Analisa Laporan Keuangan Pada Ppks ( Pusat Penelitian Kelapa Sawit ) Unit Marihat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA PPKS (PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT ) UNIT MARIHAT
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
YULINA FITRIANI S R 122101106
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : YULINA FITRIANI S R
NIM : 122101106
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA PPKS
( PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT ) UNIT MARIHAT
Tanggal : ……....2015 DOSEN PEMBIMBING
Dr. Elisabet Siahaan, SE., M.Ec. NIP. 197803132002122001
Tanggal : ………2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III
MANAJEMEN KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 197411232000122001
Tanggal : ………2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec.Ac,Ak,CA NIP. 195604071980021001
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan ridhoNya kepada penulis sehingga tugas akhir yang berjudul “ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA PPKS ( PUSAT
PENELITIAN KELAPA SAWIT ) UNIT MARIHAT” ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mendapatkan gelar ahli madya Diploma ( Amd ) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.
Didalam melakukan penulisan tugas akhir ini penulis banyak mengalami keterbatasan dalam pemikiran serta hambatan-hambatan baik dalam pengumpulan data maupun menuangkan data-data tersebut kedalam tugas akhir. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan isi Tugas Akhir ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. selaku ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE.,M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Elisabet Siahaan, SE.,M.Ec. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan dan koreksi kepada penulis.
(4)
4. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak H. Surianto Sinaga, SH, MM. Selaku Ka. Unit PPKS Marihat.
6. Bapak Edison Siregar dan Bapak Bambang selaku Penanggung Jawab Jabatan bidang keuangan dan mentor penulis di kantor PPKS Unit Marihat.
7. Bapak Juli Kuswondo, S.IP.M.Si selaku karyawan Keuangan PPKS Marihat yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
8. Seluruh karyawan dan karyawati bagian keuangan PPKS unit Marihat
9. Secara khusus kepada Ayah dan Ibu tercinta yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama menjalankan pendidikan sampai penyelesaian tugas akhir ini
10.Sahabat-sahabat tersayang Atifah, Riska, Bayu, Nisa, Aldi, Yuni dan Iyus yang telah membantu serta memberikan motivasi kepada penulis.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat berguna dan bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin.
Medan, Juni 2015 Penulis
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 2
1.4Manfaat Penelitian ... 3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 4
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 4
2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 5
2.3 Struktur Organisasi ... 6
2.4 Uraian Tugas ... 10
2.5 Jaringan Usaha / Kegiatan ... 15
2.6 Kinerja Usaha Terkini ... 18
BAB III PEMBAHASAN ... 20
3.1 Laporan Keuangan ... 20
3.2 Karakteristik Laporan Keuangan ... 21
3.3 Tujuan Laporan Keuangan ... 22
3.4 Sifat Laporan Keuangan ... 23
3.5 Keterbatasan Laporan Keuangan ... 24
3.6 Jenis Laporan Keuangan ... 25
3.7 Analisa Laporan Keuangan ... 32
3.8 Laporan Keuangan PPKS Unit Marihat ... 34
(6)
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
4.1 Kesimpulan ... 53
4.2 Saran ... 54
(7)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 3.9.1 Laporan Keuangan PPKS Unit Marihat 34 Tahun 2012 dan 2013
Tabel 3.9.2 Laporan Laba Rugi PPKS Unit Marihat 36 Tahun 2012 dan 2013
Tabel 3.9.3 Laporan Arus Kas PPKS Unit Marihat 37 Tahun 2012 dan 2013
Tabel 3.9.4 Rasio-rasio Keuangan PPKS Unit Marihat 51 Tahun 2012 dan 2013
(8)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.3.1 Struktur Organisasi PPKS Medan 2014 8 Gambar 2.3.2 Struktur Organisasi PPKS Unit Marihat 2014 9
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap kegiatan usaha atau bisnis yang dijalankan oleh suatu perusahaan baik perusahaan dagang, jasa dan manufaktur pasti mempunyai satu tujuan utama yang sama, yaitu memaksimumkan laba atas usaha yang dijalankan untuk kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang, seperti halnya pada perusahaan PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Unit Marihat.
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau pada jangka waktu tertentu. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
Semua perusahaan termasuk perusahaan PPKS Unit Marihat Pematang Siantar pasti memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan sebenarnya pada perusahaan dan pengambilan keputusan dalam investasi. Hasil analisis dari laporan keuangan nantinya dapat memberikan informasi bagi banyak pihak, misalnya para pemegang saham, manajemen perusahaan, kreditur dan lain sebagainya, dan juga hasil dari analisis laporan keuangan tersebut dapat memperbaiki kelemahan atau kesalahan di masa lalu dan dapat mempertahankan hasil yang sudah cukup baik sehingga nantinya dapat ditingkatkan pada masa yang akan datang.
Oleh karena itu perusahaan PPKS Unit Marihat harus dapat mengetahui posisi keuangannya dengan cara menganalisis Laporan Keuangan melalui
(10)
penggunaan beberapa rasio keuangan yang dapat menjelaskan keadaan perusahaan. Rasio yang digunakan penulis dalam menganalisis Laporan Keuangan PPKS Unit Marihat adalah rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas.
Berdasarkan alasan-alasan diatas maka penulis memilih Tugas Akhir ini dengan judul “ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA PPKS (PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT) UNIT MARIHAT”.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah adalah suatu kenyataan yang tidak seharusnya terjadi karena menyimpang dari rencana, standar, kebiasaan dan menuntut suatu tindakan. Perumusan masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum sampai pada tahap pembahasan. Tujuannya adalah agar penelitian dapat lebih terarah dan dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Sesuai dengan penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis, maka diperoleh masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yaitu :
1. Bagaimana sebenarnya keadaan keuangan PPKS Unit Marihat dilihat dari analisis rasio-rasio keuangan?
2. Bagaimana perkembangan yang telah dicapai perusahaan pada tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2013?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui keadaan keuangan PPKS Unit Marihat dilihat dari analisis rasio-rasio keuangan.
b. Untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai perusahaan pada tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2013.
(11)
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Sebagai salah satu informasi bagi manajemen perusahaan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan investasi.
b. Bagi Penulis
1. Merupakan sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima penulis selama berada dibangku perkuliahan
2. Guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III, Jurusan Manajemen Keuangan, Universitas Sumatera Utara, Medan.
(12)
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1Sejarah Singkat Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Cikal bakal Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) didirikan oleh Algemeene Proefstation der AVROS (APA) pada 26 September 1916, yang di kemudian hari dikenal dengan nama RISPA (Research Institute of the Sumatra Planters Association). Pada tahun 1968 RISPA berubah menjadi Balai Penelitian
Perkebunan (BPP) Medan. Pada tahun 1987, BPP ditempatkan di bawah koordinasi AP3I (Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia) dan Badan Litbang Pertanian, dengan sebutan Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun).
Pusat Penelitian Kelapa Sawit merupakan gabungan dari 3 lembaga penelitian, yaitu Pusat penelitian Perkebunan (Puslitbun) Medan, Puslitbun Marihat, dan Puslitbun Bandar Kuala yang didirikan berdasarkan surat keputusan Ketua DPH-AP31 No. 084/Kpts/DPH/XII/1993 pada 24 Desember 1992. Pusat Penelitian Kelapa Sawit berada dalam koordinasi Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI), Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia yang anggotanya terdiri dari PT.Perkebunan Nusantara dan PT.Rajawali Nusantara Indonesia.
Sejak 22 Desember 2009, LRPI resmi mendapatkan badan hukum dari PT.Riset Perkebunan Nusantara (PT.RPN-anak perusahaan BUMN Perkebunan). PT.RPN merupakan transformasi sistem pengelolaan dari non coorporate research menjadi coorporate research dan efektif mulai beroperasi pada tanggal 5
Februari 2010 dan mengelola 5 Puslit dan 1 Balit. PPKS dalam waktu dekat akan
(13)
Dalam melaksanakan kegiatannya, PPKS dibina oleh Dewan Penyantun LRPI yang beranggotakan Direktur Jenderal Perkebunan, Kepala Badan Litbang Pertanian, Deputi Menteri Negara BUMN Bidang Agro Industri, Kehutanan, Kertas, Percetakan dan Penerbitan, dan Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan yang mewakili pemerintah. PPKS diharapkan menjadi center of excelence yang dijadikan acuan dalam penentuan kebijakan pembangunan industri kelapa sawit. Sedangkan misi PPKS adalah menunjang industri kelapa sawit di Indonesia melalui penelitian dan pengembangan, serta pelayanan. Diharapkan melalui peket teknologi maupun pengembangan IPTEK yang dihasilkan, PPKS dapat menjadi motor penggerak (prime mover) bagi pengembangan industri
perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
PPKS merupakan satu-satunya lembaga penelitian milik pemerintah yang bergerak dalam penelitian semua aspek kelapa sawit. Pentingnya peran PPKS dalam menunjang perkembangan industri kelapa sawit nasional, telah diakui oleh berbagai pihak sehingga PPKS memperoleh penghargaan berupa Achmad Bakrie Award bidang Teknologi pada Tahun 2008 dan Anugerah Iptek dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) pada Tahun 2011. Selain itu, PPKS ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) oleh Kemenristek sejak Tahun 2011.
