompeten
f. Tidak mampu menyelesaikan
g. Kesewenang-wenangan
h. Kurang teliti
7. Kode Etik Notaris adalah norma-norma atau peraturan-peraturan mengenai
etika bagi seorang notaris secara tertulis maupun tidak tertulis yang merupakan ketentuan yang mengatur hubungan notaris dengan sesama rekan
notaris, hubungan notaris dengan klien dan di dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
8. Jabatan berarti pekerjaan tugas dalam pemerintahan atau organisasi.
66
Jabatan dalam arti Ambt
67
merupakan fungsi, tugas, wilayah kerja pemerintah pada umumnya atau badan perlengkapan pada khususnya. Jabatan ambt
ialah suatu lingkungan pekerjaan tetap kring van vaste werkzaamheden yang diadakan dan dilakukan guna kepentingan Negara kepentingan umum
66
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen pendidikan dan kebudayaan – Balai Pustaka, Jakarta, 1994, Hal. 392
67
N.E. Algra, H.R.W. Gokkel dkk, Kamus Istilah Hukum Fockema Andreae-Belanda
- Ind o ne sia ,
Binacipta, Jakarta, 1983, Hal. 29
Universitas Sumatera Utara
G. Metode Penelitian
1. Sifat Penelitian