43
7. Kompetensi
Kompetensi menurut PBNSP Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi adalah
kemampuan kerja setiap individu sesuai dengan standard yang telah ditetapkan dimana kemampuan kerja tersebut mencakup tiga aspek,
yaitu: aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Pernyataan pengertian kompetensi tersebut selaras dengan pengertian kompetensi
yang berkembang di Indonesia terutama pada lingkup pendidikan dan pelatihan, yaitu: “…kemampuan untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaan, dilandasi oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan” Wowo Sunaryo Kuswana, 2013:64. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut,
kompetensi dapat diartikan kemampuan kerja yang dimiliki seseorang dalam melakukan pekerjaannya sesuai standard yang ada dengan
disertai aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Menurut Lyle M. Spencer dan Signe M. Spencer mengenai
kompetensi, yaitu: “…is an underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion-referenced effective andor
superior performance in a job or situation” Lyle M. Spencer dan Signe M.
Spencer, 1993:9. Dalam pernyataan kompetensi menurut Lyle M. Spencer dan Signe M. Spencer terdapat tiga hal yang menjadi pokok
dalam kompetensi. Ketiga hal pokok dalam kompetensi tersebut adalah underlying characteristic, causally related dan criterion-referenced.
Underlying characteristic merupakan karakteristik utama atau yang mendasari setiap individu sehingga berbeda antar satu individu
44 dengan yang lainnya. Dari underlying characteristic setiap individu,
dengan mengetahui kompetensi seseorang dalam pekerjaannya dapat diprediksi perilaku dan pengetahuan seseorang tersebut pada situasi dan
pekerjaan tertentu. Prediksi perilaku dan pengetahuan dapat dilakukan karena underlying characteristic mengindikasikan arah berperilaku dan
berfikir seseorang serta dapat bertahan lama pada periode waktu tertentu. Pernyataan mengenai underlying characteristic tersebut sesuai
menurut Lyle M. Spencer dan Signe M. Spencer mengenai kompetensi dari sisi underlying characteristic dimana dapat mengindikasikan, yaitu:
“…ways of behaving and thinking, generalizing across situations, and enduring for a reasonably long period of time” Lyle M. Spencer dan Signe
M. Spencer, 1993:9. Selain underlying characteristic, dalam kompetensi menurut
Lyle M. Spencer dan Signe M. Spencer terdapat causally related. Causally related yang dimaksud mengartikan kompetensi selain dapat
memprediksi perilaku dan pengetahuan seseorang dimana kalimat tersebut bermakna prediksi dilakukan untuk menyatakan apa yang dapat
dilakukan seseorang dan bukan apa yang akan dilakukannya, kompetensi juga dapat memprediksi kinerja seseorang. Pernyataan kompetensi juga
dapat memprediksi kinerja berhubungan dengan keterampilan seseorang. Pernyataan mengenai causally related tersebut sesuai menurut Lyle M.
Spencer dan Signe M. Spencer mengenai kompetensi dari sisi causally related, yaitu: “…a competency causes or predicts behavior and
performance” Lyle M. Spencer dan Signe M. Spencer, 1993:9.
45 Dalam kompetensi menurut Lyle M. Spencer dan Signe M.
Spencer terdapat
criterion-referenced. Criterion-referenced
yang dimaksud mengartikan kompetensi secara nyata memprediksi seberapa
baik maupun buruknya suatu kegiatan yang dilakukan seseorang terhadap suatu standard yang ada. Kompetensi yang berada pada batas
minimal standard disebut effective dan yang melebihi standard yang ditetapkan disebut superior performance. Pernyataan mengenai criterion-
referenced tersebut sesuai menurut Lyle M. Spencer dan Signe M. Spencer mengenai kompetensi dari sisi criterion-referenced, yaitu: “…the
competency actually predicts who does something well or poorly, as measured on a specific criterion or standard” Lyle M. Spencer dan Signe
M. Spencer, 1993:9. Dengan demikian, berdasarkan
berbagai definisi dan
pernyataan di atas dapat disimpulkan kompetensi adalah kemampuan kerja yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan pekerjaannya sesuai
standard yang ada dengan disertai aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Kompetensi dapat mengindikasikan arah berperilaku dan
berfikir seseorang serta dapat memprediksi kinerja seseorang, seberapa baik maupun buruknya suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
terhadap suatu standard yang ada. Seseorang yang melakukan pekerjaannya dengan tidak menyertakan atau dilandasi dengan aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tidak dapat disebut memiliki kompetensi terkait dengan pekerjaannya, hal ini dikarenakan ketiga aspek
tersebut secara kesatuan membentuk kompetensi.
46
8. Uji Kompetensi