2.2Visi dan Misi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
VISI
Menjadi lembaga penelitian bertaraf internasional yang mampu menjadi acuan (center of exellence) bagi dunia perkelapasawitan, yang dalam kegiatannya
mampu mandiri secara finansial dan memiliki sumber daya insani yang berkualitas dan sejahtera.
(14)
MISI
1. Mengembangkan teknologi unggul perkelapasawitan melalui penelitian yang efektif dan efisien dan melakukan kegiatan pelayanan tepat sasaran.
2. Menunjang pengembangan perkelapasawitan nasional melalui penyediaan produk dan jasa pelayanan, dan konsep/pemikiran penanganan masalah kelapa sawit.
3. Mendorong pengembangan SDM, lapangan kerja dan pelestarian sumber daya alam/lingkungan.
4. Menggali potensi usaha sendiri dalam kerangka institusi nirlaba yang berbadan hukum, yang tidak mengutamakan keuntungan untuk dapat mandiri dan sejahtera secara berkesinambungan.
2.3Struktur Organisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi ini hanya menjadi wadah dan alat untuk melakukan proses manajemen. Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi untuk menggambarkan secara jelas unsur-unsur yang membantu pimpinan dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Struktur organisasi adalah susunan dari jabatan yang ada dan juga merupakan hubungan antara jabatan dalam suatu organisasi.
Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan berlangsung ke atas dan ke bawah serta ada karyawan yang bertanggung jawab tidak hanya kepada satu atasan.
(15)
Untuk melaksanakan kegiatannya Pusat Penelitian Kelapa Sawit memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Direktur I sebagai penanggung jawab umum – keuangan dan Direktur II sebagai penanggung jawab penelitian dan pengembangan. Untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan, Direktur dibantu oleh Asisten Direktur Pra Panen dan Asisten Direktur Pasca Panen.
Direktur juga dibantu oleh dua orang Kepala Biro yaitu Kepala Biro Umum yang menangani masalah administrasi, dan Kepala Biro Pelayanan yang menangani masalah pelayanan. Sementara untuk menangani masalah Kebun Percobaan/sub station yang ada eks Puslitbun Medan dan eks Puslitbun Marihat-Bandar Kuala, Direktur dibantu oleh Kepala Balai Penelitian Medan dan Kepala Balai Penelitian Marihat-Bandar Kuala.
Kegiatan Puslit Kelapa Sawit ini dimungkinkan oleh adanya tenaga peneliti yang berkemampuan dan berdedikasi tinggi serta didukung oleh sarana penelitian yang memadai. Pada saat ini Pusat Penelitian Kelapa Sawit mempunyai 78 orang tenaga peneliti dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu, 23 orang diantaranya berpendidikan S2 dan 6 orang S3. Mereka dibantu oleh 19 orang staf penunjang peneliti dan 36 orang staf administrasi. Di samping itu kegiatan di Puslit Kelapa Sawit didukung oleh karyawan dan tenaga honorer.
(16)
STRUKTUR ORGANISASI PPKS MEDAN 2014
Gambar 2.3.1 Struktur Organisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan DIREKTUR Kepala Bidang Penelitian • Urusan Kerjasama & Dukungan Penelitian • Administrasi Penelitian • Pemuliaan &
Bioteknologi Tanaman • Ilmu Tanah &
Agronomi • Proteksi
Tanaman • Pengolahan
Hasil & Mutu • Rekayasa
Teknologi & Pengelolaan Lingkungan • Sosio
Tekno-Ekonomi Kepala Biro Umum/ SDM Kepala Bidang Usaha General Manager SUS Bahan Tanaman
• Unit Usaha Medan • Unit Usaha
Marihat
• Pengembangan Usaha & Promosi • Pelayanan Jasa
& Konsultasi • Laboratorium Pelayanan • Breeding Research For Development • Pohon Induk • Produksi
• Quality Control / Quality
Assurance • Pemasaran &
Logistik
• Kultur Jaringan • SDM & Hukum
• Keuangan & Akuntansi • Rumah Tangga • Pengadaan &
Inventaris
Intern Audit
• Management Representative & ISO Team
(17)
STRUKTUR ORGANISASI PPKS UNIT MARIHAT 2014
Sumber. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Marihat
Gambar 2.3.2 Struktur Organisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Mariha
KA. UNIT PPKS MARIHAT
Keuangan
• Keuangan • Verifikasi • Poliklinik • Mess I & II
Administrasi / SDM
URT Kebun Produksi / Bibitan
• Biro URT • Kemotoran • Bengkel • Listrik • Air • Gudang • Pustaka / Aula • Perawatan
Lapangan • Tennis
Lapangan
• Kalianta • Dalu – dalu • Sijambu – jambu • T.Dalam / P.
Maria
• Padang Madarsah • Simirik
• Bibitan Komersil • SDM /
Personalia • Telepon / Fax • Pos
• TK
• Titipan Baby • Gereja • Mesjid
• Darma Wanita • Fotocopy • Security
(18)
2.4Uraian Tugas (Job Description)
Jabatan - jabatan yang ada berdasarkan struktur organisasi pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Direktur
Berfungsi memimpin Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan komoditi Perkebunan Kelapa Sawit dan Kakao, dan sebagai penanggung jawab kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai dengan yang ditetapkan rapat anggota dan DPH-AP3I. Adapun tugas-tugas Direktur adalah sebagai berikut :
a. Mengarahkan kebijakan penelitian dan pengembangan, komoditi perkebunan Kelapa Sawit dan Kakao dalam mencapai maksud dan tujuan PPKS Medan. b. Membina seluruh jajaran unit kerja guna pencapaian maksud dan tujuan PPKS
Medan.
c. Mengelola kegiatan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dan bertindak atas nama Pusat Penelitian Kelapa Sawit dalam melakukan hubungan dengan pihak luar untuk menjamin terselenggara fungsi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.
d. Mengupayakan kemandirian dalam mengatasi sumber daya alam dan sumber dana sesuai dengan AD dan ART AP3I yang disahkan.
2. Kepala Urusan SDM/Hukum
Berfungsi membantu di bidang hukum yang bertanggung jawab kepada kepala bagian personalia. Adapun tugas kepala urusan SDM/Hukum adalah :
(19)
a. Menjadi pengacara penasehat hukum untuk dan atas nama perusahaan dan karyawan.
b. Menghubungi instansi lain yang ada kaitannya dengan masalah hukum. c. Melakukan tata usaha di bidang hukum.
3. Kepala Urusan Akuntan dan Keuangan
Berfungsi sebagai penunjang di bidang keuangan yang bertanggung jawab kepada kepala biro umum. Berikut adalah tugas-tugas kepala bagian keuangan :
a. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan.
b. Menyelenggarakan pembayaran dan penerimaan kas. c. Melakukan tata usaha keuangan.
d. Menyelenggarakan administrasi penjualan hasil dan jasa. 4. Kepala Usaha Rumah Tangga
Berfungsi membantu di bidang kerumah tanggaan, yang bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi. Tugas kepala Sub bagian kerumah tanggaan adalah :
a. Memelihara gedung dan rumah dinas.
b. Melakukan perbengkelan dan pool kendaraan.
c. Membetulkan dan memperbaiki gedung, rumah dan emplasemen. d. Memelihara kebersihan halaman.
e. Melakukan ketata usahaan rumah tangga. 5. Kepala Bidang Usaha
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Membuat garis besar sistem atau metode pelaksanaan bidang usaha dan pengendalian.
(20)
b. Memimpin dan mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan kelompok usaha.
c. Mempersiapkan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja lingkup bidang usaha.
d. Meningkatkan produktivitas Kelapa Sawit di lingkup bidang usaha.
e. Mengajukan usulan program pengembangan usaha, jasa pelayanan konsultasi dan jasa laboratorium, program pelatihan dan promosi serta pengembangan/pembangunan Kelapa Sawit yang baru.
f. Mengusulkan rencana perubahan teknis untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan usaha.
g. Menyampaikan laporan pelaksanaan dan hasil akhir kegiatan di bidang kepada direktur.
