Integrasi Interferensi dan Integrasi

Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess. 2007 USU e-Repository©2009 digunakan berasal dari bahasa Jawa dan dialek Jakarta. Bentuk baku adalah tertabrak, terjebak, terlalu kecil, dan terlalu mahal. Penggunaan serpihan kata, frase, dan klausa di dalam kalimat dapat juga dianggap sebagai interferensi pada tingkat kalimat. Contoh : - Mereka akan married bulan depan. - Pimpinan kelompok itu selalu mengatakan education is necessary for life pimpinan kelompok itu selalu mengatakan, bahwa pendidikan adalah perlu dalam kehidupan. Dilihat dari segi “kemurnian bahasa” interferensi pada tingkat apa pun fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan “penyakit”, sebab “merusak” sistem bahasa Indonesia.

1.5.3.2 Integrasi

Mackey dalam Chaer dan Agustina, 1995:128 menjelaskan bahwa integrasi adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dianggap sudah menjadi warga bahasa tersebut. Tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau pungutan. Penerimaan unsur bahasa lain dalam bahasa tertentu sampai menjadi berstatus integrasi memerlukan waktu dan tahap yang relatif panjang. Pada mulanya seorang penutur suatu bahasa menggunakan unsur bahasa lain itu dalam tuturannya sebagai bahasa pinjaman karena terasa diperlukan, misalnya, karena dalam B1-nya unsur tersebut belum ada padanannya sudah ada tetapi dia tidak mengetahuinya. Apabila kemudian unsur asing yang digunakan itu bisa diterima dan digunakan juga oleh orang lain, maka unsur tersebut merupakan unsur yang sudah berintegrasi. Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess. 2007 USU e-Repository©2009 Misalnya: Kata Inggris research pada tahun 60-an sampai tahun 70-an digunakan sebagai unsur yang belum berintegrasi. Ucapan dan ejaannya masih menurut bahasa aslinya. Tetapi kemudian ucapan dan ejaannya mengalami penyesuaian, sehingga ditulis riset. Maka, sejak itu kata riset tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman, melainkan sudah menjadi kosakata bahasa Indonesia, atau kosakata bahasa Inggris yang telah berintegrasi ke dalam bahasa Indonesia. Proses penerimaan unsur bahasa asing, khususnya kosakata, di dalam bahasa Indonesia dilakukan secara audial dan visual. Audial, artinya mula-mula penutur Indonesia mendengar butir-butir leksikal yang dituturkan oleh penutur aslinya, lalu mencoba menggunakannya. Apa yang terdengar oleh telinga, itulah yang diujarkan, lalu dituliskan. Oleh karena itu, kosakata yang diterima secara audial seringkali menampakkan ciri ketidakteraturan bila dibandingkan dengan kosakata aslinya. Contoh : - klonyo berasal dari eau de cologne - dongkrak berasal dari dome kracht - persekot berasal dari voorschot - sopir berasal dari chauffeur - pelopor berasal dari voorloper. Visual artinya penyerapan itu dilakukan melalui bentuk tulisan dalam bahasa lainnya, lalu bentuk tulisan itu disesuaikan menurut aturan yang terdapat dalam bentuk kebahasaan. Misalnya: - system menjadi sistem - phonem menjadi fonem Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess. 2007 USU e-Repository©2009 - standard menjadi standar - standardization menjadi standardisasi - hierarchy menjadi hierarki Penyerapan unsur asing dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia bukan hanya melalui penyerapan kata asing itu yang disertai dengan penyesuaian lafal dan ejaan, tetapi banyak juga dilakukan dengan cara penerjemah langsung dan dengan cara penerjemah konsep. Penerjemah langsung, artinya kosakata itu dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya: - airport menjadi bandar udara - paardekracht menjadi tenaga kuda - balance budget menjadi anggaran berimbang. Penerjemahan konsep artinya, kosakata asing itu diteliti baik-baik konsepnya lalu dicarikan kosakata bahasa Indonesia yang konsepnya dekat dengan kosakata asing tersebut. Misalnya: - begroting post menjadi mata anggaran - network menjadi jaringan - brother in law menjadi ipar laki-laki - medication menjadi pengobatan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode sangat berpengaruh dalam perkembangan bahasa Indonesia. Pengaruh yang ditimbulkan campur kode tersebut ada yang bersifat positif dan negatif. Hal ini, dapat dilihat dalam interferensi sebagai penyimpangan bersifat negatif karena merusak bahasa Indonesia, dan integrasi Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess. 2007 USU e-Repository©2009 bersifat positif, karena dapat menambah perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia seperti yang sudah diuraikan di atas. Mayerni Siterpu. Campur kode dalam majalah aneka yess. 2007 USU e-Repository©2009

BAB II CAMPUR KODE DALAM MAJALAH ANEKA YESS

2.1 Bentuk-Bentuk Campur Kode 2.1.1 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Kata Dalam penelitian ini, sebuah kata dari bahasa lain menyisip ke dalam bahasa inti, yaitu bahasa Indonesia. Jenis kata yang ditemukan dalam majalah Aneka Yess, yaitu kata benda nomina, kata kerja verba, dan kata sifat adjektiva,. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini:

1. Kata Benda atau Nomina.

Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian Hasan Alwi, 2003 :213. Kata benda atau nomina yang berasal dari bahasa Inggris banyak terdapat dalam majalah Aneka Yess. Kata benda yang terdapat dalam majalah Aneka Yess tersebut dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu: a. Kata benda atau nomina yang menyatakan sapaan Contoh: 5 Semua kalimatnya diakhiri dengan kata “darling” atau “honey”. hlm.81, edisi 26 Des 2006- 8 Jan 2007. 6 Kuda juga terampil dalam bercinta. Ia kerap dijuluki “playboy” atau “playgirl”, mungkin dikarenakan adanya beberapa di antara warga ini yang menganut pola pikiran “Bila tidak dapat berdampingan dengan orang yang dicintai, mengapa tidak mencintai orang yang ada di depan mata?”. hlm. 21, edisi 5-18 Februari 2007.