BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan unsur hara untuk tanaman kelapa sawit biasanya diduga melalui analisis dari bahan panen dan daun batang sebagai pedoman yang mudah untuk dapat
memberikan indikasi kebutuhan unsur hara buatan tanaman kelapa sawit adalah dari hasil analisis daun.
Hal ini disebabkan karena daun merupakan bagian yang paling efektif dari tanaman. Dari hasil analisis daun akan dapat diperoleh petunjuk secara kuantitatif
unsur hara yang diserap oleh tanaman baik yang berasal dari tanah, air hujan, dan pupuk yang ditambahkan.
Interpretasi hasil analisis daun secara nyata dapat menunjukkan defisiensi yang terjadi dengan membandingankan angka tarif krisis untuk daun kelapa sawit. Dari
angka hasil analisis daun yang diperoleh dari laboratorium kemudian dibandingkan dengan angka tarif krisis, maka akan dapat disimpulkan gejala kekurangan unsur hara
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Pada tanaman, Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion yang tergantung pada jenis mineral pembentuk tanah dan kondisi cuaca setempat, Kalium di
dalam jaringan tetap berbentuk ion dan tidak ditemukan dalam bentuk senyawa organik yang bersifat mudah bergerak sehingga siap dipindahkan dari satu organ ke
organ lain yang membutuhkan.Secara umum peran kalium berhubungan dengan proses metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi, sedangkan Gejala awal
defesiensi Kalium pada tanaman adalah terlihat pada daun yang muncul warna kuning di pinggir dan diujung daun yang sudah tua, yang akhirnya mengering dan rontok
yang diikuti dengan batang dan cabang yang lemah dan mudah rebah. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan analisa unsur hara Kalium pada
daun kelapa sawit secara spektrofotometri.
1.2. Permasalahan
Beberapa jumlah kadar unsur hara Kalium yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit untuk menghindari tanah kekurangan Kalium dapat ditentukan berapa banyak
pupuk Kalium yang harus diberikan pada tanaman sehingga diperoleh pertumbuhan yang cepat dan hasil buah yang maksimal.
1.3. Tujuan