6. Kepala Unit Usaha Medan
Berfungsi sebagai pengelola dan pengawas pelaksanaan. Adapun tugas-tugas unit usaha Medan adalah :
a. Pengawasan seluruh kebun lingkup unit usaha Medan.
b. Membantu dan menerima tugas yang berkaitan dengan unit usaha Medan dan untuk kepala bidang usaha.
c. Melakukan pengawasan/menilai kepegawaian, pengendalian pelaksanaan di lingkup unit usaha Medan.
d. Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan opersional kebun lingkup usaha Medan dengan tujuan efektivitas dan efisiensi.
e. Pengawasan pelaksanaan kontrak perjanjian kerja pemeliharaan tanaman di kebun lingkup unit usaha Medan dengan pihak ketiga.
(21)
7. Kepala Unit Usaha Marihat Memiliki tugas sebagai berikut :
a. Membuat garis besar sistem metode pelaksanaan kegiatan operasional dan pengendalian diseluruh wilayah kerja.
b. Merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan operasional di wilayah kerja.
c. Mempersiapkan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja lingkup Marihat.
d. Membantu kegiatan operasional unit usaha produksi dan kegiatan peneliti. e. Mengajukan usulan perluasan bidang usaha dan rencana perubahan teknis dan
pencapaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan operasional. 8. Manajer Pengembangan Usaha Promosi (PUP)
Berfungsi sebagai berikut :
a. Manajer PUP berfungsi sebagai pengelola dan pengawas pelaksanaan tugas sepuluh kegiatan penanggung jawab meliputi administrasi, pameran, pelatihan/training, teknologi informasi, publikasi, perpustakaan, pustekinfo dan waralaba, serta bisnis center.
b. Membantu kepala bidang usaha dalam mengelola semua kegiatan yang berkaitan dengan :
1. Sumber dana yang ada lingkup pengembangan usaha dan promosi meliputi sumber daya manusia, keuangan dan fasilitas.
2. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran.
3. Mengusulkan pengadaan/penambahan karyawan yang diperlukan di lingkup bidang serta mutasi bawahan.
(22)
Jabatan - jabatan yang ada berdasarkan struktur organisasi pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Unit Marihat memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Kepala Unit Usaha Marihat Memiliki tugas sebagai berikut :
a. Membuat garis besar sistem metode pelaksanaan kegiatan operasional dan pengendalian diseluruh wilayah kerja.
b. Merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan operasional di wilayah kerja.
c. Mempersiapkan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja lingkup Marihat.
d. Membantu kegiatan operasional unit usaha produksi dan kegiatan peneliti. e. Mengajukan usulan perluasan bidang usaha dan rencana perubahan teknis dan
pencapaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan operasional. 2. Kepala Urusan Keuangan
Berfungsi sebagai penunjang di bidang keuangan yang bertanggung jawab kepada kepala biro umum. Berikut adalah tugas-tugas kepala bagian keuangan :
a. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan.
b. Menyelenggarakan pembayaran dan penerimaan kas. c. Melakukan tata usaha keuangan.
d. Menyelenggarakan administrasi penjualan hasil dan jasa. 3. Kepala Urusan Administrasi/SDM
Berfungsi membantu di bidang hukum yang bertanggung jawab kepada kepala bagian personalia. Adapun tugas kepala urusan SDM adalah :
(23)
a. Menjadi pengacara penasehat hukum untuk dan atas nama perusahaan dan karyawan.
b. Menghubungi instansi lain yang ada kaitannya dengan masalah hukum. c. Melakukan tata usaha di bidang hukum.
4. Kepala Usaha Rumah Tangga
Berfungsi membantu di bidang kerumah tanggaan, yang bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi. Tugas kepala Sub bagian kerumah tanggaan adalah :
a. Memelihara gedung dan rumah dinas.
b. Melakukan perbengkelan dan pool kendaraan.
c. Membetulkan dan memperbaiki gedung, rumah dan emplasemen. d. Memelihara kebersihan halaman.
e. Melakukan ketata usahaan rumah tangga. 5. Kepala Kebun Produksi
Kepala Bidang Perkebunan mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan Kegiatan Perbenihan Perkebunan.
b. Penyelenggaraan Kegiatan Peningkatan Produksi Perkebunan.
c. Penyelenggaraan Kegiatan Konservasi dan Perlindungan Tanaman Perkebunan.
2.5 Jaringan Usaha/Kegiatan
PPKS memiliki berbagai sarana penelitian berupa laboratorium maupun kebun-kebun percobaan, sebagai berikut:
1. Laboratorium penelitian dan pelayanan yang dilengkapi peralatan canggih seperti : Gas Chromatography (GC), High Performance Liquid
(24)
Chromatography (HPLC), Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), XDS NIR Analyzer Liquid, Digital pH meter, Spectrophotometer UV/VIS, dan lain-lain.
2. Kebun Induk untuk menghasilkan benih dan bibit unggul kelapa sawit.
3. Kebun Percobaan dan Percontohan yang tersebar di 4 (empat) provinsi, yaitu : Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat dengan total luas areal mencapai ± 2.900 ha.
4. Perangkat Geographic Information System (GIS) dan Global Positioning System (GPS) untuk survei dan pemetaan lahan.
5. Perpustakaan yang memiliki koleksi literatur perkelapasawitan terlengkap di Indonesia
6. Pilot Plant Biodiesel 7. Pilot Plant Oleo Pangan 8. Workshop
Program Penelitian
1. Peningkatan produktivitas dan efisiensi faktor produksi 2. Pengembangan industri hilir
3. Peningkatan pemahaman terhadap peran kelapa sawit dalam aspek lingkungan dan kesehatan.
4. Pengembangan energi alternatif
5. Mempercepat dan mempertajam program riset dan pengembangan kelapa sawit dalam upaya meningkatkan daya saing.
(25)
Dalam upaya peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan, PPKS menjalin kerjasama dengan berbagai institusi di dalam maupun di luar negeri, diantaranya : 1. Oil Palm Genome Project (OPGP), konsorsium 16 institusi dari 6 negara. 2. Kerjasama penelitian industri hilir kelapa sawit TÜV Rheinland, University of
Dresden, VW (Jerman), National Agricultural and Food Research Organization (Jepang), Evonik (Austria), GIZ (Jerman) dan Seafast Center.
3. Kerjasama dengan Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mengenai penyakit Ganoderma.
4. Konsorsium Ganoderma dengan beberapa lembaga penelitian untuk pengendalian penyakit Ganoderma.
5. Konsorsium Eksplorasi Plasma Nutfah dengan produsen benih kelapa sawit lain di Indonesia.
6. Kerjasama dengan Pusat Penelitian di bawah PT RPN dalam pengembangan pupuk hayati.
7. Kerjasama dengan Kementerian Pertanian RI dalam dengan Kementerian Pertanian RI dengan Kementerian Pertanian RI pengembangan paket teknologi produksi biodiesel, bahan lubrikan dari minyak sawit, briket arang dari tandan kosong sawit, dan pengembangan dan pendidikan petani kelapa sawit .
8. Kerjasama penelitian dengan lembaga pendidikan dan lembaga penelitian, seperti: ITB, IPB, UGM, UNS, USU, Balai Besar Pulp dan Kertas (BPPK), BPPT dan lain-lain, dalam berbagai aspek industri hulu maupun industri hilir kelapa sawit.
9. Kerjasama penelitian dengan BUMN Perkebunan dan perusahaan swasta terutama dalam peningkatan produktivitas tanaman.
(26)
2.6 Kinerja Usaha Terkini
Waralaba
Guna mencegah beredarnya benih kelapa sawit ilegitim (asalan,palsu) dan tidak unggul, maka PPKS membuat mekanisme baru penyaluran benih kelapa sawit melalui sistem waralaba. Waralaba dilaksanakan dengan perorangan, instansi atau perusahaan swasta yang telah mendapat rekomendasi dari Dinas Perkebunan atau Pertanian setempat.
Integrasi Sawit-Sapi-Energi (ISSE)
Sebuah paket teknologi pengandangan ternak sapi yang mengandalkan hasil samping dari usaha agrobisnis kelapa sawit berupa pelepah dan bungkil kelapa sawit sebagai sumber pakan serta pemanfaatan limbah dari pengandangan sapi sebagai sumber energi dan pupuk organik yang dikembalikan ke kebun.
Program Sawit Rakyat (Prowitra)
Prowitra ditujukan untuk mendekatkan bahan tanaman resmi yang diproduksi PPKS kepada pengguna di berbagai provinsi di Indonesia. Kegiatan program ini antara lain: penyaluran benih unggul kelapa sawit PPKS, penyuluhan tentang kultur teknis kelapa sawit dan dialog interaktif dengan petani kelapa sawit.
Pelayanan Jasa dan Konsultasi
a. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit
Jasa rekomendasi yang diberikan berdasarkan informasi analisa tanah dan daun, pengamatan tanaman di lapangan dan didukung berbagai data, sehingga dapat ditentukan jenis dosis, cara dan waktu pemupukan yang tepat.
