PROYEK PLTN SEMENANJUNG MURIA PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG NUKLIR

kepercayaan masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai pembangkit listrik menjadi rendah. Chernobyl kota kecil di Ukraine memiliki reactor nuklir Unit-4 jenis RBMK-1000 yang mengalami kecelakaan pada 26 April 1986 dini hari. Kecelakaan ini menelan korban 31 orang meninggal, 200 orang luka-luka dan sekitar 135 ribu orang pada zone 30 km di sekeliling reaktor dievakuasi, dan sebagian hingga kini belum diperkenankan kembali. Kontaminasi radioaktif tingkat rendah terbawa angin ke daerah yang lebih luas di Uni Sovyet dan Eropa. Sehari sebelumnya, reactor ini sebenarnya sedang dipadamkan shutdown dalam rangka perawatan rutin maintenance. Pada waktu yang sama operator bermaksud menguji prosedur keselamatan reaktor. Uji keselamatan ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah turbin generator yang melambat masih menghasilkan daya yang cukup untuk menjalankan pompa pendingin sampai generator diesel darurat dihidupkan. Untuk itu, rencananya reaktor akan dioperasikan pada tingkat daya 30 dari daya maksimalnya, tetapi kelewatan sehingga turun sampai 10 . Untuk menaikkannya kembali sampai tingkat daya 30 operator melakukan kesalahan kritis dengan menarik batang kendali, akibatnya uap pun bertambah. Pertambahan uap yang tidak terkendali menyebabkan pertambahan daya yang tidak dapat dikontrol. Reaktor jenis ini diketahui memiliki tingkat daya yang rendah. Dari pengalaman kecelakaan di Chernobyl ini, yang dikenal sebagai kecelakaan paling besar, masyarakat menilai bahwa keberadaan PLTN adalah membahayakan masyarakat oleh karena radiasinya yang sangat besar dan bertahan lama. Memang setelah dilakukan penyelidikan terhadap reactor nuklir di Chernobyl beberapa factor penyebabnya adalah berupa cacat desain, yaitu tidak stabilnya operasi pada tingkat daya rendah.

5. PROYEK PLTN SEMENANJUNG MURIA

Kekhawatiran akibat deficit tenaga listrik terutama di Jawa-Bali pada tahun 2015, pemerintah telah berulangkali mengkaji dan meneliti meliputi sisi ekonomi, social, teknologi dan lingkungan Terlepas dari kontroversi keberadaan PLTN, Indonesia mesti siap beralih untuk mulai melangsungkan pembangunan pembangkit tenaga listrik dengan sumber energi non-konvensional atau energi terbarukan yaitu: solar sel, panas bumi, angin, biomassa, gelombang laut, dan energi nuklir. Rencananya pembangunan PLTN berlokasi di Muria, dekat Jepara dan Madura. PLTN yang akan dibangun di Madura berkapasitas sebesar 1000 MW, yang akan diawasi oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir Bapeten terutama mengenai regulasi, perundang-undangan, dan tenaga ahlinya. Rencana pembanguan PLTN Muria I ini sebenarnya sudah sejak tahun 1986 karena ada masalah psikologis tidak bisa dilakukan. Timbangen Sembiring : Kemungkinan Dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir PLTN di Indonesia, 2008 USU e-Repository 2008 6 Kemudian pada tahun 1996 juga sudah dilakukan studi dan direncanakan dibangun tahun 1997 yang kemudian terjadi krisis sehingga ditunda. Pada tahun 2001 juga akan dibangun namun tahun 2002 kembali terhenti. Banyak pihak terutama penggiat lingkungan hidup meragukan kemampuan tenaga pengelola dan teknisi bila PLTN jadi dibangun di Indonesia. Sebenarnya, Badan Tenaga Atom Nasional Batan telah lama mengoperasikan tiga reactor nuklir yaitu di Serpong 30 MW, Bandung menghasilkan 2 MW dan dibangun tahun 1964 dan Jogyakarta 100 MW. Adapun jenis reactor yang dipakai adalah berbasis teknologi pressurized water reactor PWR. Teknologi reactor tipe PWR ini memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dan telah lama digunakan di berbagai Negara seperti Jepang, Amerika, Korea dan Negara Eropah. Sebenarnya ada tipe lain, yaitu BWR boiling water reactor dan PHWR pressurize heavy water reactor.

6. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG NUKLIR

Kata nuklir bagi sebagian besar masyarakat Indonesia mengandung pengertian yang mengerikan menakutkan terutama bagi orang-orang yang masih mengalami zaman perang kemerdekaan. Hal ini dapat dimengerti bahwa dampak dari reaksi nuklir telah dirasakan dan diketahui dari peristiwa dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada tahun 1945. Korban yang ditimbulkannya pun tidak sedikit yang akhirnya Jepang menyerah terhadap Negara Sekutu. Padahal, pemakaian nuklir telah lama digunakan di rumah-rumah sakit untuk pengobatan pasien yang menderita tumor kanker. Pemakaian radiasi nuklir di sini memang menggunakan dosis yang rendah dalam batas ambang dan terkendali digunakan pada jangka-jangka tertentu. Di samping itu Badan Tenaga Atom Nasional BATAN telah lama menerapkan teknologi nuklir dalam pembuatan benih-benih padi unggul. Dengan bergulirnya rencana pemerintah membangun PLTN, berbagai tanggapan dan komentar yang bernada menentang khususnya di sekitar rencana lokasi dan beberapa lembaga swadaya masyarakat yang peduli lingkungan tentu menolak keras. Aksi penolakan ini menghiasi di hampir semua media massa Indonesia, demonstrasi ke kantor-kantor pemerintah serta lobi-lobi dari para ulama. Beberapa alasan penolakan mereka adalah antara lain trauma radiasi nuklir bila terjadi kecelakaan, dan minimnya pemehaman tentang sifat-sifat radiasi nuklir. Mereka hanya melihat dari dampak negatifnya saja. Selain itu, mereka juga was-was dengan sumber daya manusia Indonesia yang akan menangani PLTN tersebut. Watak koruptif yang masih merajalela di hampir semua birokrasi juga menimbulkan tanda tanya besar bagi mereka. Namun, banyak juga masyarakat mendukung akan pembangunan proyek PLTN tersebut. Timbangen Sembiring : Kemungkinan Dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir PLTN di Indonesia, 2008 USU e-Repository 2008 7 Untuk mengantisipasi gerakan anti nuklir ini menjadi lebih luas, pemerintah perlu melakukan beberapa langkah antara lain: 1. Memberikan pemahaman kepada seluruh elemen masyarakat mengenai karakteristik radiasi nuklir, manfaat dalam pemenuhan kebutuhan energi dan muderatnya bagi masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui secara benar keberadaan PLTN. 2. Meluruskan pernyataan-pernyataan yang bertolak belakang dengan kenyataan mengenai nuklir unuk tujuan damai nuclear for peace. Bagi yang anti nuklir akan selalu memberikan propaganda kepada masyarakat akan dampak negative nuklir, dan bukan dari sisi positifnya. 3. Menjelaskan kepada masyarakat mengenai perbandingan sumber-sumber pembangkit listrik yang selama ini dipakai dan dampaknya kepada lingkungan hidup, pemanasan global dan menipisnya cadangan-cadangan tersebut. 4. Pemerintah selaku pengelola proyek hendaknya menangani pembangunan PLTN ini secara terbuka, bersih dari praktek-prakte koruptif dan professional. Jangan sekali-kali proyek PLTN ini dikerjakan dengan setengah hati sebagaimana pengerjaan proyek-proyek lainnya yang selalu berujung kepada tindakan koruptif. Sosialisasi akan langkah-langkah di atas akan jauh lebih efektif bila dilakukan pada berbagai media massa seperti surat kabar, televise, radio, pamlet-pamflet dan lain sebagainya.

7, KESIMPULAN