commit to user 28
beban gaji, operating profit margin, return on assets, total assets turnover, net fixed assets, rata-rata umur aktiva tetap, total debt to total assets, longterm
debt to total assets, dan equity to total assets. Hasil penelitian ini adalah bahwa model laba merupakan model yang lebih baik daripada model arus kas
dalam memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. Andreev 2006 melakukan penelitian tentang prediksi financial
distress pada spanish companies dengan menggunakan sampel 606 perusahaan yang dikategorikan distressed companies dan 1.075 perusahaan
yang dikategorikan sehat dengan menggunakan model logit. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas dan profitabilitas
berpengaruh signifikan dalam prediksi financial distress perusahaan. Machfoedz 1994 dalam Purwanti 2005 menguji manfaat rasio keuangan
dalam memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang. Ditemukan bahwa rasio keuangan yang digunakan dalam model bermanfaat untuk
memprediksi laba satu tahun ke depan, namun tidak bermanfaat untuk memprediksi lebih dari satu tahun. Hasil penelitian oleh Widarjo 2008
menunjukkan bahwa rasio likuiditas aktiva lancar-persediaanhutang lancar dan rasio profitabilitas laba bersihtotal aktiva adalah rasio yang signifikan
dalam menentukan financial distress perusahaan.
2.2.1 Pengaruh variabel employees EMP terhadap prediksi
kebangkrutan keuangan pada perusahaan retail.
Jumlah karyawan diharapkan menjadi prediktor signifikan dari kebangkrutan.
Penelitian Hilston
2013 menemukan
bahwa
commit to user 29
perusahaan-perusahaan kecil dengan karyawan lebih sedikit maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk mengalami kegagalan
keuangan.
H1 : Variabel employees EMP berpengaruh negatif terhadap prediksi
kebangkrutan keuangan pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.2.2 Pengaruh variabel return on assets ROA terhadap prediksi
kebangkrutan keuangan pada perusahaan retail.
Return on assets ROA disertakan sebagai ukuran profitabilitas perusahaan, dan diasumsikan bahwa perusahaan yang kurang
menguntungkan lebih mungkin untuk mengalami kegagalan bangkrut. Return on assets ROA atau disebut juga rentabilitas ekonomi ialah
laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase
Riyanto, 2001. Oleh karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu
perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang
bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Riyadi 2006 menyatakan ROA adalah rasio profitabilitas yang
menunjukan perbandingan antara laba sebelum pajak, dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan asset
yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Menurut Santoso 1996,
commit to user 30
ROA merupakan salah satu dari rasio utama untuk mengukur risiko efisiensi. Semakin tinggi ROA maka semakin rendah probabilitas bank
mengalami kebangkrutan. Dan Christanty 2010 menemukan bahwa rasio ini memiliki hubungan negatif terhadap kemungkinan kondisi
kesulitan keuangan suatu perusahaan. Menurut Christanty 2010 jika semakin kecil rasio ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan
yang diprediksi mengalami kesulitan keuangan akan benar-benar mengalami kondisi tersebut.
H2 : Variabel return on assets ROA berpengaruh negatif terhadap
prediksi kebangkrutan keuangan pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.2.3 Pengaruh variabel cash flow margin CFM terhadap prediksi