(27)
b. Bantuan Teknis
Bentuk pelayanan jasa dan konsultasi PPKS yang bersifat pemecahan masalah terkait permasalahan di industri hulu maupun industri hilir kelapa sawit.
c. Jasa Analisis Laboratorium
Jasa yang diberikan berupa : analisis daun, tanah, pupuk, air dan limbah, mutu minyak sawit dan turunannya, dan analisis agrokimia. Telah terakreditasi sebagai Laboratorium Penguji dan Komite Akreditasi Nasional (KAN) berdasarkan sistem jaminan mutu ISO/IEC 17025:2005.
d. Jasa Training dan Magang
Program pendidikan dan pelatihan untuk membentuk dan menumbuhkan minat/sikap belajar mandiri sebagai salah satu kunci pengembangan SDM berkelanjutan.
e. Publikasi
PPKS menerbitkan jurnal dan warta yang merupakan majalah ilmiah dan semi ilmiah dan berbagai Pedoman Teknis, Buku Saku, Buku Semi Populer, dan majalah bulanan “elaeis Indonesia” untuk menyebarluaskan informasi perkelapasawitan.
(28)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Ikatan Akuntan Indonesia) (Revisi 2009) mengatakan bahwa :
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”
Menurut Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2004:5) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah :
“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah Neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar Rugi-Laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan)”.
Dari pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi pemakainya sebagai salah satu bahan dalam suatu proses pengambilan keputusan dan sebagai pertanggungjawaban (accountability) serta dapat digunakan sebagai
(29)
3.2 Karakteristik Laporan Keuangan
Berikut adalah karakteristik yang harus ada dalam laporan keuangan, dilihat dari segi kualitas berdasarkan Panduan Standar Akuntansi (PSAK) :
1. Dapat dipahami
Artinya laporan keuangan mudah untuk dipahami oleh pemakai laporan keuangan yang menggunakannya.
2. Relevan
Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi di dalamnya harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi di dalam laporan keuangan memilki kualitas relavan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
3. Materialitas
Artinya suatu laporan atau fakta dipandang material apabila kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan mencatat informasi dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan analisis bahwa keadaan lain sebagai bahan pertimbangan lengkap.
4. Handal
Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi yang ada didalam laporan keuangan juga harus handal (reliable). Informasi memilki kualitas yang handal
(30)
5. Jujur
Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari pada apa yang seharusnya digambarkan.
6. Netralitas
Informasi harus dibuat sesuai kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan hanya untuk beberapa pihak.
7. Pertimbangan Sehat
Artinya informasi yang disajikan mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian.
8. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan,informasi dalam laoran keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
3.3 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir, dalam bukunya ”Analisis Laporan Keuangan” (2012:11), berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
(31)
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva dan modal perusahaan
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 8. Informasi Keuangan lainnya.
3. 4 Sifat Laporan Keuangan
Sifat Laporan Keuangan menurut Munawir, dalam bukunya ”Analisa Laporan Keuangan” (2007:6), diantaranya :
”Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran kemajuan (progres report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak management yang bersangkutan. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi”.
1. Fakta-fakta yang telah dicatat (recorder fact)
Laporan keuangan dibuat berdasarkna fakta dari catatan akuntansi, pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.
(32)
2. Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi
Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi.
3.5 Keterbatasan Laporan Keuangan
Keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya ”Analisa Laporan Keuangan” (2007;9), diantaranya :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) bukan laporan yang final. Laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likwidasi atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatan bersifat pasti dan tepat. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibanding dengan
tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar.
(33)
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir).
3.6 Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :
1. Neraca
Neraca menggambarkan keadaan harta, kewajiban (hutang) dan modal perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Untuk memahami pengertian neraca maka penulis mengemukakan pendapat S. Munawir (1997:17)
“Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana tutup buku dan di tentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet”
Sementara pengertian neraca menurut Harahap, dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” (2013, 107)
“Neraca adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu”
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa neraca terdiri dari aktiva, modal dan hutang.
a. Aktiva
Aktiva adalah merupakan harta produktif yang di kelolah dalam perusahaan atau sesuatu yang disajikan di saldo debit yang akan di pindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip akuntansi, saldo debit ini merupakan hak milik atau nilai yang di beli atau pengeluaran yang di buat untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan datang. Aktiva terdiri atas :
(34)
1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain yang di harapkan dapat diubah menjadi uang tunai, di jual atau di pakai seluruhnya dalam kegiatan normal perusahaan.
2) Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak dan digunakan dalam operasi perusahaan yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur ekonomis jangka panjang atau tidak habis di pakai dalam satu periode operasi perusahaan)
3) Aktiva lain-lain
Aktiva lain-lain menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya.
b. Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Hutang lancer atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca).
(35)
c. Modal
Modal (ekuitas) merupakan hak tau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), laba ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
Dalam penyusunan neraca umumnya harus mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Judul laporan harus memuat nama perusahaan, nama laporan (neraca) dan tanggal penyusunan laporan.
2. Dalam neraca, metode penilaian harta kekayaan (aset) adalah berdasarkan harga pokoknya (cost).
3. Pos-pos dalam neraca harus dikelompokkan secara tepat dan pos-pos yang bersifat tidak sejenis akan dikelompokan tersendiri dalam neraca. 4. Jumlah keseluruhan kedua sisi harus seimbang, mengikuti prinsip
persamaan akuntansi yaitu Aset = Kewajiban + Ekuitas
5. Laporan harus menunjukkan hal yang sebenarnya agar tidak menyesatkan
6. Untuk keperluan analisis jumlah sen dapat diabaikan/dihilangkan
2. Laporan Rugi Laba
Menurut Kasmir, dalam bukunya. “Analisa Laporan Keuangan” (2008;58). “Laporan rugi laba merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi”
(36)
Menurut Brigham dan Houston, dalam bukunya “ Fundamentals Of Financial Management, Dasar-dasar Manajemen Keuangan” (2006;50)
“Laporan laba rugi adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun”
Laporan Laba Rugi menurut Kasmir dapat disusun dalam dua bentuk yaitu : a. Bentuk Tunggal (Single step)
Bentuk tunggal (Single Step) merupakan gabungan dari jumlah seluruh
penghasilan, baik pokok (operasional) maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan demikian, factor pengurangnya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan biaya usaha dan diluar usaha.
b. Bentuk Majemuk (Multiple Step)
Bentuk majemuk (Multiple Step) merupakan pemisahan antara komponen
usaha pokok (operasional) dengan diluar pokok (non operasional). Artinya terlebih dahulu dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya pokok kemudian baru ditambahkan dengan hasil pengurangan penghasilan diluar pokok dengan biaya diluar pokok.
Dalam penyusunan Laporan Laba Rugi, umumnya harus mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Disebutkan judul yang terdiri dari nama perusahaan, nama laporan (laporan laba rugi) dan periode waktu.
(37)
2. Perlu diungkapkan sumber penghasilan dan bermacam-macam biaya yang timbul sehubungan dengan usaha pokok (utama) perusahaan. 3. Diperlihatkan secara khusus pajak perusahaan
4. Pos-pos insidental dan penyesuaian periode sebelumnya harus ditunjukkan secara terpisah
3. Laporan Laba Ditahan
Menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007;27), laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan rugi laba atau “Laporan Perubahan Modal”, tergantung pada konsep yang dianut perusahaan.
Dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi :
1. Net Income yang ditransfer dari laporan rugi laba.
2. Deklarasi (pembayaran) dividend.
3. Penyisihan dari laba (Appropriation of retained earning)
4. Laporan Arus Kas
Pengertian arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2.2) adalah :
“Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas setara kas ” Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa arus kas merupakan
jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam jumlah kas perusahaan selama suatu periode tertentu.
Arus kas perusahaan tercermin dalam laporan perubahan posisi keuangan yang berbasis kas yaitu laporan arus kas. Informasi yang diberikan berupa
(38)
informasi penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
“ Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran tunai oleh perusahaan dalam suatu periode. Laporan arus kas dimasukkan untuk memungkinkan investor mengidentifikasi kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya yang jatuh tempo dan membantu para manajer menghindarkan masalah rawan yang umumnya akan terjadi bila perusahaan mengalami kekurangan kas ”.
Dari defenisi di atas dapat diketahui bahwa laporan arus kas dibuat untuk mengetahui sumber kas yang diperoleh dan pengalokasian kas selama satu periode kegiatan perusahaan. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan mengenai pemasukan dan pengeluaran kas perusahaan baik rutin maupun tidak rutin selama satu periode.
Makin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi hal ini tidak berarti perusahaan harus mempertahankan persediaan kas dalam jumlah yang besar karena semakin besar kas maka semakin banyak uang yang menganggur.
Perusahaan yang mampu menghasilkan kas yang cukup dari aktivitas operasinya kemungkinan besar memiliki kondisi keuangan yang sehat karena tidak tergantung pada sumber pembiayaan dari luar perusahaan. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat akan mampu bertahan hidup dan memenuhi kewajiban – kewajiban pada saat jatuh tempo.
