Pengertian Pengawasan Teori Pengawasan

Pengawasan atas pelaksanaan APBD dilakukan oleh DPRD, hanya yang harus diingat adalah pengawasan ini bukanlah pemeriksaan yang memiliki untuk menghukum lembaga eksekutif tetapi pengawasan yang lebih mengarah untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam APBD. 34 Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap bukan hanya pada tahap evaluasi saja. Pengawasan yang dilakukan oleh dewan dimulai pada saat penyusunan APBD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD dan pertanggungjawaban APBD. 35 Pengawasan terhadap APBD penting dilakukan untuk memastikan 1 alokasi anggaran sesuai dengan prioritas daerah dan diajukan untuk kesejahteraan masyarakat, 2 menjaga agar penggunaan APBD ekonomis, efisien dan efektif dan 3 menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar dapat dipertanggungjawabkan atau dengan kata lain bahwa anggaran telah dikelola secara transparan dan akuntabel untuk meminimalkan terjadinya kebocoran. Untuk dapat melaksanakan pengawasan terhadap APBD anggota dewan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang anggaran mulai dari mekanisme penyusunan anggaran sampai kepada pelaksanaannya. 34 Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, cet. II, Jakarta: Gramedia Widiasarna Indonesia, 2007, h. 208. 35 Mardiasmo, Pengawasan, Pengendalian, dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001, h. 206.

D. Otonomi dan Otonomi Daerah

1. Pengertian Otonomi dan Otonomi Daerah Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwasanya otonomi adalah pemerintahan sendiri. 36 Istilah otonomi atau “autonomy” secara etimologis berasal dari kata yunani “autos” yang berarti sendiri dan “nomous” yang berarti hukum atau peraturan. 37 Secara luas otonomi adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 38 Koesoemahatmadja berpendapat bahwa menurut perkembangan sejarah di Indonesia, otonomi selain mengandung arti perun-dangan regeling juga mengandung arti pemerintahan bestuur. Otonomi adalah hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri tanpa adanya campur tangan dan intervensi pihak lain. 39 Otonomi diartikan sebagai kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan 36 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia, 2008, h. 992. 37 Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara DPRD dan Kepala Daerah, h. 127. 38 Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintahan Daerah, Tangerang: PT. Pustaka Mandiri, 2010, cet. Pertama, h.1. 39 Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, cet. III, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001, h. 31.