Perencanaan Pembangunan Partisipatif Kerangka Teori

32 terselenggaranaya kemudahan dalam melakukan aktivitas bagi masyarakat dan cenderung bersifat tidak statis. Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung disebutkan pada Bab I ayat 1 bahwa Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas danatau di dalam tanah danatau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus. Sedangkan pada ayat 13 dijelaskan bahwa prasarana dan sarana bangunan gedung adalah fasilitas kelengkapan di dalam dan di luar bangunan gedung yang mendudkung pemenuhan terselenggaranaya fungsi bangunan gedung. Gedung adalah salah satu fasilitas yang bersifat fisik demi menunjang aktivitas masyarakat agar kesejahteraannya meningkat

I.5.3. Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Perencanaan berasal dari kata rencana, yang berarti rancangan atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan. Pada dasarnya perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki Ginanjar Kartasasmita, 1994. Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan beberapa komponen penting, yakni tujuan; apa yang hendak dicapai, kegiatan; kegiatan untuk merealisasikan tujuan, dan waktu; kapan bilamana kegiatan tersebut hendak dilakukan. Apa yang direncanakan tentu saja merupakan tindakan-tindakan di masa depan untuk masa depan. Universitas Sumatera Utara 33 Secara sederhana pembangunan sering diartikan suatu upaya untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik. Karena perubahan yang dimaksud adalah menuju arah peningkatan dari keadaan semula, tidak jarang pula ada yang mengasumsikan bahwa pembangunan adalah juga pertumbuhan. Seiring dengan perkembangannya hingga saat ini belum ditemukan adanya suatu kesepakatan yang dapat menolak asumsi tersebut. Akan tetapi untuk dapat membedakan keduanya tanpa harus memisahkan secara tegas maka pembangunan dapat diartikan suatu perubahan. Mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang. Sedangkan pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan Siagian, 1991. Dengan demikian perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan aktivitas kemasyarakatan. Baik yang bersifat fisik material maupun nonfisik mental dan spritual dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik. Dari kajian literatur tentang partisipasi masyarakat di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa konsep partisipasi di interpretasikan secara luas, seperti yang disampaikan Cohen dan Uphoff 1997, bahwa: “Partisipasi dapat dilihat dari berbagai pandangan perspective. Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan dan dalam Universitas Sumatera Utara 34 mengimplementasikan program, serta menikmati keuntungan-keuntungan dari program terseut. Keterlibatan masyarakat dalam mengevaluasi program, suatu proses aktif, dimana rakyat dari suatu komuniti mengambil inisiatif dan menyatakan dengan tegas otonomi mereka”. Menurut FAO seperti yang dikutip Mikkelsen 1999 : 64, berbagai penafsiran yang berbeda dan sangat beragam mengenai arti kata tentang partisipasi yaitu: 1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan. 2. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. 3. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh imformasi mengenai konteks lokal dan dampak sosial. 4. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. 5. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka. Menurut Oakley 1991 : 14, berpendapat bahwa “partisipasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada Universitas Sumatera Utara 35 perwujudan kesejahteraan rakyat tidak akan terwujud, karena masyarakatlah yang lebih tahu akan kebutuhannya dan cara mengatasi permasalahan pembangunan yang terjadi dalam masyarakat”

1.6 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial. Singarimbun, 1995:33 Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan yaitu: 1. Peningkatan Partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan. 2. Partisipasi Masyarakat adalah Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk memberikan kesempatan dan wewenang yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara bersama-sama memecahkan berbagai persoalan. 3. Perencanaan partisipatif adalah proses dialog antara masyarakat, pemerintah dan berbagai stakeholder secara lintas sektoral dan lintas pelaku dalam suatu wadah forum musyawarah pembangunan untuk merumuskan visi, misi, arah kebijakan dan program yang berbasis pada prioritas pengembangan potensi dan pemecahan prioritas permasalahan. Universitas Sumatera Utara