Laporan ini memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar selama satu periode tertentu, sesuai dengan periode laporan keuangan lain. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan
(39)
mengelola kas masuk dan kas keluarnya. Secara singkat laporan ini menerangkan saldo kas awal perusahaan berubah dengan penambahan dan pengurangan uang.
Dalam laporan arus kas terdapat arus kas, yaitu : 1. Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah aktivitas operasi dari perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Kenaikan dalam pos aktiva tetap merupakan penggunaan dana, sedangkan penurunan dalam pos ini merupakan sumber dana. Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya
Banyak informasi mengenai aktivitas investasi dapat digali dengan sekedar melihat perubahan pada rekening-rekening asset terkait selama tahun berjalan. Untuk menentukan hasil kas dari transaksi-transaksi penjualan, perusahaan perlu menyesuaikan jumlah entri-entri kredit dengan keuntungan ataupun kerugian yang diakui dari penjualan aktiva.
(40)
3. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Aktivitas pendanaan memasok bagi sebuah perusahaan dengan dana dari para pemilik perusahaan maupun kreditor. Pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan, sebab bermanfaat untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lazimnya mucul dari penerbitan hutang atau surat berharga ekuitas.
Dalam penyusunan Laporan Arus Kas, umumnya harus mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Disebutkan judul yang terdiri dari nama perusahaan, nama laporan (laporan laba rugi) dan periode waktu.
2. Memiliki khas bersih yang positif dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak terlalu tergantung pada kegiatan investasi atau kegiatan pendanaan
3.7 Analisa Laporan Keuangan
Menurut Harahap, dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” (2013:190).
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”
Salah satu tugas penting manajemen adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisa ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun.
(41)
Dalam menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dapat digunakan beberapa metode atau tehnik analisa. Penggunaan metode tersebut dimaksudkan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut. Salah satu teknik yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan adalah analisa rasio. Rasio menunjukkan hubungan antara pos tertentu dengan pos yang lain. Hasil analisa laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.
Pada dasarnya analisa rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua cara pembanding yaitu:
a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio waktu lalu (rasio historis) atau dengan rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari suatu perusahaan yang sama. Dengan cara pembandingan tersebut dapat diketahui perubahan rasio tersebut dari tahun ketahun.
b. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan yang lain yang sejenis atau rasio industri untuk waktu yang sama. Dengan demikian dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan termasuk dalam aspek keuangan finansial tertentu berada di atas rata-rata industri (above average),
berada pada rata-rata (average), atau berada di bawah rata-rata industri (below average)
(42)
3.8 Laporan Keuangan PPKS Unit Marihat
Tabel 3.8.1
Laporan Posisi Keuangan PPKS Unit Marihat
31 Desember 2012 dan 2013
(Angka-angka Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2012 2013
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 50.533.030 68.243.793
Deposito Berjangka 25.000.000 -
Investasi jangka pendek 150.000.000 182.200.000 Piutang usaha - pihak ketiga 3.457.159 39.525.245 Piutang lain-lain - pihak ketiga 2.329.779 4.373.878
Persediaan 98.578.072 68.560.716
Biaya dibayar dimuka 3.446.645 1.928.328 Aset lancar lain-lain 15.974.530 22.907.018
Jumlah Aset Lancar 349.319.215 387.738.978
Aset Tidak Lancar
Piutang lain-lain - tidak lancar
pihak berelasi - 25.965.659
Aset pajak tangguhan 9.188.617 18.205.883
Piutang plasma 20.842.615 38.888.254
Tanaman perkebunan
Tanaman telah menghasilkan - setelah
dikurangi
akumulasi amortisasi sebesar Rp 78.542.734 ribu dan Rp 59.457.717
ribu
masing-masing pada tanggal 31
Desember 2012
dan 2013 303.157.595 190.622.338
Tanaman belum menghasilkan 1.796.148.731 945.034.147 Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar Rp 133.626.937 ribu dan Rp 103.366.084
ribu
pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2013 468.595.125 351.602.684
Aset tidak lancar lainnya
Pembibitan 145.827.835 60.701.925
Biaya tangguhan hak atas tanah – bersih 28.970.877 111.761.080 Aset tidak berwujud – bersih 52.368.500 56.221.100 Uang muka pembangunan plasma 40.444.123 119.187.952
Lain-lain 93.697.610 145.729.923
Jumlah Aset Tidak Lancar 2.959.241.628 2.063.920.885
JUMLAH ASET 3.308.560.843 2.451.659.863
(43)
2012 2013 LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Pinjaman bank jangka pendek 53.178.000 929.441.791 Utang usaha - pihak ketiga 44.436.198 45.670.635
Utang pajak 59.500.679 61.889.257
Biaya yang masih harus dibayar 24.512.294 24.363.596 Uang muka diterima 10.632.340 8.457.901 Liabilitas lain-lain - Pihak ketiga 173.129 32.889 Bagian liabilitas jangka panjang yang akan
jatuh
tempo dalam waktu satu tahun:
Pinjaman bank jangka panjang 85.226.341 91.941.991 Liabilitas sewa pembiayaan 14.332.016 6.841.240 Utang pembelian kendaraan 914.355 233.007
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 292.896.332 268.872.375
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian
yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun:
Utang obligasi 693.877.680 692.672.609 Pinjaman bank jangka panjang 911.933.455 202.771.659 Liabilitas sewa pembiayaan 19.193.672 4.648.864 Utang pembelian kendaraan 1.533.872 238.723 Liabilitas pajak tangguhan 5.605.763 6.140.671 Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 13.926.016 7.932.734
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 1.646.070.458 914.405.260
Jumlah Liabilitas 1.938.966.790 1.183.277.635
Ekuitas
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
Modal dasar - 9.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor -
4.041.624.190 saham dan 4.037.082.440 saham
masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2013 404.162.419 403.708.244
Tambahan modal disetor - bersih 380.689.486 375.136.319 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali (175.082.430) (175.082.430)
Opsi saham 8.409.331 1.340.817
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 12.179.378 8.373.354 Tidak ditentukan penggunaannya 795.544.924 515.296.517
Jumlah 1.425.903.108 1.128.772.821
Jumlah Ekuitas 1.425.903.108 1.128.772.821
(44)
Tabel 3.8.2
Laporan Laba Rugi PPKS Unit Marihat
31 Desember 2013 dan 2012
(Angka-angka Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2012 2013
PENDAPATAN USAHA 1.144.246.960 944.274.538
BEBAN POKOK PENJUALAN 603.043.575 373.114.024
LABA KOTOR 541.203.385 571.160.514
BEBAN USAHA
Penjualan 15.025.873 11.924.201
Umum dan administrasi 200.572.600 141.944.977
Jumlah Beban Usaha 215.598.473 153.869.178
LABA USAHA 325.604.912 417.291.336
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan bunga 1.472.536
4 .794.164 Keuntungan penjualan aset tetap 494.301 - Kerugian selisih kurs mata
uang asing – bersih (1.608.619) (835.644)
Beban bunga (84.116.568) (70.355.188)
Lain-lain – bersih 13.049.711 519.056
Beban Lain-lain – Bersih (70.708.639) (65.877.612)
LABA SEBELUM PAJAK 254.896.273 351.413.724
BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK
Kini 93.815.543 110.777.704
Tangguhan (20.701.201) (21.547.789)
Beban Pajak – Bersih 73.114.342 89.229.915
(45)
Tabel 3.8.3
Laporan Arus Kas PPKS Unit Marihat 31 Desember 2013 dan 2012
(Angka-angka Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
2012 2013
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan 1.198.927.474 960.707.341
Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan lainnya (651.920.103) (457.005.890) Kas bersih dihasilkan dari hasil usaha operasi 547.007.371 503.701.451
Pembayaran beban bunga (346.635.293) (237.112.465)
Pembayaran pajak penghasilan badan (105.550.571) (129.687.749) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 94.821.507 136.901.237
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan bunga 1.518.640 5.730.672
Penerimaan dari petani plasma 46.176.269 47.292.637
Arus kas keluar bersih pada tanggal akuisisi - setelah dikurangi saldo kas entitas anak
pada tanggal akuisisi (23.388.994) (173.472.674)
Pengeluaran kepada petani plasma (68.608.429) (90.910.782) Uang muka pembangunan plasma (56.135.720) (31.787.560)
Pengembalian (pembayaran) atas
uang muka pembelian bangunan 56.306.510 (56.306.510)
Perolehan aset tetap (144.246.559) (135.597.224)
Hasil penjualan aset tetap 1.050.000 -
Pembayaran sehubungan dengan hak guna usaha
dalam proses (65.339.443) (26.247.898)
Pencairan deposito berjangka 25.000.000 157.200.000
Pembayaran atas biaya pengembangan tanaman perkebunan
dan pembibitan (876.162.264) (804.908.398)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (1.103.829.990) (1.109.007.737)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Perolehan utang bank 802.202.349 1.135.719.845
Pembayaran dividen (46.642.914) (48.537.361)
Pembayaran utang pembelian kendaraan (1.617.041) (1.640.280) Pembayaran liabilitas sewa pembiayaan (26.296.858) (24.501.385)
Pembayaran utang bank (57.524.901) (104.831.539)
Perolehan dari penerbitan saham 344.335.000 -
Perolehan dari employee stock ownership program 11.333.230 8.111.464 Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 1.025.788.865 964.320.744
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN
SETARA KAS 16.780.382 (7.785.756)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 50.553.030 58.274.568
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 910.381 64.218
(46)
3.9Analisa Laporan Keuangan PPKS Unit Marihat
3.9.1 Analisa Bentuk Laporan keuangan PPKS Unit Marihat
a. Neraca
Penyusunan Neraca pada PPKS Unit Marihat sudah mengikuti aturan yang ditetapkan. Nama perusahaan, nama laporan (neraca), dan tanggal penyusunan laporan sudah dicantumkan. Pos-pos dalam neraca sudah dikelompokkan secara tepat dan yang bersifat tidak sejenis dikelompokkan tersendiri dalam neraca. b. Laporan Laba Rugi
Penyusunan laba rugi pada PPKS Unit Marihat sudah mengikuti aturan yang ditetapkan. Nama perusahaan, nama laporan (neraca), dan tanggal penyusunan laporan sudah dicantumkan. Pajak Perusahaan juga sudah diperlihatkan secara khusus pada laporan laba rugi.
