Anak yang berminat biasanya selalu membaca Al-Qur’an dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan anak yang tidak berminat, begitu juga
dengan pelajaran-pelajaran yang mendukung dalam pembelajaran Al-Qur’an seperti tajwid dan qiraah.
C. Kerangka Berfikir
Pada dasarnya kebiasaan membaca Al-Qur’an mampu memberikan pengaruh dalam membentuk tingkah laku dan kepribadian anak menjadi akhlakul karimah, hal ini disebabkan kehebatan dan kedahsyatan daya tarik Al-Qur’an yang merupakan mukjizat terbesar
Nabi Muhammad SAW. Salah satu hal penting yang menimbulkan masalah adalah masih banyak anak yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar, sehingga terasa berat bagi mereka untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an, akhirnya Al-Qur’an hanya merupakan hiasan belaka yang kurang berpengaruh dalam diri dan jiwa mereka, disinilah peranan guru dan orang tua sangat dibutuhkan. Ini dapat
terjadi, jika siswa terbiasa membaca Al-Qur’an setiap hari, dengan menerapkan adab membaca Al-Qur’an, baik secara zahir maupun bathin, serta didukung dengan keluarga yang sakinah, lingkungan yang baik dan sekolah yang agamis.
Al-Qur’an adalah Kitab Suci umat Islam yang harus dibaca, dipelajari, dikaji, dan diamalkan agar pancaran Rahmat dan Hidayah Allah merata sampai kepada setiap
orang mukmin, maka seharusnya tidak boleh ada lagi anak yang tidak mampu membaca Al-Qur’an. Disinilah kewajiban kita bersama, termasuk pemerintah. Pelajaran membaca
Al-Qur’an sangat penting, terutama pada materi tajwid, sebagai landasan dasar agar siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Setelah siswa mengerti dan
bisa menerapkan cara membaca Al-qur’an dengan baik dan benar, maka siswa akan rajin untuk selalu membaca Al-Qur’an setiap hari.
Berdasarkan teori dan konsep yang telah diuraikan, bahwa bacaan Al-Qur’an memberi pengaruh dalam membentuk akhlakul karimah, maka setelah siswa membaca
dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik dan khusyu, ada perubahan tingkah laku dan kepribadian yang baik. Setelah siswa rajin membaca Al-Qur’an, menyenangi,
membiasakan dan mengulang-ngulangnya setiap saat, serta dilakukan secara istiqomah, maka siswa akan terbiasa bahkan dapat memahami isi kandungan Al-Qur’an yang pada
akhirnya dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Hipotesis