c. Laporan Arus Kas
Penyusunan laporan arus kas pada PPKS Unit Marihat sudah mengikuti aturan yang ditetapkan. Perusahaan memiliki kas bersih yang positif dan tidak terlalu tergantung pada kegiatan investasi ataupun pendanaan.
3.9.2 Analisa antar Pos pada Laporan Keuangan PPKS Unit Marihat
1. Neraca
- Jumlah Aset Lancar
Jumlah aset lancar PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 15,41% .
- Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah aset tidal lancar PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 30,25%.
(47)
- Jumlah Aset
Jumlah aset PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 25,90%.
- Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Jumlah liabilitas jangka pendek PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 8,20%.
- Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah liabilitas jangka panjang PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 44,45%.
- Jumlah Liabilitas
Jumlah liabilitas PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 38,97%.
- Jumlah Ekuitas
Jumlah Ekuitas PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 20,83%.
- Jumlah Liablitas dan Ekuitas
Jumlah liabilitas dan ekuitas PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 31,29.
2. Laporan Laba Rugi
- Penjualan
Penjualan PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 17,47%.
(48)
- Beban Pokok Penjualan
Beban pokok penjualan PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 38,12%.
- Laba Kotor
Laba kotor PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,53%.
- Beban Usaha
Beban Usaha PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 28,63%.
- Laba Usaha
Laba usaha PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 28,15%.
- Beban Lain-lain
Beban lain-lain PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 6,83%.
- Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak PPKS Unit Marihat pada tahun 2102 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 37,86%.
- Beban Pajak
Beban pajak PPKS Unit Marihat pada tahun 2102 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 22,04%.
- Laba Bersih
Laba bersih PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 44,22%.
(49)
3. Laporan Arus Kas
- Kas Bersih dari Aktifitas Operasi
Kas bersih dari aktifitas operasi PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan 44,37%.
- Kas Bersih untuk Aktifitas Investasi
Kas bersih untuk aktifitas investasi PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan 0,47%.
- Kas Bersih dari Aktifitas Pendanaan
Kas bersih dari aktifitas pendanaan PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 6%.
- Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
Kas dan setara kas akhir tahun PPKS Unit Marihat pada tahun 20112 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 25,92%.
3.9.3 Analisa Laporan keuangan dengan Rasio pada PPKS Unit Marihat
Laporan keuangan perusahaan perlu dianalisis untuk mengetahui informasi tentang kondisi perusahaan dan persentase kenaikan laba bersih dari perusahaan. Untuk menganalisis laporan keuangan digunakan perbandingan rasio. Rasio merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi ksehatan dari perusahaan.
Bentuk bentuk rasio yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan dari PPKS Unit Marihat adalah sebagai berikut :
(50)
1. Analisa Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Syamsuddin (2000;41) mengemukakan tentang likuiditas yaitu :
“Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”
Menurut pengertian ini, likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kas. Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat diperlukan agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendek dari suatu perusahaan dapat diukur dari kemampuannya untuk mendapatkan kas atau kemampuannya untuk mengubah aktiva non kas menjadi kas. Kebijakan likuiditas merupakan ketentuan yang dibuat oleh pihak perusahaan untuk mengatur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Kasmir (2009;130) mengemukakan tentang rasio likuiditas adalah sebagai berikut :
“Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan, dengan cara membandingkan komponen yang ada di neraca yaitu total akyiva lancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek)”
Nilai rasio yang rendah menunjukkan adanya masalah likuiditas bagi perusahaan.Sedangkan angka yang tinggi berarti menunjukkkan adanya kelebihan aktiva lancar.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktu jatuh tempo berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid” atau
(51)
dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai aktiva lancar yang lebih besar dari utang lancar atau utang jangka pendek, sedangkan perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo maka perusahaan tersebut dinyatakan dalam keadaan “illikuid”.
Ada beberapa rasio pada likuiditas, yaitu :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan adalah Rasio Lancar (Current Ratio) yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca dengan utang lancar. Current ratio akan menunjukkan kemampuan
perusahaan jangka pendek. Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi. Aktiva lancar pada umumnya terdiri atas kas, surat berharga, piutang dagang. Rasio lancar yang kurang dari 2 : 1 dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50 %, maka jumlah aktiva lancar tidak akan cukup lagi untuk menutupi utang lancarnya.
Rumus Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar 2012 = 349.319.215
292.896.332
= 1,19 kali
���������� (������������)
(52)
Rasio Lancar pada tahun 2012 menunjukkan bahwa setiap utang lancar Rp.1 akan dijamin dengan aset lancar sebesar Rp.1,19, maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PPKS Unit Marihat dalam kondisi likuid karena besarnya aset lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar.
Rasio Lancar 2013 = 387.738.978
268.872.375
= 1,44 kali
Rasio Lancar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa setiap utang lancar Rp.1 akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp.1,44 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PPKS Unit Marihat dalam kondisi likuid karena besarnya aset lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar. Jika dibandingkan, rasio lancar pada tahun 2012 dan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,17,36%. Kenaikan ini disebabkan naiknya aset lancar sebesar 15,41% dan diikuti turun nya hutang jangka pendek perusahaan pada tahun 2013 sebesar 8,20%.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat (Quick Ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid ( likuid Asset ). Rasio Cepat yang kurang dari 1 kali dianggap kurang baik, dan bersifat illikuid.
Rumus Rasio Cepat (Quick Ratio)
���������� (������������)− ���������� (���������)
(53)
Rasio Cepat 2012 = 394.319.215−98.578.072
292.892.332
= 1,01 kali
Rasio Cepat pada tahun 2012 menunjukkan bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,01. Kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PPKS Unit Marihat dalam keadaan likuid karena besarnya rasio lancar lebih dari 1 kali.
Rasio Cepat 2013 = 387.738.978−68.560.716 268.872.375
= 1,19 kali
Rasio lancar pada tahun 2013 bahwa setiap utang lancar Rp 1 pada akan dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,19 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PPKS Unit Marihat dalam keadaan likuid karena besar rasio cepat lebih dari 1 kali . Terdapat kenaikan rasio cepat sebesar 0,18 kali pada tahun 2013. Hal ini disebabkan naiknya aset lancar sebesar 15,41% dan diikuti dengan turunnya utang lancar serta menurunnya persediaan tahun 2013.
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga, hal inilah yang menyebabkan analisa laporan keuangan perlu melihat Rasio Kas (Cash Ratio). Bertambah tingginya Rasio Kas, berarti jumlah uang tunai yang
tersedia makin semakin besar, sehingga pelunasan hutang pada saatnya tidak akan mengalami kesulitan.
Rumus Rasio Kas (Cash Ratio) :
��� (���ℎ)
(54)
Rasio Kas 2012 = 50.553.030
292.896.332 x 100%
= 17,25% Rasio Kas 2013 = 68.243.793
268.872.375 x 100%
= 25,38%
Dari perhitungan Rasio Kas pada tahun 2012 dan 2013 diatas menunnjukkan kondisi keuangan PPKS Unit Marihat dalam keadaan illikuid, karena tidak mencapai 100%. Terjadi kenaikan sebesar 47,13% pada tahun 2013. Hal ini masih disebabkan oleh kenaikan kas pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012.
3.10.1 Analisa Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansial perusahaan yang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang, baik perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi (dibubarkan). Sebagaimana halnya dengan likuidasi, rasio solvabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Rasio Utang Atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio Utang Atas Modal (Debt to Equity Ratio) adalah perbandingan
utang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Rumus Rasio Utang Atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio Utang Atas Modal 2012 = 1.938.966.790
1.425.903.108 x 100%
����� ����� (���������������� )
(55)
= 135,98% Rasio Utang Atas Modal 2013 = 1.183.277.635
1.128.772.821 x 100%
= 104,82%
Pada tahun 2012 total ekuitas PPKS Unit Marihat dibiayai oleh utang dengan perbandingan total lebih dari 100% yaitu 135,98% disini dimaksudkan bahwa keseluruhan dari total ekuitas dibiayai dari utang, karena total utang lebih besar dari total ekuitas. Pada tahun 2013 juga sama seperti tahun sebelumnya, seluruh total ekuitas dibiayai dari utang dengan jumlah 104,82%. Terdapat penurunan Rasio Utang Atas Modal pada tahun 2012 ke tahun 2013, yaitu sebesar 23,31% yang disebabkan oleh terjadinya penurunan utang jangka pendek maupun utang jangka panjang sebesar 38,97% pada tahun 2013.
b. Rasio Utang Atas Total Aset (Debt to Total Asset)
Rasio ini menunjukkan besarnya biaya total aset yang pembiayaannya berasal dari total utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
Rumus Rasio Utang Atas Total Aset (Debt to Total Asset)
Rasio Utang Atas Total Aset 2012 = 1.938.966.790
3.308.560.843 x 100%
= 58,60% Rasio Utang Atas Total Aset 2013 = 1.183.277.635
2.451.659.863 x 100%
= 48,26%
Total Utang (Total Liabilities )
(56)
Pada tahun 2012 biaya total aset pada PPKS Unit Marihat yang berasal dari utang sebesar 58,60% dan yang dibiayai dengan modal sendiri sebesar 41,4%. Pada tahun 2013 biaya total aset yang berasal dari utang sebesar 48,26% dan yang dibiayai dengan modal sendiri sebesar 51,74%. Terdapat penurunan Rasio Utang Atas Total Aset sebesar 17,64%, penurunan ini disebabkan oleh turunnya total utang, yaitu utang jangka pendek maupun jangka panjang sebesar 38,97% pada tahun 2013.
3.10.2 Analisa Rasio Profitabilitas
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sehingga rasio ini disebut rasio yang mengukur efektivitas yang dilihat dari laba yang dihasilkan melalui penjualan dan investasi perusahaan. Adapun rasio profitabilitas ini meliputi :
a. Gross Profit Margin
Merupakan ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba kotor dari setiap rupiah penjualan bersih. Ratio ini dirumuskan sebagai berikut :
Rumus Gross Profit Margin
Rumus Gross Profit Margin 2012 = 541.203.385
1.144.246.960 x 100%
= 47,29% Rumus Gross Profit Margin 2013 = 517.160.514
944.274.538 x 100%
= 54,77%
���� ����� (����� ������)
(57)
Gross Profit Margin PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 adalah sebesar 47,29% dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 54,77% yang disebabkan turunnya penjualan sebesar 17,47% pada tahun 2013 walaupun diikuti dengan turunnya laba kotor. Namun turunnya laba kotor tidak lebih besar dari turunnya penjualan yaitu sebesar 5,53%.
b. Operating Profit Margin
Rasio ini menunjukkan besarnya laba operasi yang di hasilkan setiap rupiah penjualan atau mengukur kemampuan setiap rupiah penjualan bersih dalam menghasilkan laba operasi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Rumus Operating Profit Margin
Operating Profit Margin 2012 = 254.896.273
1.144.246.960 x 100%
= 22,27%
Operating Profit Margin 2013 = 351.413.724
944.274.538 x 100%
= 37,21%
Operating profit Margin PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 adalah sebesar 22,27% dan pada tahun 2013 menjadi 37,21%. Terjadi kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar 67,08%. Hal ini disebabkan karena naiknya laba bersih sebelum pajak (EBIT) pada tahun 2013 dan diikuti juga dengan turunnya penjualan.
���� ����� ℎ������� ����� (����)
(58)
c. Net profit Margin
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dari setiap rupiah penjualan bersih dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Rumus Net Profit Margin
Net Profit Margin 2012 = 181.781.931
1.144.246.290 x 100%
= 15,88%
Net Profit Margin 2013 = 262.183.809
944.294.538 x 100%
= 27,79%
Net profit margin PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 adalah sebesar 15,88% dan terjadi kenaikan pada tahun 2013 yaitu menjadi 27,79%. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya laba bersih tahun 2013 sekitar 44,22% dan diikuti juga dengan turunnya penjualan tahun 2013.
d. Return On Investment (ROI)
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan hitungan neto. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Rumus Return On Investment (ROI)
��������� ℎ (��� ������)
��������� (�����) x 100%
���� ����� ℎ (���������)
(59)
Return On Investment (ROI) 2012 = 181.781.931
3.308.560.843 x 100%
= 5,49%
Return On Investment (ROI) 2013 = 262.183.809
2.451.659.863 x 100%
= 10,69%
Rasio Return On Investment PPKS Unit Marihat tahun 2012 adalah
sebesar 5,49% dan pada tahun 2013 menjadi 10,69%. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan yang sangat drastis sebesar 94,71%. Kenaikan ini disebabkan karena naiknya laba bersih pada tahun 2013 sebesar 44,22% dan juga diikuti dengan total aset sebesar 15,41%.
Tabel 3.10.4
Kesimpulan Rasio-Rasio Keuangan PPKS Unit Marihat
KETERANGAN 2012 2013 Naik/(Turun)
Rasio Likuiditas
Rasio Lancar (Currrent ratio) 1,19kali 1,44kali 0,25 17,36%
Rasio Cepat (Quick ratio) 1,01kali 1,19kali 0.18 17,82%
Rasio Kas (Cash ratio) 17,25% 25,38% 0,47 2.72%
Rasio Solvabilitas
Rasio Total Utang atas Modal Sendiri 135,98% 104,82% (31,7) (23,31%)
Rasio Total Utang dengan Total Aktiva 58,60% 48,26% (10,34) (17,64%)
Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin 47,29% 54,77% 7,48 15,81%
Operating Profit Margin 22,27% 37,21% 14,94 67,08%
Net Profit Margin 15,88% 27,76% 11,88 74,81%
Return On Investment 5,49% 10,69% 5,2 94,71%
(60)
Berdasarkan Kesimpulan Rasio-Rasio PPKS Unit Marihat diatas, rasio yang paling baik adalah rasio Likuiditas. Rasio likuiditas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dan untuk mengukur tingkat keamanan (Margin of safety) suatu perusahaan. Apabila rasio likuiditas
suatu perusahaan itu baik maka perusahaan masih bisa beroperasi dengan lancar. PPKS Unit Marihat memiliki rasio likuiditas yang baik dan meningkat sehingga perusahaan dapat dikatakan kategori perusahaan yang sehat dan aman dalam beroperasi.
Rasio yang kurang baik pada PPKS Unit Marihat adalah rasio solvabilitas, sebab pada tahun 2012 dan 2013 seluruh modal sendiri dibiayai oleh utang dan total aset sekitar 50% masih dibiayai utang. Namun, PPKS Unit Marihat merupakan perusahaan yang lancar (likuid) dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, sehingga perusahaan masih dalam kategori aman dalam beroperasi.
(61)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menganalisa dan melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan perusahaan berupa rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas, maka penulis memberikan kesimpulan mengenai keadaan keuangan perusahaan dan saran yang di harapkan bermanfaat bagi perusahaan pada masa yang akan datang.
4.1Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi, keadaan keuangan PPKS Unit Marihat bila dilihat dari dari analisis rasio-rasio keuangan adalah sebagai berikut :
a. Dilihat dari segi keseluruhan rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dari tahun 2012 ke tahun 2013 rata rata seluruhnya mengalami kenaikan.
b. Dilihat dari segi likuiditas, perusahaan berada pada kondisi yang likuid (lancar). Keseluruhan rasio likuiditas PPKS Unit Marihat mengalami kenaikan yang baik. Artinya PPKS Unit Marihat lancar dalam memenuhi utang jangka pendeknya.
c. Dilihat dari segi solvabilitas, perusahaan berada dalam kondisi yang aman dalam beroperasi. Besarnya rasio modal sendiri walaupun seluruhnya dibiayai oleh utang, dan total aset sekitar 58,60% berasal dari utang namun PPKS Unit Marihat tetap mampu dan lancar dalam memenuhi hutang jangka pendeknya.
d. Dilihat dari segi profitabilitas, perusahaan mampu untuk menghasilkan laba selama tahun 2012 dan 2013. Meskipun pada tahun 2013 terjadi
(62)
penurunan gross profit margin, namun tidak terjadi dengan rasio profitabilitas lainnya. perusahaan tetap mampu menghasilkan laba operasi sebesar Rp.325 miliyar pada tahun 2012 dan Rp.417 pada tahun 2013. Dan terjadi kenaikan sebesar 28,15%.
2. Perkembangan yang telah dicapai PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 bila dibandingkan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
a. PPKS Unit Marihat telah mampu mengurangi jumlah utang lancar nya dari tahun 2012 ke tahun 2013. Hal ini berdampak karena pada tahun 2013 PPKS Unit Marihat semakin lancar melunasi Utang Jangka Pendeknya. b. Laba bersih yang dicapai oleh PPKS Unit Marihat pada tahun 2013 juga
mengalami kenaikan yang sangat baik yaitu meningkat 74,81% dari tahun 2012.
4.2 Saran
1. Rasio likuiditas pada PPKS Unit Marihat sudah sangat baik, karena mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Rasio ini sebaiknya di pertahankan oleh perusahaan untuk kedepannya. Bagian keuangan disarankan untuk tetap hati-hati dan tetap mengawasi pengeluaran atau biaya-biaya yang kurang efektif untuk meminimalkan biaya operasional perusahaan.
2. Perusahaan disarankan untuk terus mengurangi hutang jangka pendek maupun jangka panjang dalam operasionalnya, dengan cara menggunakan keuntungan dari tahun sebelumnya untuk menutupi hutang tahun berikutnya.
(63)
3. Perusahaan disarankan untuk menambah modal sendiri dan mengurangi modal yang dibiayai oleh utang, dengan cara mencari Investor yang ingin menanamkan modalnya pada perusahaan. Dengan adanya Investor, maka modal yang dibiayai modal akan berkurang.
4. PPKS Unit Marihat sudah meningkatkan labanya dengan sangat baik. Oleh sebab itu perusahaan disarankan untuk tetap mempertahankan peningkatan tersebut, dengan terus melakukan pengembangan kualitas dari produk yang dihasilkan serta meningkatkan kerja usaha yang telah dijalankan perusahaan seperti memperbanyak waralaba, terus meningkatkan Program Sawit Rakyat, dan tetap memberikan layanan jasa konsultasi yang baik bagi konsumen.
(64)
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, S.S. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Kesebelas, Rajawali Pers. Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Rajawali Pers.
Jakarta.
Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Rajawali Pers. Jakarta.
Munawir, S. 1990. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Liberty. Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis. CAPS. Yogyakarta.
Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis dan Pengendalian Keuangan). USU Press. Medan
(1)
Return On Investment (ROI) 2012 = 181.781.931
3.308.560.843 x 100% = 5,49%
Return On Investment (ROI) 2013 = 262.183.809
2.451.659.863 x 100% = 10,69%
Rasio Return On Investment PPKS Unit Marihat tahun 2012 adalah sebesar 5,49% dan pada tahun 2013 menjadi 10,69%. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan yang sangat drastis sebesar 94,71%. Kenaikan ini disebabkan karena naiknya laba bersih pada tahun 2013 sebesar 44,22% dan juga diikuti dengan total aset sebesar 15,41%.
Tabel 3.10.4
Kesimpulan Rasio-Rasio Keuangan PPKS Unit Marihat
KETERANGAN 2012 2013 Naik/(Turun)
Rasio Likuiditas
Rasio Lancar (Currrent ratio) 1,19kali 1,44kali 0,25 17,36%
Rasio Cepat (Quick ratio) 1,01kali 1,19kali 0.18 17,82%
Rasio Kas (Cash ratio) 17,25% 25,38% 0,47 2.72%
Rasio Solvabilitas
Rasio Total Utang atas Modal Sendiri 135,98% 104,82% (31,7) (23,31%) Rasio Total Utang dengan Total Aktiva 58,60% 48,26% (10,34) (17,64%)
Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin 47,29% 54,77% 7,48 15,81%
Operating Profit Margin 22,27% 37,21% 14,94 67,08%
Net Profit Margin 15,88% 27,76% 11,88 74,81%
Return On Investment 5,49% 10,69% 5,2 94,71%
(2)
tingkat keamanan (Margin of safety) suatu perusahaan. Apabila rasio likuiditas suatu perusahaan itu baik maka perusahaan masih bisa beroperasi dengan lancar. PPKS Unit Marihat memiliki rasio likuiditas yang baik dan meningkat sehingga perusahaan dapat dikatakan kategori perusahaan yang sehat dan aman dalam beroperasi.
Rasio yang kurang baik pada PPKS Unit Marihat adalah rasio solvabilitas, sebab pada tahun 2012 dan 2013 seluruh modal sendiri dibiayai oleh utang dan total aset sekitar 50% masih dibiayai utang. Namun, PPKS Unit Marihat merupakan perusahaan yang lancar (likuid) dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, sehingga perusahaan masih dalam kategori aman dalam beroperasi.
(3)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menganalisa dan melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan perusahaan berupa rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas, maka penulis memberikan kesimpulan mengenai keadaan keuangan perusahaan dan saran yang di harapkan bermanfaat bagi perusahaan pada masa yang akan datang.
4.1Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi, keadaan keuangan PPKS Unit Marihat bila dilihat dari dari analisis rasio-rasio keuangan adalah sebagai berikut :
a. Dilihat dari segi keseluruhan rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dari tahun 2012 ke tahun 2013 rata rata seluruhnya mengalami kenaikan.
b. Dilihat dari segi likuiditas, perusahaan berada pada kondisi yang likuid (lancar). Keseluruhan rasio likuiditas PPKS Unit Marihat mengalami kenaikan yang baik. Artinya PPKS Unit Marihat lancar dalam memenuhi utang jangka pendeknya.
c. Dilihat dari segi solvabilitas, perusahaan berada dalam kondisi yang aman dalam beroperasi. Besarnya rasio modal sendiri walaupun seluruhnya dibiayai oleh utang, dan total aset sekitar 58,60% berasal dari utang namun PPKS Unit Marihat tetap mampu dan lancar dalam memenuhi hutang jangka pendeknya.
d. Dilihat dari segi profitabilitas, perusahaan mampu untuk menghasilkan laba selama tahun 2012 dan 2013. Meskipun pada tahun 2013 terjadi
(4)
profitabilitas lainnya. perusahaan tetap mampu menghasilkan laba operasi sebesar Rp.325 miliyar pada tahun 2012 dan Rp.417 pada tahun 2013. Dan terjadi kenaikan sebesar 28,15%.
2. Perkembangan yang telah dicapai PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 bila dibandingkan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
a. PPKS Unit Marihat telah mampu mengurangi jumlah utang lancar nya dari tahun 2012 ke tahun 2013. Hal ini berdampak karena pada tahun 2013 PPKS Unit Marihat semakin lancar melunasi Utang Jangka Pendeknya. b. Laba bersih yang dicapai oleh PPKS Unit Marihat pada tahun 2013 juga
mengalami kenaikan yang sangat baik yaitu meningkat 74,81% dari tahun 2012.
4.2 Saran
1. Rasio likuiditas pada PPKS Unit Marihat sudah sangat baik, karena mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Rasio ini sebaiknya di pertahankan oleh perusahaan untuk kedepannya. Bagian keuangan disarankan untuk tetap hati-hati dan tetap mengawasi pengeluaran atau biaya-biaya yang kurang efektif untuk meminimalkan biaya operasional perusahaan.
2. Perusahaan disarankan untuk terus mengurangi hutang jangka pendek maupun jangka panjang dalam operasionalnya, dengan cara menggunakan keuntungan dari tahun sebelumnya untuk menutupi hutang tahun berikutnya.
(5)
3. Perusahaan disarankan untuk menambah modal sendiri dan mengurangi modal yang dibiayai oleh utang, dengan cara mencari Investor yang ingin menanamkan modalnya pada perusahaan. Dengan adanya Investor, maka modal yang dibiayai modal akan berkurang.
4. PPKS Unit Marihat sudah meningkatkan labanya dengan sangat baik. Oleh sebab itu perusahaan disarankan untuk tetap mempertahankan peningkatan tersebut, dengan terus melakukan pengembangan kualitas dari produk yang dihasilkan serta meningkatkan kerja usaha yang telah dijalankan perusahaan seperti memperbanyak waralaba, terus meningkatkan Program Sawit Rakyat, dan tetap memberikan layanan jasa konsultasi yang baik bagi konsumen.
(6)
Harahap, S.S. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Kesebelas, Rajawali Pers. Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Rajawali Pers. Jakarta.
Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Rajawali Pers. Jakarta. Munawir, S. 1990. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan
Pertama, Liberty. Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis. CAPS. Yogyakarta.
Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis dan Pengendalian Keuangan). USU Press. Medan